Ditemukan 16363 data
MIFTAHUL JANNAH, SP., SH
Terdakwa:
ARIFIANSYAH als ARIF bin ARDIANSYAH
80 — 24
., masingmasing sebagai Hakim Anggota,yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga olehHakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dibantu olehAhmad Makasidik Tasrih, S.E., Panitera Pengganti pada Pengadilan NegeriBatulicin, serta dihadiri oleh Hanindyo Budidanarto, S.H.,M.H, Penuntut Umum,dan Terdakwa.Hakimhakim Anggota, Hakim Ketua,Andi Ahkam Jayadi, S.H., M.H.
Chahyan Uun Pryatna, S.H.Alvin Zakka Arifin Zeta, S.H.Panitera Pengganti,Ahmad Makasidik Tasrih, S.E.Halaman 12 dari 12 putusan pidana nomor 231/Pid.Sus/2019/PN Bin.
12 — 8
Mudahmudahan (sesudah itu)Allah SWT menyediakan bagi mereka pasangan lain dalam hidupnya,barangkali dengan pasangan baru itu diperoleh ketenangan dan kedamaian.Menimbang, bahwa hukum perceraian menurut Islam berkisar padahukum haram, wajib, Sunat, mubah dan makruh, dan dalam perkara iniperceraian menjadi diperbolehkan, dan oleh karena Imsak bil Ma'ruf tidakberhasil maka perceraian dianggap sebagai Tasrih bi Ihsan;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (2) PeraturanPemerintah Nomor 9
37 — 7
Rap.perceraian menjadi diperbolehkan, dan oleh karena Imsak bil Ma'ruf tidakberhasil maka perceraian dianggap sebagai Tasrih bi Ihsan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutMajelis Hakim menyimpulkan Tergugat telah meninggalkan Penggugat (Sesuaiketentuan undangundang) tanpa alasan yang jelas sehingga rumah tanggaantara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untuk dapat hiduprukun, dengan demikian alasan perceraian yang diajukan oleh Penggugattersebut telah memenuhi
44 — 15
ylArtinya : Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidak diperoleh diantarakeduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraianMenimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskan tallikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal iniperceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan dan hal ini relevan denganpendapat Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa yang dikutip Sayid Sabiq dalamKitabFiqhus sunnah juz II halaman 208 yang berbunyi :Uw Lleol cuasizg) 9IEII esl (glo pr oj Lagi
PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f) KompilasiHukumlslam ;Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti Sesuaidengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975sertaPasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaiansesuai dengan Pasal 82 ayat (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 junctoPasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandangsebagai tasrih
35 — 21
TASRIH,SE. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Batulicin serta dihadiri oleh AGUNGWBOWO, SH. sebagai Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Batulicin serta di hadapanterdakwa ;HAKIMHAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,ANDI AHKAM JAYADI, SH. FERDI, SH. DEVITA WSNU WARDHANI, SH.PANITERA PENGGANTI,A. M. TASRIH, SE. Hal. : 15 dari 15. Putusan Perkara Pidana Biasa Nomor : 412 / Pid.Sus / 2015 / PN Bin
53 — 24
harus bercerai, dan sebaliknya jugatermasuk perkosaan terhadap hukum dan moral, jika memaksakan suami isteriharus tetap hidup dalam rumah tangga, yang kehidupan antar pribadi tidak lagiterkoordinasi, dan hilangnya tujuan bersama dalam rumah tangga, sebagaimanayang diamanatkan dalam AlQuran, surat ArRum, ayat 21, dan Undangundang Nomor i 1 tahunMenimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut, Majelis HakimBanding berpendapat, perceraian di pandang lebih baik untuk menentukansekehidupan berikutnya Tasrih
23 — 17
TASRIH, SE. sebagai PaniteraPengganti Pengadilan Negeri Batulicin dan dihadiri olehDONAL DWI SISWANTO, SH. sebagai Jaksa Penuntut Umum padaKejaksaan Negeri Batulicin serta dihadapan terdakwa tanpadidampingi oleh Penasihat Hukumnya ; Hakim Anggota, Hakim Ketua,AGUNG SULISTIONO, SH. HERU KUNTJORO, SH., MH.HARRY GINANJAR, SH. Panitera Pengganti, A.M. TASRIH, SE.
