Putusan PN WONOSARI
38/Pdt.G.S/2024/PN Wno

Putusan PN WONOSARI Nomor 38/Pdt.G.S/2024/PN Wno
Tanggal 26 Agustus 2024 — Penggugat:
PT. BPR Bhumikarya Pala
Tergugat:
1.Tri Sulastinah
2.Saget Widodo
3.Bekti Nofitasari, SIP

Menimbang, bahwa setelah mencermati isi gugatan yang diajukan oleh Penggugat tertanggal 16 Agustus 2024yang pada pokoknya menguraikan bahwa untuk menjamin pelunasan kreditnya, Para Tergugat memberikan agunan berupa sebidang tanah pekarangan berikut bangunan dan segala sesuatu yang tumbuh diatasnya berupa SHM Nomor: 236 atas nama Saged Widodo, luas 187 M2 terletak di Wonosari, Gunungkidul dan asli sertipikat atas nama Saged Widodo (Tergugat II) disimpan di kantor Penggugat sampai dengan pinjaman lunas (vide posita nomor 3 dan 4) dan dihubungkan dengan bukti surat berupa Perjanjian Kredit Nomor: 00006196/021203062 tertanggal 1 November 2023, Pasal 4 ayat (2) yang menyebutkan bahwa Pihak kedua dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa jaminan sebagaimana disebutkan pada ayat (1) diatasnya sepenuhnyamerupakan milik Pihak Kedua, serta terbebas dari segala bentuk pembebanan hak, sita, dan atau sengketa, makaHakim berpendapat bahwa berdasarkan pemeriksaan pendahuluan terhadap perkara a quo, telah tenyata bahwa gugatan sederhana yang diajukan oleh Penggugat tidaklah sederhana dan memerlukan pembuktian lebih lanjut mengenai kepemilikan atas objek barang tidak bergerak yang dijadikan sebagai agunan kredit olehTergugat I. Hal ini mengingat dalam perjanjian kreditNomor: 00006196/021203062 tertanggal 1 November 2023, pemilik atasSHM Nomor: 236 atas nama Saged Widodo, luas 187 M2 terletak di Wonosari, Gunungkidul, yang dijadikan sebagai agunan kredit adalah milik Pihak Kedua yaitu TRI SULASTINAH (in casuTergugat I) sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 4 ayat (2) perjanjian kredit tersebut, sehingga dalam perjanjian kredit dimaksud kedudukan Tergugat I adalah sebagai Debitur sekaligus sebagai pemilik agunan kredit. Padahal sesuai dengan bukti surat berupa SHM Nomor 236/Desa Wonosari tercantum pemegang hak adalah Saged Widodo (in casuTergugat II) dan kedudukan hukum Tergugat II dalam perjanjian kredit adalah sebagai penjamin dan bukan sebagai Pihak Kedua, sehingga Hakim berpendapat bahwa yang dapat menyatakan bahwa agunan atau jaminan kredit tersebut adalah miliknya adalah Saudara Saged Widodo (Tergugat II yang bertindak selaku penjamin) dan bukan Tergugat I, namun dalam klausula perjanjian kredit Pasal 4 ayat (2) justru Tergugat I selaku Pihak Kedua yang menyatakan bahwa objek agunan tersebut merupakan miliknya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum diatas, Hakim berpendapat bahwa oleh karena terdapat sengketa hak yang perlu diselesaikan terlebih dahulu terkait dengan kepemilikan hak atas tanahSHM Nomor 236/Desa Wonosari tersebut, maka pembuktian dalam perkara a quo tidaklah sederhana dan harus terlebih dahulu diselesaikan melalui gugatan perdata;

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut diatas,Hakim berpendapat gugatan tersebut tidak termasuk dalam gugatan sederhana.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka hakim perlu mengeluarkan penetapan.

Mengingat, ketentuan Pasal 11 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelesaian Gugatan Perkara Sederhana.

MENETAPKAN:

1. Menyatakan gugatan Penggugat bukan gugatan sederhana;

2. Memerintahkan Panitera untuk mencoret perkara No. 38/Pdt.G.S/2024/PN Wno dalam register perkara; dan

3. Memerintahkan pengembalian sisa panjar biaya perkara kepada Penggugat.