Ditemukan 86456 data
11 — 0
tangga yang sudahdemikian keadaannya, kemungkinan kemudaratannya akan lebih besar kepada keduabelah pihak daripada manfaatannya dan hal itu harus dihindari, sebagaimanadimaksudkan dalam kaidah usul fikih:Artinya : Menghindari kemudaratan lebih diutamakan, untuk mendapatkan yang lebihmaslahat.Dan dengan dasar itu pula Majelis menilai bahwa perceraian adalah merupakan solusiterbaik dan maslahat bagi Penggugat dan Tergugat.Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapat ahlihukum Islam Sayyid
14 — 3
Kalaupun dipertahankan justru akan menimbulkanberatnya penderitaan dan mudlarat kedua belah pihak, oleh karena itu penyelesaianyang dipandang adil adalah perceraian, sesuai dengan pendapat ulama dalam kitabAsybah wan Nazha'ir hal 68 yang berbunyi :Artinya : Tidak boleh saling menimbulkan mudharat;7kitab Fighus Sunnah karangan Sayyid Sabiq, juz II, halaman 248, yang berbunyi :gl puro Wl aw wolJl sob Igoe. aii Slsplo> azo Sly loo SIX ols ico! SLiclTMoVl YS wold!
9 — 0
Tergugat.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
12 — 0
sehingga antara Penggugat dan Tergugat tidak adaharapan dapat hidup rukun kembali dalam rumah tangganya, Penggugat danTergugat tidak dapat lagi mewujudkan tujuan perkawinan dan tidak mungkinlagi akan tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddahwarahmah, sebagaimana yang maksud oleh Pasal 1 Undangundang Nomor 1Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa majelis hakim perlu mengemukakan pendapatulama figh, lonu Sina dalam kitab AsySifa yang dikutip Sayyid
9 — 0
Pasal 2 dan 3Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untuk rukunkembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan maka tujuanperkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai denganpendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kita Fiqhus
15 — 1
Tergugat.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
7 — 0
sudahdemikian keadaannya, kemungkinan kemudaratannya akan lebih besar kepada keduabelah pihak daripada manfaatannya dan hal itu harus dihindari, sebagaimanadimaksudkan dalam kaidah usul fikih:Artinya : Menghindari kemudaratan lebih diutamakan, untuk mendapatkan yang lebihmaslahat.Menimbang bahwa berdasarkan fakta di atas, Majelis menilai bahwaperceraianmerupakan solusi terbaik dan maslahat bagi Penggugat dan Tergugat.Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapat ahlihukum Islam Sayyid
9 — 0
Pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untukrukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan makatujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, halini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabigq dalam kita FiqhusSunnah
10 — 0
Putusan No 0055/Pdt.G/2018/PA.SdaMenimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allan SWT, namun dalamkeadaan suami istri Sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid Sabig dalam Kitab FigihSunnah Juz Il halaman 248 ;@Ubsy clsyh ol85
10 — 0
Undang Nomor Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untukrukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan makatujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, halini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid
18 — 4
tidakada harapan untuk hidup rukun tersebut masuk dalam kategori telah benarbenar pecah (broken marriage) dan meskipun telah diupayakan penasehatanPenggugat tetap bersikeras untuk bercerai, maka telah cukup alasan bagiPenggugat untuk melakukan perceraian serta telah sesuai dengan alasanperceraian sebagaimana tercantum dalam Pasal 19 huruf (f) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan pendapatUlama Figh Sayyid
21 — 2
Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa alasan tersebut juga sesuai dengan pendapathukum Sayyid Sabiq dalam Kitab Figih Sunnah Juz II halaman 248 yangdisepakati dan diambil alih menjadi pendapat Majelis Hakim sebagai berikut:sIVI OlSg co JI SL icl gl ausg I ain (wolall soJ llgss aii IlaLogins TMoMI YS nolall jats logliol yu dpusll pla aro Gl.Artinya : Jika dalil Penggugat terbukti di depan persidangan baik dengan buktiyang diajukan oleh istri atau pengakuan suami, dan konflik rumah
10 — 0
Pasal 2 dan 3Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untuk rukunkembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan maka tujuanperkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal UndangUndang Nomor Tahun 1974tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai denganpendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kita Fighus Sunnah
22 — 2
tidakada harapan untuk hidup rukun tersebut masuk dalam kategori telah benarbenar pecah (broken marriage) dan meskipun telah diupayakan penasehatanPenggugat tetap bersikeras untuk bercerai, maka telah cukup alasan bagiPenggugat untuk melakukan perceraian serta telah sesuai dengan alasanperceraian sebagaimana tercantum dalam Pasal 19 huruf (f) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan pendapatUlama Figh Sayyid
11 — 6
Pasal116 huruf (a) dan (f) Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa disamping itu alasan tersebut telahsesuai dengan pendapat Pakar Hukum Islam Sayyid Sabiq yangterdapat dalam Kitab Fiqh Sunnah Juz II halaman 248 yangdiambil alih menjadi pertimbangan Majelis Hakim yang berbunyibg Lo 4 sls 2 syho INjoz oSly IW 4 a Ijg aa Igle ban 1A daslls gl I slaw oraSa Sgl bo) 1 bd Vz igo lancy IVso lls I gc> Ll Igo Io:DLO asp a agli lls oxGia =eArtinya: Jika tuduhan didepan Pengadilan terbukti denganketerangan istri
14 — 7
Pasal 116 huruf (f) Kompilasi HukumIslam;Menimbang, bahwa dengan tidak hadirnya Tergugat dipersidangantanpa alasan yang sah, maka dianggap bahwa Tergugat tidak membantah/mengakui dalildalil yang diajukan olen Penggugat;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan pendapatImam Malik sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kitabnya FiqhSunnah Jilid Il halaman 290 yang diambil alin sebagai pendapat MajelisHakim sebagai berikut :SII QlSg .to.l GLicl gl az Jl diy ola!
10 — 0
kembali untukmembina rumah tangga bersama, sehingga Gugatan Penggugat telahmemenuhi maksud penjelasan pasal Pasal 39 ayat (2) huruf f UndangUndangRI Nomor 1 Tahun 1974 jis Pasal 19 Huruf f Peraturan Pemerintah RI Nomor 9Tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, dengan demikianGugatan Penggugat untuk bercerai dari Tergugat cukup beralasan dan tidakmelawan hukum;Menimbang bahwa dalam perkara ini relevan dengan dalil syar'i dalamKitab Figih Sunnah Juz Il halaman 248, yang disusun oleh Sayyid
46 — 5
tidak ada harapan untuk hidup' rukun tersebut masukdalam kategori telah benar benar pecah (broken marriage)dan meskipun telah diupayakan penasehatan Penggugat tetapbersikeras untuk bercerai, maka telah cukup alasan bagiPenggugat untuk melakukan perceraian serta telah sesuaidengan alasan perceraian sebagaimana tercantum dalam pasal19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jopasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu= mengetengahkanpendapat Ulama Fiqh Sayyid
18 — 9
Pasal 116 huruf (f) Kompilasi HukumIslam;Menimbang, bahwa dengan tidak hadirnya Tergugat dipersidangantanopa alasan yang sah, maka dianggap bahwa Tergugat tidak membantah/mengakui dalildalil yang diajukan oleh Penggugat;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan pendapat ImamMalik sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabig dalam kitabnya Figh Sunnah Jilidll halaman 290 yang diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim sebagaiberikut :Axa Slay Y Los sll GIS 9 ey jl) Cal tie!
9 — 0
UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yangdikutip oleh Sayyid