Serta dapat berakibatfatal bagi pemakai mulai dari gangguaan persepsi visual atau pengalihan,hilangnya koordinasi motorik sampai dengan kematiaan.Bahwa berdasarkan Hasil Laporan Pemeriksaan Laboratories KriminalistikNo. 213/NOF/2017, tanggal 09 Februari 2017 dengan kesimpulan barangbukti Nomor : BB505/2017/NOF berupa tablet warna kuning berlogo DMPsetelah dilakukan pemeriksaan secara laboratories kriminalistik Positifmengandung DEXTROMETHORPHAN yang termasuk dalam Daftar ObatKeras/ Daftar G.Perbuatan

pada pokoknya sebagai berikut:Bahwa, saksi kenal dengan Penggugat bernama Agung Warih Sanyoto danTergugat bernama Cici Intani Octha, mereka adalah suamis istri yang sudahberceral:Bahwa, saksi kenal dengan Tergugat, ia adalah guru di sekolah dari anakpertama Penggugat dan Tergugat;Bahwa, anak didik saksi nama Mouzazora Syamara Sanyoto (Perempuan,lahir pada tanggal 24 juli 2012) sekarang bersekolah TK;Bahwa, selama anak Tergugat di sekolah, anak berkembang dengan baik,berpretasi dan perkembangan motorik

mengaku kenal dengan Penggugat dan Tergugat karenasaksi adalah terapis di RAND (Rumah Anak Berkebutuhan KhususNanda Delisa di tempat anak Pemohon diterapi;Bahwa di RAND saksi bertugas di badian admin, namun seringmengajar bila ada guru tidak hadir;Bahwa kegiatan terapi di RAND meliputi perilaku, terapi wicara, terapiperkembangan, terapi okupasi (OT), terapi sosial, terapi visual danterapi diet ketat ;Bahwa terapi okupasi (OT) dilakkan karena VIOLA termasuk anakyang mempunyai keterlambatan dalam motorik

Walaupun korban dapat beraktifitas kembali namun korbanHalaman 21 dari 31 Putusan Nomor 184/Pid.Sus/2020/PN Ptimasih memperlihatkan gejala traumatic (kriteria diagnostic gangguan stresssesuai DSM IV yaitu respon takut yang nyata dan masih dibayangi traumatersebut, stimuli yang menyadarkan rekoleksi trauma berupa pikiran danperasaan, serta terdapat kegelisahan motorik. Pada saat tes informasiketika mengarah pada peristiwa seksual korban menunjukkan ekspresimenolak dan meminta pulang.

(tiga) kali kepada Anak Korbanyang selanjutnya dari perbuatan Terdakwa tersebut apakah dapat dikualifisirsebagai menempatkan, membiarkan, melibatkan, ataukah menyuruh melibatkanAnak dalam penyalahgunaan, serta produksi dan distribusi alkohol dan zatadiktif lainnya, Majelis Hakim menilai dari fakta yang terungkap di persidanganbahwa Anak Korban telah meminum minuman anggur kolesom cap orang tuayang mengandung alkohol sebanyak 3 (tiga) kali tenggak dan berefek AnakKorban mengalami gangguan sistem motorik

parah,Halaman 22 dari 35 halaman Putusan Nomor : 32/Pid.Sus/2019/PN KInsempat menjalani operasi pada bagian kepala, saat Terdakwa kesana yangbersangkutan sedang masa pemulihan pasca operasi dan belum bisadiajak komunikasi, Bahwa setelah Terdakwa kerumahnya yang kedua kalinya juga sempatbertemu ternyata kondisinya juga masih sakit, belum bisaberkomunikasi/bicara, juga belum bisa berjalan dan hanya memakai kursiroda, keterangan dari keluarganya bahwa yang bersangkutan mengalamiluka di bagian saraf motorik

Permendagri Nomor : 13 tahun 2006).Bahwa Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukannarkotika yang berkhasiat Psiko Aktif melalui pengaruh selektif pada susunansaraf pusat yang perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.Bahwa dampak menggunakan Psikotropika Golongan IV tanpa indikasi yangjelas atas resep Dokter dapat menyebabkan terjadinya mengantuk, letih,pusing, kepala terasa ringan, ataksia (gangguan dalam hal keseimbangan dangerak), lambat bereaksi, inkoordinasi motorik

