Ditemukan 57501 data
15 — 2
Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam,sebagaimana yang dimaksud dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI.Nomor 534.K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996 bahwa dalam hal perceraiantidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau salah satu pihak telahmeninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiriapakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak , oleh karena itugugatan Penggugat dapat dikabulkan;Menimbang, bahwa karena perkara ini adalah cerai gugat yaitu
13 — 6
diterima dan tidak berkeberatan dengan keterangan parasaksi tersebut, oleh karenanya Majelis Hakim menilai bahwa keterangan para saksi telahmemenuhi syarat formil dan materil, karenanya patut dijadikan bukti dalam perkara ini ;Menimbang, bahwa dipersidangan Tergugat tidak pula mengajukan buktibuktiuntuk menguatkan dalil bantahannya, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat dalilbantahan Tergugat tersebut tidak dapat dipertimbangkan ;Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor :534
8 — 0
mengandung kaidah hukum:Apabila Yudex Facti berpendapat alasan perceraian menurut Pasal 19huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 telah terbukti,maka hal ini ditujukan pada perkawinan itu sendiri tanpamempersoalkan siapa yang salah dalam terjadinya perselisihan danpertengkaran dan apabila Pengadilan telah yakin bahwa perkawinantelah pecah berarti hati kedua belah pihak telah pecah, makaterpenuhilah isi Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975; 2 Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 534
12 — 4
Yurisprudensi Nomor : 534 K/Pdt/1996 tertanggal 18 Juni 1996, Jo.Yurisprudensi Nomor : 44 K/AG/1999 tertanggal 19 Februari 1999);Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga yang demikian, makaperceraian dipandang lebih membawa mashlahat bagi kedua belah pihak, Penggugatdan Tergugat, sebagai way out untuk melepaskan Penggugat dan Tergugat daribelenggu penderitaan yang berkepanjangan serta guna menghindari kemungkinanterjadinya madharat yang lebih besar atas diri Penggugat dan Tergugat, denganmengambil
11 — 2
Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 534 k/AG/1996 Tanggal 18 Juni 1996yang mengandung kaidah hukum : Bahwa dalam hal perceraian, tidak perludillhat dari siapa penyebab timbulnya percekcokan atau salah satu pihaktelah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilinat adalah perkawinan itusendiri apakah masih dapat dipertahankan atau tidak.
9 — 2
bahwa alasanperceraian menurut pasal 19 huruf (f ) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975telah terbukti, maka hal ini ditujukan pada perkawinan itu sendiri tanpa7mempersoalkan siapa yang salah dalam tejadinya perselisihan dan pertengkaran danapabila Pengadilan telah yakin bahwa perkawinan telah pecah berarti hati keduabelah pihak telah pecah, maka terpenuhilah sebagai mana yang dimaksud olehketentuan pasal 19 huruf ( f ) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;2 Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 534
12 — 2
Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 534 k/AG/1996 Tanggal 18 Juni 1996yang mengandung kaidah hukum: Bahwa dalam hal perceraian, tidak perludillhat dari siapa penyebab timbulnya percekcokan atau salah satu pihaktelah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilinat adalah perkawinan itusendiri apakah masih dapat dipertahankan atau tidak.
8 — 5
Yurisprudensi Nomor : 534 K/Pdt/1996 tertanggal18 Juni 1996, Jo.
29 — 7
Tahun 1996 nomor 534/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996;Halaman 7 dari 12Putusan Nomor 182/Pdt.G/2021/PA.Msa.Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat tidak lagi hidup bersamasejak bulan Juni 2020 dan tidak lagi ada komunikasi yang sehat diantarakeduanya, kondisi ini merupakan salah satu bukti pecahnya rumah tanggaPenggugat dan Tergugat, sebab apabila perselisihan antara Penggugat danTergugat tersebut masih dalam batas kewajaran dan masih mungkin untukdirukunkan kembali, mengapa suami istri (in casu.
15 — 5
Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 534 k/AG/1996 Tanggal 18 Juni1996 yang mengandung kaidah hukum: Bahwa dalam hal perceraian, tidakperlu dilihat dari siapa penyebab timbulnya percekcokan atau salah satupihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalahperkawinan itu sendiri agakah masih dapat dipertahankan atau tidak.
