Ditemukan 525 data
16 — 9
adalah lebin utama dari pada mengharap suatukemaslahatan.Menimbang, bahwa sungguh perceraian itu menimbulkan madlarat, akantetap membiarkan kehidupan rumah tangga yang diliputi oleh suasana kebenciandan tidak saling memperdulikan serta masingmasing pihak tidak melaksanakankewajiban sebagai suami isteri justru menimbulkan madlarat yang lebih besar, olehkarenanya maka harus dipilih, mana diantara keduanya yang tingkat kemadlaratan(resiko) lebih ringan, Sesuai dengan qaidah fiqghiyyah yang berbunyi :lagas
40 — 1
Ll =lagas VIS 5L lj pe lagalas ist95 oUiines go 718s 3Artinya: Apabila berhadapan dua mafsadah dihindari mafsadah yang palingbesar kemudratannya dengan melakukan yang lebih ringanmafsadahnya.
56 — 21
bahwa jika tetap mempertahankan perkawinan Penggugat danTergugat akan dapat menimbulkan mafsadah bagi kedua pihak, sedangkanperceraian juga bisa menghilangkan kemaslahatan dan sekaligus juga mafsadahbagi kedua pihak dan keluarga Penggugat dan Tergugat, namun oleh karenaberhadapan dua mafsadah maka harus dipilih dengan melakukan mafsadah yanglebih ringan akibatnya, hal ini sesuai dengan kaidah figh dalam Kitab Ashbah waannazair karya Imam AsySyuyuti, halaman 161 yang berbunyi:wt < 2 T. of z PLL < <lagas
57 — 3
dipertimbangkan di atas tidak lagi mungkin untukmewujudkan tujuan perkawinan sehingga mempertahankan rumah tanggaPemohon dan Termohon justru akan menimbulkan mafsadah bagi kedua pihak,sedangkan perceraian juga menghilangkan kemaslahatan yang tentu jugamafsadah bagi kedua pihak dan keluarga Pemohon dan Termohon , namunoleh karena berhadapan dua mafsadah maka harus dipilih dengan melakukanmafsadah yang lebih ringan akibatnya, hal ini sesuai dengan qaedah figh yangberbunyi:IGGL Ij bgsbel oco3 ylsmas gosle 15 lagas
13 — 1
adalah lebih utama dari pada mengharap suatukemaslahatan.Menimbang, bahwa sungguh perceraian itu menimbulkan madlarat, akantetapi membiarkan kehidupan rumah tangga yang diliputi oleh suasana kebenciandan tidak saling memperdulikan serta masingmasing pihak tidak melaksanakankewajiban sebagai suami isteri justru menimbulkan madlarat yang lebih besar, olehkarenanya maka harus dipilih, mana diantara keduanya yang tingkat kemadlaratan(resiko) lebih ringan, Sesuai dengan qaidah fighiyyah yang berbunyi :lagas
10 — 0
. & <lagaS CIG5L lize egal! e935 yliiies Gola 5artinya: Apabila berhadapan dua mafsadah dihindari mafsadah yang palingbesar kemudratannya dengan melakukan yang lebih ringanmafsadahnya.
16 — 4
:lagas Lad ol po pole IsArtinya : Apabila ada dua hal yang samasama mengandung madlarat(resiko), maka hendaknya dipilih salah satu yang tingkatkemadlaratannya lebih ringanMenimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelisberkesimpulan bahwa keadaan rumah tangga pemohon dan termohon telahpecah yang tidak dapat dirukunkan lagi dengan demikian permohonanPemohon telah mempunyai cukup alasan dan telah terbukti serta memenuhipasal 39 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 tahun 1974 jo.
7 — 0
penganiayaan yang bertentangan dengansemangat keadilan; Putusan Cerai Gugat, nomor: 1574/Pdt.G/2014/ Halaman 12 dari 16PA.TA Menimbang, bahwa secara sosiologis pula, pemaksaan rukun terhadapsuami isteri, akan menjadikan semakin buruknya keadaan, apalagi nyatanyataantara Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal bersama, hal inisesuai dengan pendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kitaFiqghus Sunnah juz halaman 208 yang berbunyi sebagai berikut:oss baal sates y (GOL cl) pel pt) obj Lagas
36 — 7
lagas 5Artinya: Apabila dua mafsadah bertentangan, maka perhatikan mana yanglebih besar manfaatnya dengan mengenakan yang lebih ringanmudlaratnya;Mengingat Firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surat Al Bagarah Ayat227 yang berbuny!