17 — 1
berdasarkan ketentuanhukum perkawinan yang berlaku, oleh karena itu PermohonanCerai Talak yang Pemohon ajukan ke Pengadilan AgamaPontianak yang mewilayahi domisili Termohon ini, kiranyasangatberalasan proce ee ee ee eee eee ee ee 2 Bahwa, upaya Pemohon mengajukan Permohonan Cerai Talak inike Pengadilan Agama Pontianak, adalah wujud iktikadPemohon untuk memenuhi tuntunan Agama, yang menghendakiperceraian dilakukan pula dalam sebuah proses yangmemiliki kepastian hukum, dengan cara yang baik dan patut(tasrih
19 — 7
sebagai pendapat majelis yang berbuny/i:Artinya : Mencegah kerusakan/ kemudlaratan harus didahulukan daripada mengambil suatu manfaat;Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan doktrinhukum Islam yang artinya: Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidakdiperoleh diantara keduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraian;Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskan tallikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara yang dalam hal iniperceraian dipandang sebagai tasrih
24 — 8
sesungguhnya yanglebih baik adalah mengakhiri hubungan perkawinan antara dua orang suamiistri ini; Mudahmudahan (sesudah itu) Allah SWT menyediakan bagi merekapasangan lain dalam hidupnya, barangkali dengan pasangan baru itu diperolehketenangan dan kedamaian..Menimbang, bahwa hukum perceraian menurut Islam berkisar padahukum haram, wajib, sunat, mubah dan makruh, dan dalam perkara iniperceraian menjadi diperbolehkan, dan oleh karena Imsak bil Ma'ruf tidakberhasil maka perceraian dianggap sebagai Tasrih
24 — 16
Undangundang Nomor 16 tahun 2019 TentangPerkawinan serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedangkanusaha perdamaian sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1Tahun 2016 tentang Mediasi juncto Pasal 82 ayat (2) UndangUndang Nomor7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan Pasal 31 ayat (1) dan (2) sertaPasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 tentangpelaksanaan UndangUndang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinanternyata tidak berhasil, maka perceraian a quo dipandang sebagai tasrih
25 — 14
terlepas dari pertimbanganpertimbangan yuridistersebut di atas, secara psychologies mengumpulkan suami istri yang salahsatu di antara keduanya sudah tidak ingin lagi mempertahankan rumahtangganya yang disebabkan oleh halhal yang kecil atau sepele ataupun halhalyang besar, adalah tidak baik membiarkan hal yang demikian, bahkan akanbisa menimbulkan permusuhan yang berkepanjangan, karenanya dalamkeadaan yang demikian sebaiknya ikatan perkawinan kedua suamiistritersebut diceraikan dengan jalan yang baik (tasrih
15 — 5
Fotokopi Akta Nikah yang diterbitkan KUA Kecamatan Janapria KabupatenLombok Tengah Nomor : 315/25/V/2013 tertanggal 05 Mei 2013 yang telahdibubuhi meterai dan sesuai dengan aslinya diberi tanda (P.2);Menimbang, bahwa selain bukti surat di atas, pemohon juga menghadirkansaksisaksi sebagai berikut :Saksi pemohon : Rajul Wadi bin Tasrih, lahir di Sumbawa, 30 Desember 1987,agama Islam, pekerjaan Guru, tempat tinggal di Dusun Bugis Rt. 01 Rw. 01 DesaLabuhan Mapin, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa
Kutipan Akta Nikah (P.2) merupakan akta otentik yangberdaya bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti Pemohon dan Termohonbenar sebagai suami isteri sah sehingga telah terpenuhi /egal standing dalamperkara a quo;Menimbang, bahwa alat bukti tulis berupa Kartu Tanda Penduduk (P.1)merupakan akta otentik yang berdaya bukti sempurna dan mengikat memberi buktitentang identitas dan jati diri pemohon;Menimbang, bahwa selain bukti bukti surat, Pemohon juga telah mengajukansaksi yakni Rajul Wadi bin Tasrih
MUHAMAD HERIYANSYAH, S.H
Terdakwa:
MUHAMMAD FARIS bin SURADJI
23 — 10
., masingmasing sebagai Hakim Anggota,yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga olehHakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dibantu olehAhmad Makasidik Tasrih, S.E., Panitera Pengganti pada Pengadilan NegeriBatulicin serta dihadiri oleh Muhamad Heriyansyah, S.H., Penuntut Umum danTerdakwa.Hakimhakim Anggota, Hakim Ketua,Andi Ahkam Jayadi, S.H., M.H.