Sedangkan Hexymermerupakan obat yang biasa digunakan untuk terapi/mengobati penyakitparkinson (gangguan sistem saraf) yang dapat berupa gangguangerak/motorik dan pada beberapa kasus dapat berupa gangguankejiwaan/mental.Bahwa prosedur penjualan obat keras atau obatobat tertentu dariPedagang Besar Farmasi (PBF) adalah sesuai dengan PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2017 tentang Perubahan KeduaAtas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VV/201 1tentang Pedagang Besar Farmasi menyebutkan

Padahal terdakwa sekarang dalam keadaansakit Hipertensi dan Stroke Non Hemorgaik dengan faktor resiko a.lgangguan pembuluh darah (Aggregasi trombosit, rendahnya Hb), obesitas,serta kelemahan motorik ekstremitas anggota gerak bagian kanan sebagaiakibat dari serangan stroke ulangan;Bahwa begitu juga pertimbangan Hukum Majelis Hakim Tinggi yangmenyatakan pada halaman 35 bahwa ternyata digunakannya dana SHTtersebut adalah dari inisiatif Terdakwa, bahwa pertimbangan Majelis HakimTinggi sangatlah keliru

sekali lagi Penggugattegaskan bahwa dalam gugatan a quo Penggugat menuntut Tergugat untukmemberikan Nafkah Anak dan Hadhonah terhadap anak kandung dariPenggugat dan Tergugat walaupun telah bercerai, bukan membahasmengenai harta gono gini maupun alasan bercerai antara Penggugat danTergugat;Bahwa telah secara tegas dalam jawaban, Tergugat mengakui bahwa anakPenggugat dan Tergugat yaitu ANAK, yang lahir pada Tanggal 22November 2005, adalah anak yang mengalami gangguan proses tumbuhkembang (gangguan motorik

Oleh karena itu dibutuhkan sejumlah dana atau biaya berupanafkah, terlebinh biaya kesehatan dan biaya pendidikan dan lainlain.Apalagi sebagaimana diketahui secara baik oleh Tergugat dan MajelisHakim anak dari Penggugat dan tergugat tersebut mengalami gangguanproses tumbuh kembang (gangguan motorik kasar dimana sampai usiahampir menginjak 12 tahun masih belum bisa berjalan) atau menurutistilahmedis mengalami Ceretal Palsi (CP) atau kelumpuhan otak;Bahwa selanjutnya dalam persidangan Gugatan a quo,

Kondisi fisik yang saat ini dialami oleh Penggugatmerupakan efek samping dari melemahnya syarafsyaraf motorik Penggugat,namun tidak mempengaruhi kemampuan berpikir Penggugat.8. Bahwa pada awalnya kesepakatan untuk pembagian harta bersamaadalah 1 rumah (tanah dan bangunan) yang terletak di JI.

Berdasarkan laporan pemeriksaan psikologisP2TP2A Kabupaten Pasaman Barat No. 03/P2TP2A/Pasbar/2016 tanggal suratDesember 2016, Saksi Korban mengalami Retardasi Mental Sangat Berat yangmemerlukan pengawasan yang terus menerus, karena yang bersangkutan sangatterbatas dalam keterampilan komunikasi dan motorik, maka Majelis Hakimmemandang cukup tepat dan adil apabila kepada Terdakwa dijatuhi pidana sepertiyang akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini;Menimbang, bahwa oleh karena pada diri Terdakwa

menjadi akta dibawah tangan yangmenyebabkan kehilangan fungsinya sebagai alat bukti yang sempurnadan dimaksud dalam peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasionalnomor 1 tahun 2006 pasal 28 (4) a,b,d,g,l,serta pasal 1320 KUH PerdataBahwa dalam persetujuan suami Pelawan I dimana ada cap jempolnyasebagai tanda menyetujui adanya AJB no 9/2010 tersebut, maka hal initidak dibenarkan menurut peraturan perundangan yang berlaku,dikarenakan kondisi suami Pelawan menderita stroke ( sakit permanenpada syaraf motorik

Tergugat ingin mengujasai' sendiri anaktersebut;Bahwa akibat Penggugat tidak dapat menemuianaknya tersebut sejak Tahun 2005 , Penggugatmengaiami tekanan batin, maka Tergugat telahmelanggar Undangundang Nomor : 23 Tahun 2002Tentang Perlindungan Anak dan merugikanPenggugat dari segi Perdata;Bahwa dari surat surat bukti yang ada telahditemukan kenyataan, bahwa Tergugat tidakmemiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendirisecara fisik karena penyakit Strok, yang telahmengakibatkan fungsi fungsi organ motorik

Mengingat saat ini anakTergugat dan Penggugat dalam masa perawatan khusus atas penyakit gangguansyaraf motorik yang dideritanya yang mengharuskan Tergugat dan Penggugatmenjaga kestabilan mental dan emosional anak. Apabila perceraian ini terjadi,dikhawatirkan akan berdampak besar pada penyakit yang diderita anak Tergugatdan Penggugat.

