Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaggah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (ulimum remedium) untuk menyelamatkan #0046# denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikanPutusan Nomor XXX.Hal. 18 dari 23 hal.kedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan

Menurut pendapatMajelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan (masyaqqah) bagiPenggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tangga dengan Tergugat,sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalam perkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagai alternatif terakhir (u/timumremedium) untuk menyelamatkan Penggugat dengan Tergugat dari ikatanrumah tangga yang sudah tidak lagi memberikan kedamaian bagi keduanyaserta memelihara kehormatan Penggugat dengan Tergugat, supaya

Menurut pendapatMajelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan (masyaqqah) bagiPenggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tangga dengan Tergugat,sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalam perkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagai alternatif terakhir (u/timumremedium) untuk menyelamatkan Penggugat dengan Tergugat dari ikatanrumah tangga yang sudah tidak lagi memberikan kedamaian bagi keduanyaserta memelihara kehormatan Penggugat dengan Tergugat, supaya

Menurut pendapatMajelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan (masyaqqah) bagiPenggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tangga dengan Tergugat,sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalam perkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagai alternatif terakhir (u/timumremedium) untuk menyelamatkan Penggugat dengan Tergugat dari ikatanrumah tangga yang sudah tidak lagi memberikan kedamaian bagi keduanyaserta memelihara kehormatan Penggugat dengan Tergugat, supaya

bekerja, sehingga Penggugatdan Tergugat telah berpisah sejak Februari Tahun 2020, dan sampai sekarang,Penggugat dan Tergugat tidak pernah rukun lagi, meskipun keluarga sudahberupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil.Menurut pendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkankesulitan (masyaggah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumahtangga dengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraiandalam perkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah

Tergugat berselingkuh dengan wanita lain yang bernamaTika, sehingga Penggugat dan Tergugat telah berpisah sejak Januari tahun2020 dan sampai sekarang, Penggugat dan Tergugat tidak pernah rukun lagi.Menurut pendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkankesulitan (masyaggah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumahPutusan Nomor Xxx.Hal. 18 dari 24 hal.tangga dengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraiandalam perkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya

perselisihan dan pertengkaran terusmenerus, disebabkan karena karena ekonomi keluarga kurang dan Tergugatmalas untuk bekerja, sehingga Penggugat dengan Tergugat telah berpisahrumah sekurangkurangnya bulan Juni 2019 yang lalu hingga sekarang.Menurut pendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkankesulitan (masyagqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumahtangga dengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraiandalam perkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqqah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telan mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqqah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya

MenurutPutusan Nomor Xxx.Hal. 17 dari 23 hal.pendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyagqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telan mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqqah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, supaya

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telan mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikanPutusan Nomor XXX.Hal. 18 dari 23 hal.kedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan

(masyaqgah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalam perkaraa quo telah mencapai tingkat hajiyah, sebagai alternatif terakhir (ultimumremedium) untuk menyelamatkan Penggugat dengan Tergugat dari ikatan rumahtangga yang sudah tidak lagi memberikan kedamaian bagi keduanya sertamemelihara kehormatan Penggugat dengan Tergugat, supaya tidak terjadikemudaratan yang lebih besar;Pertimbangan perceraian secara yuridisMenimbang

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaqqah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telah mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya

Menurut pendapat Majelis Hakim,kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan (masyaqqah) bagi Penggugatuntuk melanjutkan hubungan rumah tangga dengan Tergugat, sehinggakebutuhan akan terjadinya perceraian dalam perkara a quo setidaktidaknyatelah mencapai tingkat hajiyah, sebagai alternatif terakhir (u/ltimum remedium)untuk menyelamatkan Penggugat dengan Tergugat dari ikatan rumah tanggayang sudah tidak lagi memberikan kedamaian bagi keduanya serta memeliharakehormatan Penggugat dengan Tergugat, supaya

Menurutpendapat Majelis Hakim, kondisi demikian telah menimbulkan kesulitan(masyaggah) bagi Penggugat untuk melanjutkan hubungan rumah tanggadengan Tergugat, sehingga kebutuhan akan terjadinya perceraian dalamperkara a quo setidaktidaknya telan mencapai tingkat hajiyah, sebagaialternatif terakhir (u/timum remedium) untuk menyelamatkan Penggugat denganTergugat dari ikatan rumah tangga yang sudah tidak lagi memberikankedamaian bagi keduanya serta memelihara kehormatan Penggugat denganTergugat, Supaya