Pdt.G/2016/PTA.Btn.Menimbang, bahwa dengan adanya sikap yang bertolak belakangantara Penggugat dengan Tergugat, maka keadaan yang demikian menurutakal sehat sudah tidak mungkin dapat diharapkan antara Penggugat denganTergugat untuk rukun kembali dalam rumah tangga;Menimbang, bahwa Penggugat sekalipun telah diberi nasehat olehMajelis, keluarga dan Mediator untuk tetap rukun membina keluarga, namuntetap bersikeras tidak bersedia, maka yang lebih maslahat adalah perceraiansebagaimana pendapat Syekh AlBanny

Agung Republik Indonesia Nomor543 K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996, yang abstraksi hukumnya berbunyiterlepas dari siapa dan apa penyebab terjadinya perselisihan danpertengkaran tersebut, dan dengan tidak adanya harapan untuk rukun lagitersebut telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksud Pasal 19huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 juncto Pasal 19 huruf (f)Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Majelis Hakim TingkatBanding perlu mengemukakan pendapat Syekh AlBanny

adanya sikap yang bertolak belakang tersebut, sudahtidak mungkin diharapkan untuk bisa rukun kembali dalam sebuah rumahtangga yang bahagia sakinah, mawaddah, warrahmah;Menimbang, bahwa meskipun Pelawan/Pembanding tetap keberatanmenceraikan Terlawan/Terbanding, namun Terlawan/Terbanding tetapbersikeras tidak bersedia membina rumah tangga lagi dengan Pelawan/Pembanding, maka gugatan perceraian yang diajukan Terlawan/Pembandingmenurut syari dapat dibenarkan sesuai dengan pendapat ahli Hukum IslamSyekh AlBanny

Pembanding, dengan demikian terjadi sikap yang bertolak belakangantara Tergugat/Pembanding dan Penggugat/Terbanding, yang menurut akalsehat sudah tidak mungkin dapat diharapkan untuk hidup rukun kembali dalamrumah tangga, sehingga apabila ikatan perkawinan tersebut tetapdipertahankan dalam keadaan/kondisi rumah tangga yang sudah tidak rukundan tidak harmonis, maka mudharatnya akan lebih besar dari pada manfaatnya,dalam perkara a quo Majelis Hakim Tingkat Banding perlu mengemukakanpendapat Syekh AlBanny

dan Tergugat;Menimbang, bahwa dengan adanya sikap yang bertolak belakang antaraPenggugat dengan Tergugat, maka keadaan yang demikian menurut akal sehatsudah tidak mungkin dapat diharapkan antara Penggugat dengan Tergugat untukrukun kembali dalam rumah tangga;Menimbang, bahwa Penggugat sekalipun telah diberi nasehat oleh MajelisHakim, keluarga dan Mediator untuk tetap rukun membina keluarga, namun tetapbersikeras tidak bersedia, maka yang lebih maslahat adalah perceraiansebagaimana pendapat Syekh AlBanny

bahagia kekal,sakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana maksud dan tujuanperkawinan sesuai UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentangPerkawinan;Halaman 8 dari 11 halaman Putusan Nomor 0116/Pdt.G/2017/PTA.Btn.Halaman 8 dari 11 halaman Putusan Nomor 0116/Pdt.G/2017/PTA.Btn.Menimbang, bahwa Penggugat sekalipun telah diberi nasehat olehMajelis, kKeluarga dan Mediator untuk tetap rukun membina keluarga, namuntetap bersikeras tidak bersedia, maka yang lebin maslahat adalah perceraiansebagaimana pendapat Syekh AlBanny

akal sehatsudah tidak mungkin dapat diharapkan antara Penggugat dengan Tergugat untukrukun kembali dalam rumah tangga yang bahagia kekal, Sakinah, Mawaddahdan Rahmah sebagaimana maksud dan tujuan perkawinan sesuai UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa Penggugat sekalipun telah diberi nasehat olehMajelis, keluarga dan Mediator untuk tetap rukun membina keluarga, namuntetap bersikeras tidak bersedia, maka yang lebih maslahat adalah perceraiansebagaimana pendapat Syekh AlBanny

Btn.sebagaimana dimaksud Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun1975 Jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam";Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Majelis Hakim Tingkat Bandingperlu mengemukakan pendapat Syekh AlBanny dalam kitabnya Ghayatul MuramLisy Syarhil Majdi yang diambil menjadi terapan majelis yang berbuny!

rumah tangganya;Menimbang, bahwa antara Penggugat dan Tergugat yang menurut akalsehat sudah tidak mungkin dapat diharapkan untuk hidup rukun kembali dalamHalaman 5 dari 10 Putusan Nomor 0002/Pdt.G/2020/PTA.Btnrumah tangga, sehingga apabila ikatan perkawinan tersebut tetapdipertahankan dalam keadaan/kondisi rumah tangga yang sudah tidak rukundan tidak harmonis, maka mudharatnya akan lebih besar dari pada manfaatnya,dalam perkara a quo Majelis Hakim Tingkat Banding perlu mengemukakanpendapat Syekh AlBanny

Bin.akal sehat sudah tidak mungkin dapat diharapkan antara Penggugat denganTergugat untuk rukun kembali dalam rumah tangga ;Menimbang, bahwa Penggugat sekalipun telah diberi nasehat olehMajelis, keluarga dan Mediator untuk tetap rukun membina keluarga, namuntetap bersikeras tidak bersedia, maka yang lebih maslahat adalah perceraiansebagaimana pendapat Syekh AlBanny dalam kitab Gayatul Muram yangdiambil menjadi terapan majelis yang berbuny!

bercerai denganPembanding, dengan demikian terjadi sikap yang bertolak belakangantara Pembanding dan Terbanding, yang menurut akal sehat sudah tidakmungkin dapat diharapkan untuk hidup rukun kembali dalam rumahtangga, sehingga apabila ikatan perkawinan tersebut tetap dipertahankandalam keadaan/kondisi rumah tangga yang sudah tidak rukun dan tidakharmonis lagi, maka mudharatnya akan lebih besar dari pada manfaatnya,dalam perkara a quo Majelis Hakim Tingkat Banding perlu mengemukakanpendapat Syekh AlBanny

akal sehatsudah tidak mungkin dapat diharapkan antara Penggugat dengan Tergugat untukrukun kembali dalam rumah tangga yang bahagia kekal, Sakinah Mawaddah danRahamah sebagiamana maksud dan tujuan perkawinan sesuai UndangUndangNomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa Penggugat sekalipun telah diberi nasehat oleh Majelis,keluarga dan Mediator untuk tetap rukun membina keluarga, namun tetap bersikerastidak bersedia, maka yang lebih maslahat adalah perceraian sebagaimana pendapatSyekh AlBanny

Diantaranya jikatabiat suami isteri Sudah tidak saling kasin sayang lagi, maka ketikadipaksakan untuk tetap berkumpul diantara mereka berdua justruakan bertambah jelek, pecah dan kehidupannya menjadi kalut.5.bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding perlu juga mengemukakanpendapat Syekh AlBanny dalam kitabnya Ghayatul Muram Lisy SyarhilMajdi yang diambil menjadi terapan majelis yang berbuny!