13 — 1
PERKARANYAMenimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 14 April 2014yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Wonosobo tersebut pada tanggal 14april 2014 dengan Register nomor : 0767/ Pdt.G/2014/PA.Wsb . mengemukakan halhalyang pada pokoknya sebagai berikut :1.Be3.Bahwa pada tanggal 25 November tahun 2011 Penggugat dengan Tergugatmelangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah KantorUrusan Agama Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo (Kutipan Akta NikahNomor:534
81 — 18
sendiri yaitu untuk membentuk keluargayang sejahtera dan bahagia secara lahir dan bathin, maka oleh karenanyamempertahankan perkawinan merupakan perbuatan yang siasia;Menimbang bahwa berdasarkan Fakta hukum yang dipertimbangkan tersebutdiatas dihubungkan dengan ketentuan Pasal 19 huruf f PP No 9 Tahun 1975 yakniperceraian dapat terjadi apabila antara suami isteri terus menerus terjadiperselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalamrumah tangga, serta Yuriprudensi MA No. 534
59 — 91
terhadap tegaknyarumah tangga yang dibangun bersama Penggugat yang secara nyataPenggugat sudah tidak mau lagi kembali rukun bersama Tergugat;Menimbang, bahwa disamping rumah tangga Penggugat telah pecah,tidak bisa diharapkan rukun kembali, dalil gugatan Penggugat telah terbukti,dan alasan perceraian sebagaimana pasal 19 (f) Peraturan Pemerintah Nomor9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam telah terpenuhi,karenanya dengan mendasarkan juga pada Yurisprudensi Mahkamah AgungNomor 534
11 — 1
Yurisprudensi Nomor : 534 K/Pdt/1996 tertanggal 18 Juni 1996,Jo.
6 — 3
Yurisprudensi Nomor : 534 K/Pdt/1996 tertanggal 18 Juni 1996, Jo.Yurisprudensi Nomor : 44 K/AG/1999 tertanggal 19 Februari 1999);Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga yang demikian, makaperceraian dipandang lebih membawa mashlahat bagi kedua belah pihak, Penggugatdan Tergugat, sebagai way out untuk melepaskan Penggugat dan Tergugat daribelenggu penderitaan yang berkepanjangan serta guna menghindari kemungkinanterjadinya madharat yang lebih besar atas diri Penggugat dan Tergugat, denganmengambil
9 — 1
Nomor 534.K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996 bahwadalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan atausalah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalahperkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atautidak , oleh karena itu gugatan Penggugat dapat dikabulkan;Menimbang, bahwa karena perkara ini adalah cerai gugat yaitu yangberkehendak untuk bercerai adalah Penggugat (/ster/) dan sebelumnya antaraPenggugat dengan Tergugat
14 — 3
Nomor 534.K/Pdt/1996tanggal 18 Juni 1996 bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapapenyebab percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapiyang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu masihdapat dipertahankan atau tidak , oleh karena itu gugatan Penggugat dapatdikabulkan;Menimbang, bahwa karena perkara ini adalah cerai gugat yaitu yangberkehendak untuk bercerai adalah Penggugat (/steri), dan berdasarkan Pasal119 ayat (2) Kompilasi Hukum
6 — 5
Yurisprudensi Nomor : 534 K/Pdt/1996 tertanggal 18 Juni 1996, Jo.Yurisprudensi Nomor : 44 K/AG/1999 tertanggal 19 Februari 1999);Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga yang demikian, makaperceraian dipandang lebih membawa mashlahat bagi kedua belah pihak, Pemohon danTermohon, sebagai way out untuk melepaskan Pemohon dan Termohon dari belenggupenderitaan yang berkepanjangan serta guna menghindari kemungkinan terjadinyamadharat yang ebih besar atas diri Pemohon dan Termohon, dengan mengambil alihkaidah
10 — 8
Bahwa selanjutnya menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.534.K/Pdt/1996, tanggal 18 Juni 1996 dimana dalam Kaedah danpertimbangan Hukumnya menyebutkan aoe bahwa dalam hal perceraiantidak perlu dilinat dari siapa penyebab percekcokan atau salah satu pihakmeninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilinat adalah perkawinan itusendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak;Bahwa berdasarkan alasanalasan tersebut di atas, mohon kepada KetuaPengadilan Agama Lubuk Pakam Cq Majelis
7 — 3
Yurisprudensi Nomor : 534 K/Pdt/1996 tertanggal 18 Juni 1996, Jo.Yurisprudensi Nomor : 44 K/AG/1999 tertanggal 19 Februari 1999);Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga yang demikian, makaperceraian dipandang lebih membawa mashlahat bagi kedua belah pihak, Penggugatdan Tergugat, sebagai way out untuk melepaskan Penggugat dan Tergugat daribelenggu penderitaan yang berkepanjangan serta guna menghindari kemungkinanterjadinya madharat yang lebih besar atas diri Penggugat dan Tergugat, denganmengambil