Ditemukan 197441 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 17-10-2016 — Putus : 09-11-2016 — Upload : 23-02-2017
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0205/Pdt.G/2016/PA.Pw
Tanggal 9 Nopember 2016 — penggugt tergugat
3922
  • clit) dale gl gag ildagW de) ate sil lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qavead al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lad teil LEY og mel dd) SI yArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 21-10-2020 — Putus : 11-11-2020 — Upload : 12-11-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 2165/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 11 Nopember 2020 — Penggugat melawan Tergugat
103
  • berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusPutusan nomor 2165/Pdt.G/2020/PA.Tbn, halaman 8 dari 11 halamanmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    penderitaan, merupakan alternatif pemecahan masalah gunamenghilangkan kemafsadatan;Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam dapat dirumuskan dengankalimat * 's2>s = +="""= (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat
    ;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, Seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk dirukunkan, namun tetap tidak berhasil.Kondisi rumah tangga
Register : 03-03-2020 — Putus : 18-03-2020 — Upload : 18-03-2020
Putusan PA ARSO Nomor 24/Pdt.G/2020/PA.Ars
Tanggal 18 Maret 2020 — Penggugat melawan Tergugat
336
  • ilyHalaman 8 dari 11, Putusan Nomor 24/Pdt.G/2020/PA.ArsArtinya : "Dan jika isteri sudah sangat membenci (tidak senang) kepadasuaminya, maka Hakim dapat menjatuhkan talak si suamidengan talak satu".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,jika salah satu pihak telah menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannyauntuk bercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasanuntuk tidak mempertahankan ikatan perkawinan tersebut, jika tetapdipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    yang lebih besar bagikeduanya, sebagaimana Hakim sependapat dan mengambil alih sebagaipertimbangan Teori Hukum Islam dalam kitab Al Qawa'id Al Fighiyyah LiSyekh Muhammad Halim Al 'Utsaimin pada halaman 2 yang berbunyisebagai berikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangantersebut di atas, maka secara yuridis bahwa peristiwa hukum tersebutadalah sebagaimana
Register : 11-01-2017 — Putus : 13-02-2017 — Upload : 18-04-2019
Putusan PA PANGKAL PINANG Nomor 0002/Pdt.P/2017/PA.Pkp
Tanggal 13 Februari 2017 — Pemohon melawan Termohon
137
  • No. 0002/Pdt.P/2017/PA.PkpMenimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai danpara orang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara keduacalon mempelai telah sedemikian akrabnya, bahkan calon mempelai wanitatelah hamil 7 bulan dan telah dikuatkan dengan bukti (P.6) dan kehendak untukmelangsungkan pernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orang tuamengkhawatirkan akan terjadi mudharat lebih besar apabila pernikahan merekatidak segera dilaksanakan;Menimbang, berdasarkan
    Qaidah fighiyah sebagai berikut :Apabila dua kerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipeliharayang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringandaripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur akan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan paraorang tua, apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebihbesar lagi dimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepadadosa lebih besar lagi, apa lagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalautidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat tidak hanya kepada keduabelah pihak, tapi juga kepada anak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketikaia lahir tanpa ayah, akan merasakan dampak psikologis berkepanjangan ;Menimbang, bahwa orang tua
Register : 14-02-2018 — Putus : 01-03-2018 — Upload : 10-04-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0027/Pdt.P/2018/PA.TDN
Tanggal 1 Maret 2018 — Pemohon melawan Termohon
131
  • alasan bahwa anak Pemohon (calonmempelai lakilaki) belum mencapai usia 19 tahun sebagaimana surat PenolakanPernikahan (P.1);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai dan paraorang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga calon mempelai wanita telah hamildan telah dikuatkan dengan bukti (P.4) dan kehendak untuk melangsungkanpernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkanakan terjadi mudharat
    lebin besar apabila pernikahan mereka tidak segeradilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah fighiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dicegah yang lebih berat mudharatnyadengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih di bawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagi dimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, di mana nantinya ketika ia lahir tanoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing
