Ditemukan 86456 data
6 — 5
atas;Menimbang, bahwa perceraian itu sedapat mungkin harus dihindari,namun apabila kondisi sebuah keluarga sudah sebagaimana yang diuraikandiatas, maka mempertahankannya adalah suatu usaha yang Siasia Saja danbahkan akan membawa mudharat yang lebih besar bagi kedua belah pihak,maka menurut Majelis Hakim untuk menghindarkan kedua belah pihak daripenderitaan batin yang berkepanjangan lebih baik keduanya dipisahkan denganperceraian yang baik, dalam hal ini majelis sependapat dengan Ahli HukumIslam Sayyid
7 — 4
dianggapguncang/tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi nasihat perdamaian danhubungan suami isteri sudah hilang (tanpa ruh) sebab dengan meneruskanperkawinan berarti menghukum salah satu isteri atau suami dalam penjara yangberkepanjangan, hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yangbertentangan dengan semangat keadilan;Menimbang. bahwa secara sosiologis pula, pbemaksaan rukun terhadapsuami isteri maka akan menjadikan semakin buruknya keadaan, hal ini sesuaidengan pendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid
6 — 0
bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelishakim berpendapat perkawinan Penggugat dan Tergugat sudah tidak dapatdipertahankan lagi , karena apabila tetap dipertahankan tidak akan dapatmewujudkan tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 3 Kompilasi Hukum Islam danAl Quran surat Ar rum ayat 21, yang timbul justru kemadlorotan dankesengsaraan berkepanjangan bagi kedua belah pihak, hal ini sesuai denganpendapat lonu Sina yang dikutip oleh Sayyid
6 — 0
PA.Sda.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
8 — 0
Tergugat.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alih danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
16 — 11
norma hukum dan normanorma lainnya yang hidupdi tengah masyarakat, Oleh karenanya, secara filosofis perceraian menjadisolusi terakhir yang dipandang cukup adil bagi masingmasing pihak denganharapan dapat melanjutkan hidupnya dengan lebih baik sebagaimana firmanAllah SWT dalam Q.S AnNisa ayat 130:aisw po WS al (x peu YlArtinya: Jika keduanya berceral, niscaya Allah akan memberikankecukupan masingmasing dari usahanya;Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapatpakar hukum Islam Sayyid
14 — 13
AnNisa ayat 130:aisw po US all (x Spat VlyArtinya: Jika keduanya berceral, niscaya Allah akan memberikankecukupan masingmasing dari usahanya;Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapatpakar hukum Islam Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh asSunnah juz Ilhalaman 290 yang kemudian diambil alin menjadi pendapat Majelis sebagaiberikut:azo Gly Y loo SILI YISg To WI SLC gl dag UI aie Wold! sod lees cui Islsasl ail gill login Cod!
16 — 6
Pas.Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengambil alin pendapat ImamMalik sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kitabnya Figh Sunnah Jilid sebagai berikut:(Guay Y Las SIAN) GISy Gg 5M Cal yte) ol Ang 5 Atay call! cl Lal gos ccd 18AGily Ale Lgl Lagin Cai! Ge ndalll jac 5 Legttiel Gus Spinal!
8 — 0
Padt.G/2020/PA.Sda.penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagi kedua belah pihak adalahperceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri Sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
5 — 0
guncang/tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi nasihat perdamaian danhubungan suami isteri sudah hilang (tanpa ruh) sebab dengan meneruskan perkawinanberarti menghukum salah satu isteri atau suami dalam penjara yang berkepanjangan,hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yang bertentangan dengan semangatkeadilan;Menimbang bahwa secara sosiologis pula, pemaksaan rukun terhadap suamiisterl maka akan menjadikan semakin buruknya keadaan, hal ini sesuai denganpendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid
8 — 0
Tergugat.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bemanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapjera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alih danmenjadikan pertinbangan sendiri, pendapat Sayyid
9 — 2
Undang Nomor 1Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas,majelis hakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudahtidak ada harapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabilaperkawinan mereka dipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimanadimaksud dalam pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidakdapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, hal inisesuai dengan pendapat lonu Sina yang dikutip oleh Sayyid
10 — 4
norma hukum dan normanorma lainnya yang hidupdi tengah masyarakat, Oleh karenanya, secara filosofis perceraian menjadisolusi terakhir yang dipandang cukup adil bagi masingmasing pihak denganharapan dapat melanjutkan hidupnya dengan lebih baik sebagaimana firmanAllah SWT dalam Q.S AnNisa ayat 130:aisw po US all (x Spat VlyArtinya: Jika keduanya berceral, niscaya Allah akan memberikankecukupan masingmasing dari usahanya;Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapatpakar hukum Islam Sayyid
9 — 7
BjrMenimbang, bahwa perceraian itu sedapat mungkin harus dihindari,namun apabila kondisi sebuah keluarga sudah sebagaimana yang diuraikandiatas, maka mempertahankannya adalah suatu usaha yang Ssiasia Saja danbahkan akan membawa mudharat yang lebih besar bagi kedua belah pihak,maka menurut Majelis Hakim untuk menghindarkan kedua belah pihak daripenderitaan batin yang berkepanjangan lebih baik keduanya dipisahkan denganperceraian yang baik, dalam hal ini majelis sependapat dengan Ahli HukumIslam Sayyid
10 — 7
istrinyadengan talak satu,Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 bulan 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat lbnu Sina yangHal. 9 dari 12 hal Put.No. xxxx/Pdt.G.2017/PA.Podikutip olen Sayyid
16 — 11
mewujudkankeluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah sebagaimana dikehendakiUndangUndang Perkawinan maupun Kompifasi Hukum Islam, namun kondisirumah tangga Penggugat dan Tergugat justru sebaliknya telah lari dari prinsipprinsip tersebut diatas, oleh karenanya Pengadilan berpendapat bahwaperceraian adalah jalan terbaik untuk mengakhiri sengketa rumah tangga yangberkepanjangan dan menghindari timbulnya mudharat yang lebih besar lagi bagikedua betah pihak, hal lain sejalan dengan pendapat ulama (Sayyid
6 — 1
2) UndangUndang Nomor 1 Tahun1974 Tentang Perkawinan jo. pasal 19 Huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975 jo. pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanyagugatan Penggugat patut dikabulkan dengan verstek;Menimbang, bahwa talak yang akan dijatuhkan dalam perkara ini adalahtalak yang dijatuhkan Pengadilan Agama yang merupakan salah satu macamdari talak bain shughra sebagaimana ketentuan pasal 119 ayat (2) KompilasiHukum Islam, dan sesuai pula dengan pendapat ahli hukum Islam Sayyid
9 — 1
Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah diubah dengan UndangUndang Nomor 16 Tahun 2019 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yangdikutip oleh Sayyid
7 — 2
Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum IslamMenimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat lbnu Sina yangdikutip oleh Sayyid
14 — 1
Tergugat.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allan SWT, namun dalamkeadaan suami istri Sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid