Ditemukan 86456 data
12 — 3
Oleh karena itu Majelis Hakim akan menjatuhkan talak bainsughro sebagaimana pendapat Sayyid Sabiq dalam Kitab Figih Sunnah Juz Ilhalaman 248 yang diambil alih sebagai pendapat Majelis sebagai berikut :BEY lay) NS 5 xg Nal sel oi Aa g 5H Ais cll!
10 — 4
menghadap sebagai wakil/kuasanya sertaketidakhadirannya tanpa dengan suatu halangan yang sah, maka TergugatHal. 9 dari 12 halamanPutusan Nomor 213/Pdt.G/2017/PA.Pwlharus dinyatakan tidak hadir dan gugatan Penggugat dapat dikabulkan dengantanpa hadirnya Tergugat (verstek);Menimbang, bahwa berdasarkan kesimpulan Penggugat di depanpersidangan, yakni Penggugat berketetapan hati ingin bercerai dari Tergugatdan oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan sehingga denganmemperhatikan pendapat ahli figh (Syeikh Sayyid
11 — 4
Undang Undang Nomor1 Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yangdikutip oleh Sayyid
16 — 10
Sayyid Sabiq dalam kitabnyaFigh alSunnah yang untuk selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelisbahwa Apabila salah satu dari pasangan suamiisteri murtad dan tidak maukembali ke agama Islam, maka akadnya harus difasakh karena sebab tadi,yaitu murtaa;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diHal. 9 dari 11 Put.
7 — 0
Pasal 2 dan 3Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untuk rukunkembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan maka tujuanperkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai denganpendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kita Fiqghus
12 — 6
karena mencari kesalahan salah satupihak dalam hal ini justru akan menimbulkan pengaruh tidak baik bagi keduabelah pihak di kemudian hari, Majelis Hakim hanya cukupmempertimbangkan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudahpecah dan tidak bisa dipertahankan lagi, sebagaimana YurisprudensiMahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 38/K/AG/1990;Hal 9 dari 12 hal putusan nomor 0116/Pdt.G/2016/Pa.BjrMenimbang, bahwa sejalan dengan ketentuan hukum, Majelis Hakimsependapat dengan Ahli Hukum Islam Sayyid
12 — 3
Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa dengan tidak hadirnya Tergugat dipersidangantanpa alasan yang sah, maka dianggap bahwa Tergugat tidak membantah /mengakui dalildalil yang diajukan oleh Penggugat;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan pendapat ImamMalik sebagaimana dikutip olen Sayyid Sabig dalam kitabnya Figh Sunnah JilidI halaman 290 yang diambil alin sebagai pendapat Majelis Hakim sebagaiberikut :sIuYl QlSg zo ul Slyicl gl arg VI dts oli!
9 — 1
Undang Nomor 1Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yangdikutip oleh Sayyid
12 — 3
Kalaupun dipertahankan justru akan menimbulkanberatnya penderitaan dan mudlarat kedua belah pihak, oleh karena itu penyelesaianyang dipandang adil adalah perceraian, sesuai dengan pendapat ulama dalam kitabAsybah wan Nazhair hal 68 yang berbunyi:Kitab Fighus Sunnah karangan Sayyid Sabiq, juz II, halaman 248, sebagai berikut:Artinya: Tidak boleh saling menimbulkan mudharat(eg SM Gl yield 4) Asay 5) iss Cacti calla yoo cui 13Joes Lagllicl Gu Beall alga dee Glay Les clad! OSsAu; dal gil Login CLS!
13 — 2
guncang/tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi nasihatperdamaian dan hubungan suami isteri sudah hilang (tanpa ruh) sebabdengan meneruskan perkawinan berarti menghukum salah satu isteri atausuami dalam penjara yang berkepanjangan, hal tersebut adalah suatu bentukpenganiayaan yang bertentangan dengan semangat keadilan;Menimbang. bahwa secara sosiologis pula, pemaksaan rukunterhadap suami isteri maka akan menjadikan semakin buruknya keadaan, halini Sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid
12 — 3
diharapkan untuk dapat hidup rukundalam sebuah rumah tangga yang bahagia, sehingga tujuan perkawinan terbuktitidak dapat terwujud;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah suatu perbuatan yangsedapat mungkin dihindari, namum apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapatterwujud, maka mempertahankan perkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebutdi atas justru akan menimbulkan kemudharatan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alihpendapat Imam Malik seperti dikutip Sayyid
14 — 7
Pasal 116 huruf (f) Kompilasi HukumIslam;Menimbang, bahwa dengan tidak hadirnya Tergugat dipersidangantanpa alasan yang sah, maka dianggap bahwa Tergugat tidak membantah/mengakui dalildalil yang diajukan oleh Penggugat;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan pendapat ImamMalik sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabig dalam kitabnya Fiqh Sunnah JilidIl halaman 290 yang diambil alin sebagai pendapat Majelis Hakim sebagaiberikut :Sly Y Loo luYl ylSg :to Jl Biel gl azo UI diy oli!
11 — 0
tangga yang sudahdemikian keadaannya, kemungkinan kemudaratannya akan lebih besar kepada keduabelah pihak daripada manfaatannya dan hal itu harus dihindari, sebagaimanadimaksudkan dalam kaidah usul fikih:Artinya : Menghindari kemudaratan lebih diutamakan, untuk mendapatkan yang lebihmaslahat.Dan dengan dasar itu pula Majelis menilai bahwa perceraian adalah merupakan solusiterbaik dan maslahat bagi Penggugat dan Tergugat.Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapat ahlihukum Islam Sayyid
14 — 3
Kalaupun dipertahankan justru akan menimbulkanberatnya penderitaan dan mudlarat kedua belah pihak, oleh karena itu penyelesaianyang dipandang adil adalah perceraian, sesuai dengan pendapat ulama dalam kitabAsybah wan Nazha'ir hal 68 yang berbunyi :Artinya : Tidak boleh saling menimbulkan mudharat;7kitab Fighus Sunnah karangan Sayyid Sabiq, juz II, halaman 248, yang berbunyi :gl puro Wl aw wolJl sob Igoe. aii Slsplo> azo Sly loo SIX ols ico! SLiclTMoVl YS wold!
9 — 0
Tergugat.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
12 — 0
sehingga antara Penggugat dan Tergugat tidak adaharapan dapat hidup rukun kembali dalam rumah tangganya, Penggugat danTergugat tidak dapat lagi mewujudkan tujuan perkawinan dan tidak mungkinlagi akan tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddahwarahmah, sebagaimana yang maksud oleh Pasal 1 Undangundang Nomor 1Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa majelis hakim perlu mengemukakan pendapatulama figh, lonu Sina dalam kitab AsySifa yang dikutip Sayyid
9 — 0
Pasal 2 dan 3Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untuk rukunkembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan maka tujuanperkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai denganpendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kita Fiqhus
15 — 1
Tergugat.Dengan demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagikedua belah pihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allah SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
7 — 0
sudahdemikian keadaannya, kemungkinan kemudaratannya akan lebih besar kepada keduabelah pihak daripada manfaatannya dan hal itu harus dihindari, sebagaimanadimaksudkan dalam kaidah usul fikih:Artinya : Menghindari kemudaratan lebih diutamakan, untuk mendapatkan yang lebihmaslahat.Menimbang bahwa berdasarkan fakta di atas, Majelis menilai bahwaperceraianmerupakan solusi terbaik dan maslahat bagi Penggugat dan Tergugat.Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapat ahlihukum Islam Sayyid
9 — 0
Pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untukrukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan makatujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, halini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabigq dalam kita FiqhusSunnah