Register : 07-10-2020 — Putus : 04-11-2020 — Upload : 04-11-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 2060/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 4 Nopember 2020 — Penggugat melawan Tergugat
93
  • olehkeluarga, akan tetapi tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    merupakan alternatif pemecahan masalah gunamenghilangkan kemafsadatan;Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam dapat dirumuskan dengan. ous La le > ; a cael 11kalimat Fae rai(mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat
    ;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak bolen memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk dirukunkan, namun tetap tidak berhasil.Kondisi rumah tangga
Register : 30-09-2020 — Putus : 21-10-2020 — Upload : 21-10-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 2013/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 21 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
1010
  • olehkeluarga, akan tetapi tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    penderitaan, merupakan alternatif pemecahan masalah gunamenghilangkan kemafsadatan;Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam dapat dirumuskan denganladle as cl ie ol (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)kalimat ~~mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat
    ;Putusan nomor 2013/Pdt.G/2020/PA.Tbn, halaman 9 dari 12 halamanMenimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak bolen memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk
Register : 28-02-2020 — Putus : 15-07-2020 — Upload : 15-07-2020
Putusan PA KAB MALANG Nomor 1689/Pdt.G/2020/PA.Kab.Mlg
Tanggal 15 Juli 2020 — Penggugat melawan Tergugat
125
  • PUTUSANNomor 1689/Pdt.G/2020/PA.Kab.Mlg4 tal eal= +kalimat (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat yang ditanggung lebih besar daripada maslahatyang diperoleh, maka memutuskan ikatan perkawinan akan diperoleh
    mempertahankan perkawinan;Menimbang bahwa relevant dengan perkara ini, dapat diambil sebuahtuntunan dari Hadits Nabi SAW., yang diriwayatkan oleh Imam Malikmenegaskan :dele il abd GS og di ope Go oy ye Wy ypArtinya : Tidak boleh memudharatkan dan dimudharatkan, barangsiapa yangmemudharatkan maka Allah akan memudharatkannya dan siapa sajayang menyusahkan maka Allah akan menyusahkannya;Menimbang bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat
Register : 17-01-2013 — Putus : 29-05-2013 — Upload : 20-12-2013
Putusan PA SIDOARJO Nomor 291/Pdt.G/2013/PA Sda
Tanggal 29 Mei 2013 — 'PENGGUGAT' dan 'TERGUGAT'
50
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk bercerai dengan pihaklainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidak mempertahankan ikatan perkawinantersebut, karena itu Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga penggugat dengantergugat telah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah sangat sulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    USiArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini, maka jalan10keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antarapenggugat dan tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga sepertiitu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih
    besar (mudharat) terutama kepadapara pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, makapengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat telahterbukti berdasarkan dan atau tidak melawan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor Tahun 1974 juncto.
Register : 17-06-2021 — Putus : 08-07-2021 — Upload : 19-07-2021
Putusan PA WONOSARI Nomor 143/Pdt.P/2021/PA.Wno
Tanggal 8 Juli 2021 — Pemohon melawan Termohon
1233
  • memenuhi ketentuan Pasal 6,Pasal 8 s/d 11 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, serta ketentuan Pasal 39s/d 44 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa Hakim sependapat dan mengambil alin sebagaipendapat Hakim terhadap kaidah ushul figh dalam kitab Asybah WanNazhairhalamani28 yang berbunyi :arbaosh boyic as JI Je pL Yl 9 faiArtinya :"Pemerintah mengurus rakyatnya sesuai dengan kemaslahatan "Menimbang, bahwa syarat usia minimal untuk menikah yang ditentukanoleh UndangUndang adalah demi mencegah potensi mudharat
    Sedangkan di satu sisi, tidak memberi dispensasi dalam kasuskasus tertentu akan pula menimbulkan mudharat berupa terbukanya pintuperzinahan, hamil di luar nikah, meningkatnya angka pernikahan bawah tangan,yang justru bisa memporak poranda tatanan sosial masyarakat sehinggamenimbulkan mudharat yang lebih besar dan lebih asasi.