Chahyan Uun Pryatna, S.H.Alvin Zakka Arifin Zeta, S.H.Panitera Pengganti,Ahmad Makasidik Tasrih, S.EHalaman 13 dari 13 Putusan Pidana Nomor 281/Pid.B/2019/PN Bin.
38 — 26
Pasal 31 ayat (1) dan (2) sertaPasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandangsebagai tasrih bi ihsan dan hal ini relevan dengan pendapat IbnuSina dalam Kitab Asy Syifa yang dikutip Sayid Sabiq dalamKitab Fiqhus Sunnah juz II halaman 208 yang berbunyiut 21; Logins gon s9 giz LolS9Uw, lLeott cuariiig) SMS asl piittl,Artinya :Maka bila kedua belah pihak dipaksakan untuk tetapkumpul sebagai suami isteri, niscaya akan bertambahburuk
18 — 19
sebaliknyajuga termasuk perkosaan terhadap hukum dan moral, jika memaksakan suamiisteri harus tetap hidup dalam rumah tangga, yang kehidupan antar pribadi tidaklagi terkoordinasi, dan hilangnya tujuan bersama dalam rumah tangga,sebagaimana yang diamanatkan dalam AlQuran, surat ArRum, ayat 21, danUndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut, Majelis HakimTingkat Banding berpendapat, perceraian di pandang lebih baik untukmenentukan kehidupan berikutnya Tasrih
21 — 12
olArtinya : Maka jika telah teryadi perselisihan dengan tidak diperolehdiantara keduanya kasih sayang, maka pantas/ah perceraian ;Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskantali ikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal iniperceraian dipandang sebagai tasrih bi thsan dan hal ini relevan denganHal. 13 dari 17 Hal.
Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116huruf (f) Kompilasi Hukum Islam ;Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbuktisesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaiansesuai dengan Pasal 82 ayat (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989juncto Pasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan PemerintahNomor 9 Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraiandipandang sebagai tasrih
14 — 7
uleArtinya : Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidak diperoleh diantarakeduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraianMenimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskan tallikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal iniperceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan dan hal ini relevan denganpendapat Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa yang dikutip Sayid Sabiq dalamKitabFiqhus sunnah juz II halaman 208 yang berbunyi :ay, leoJ cuasiig) SETI isl (glo pid!
PLhdengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975sertaPasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaiansesuai dengan Pasal 82 ayat (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 junctoPasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandangsebagai tasrih bi ihsan, maka gugatan penggugat mempunyai dasar hukumdan beralasan, maka gugatan penggugat yang pada petitumnya mohondikabulkan
64 — 25
kerusakan/ kemadlorotanharus didahulukan dari padamengambil suatu manfaat ;Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan doktrinhukum Islam yang terdapat dalam :Kitab Figih Ash Shawi jilid IV Halaman 204:Artinya : Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidak diperoleh diantarakeduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraianMenimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskan tallikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal iniperceraian dipandang sebagai tasrih
PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f) KompilasiHukumlslam ;Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti Sesuaidengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975sertaPasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaiansesuai dengan Pasal 82 ayat (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 junctoPasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandangsebagai tasrih
8 — 5
uleArtinya : Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidak diperoleh diantarakeduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraianMenimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskantallikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal iniperceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan dan hal ini relevan denganHalaman 14 dari 17 putusan Nomor 318/Pdt.G/2018/PA.
PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f) KompilasiHukumlslam ;Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti sesuaidengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975sertaPasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaiansesuai dengan Pasal 82 ayat (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 junctoPasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandangsebagai tasrih