15 — 10
ada harapan lagi untukmempertahankannya;Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim mengemukakan sebuahdalil syari berupa Hadis Nabi Muhammad Saw yang berbunyi sebagai berikut:diye Vg jpyo YArtinya: Janganiah kamu berbuat mudarat (kerusakan) dan jangan pula kamusampai dimudarati (dicelakai);Menimbang, bahwa Majelis juga mengemukakan dalil syari yang lain,berupa kaedah fighiyah yang terdapat dalam kitab alAsybah wa anNazhairyang selanjutnya diambil alin sebagai pendapat Majelis sebagai berikut:Is Lagas
16 — 5
Oleh karenanya Majelis berpendapat bahwamempertahankan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yangsedemikian rupa akan lebih besar mafsadat (kerusakannya) bila dibandingkandengan membubarkan perkawinannya dan perceraian merupakan salah satujalan keluar dari kKemelut rumah tangga Penggugat dan Tergugat, sebagaimanakaidah ushul fikin dalam kitab Asybah wan Naazair hal 161:Lagas IGGL jpe lagabtl oeo3 ylsmuds Gols 15)Artinya: jika terdapat dua mafsadat (kerusakan) yang saling kontradiksi, makadiupayakan
13 — 0
653 ylimas Gols lagas! SSLArtinya: Apabila berhadapan dua mafsadah dihindari mafsadah yang palingbesar kemudratannya dengan melakukan yang lebih ringanmafsadahnya.
39 — 8
. < <lagas SISG5L Ijx legos!
10 — 7
pada KUA yangberwenang;Menimbang, bahwa sesuai dengan maksud pasal tersebut dikaitkandengan apa yang telah dipertimbangkan di atas, maka Majelis berpendapatbahwa permohonan Penggugat sepanjang mengenai pengesahanpernikahannya dengan Tergugat telah terbukti beralasan hukum;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan pendapat ulamaIslam mengenal hal ini, seperti pendapat Imam Zakaria AlAnshari dalam KitabAsna AlMathalib yang menyatakan:56 bogs ce 192 alt obs 5IL esl ls5lae 15lagdslai, Sans 2 lagas
83 — 30
danTergugat akan dapat menimbulkan mafsadah bagi kedua pihak, sedangkanperceraian juga bisa menghilangkan kemaslahatan dan sekaligus juga mafsadahPutusan Nomor 124 Pdt.G/2020/PA.SdwHalaman 11 dari 15 halamanbagi kedua pihak dan keluarga Penggugat dan Tergugat, namun oleh karenaberhadapan dua mafsadah maka harus dipilin dengan melakukan mafsadah yanglebih ringan akibatnya, hal ini sesuai dengan kaidah fiqh dalam Kitab Ashbah waannazair karya Imam AsySyuyuti, halaman 161 yang berbunyi:at S = Ue 1. of a < <lagas
43 — 19
Hal inisejalan dengan goidah fighiyah yaitu :lagas!
13 — 9
sehingga sudah tidak mungkindapat didamaikan lagi dan antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan akanhidup rukun dalam rumah tangga;Menimbang, bahwa dari fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwaperkawinan Penggugat dan Tergugat telah pecah dan tidak mungkin dipertahankan lagikarena justru akan menimbulkan beratnya penderitaan dan mudlarat kedua belah pihak.Oleh karenanya harus dipilih salah satu yang madlaratnya lebih kecil (perceraian )sesuai dengan kaidah ushuliyah yang berbunyi :lagas
8 — 1
kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkanakan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, oleh karenanyasetelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akan adanya duakemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilai dengan lebihmengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil dari pada kemudharatan/mafsadatyang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyah yang menyatakan :lagas
21 — 2
adalah lebin utama dari pada mengharap suatukemaslahatan.Menimbang, bahwa sungguh perceraian itu menimbulkan madlarat, akantetap membiarkan kehidupan rumah tangga yang diliputi oleh suasana kebenciandan tidak saling memperdulikan serta masingmasing pihak tidak melaksanakankewajiban sebagai suami isteri justru menimbulkan madlarat yang lebih besar, olehkarenanya maka harus dipilih, mana diantara keduanya yang tingkat kemadlaratan(resiko) lebih ringan, Sesuai dengan qaidah fiqghiyyah yang berbunyi :lagas
35 — 0
Pasal 1 ayat (1) Undangundangnomor 1 tahun 1974, tidak lagi dapat terwujud, dengan demikian MajelisHakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudahdalam suasana yang tidak tentram, tidak terbina dengan baik, oleh karena ituuntuk menghindari madlorot yang lebih besar dalam hubungan keluarga,maka perceraian merupakan pilihan yang dianggap lebih ringan madlorotnya.Hal ini sejalan dengan goidah fighiyah yaitu :Lagas Jad Sl ye (a yjbes 1aArtinya : Apabila ada dua hal yang samaSsama