    Oleh karenanya,Halaman 11 dari 13 halaman Penetapan Nomor 143/Pdt.P/2021/PA.Wnosebagaimana kasus posisi dalam perkara ini, menghindari mudharat yang lebihbesar, lebin utama meskipun dengan menempuh mudharat yang lebih kecil,sebagai mana kaidah fikih dalam alAsybah wa anNazha'ir oleh ImamJalaluddin AsSuyuthi (Beirut: Dar alKutub alIlmiyyah, 1983, hal. 87) yangdiambil alin sebagai pendapat Hakim berbuny/i:logasl ISKSL Ij po logolatl eg) Yliauic yolei IsArtinya: Apabila ada dua hal yang samasama mengandung
Register : 14-09-2020 — Putus : 27-10-2020 — Upload : 27-10-2020
Putusan PA BIMA Nomor 1427/Pdt.G/2020/PA.Bm
Tanggal 27 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
187
  • No. 1427/Pdt.G/2020/PA.Bmsangat sulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudharat yang lebih besar bagi kKeduanya, oleh karena ituyang Majelis Hakim mengambil alin pendapat sebagai pertimbangan atasTeori Hukum Islam dalam kitab Al Qawa'id Al Fiqhiyyah Li Syekh MuhammadHalim Al Utsaimin pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Leauil FY orp pall as OSArtinya: "bahaya (mudharat
    ) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan Teori Hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudlaratan yang lebih besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada
Register : 03-01-2019 — Putus : 22-01-2019 — Upload : 07-02-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 6/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 22 Januari 2019 — INSYIRA TINANGO binti MARWAN TINANGO(Penggugat) FAZRI BUHANG bin KASIM BUHANG(Tergugat)
2614
  • lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat yanglebih besar bagi keduanya
    G/2018/PA Bitgyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah
    perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan kembali, telah terpenuhi, oleh karena tujuanperkawinan
Register : 10-09-2020 — Putus : 06-10-2020 — Upload : 06-10-2020
Putusan PA BIMA Nomor 1408/Pdt.G/2020/PA.Bm
Tanggal 6 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
1510
  • No. 1408/Pdt.G/2020/PA.Bmsuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat yanglebih besar bagi keduanya, oleh karena itu yang Majelis Hakim mengambil alihpendapat sebagai pertimbangan atas Teori Hukum Islam dalam kitab AlQawa'id Al Fighiyyah Li Syekh Muhammad Halim Al 'Utsaimin pada halaman 2yang berbunyi sebagai berikut:Leauil FY orp pall as OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat
    bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan Teori Hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudlaratan yang lebih besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Pemohon dan Termohon adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak yangberperkara, sehingga jalan
Register : 12-05-2020 — Putus : 03-06-2020 — Upload : 03-06-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 919/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 3 Juni 2020 — Penggugat melawan Tergugat
129
  • olehkeluarga, akan tetapi tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    merupakan alternatif pemecahan masalah gunamenghilangkan kemafsadatan;Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam dapat dirumuskan dengani ou laclle poy 2 cae haekalimat ae ai(mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat
    ;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk dirukunkan, namun tetap tidak berhasil.Kondisi rumah tangga
Register : 10-04-2019 — Putus : 09-05-2019 — Upload : 09-05-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0058/Pdt.P/2019/PA.TDN
Tanggal 9 Mei 2019 — Pemohon melawan Termohon
102
  • tahun 2006, perubahankesatu atas Undangundang Nomor 7 tahun 1989;Menimbang, bahwa Pemohon mengajukan permohonan dispensasi nikah untukanaknya yang bernama ANAK PEMOHON sehubungan anaknya tersebut hendakmelangsungkan pernikahan tetapi umurnya belum mencapai 19 tahun, sehinggaKantor Urusan Agama menolak untuk melaksanakannya, dengan alasan kurangumur sebagaimana dalam bukti (P.1) dan kehendak untuk melangsungkanpernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkanakan terjadi mudharat