Pemeriksaan fisik : GCS: E2 (respon mata) M5 (respon motorik) V2 (respon verbal)9. Terdapat luka memar ukuran 5 cm pada derah pelipis kanandan luka lecet di tulang selangka kiri, memar daerah pinggang kiri.d. Penemuan Klinis : Laboratorium : Hb : 15,6 leukosit : 24.900 trombosit : 388.000. Radiolog! : dilakukan. Fotocevival : dilakukan. USG Abdomen: tidak dilakukan.e.

Pemeriksaan fisik : GCS: E2 (respon mata) M5 (respon motorik) V2 (respon verbal)9. Terdapat luka memar ukuran 5 cm pada derah pelipis kanandan luka lecet di tulang selangka kiri, memar daerah pinggang kiri.k. Penemuan Klinis : Laboratorium : Hb : 15,6 leukosit : 24.900 trombosit : 388.000. Radiolog! : dilakukan. Fotocevival : dilakukan. USG Abdomen: tidak dilakukan.Diagnosa utama : Suspek intracranial hemhorage diagnosis banding stroke nonhemogarik.m. Kondisi saat pulang : Meninggal.n.

Pemeriksaan fisik : GCS : E2 (respon mata) M5 (respon motorik) V2(respon verbal) 9. Terdapat luka memar ukuran 5 cm pada derah pelipiskanan dan luka lecet di tulang selangka kiri, memar daerahpinggang kiri.d. Penemuan klinis : Laboratorium : Hb : 15,6 leukosit : 24.900 trombosit :388.000. Radiologi : dilakukan. Fotocevival : dilakukan. USG Abdomen: tidak dilakukan.e. Diagnosa utama :Halaman 84 dari 143 Putusan Nomor 21/Pid.B/2021/PN Bul2.

bersangkutan mengkonsumsi Narkotika tersebut.Bahwa selain zat jenis Methamphetamine (Shabushabu),ada zat lain yang ditemukan atau terkandung pada urineTerdakwa yaitu zat jenis Amphetamine yang mana zatAmphetamine tersebut sama dengan zatMethamphetamine yaitu termasuk zat Narkotika yang adadi Shabushabu.Bahwa ciriciri orang yang telah mengkonsumsi Narkotikajenis Methamphetamine (Shabushabu) adalah geraktubuhnya Hiper aktif dan apabila dikonsumsi dengan terusmenerus akibatnya dapat kecanduan, merusak otot motorik

Saksi TIIl, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru,bertempat tinggal di JI Kelurahan Pasar Batang, Kecamatan Brebes,Kota Brebes, di bawah sumpahnya memberikan keterangan tentangkeadaan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sebagai berikut: Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat; Bahwa saksi adalah Guru TK Anak I; Bahwa Anak I senang tinggal bersama Penggugat; Bahwa Anak tumbuh kembang dengan baik secara fisik,kejiwaan dan pendidikannya, baik motorik, kognitif, bahasa, danfisiknya bagus

ssat Tergugat Rekonvensi keluar dari rumah dan anak lebih banyakbersama Penggugat Rekonvensi, Tergugat Rekonvensi tidak melihatadanya perkembangan yang baik dari tumbuh kembang anak daritergugat Rekonvensi dan Penggugat rekonvensi, sehingga pada bulanJanuari 2019 Tergugat Rekonvensi berinisiatif membawa anak yangberusia 3 tahun 7 bulan untuk menjalani terapi bicara dan okupasi,Halaman 14 dari 46 Putusan Nomor2180/Pdt.G/2018/PA.Smddimana memang anak belum bisa bicara dan perkembangan lainnyaseperti motorik

mencukupikebutuhan keluarga Termohon memang harus bekerja dari jam 07.30 wibSampai dengan jam 14.00 wib yang seharusnya setiap sore Termohon jugabekerja diklinik, akan tetapi mengingat keluarga Termohon, Cuma 2 (dua)kali dalam seminggu jadwal untuk keklinik.Jatuhnya anak bukan suatu kelalaian Termohon hingga menyebabkan lukadikarenakan ketidak sengajaan anak tersandung ketika berjalan dan sukaberlarian, usia anak waktu itu sudah berumur + 24 bulan yang padaumumnya seusia itu prilaku dan perkembangan motorik