    wanita telah hamildan telah dikuatkan dengan bukti (P.5)Menimbang, bahwa permohonan Pemohon tersebut sesuai dengan ketentuanpasal 7 ayat (2) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 sehingga dapat diterima untukdiperiksa lebih lanjut;Menimbang, berdasarkan Qaidah fiqhiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dicegah yang lebih berat mudharatnyadengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawah umurakan mendatangkan mudharat
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing
Register : 11-01-2021 — Putus : 25-01-2021 — Upload : 26-01-2021
Putusan PA MARISA Nomor 21/Pdt.G/2021/PA.Msa
Tanggal 25 Januari 2021 — Penggugat melawan Tergugat
125
  • No.21/Pdt.G/2021/PA.Msabercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, kKeduanya sudah sangat sulituntuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tangga keduanyasangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat yang lebih besar bagi keduanya, Oleh karena ituberdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al SyekhMuhammad Halim al Utsaimin yang oleh Majelis
    LF Y Op pall asl OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif
    yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 10-09-2020 — Putus : 24-09-2020 — Upload : 25-09-2020
Putusan PA MARISA Nomor 212/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 24 September 2020 — Penggugat melawan Tergugat
117
  • No.212/Pdt.G/2020/PA.Msasangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat yang lebih besar bagi keduanya, Oleh karena ituberdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al SyekhMuhammad Halim al 'Utsaimin yang oleh Majelis Hakim diambil alin sebagaipertimbangan pada halaman 2 (dua) yang berbunyi sebagai berikut:lors!
    LF Y Op pall asl OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif
    yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 06-01-2020 — Putus : 30-01-2020 — Upload : 21-02-2020
Putusan PA ARSO Nomor 2/Pdt.G/2020/PA.Ars
Tanggal 30 Januari 2020 — Penggugat melawan Tergugat
2418
  • yang berbunyi;aule glb lerg J arg jl acy pare aint lilyArtinya : "Dan jika isteri sudah sangat membenci (tidak senang) kepadasuaminya, maka Hakim dapat menjatuhkan talak si suami dengantalak satu.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, jikasalah satu pihak telah menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untukbercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    yang lebih besar bagi keduanya, sebagaimana Hakimsependapat dan mengambil alin sebagai pertimbangan Teori Hukum Islamdalam kitab Al Qawa'id Al Fightyyah Li Syekh Muhammad Halim Al 'Utsaiminpada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Halaman 9 dari 11, Putusan Nomor 2/Padt.G/2020/PA.ArsMenimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutdi atas, maka secara
Register : 13-08-2018 — Putus : 10-09-2018 — Upload : 24-07-2019
Putusan PA MANOKWARI Nomor 123/Pdt.G/2018/PA.Mw
Tanggal 10 September 2018 — Penggugat melawan Tergugat
329
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untukbercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, karena itu) Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga penggugat dengan tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanya sudah sangatsulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami Istri, Ssehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudharat
    OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar
    (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 18-11-2021 — Putus : 30-11-2021 — Upload : 30-11-2021
Putusan PA TILAMUTA Nomor 260/Pdt.G/2021/PA.Tlm
Tanggal 30 Nopember 2021 — Penggugat melawan Tergugat
4415
  • Hakim dapat menjatuhkan talak si Suamidengan talak satu.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tesebut di atas, jikasalah satu pihak telah menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untukbercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, keduanya sudah sangat sulituntuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tangga keduanyasangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    FY orp pall as OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Hal. 9 dari 12 Put.
    No.260/Pdt.G/2021/PA.TImMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian