Ditemukan 920 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 14-10-2019 — Putus : 18-12-2019 — Upload : 18-12-2019
Putusan PN TULUNGAGUNG Nomor 14/Pid.Sus-Anak/2019/PN Tlg
Tanggal 18 Desember 2019 — Terdakwa
17061
  • masih sanggup untuk menerimaklien anak kembali dan hidup ditengahtengah masyarakatnya dan akanikut membantu membina dan mengawasi klien anak;Menimbang bahwa laporah social dari pekerja social dalam perkara aquo pada pokoknya menyimpulkan akan pentingnya bagi anak untukmelanjutkan pendidikannya dan berharap agar terhadap anak tidak dilakukanpenahanan untuk menjaga perkembangan mental untuk mempersiapkan masadepan yang lebih baik dan terarah;Menimbang bahwa nafas dari UU no.11 tahun 2012 tentang SPPA
    ) maka hakim berpendapatbahwa terhadap anak akan dijatuhkan pidana bersyarat;Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pasal 73 ayat (6) UU no.11tahun 2012 tentang SPPA mengatur bahwa jangka waktu pidana dengan syaratadalah paling lama selama 3 (tiga) tahun;Menimbang bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 73 ayat (2) UUno.11 tahun 2012 tentang SPPA maka dalam hal penjatuhan pidana bersyaratditentukan pula syarat umum dan syarat khusus yang mana mengenai syaratumum yang akan dijatuhkan mengacu pada syarat
    syarat khusus dalam penjatuhan pidana bersyaratterhadap anak;Menimbang, bahwa selain pidana penjara, sesuai ketentuan Pasal 80UURI no.35 tahun 2014 tentang Perlindungan anak maka terhadap anaksesuai ketentuan tersebut dapat pula dijatuhi pidana denda;Menimbang bahwa untuk menambah manfaat dan efek jera daripemidanaan yang dijatuhkan terhadap anak maka terhadap anak juga akandijatuhi pidana denda;Menimbang sesuai dengan ketentuan Pasal 71 ayat (3) UU no.11tahun 2012 Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
    ) yang menyatakan bahwaterhadap anak apabila ancaman pidananya juga termasuk denda makaterhadap anak akan dijatunkan pidana Pelatihan Kerja yang mana apabiladihubungkan dengan ketentuan pasal 78 ayat (1) SPPA maka Pelatihan kerjatersebut dilaksanakan di lembaga yang melaksanakan pelatihan kerja yangsesuai dengan usia anak dan ayat (2) menyatakan bahwa pidana pelatihankerja tersebut paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 1 (satu) tahun makaterhadap anak dalam penjatuhan putusan akan dikenakan
    pidana untukmelakukan pelatinan kerja sesuai ketentuan pasal 78 ayat (1) dan (2) uu no.11tahun 2012 tentang SPPA tersebut; yang mana dalam perkara aquo ditetapkananak akan menjalani masa pelatinan kerja tersebut bertempat di kantor desaBalerejo Kecamatan Kauman yang merupakan desa tempat tinggal Anak setiaphari kerja minimal selama 1 (satu) jam perhari;Menimbang, bahwa mengenai status barang bukti yang diajukan berupa1 (satu) buah daster warna merah muda motif doraemon, 1 (Satu) buah celanadalam
Register : 27-05-2015 — Putus : 06-08-2015 — Upload : 02-12-2015
Putusan PN MAJENE Nomor 42/Pid.Sus/2015/PN.Mjn
Tanggal 6 Agustus 2015 — PURWANTO BIN ABU YAMIN
6212
  • 119000000000000010339210001036638000000001700000321880001036431000103626100010366170000852917000103580300010353380001036239000093204600010352130001035182000103531700010335960001036728000003231900000651380001036821000006525900000927910001034872000103461500010351600000999892000103691400000929250000121890000103700700001220220000153887000103710000001540210000183633000103719300001837650000215728000103728600002158620000241162000103737900002413070000265551000103747200002656850000287632000103756500002877646953500000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000PpyvpvprpsppsrsPAAPPAPApPAPPAPPPpPsPAPpAPAPPsPPpP spp pPpsppPppPpPPsapDPP ss spPa
Register : 07-02-2019 — Putus : 21-02-2019 — Upload : 16-10-2020
Putusan PN Sei Rampah Nomor 5/Pid.Sus-Anak/2019/PN Srh
Tanggal 21 Februari 2019 — Terdakwa
14049
  • dalam pemeriksaan persidangan, Hakim telahmemeriksa indentitas Anak Muhammad Salim yang ternyata diakulkebenarannya oleh Anak serta orangtuanya serta bersesuaian denganidentitas subjek hukum yang termuat dalam Surat Dakwaan Jaksa PenuntutUmum (JPU);Menimbang, bahwa Anak Muhammad Salim dilahirkan pada tanggal23 Mei 2002 sehingga pada saat pemeriksaan perkara ini telah berusialebih dari 14 tahun namun belum berusia 18 tahun maka pemeriksaandilakukan berdasarkan ketentuan UU no. 11 tahun 2012 tentang SPPA
    adalah orangperseorangan atau korporasi.Menimbang, bahwa pasal 1 angka 3 UU no. 11 tahun 2012 tentangSPPA mengatur bahwa : "Anak yang Berkonflik dengan Hukum yangselanjutnya disebut Anak adalah Anak yang telah berumur 12 (dua belas)tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang didugamelakukan tindak pidana;Menimbang, bahwa dengan demikian Anak Muhammad AgungPratama Alias Agung termasuk dalam kategori Anak yang berkonflik denganhukum sebagaimana dimaksud oleh UU no. 11 tahun 2012 tentang SPPA
    PembimbingKemasyarakatan (PK) merekomendasikan untuk dilakukan rehab bagiklien karena klien sebelum melakukan tindak pidana klien mengkonsumsiNarkotika jenis shabu Menimbang, bahwa dengan mempertimbangkan seluruh hal yangdiperoleh melalui persidangan maka Hakim berkesimpulan bahwa Anak memilikilingkungan pergaulan yang kurang kondusif bagi tumbuh kembangnya makaAnak perlu ditempatkan diluar keluarga untuk mendapatkan pembinaan yanglebih terarah dimana masingmasing lembaga sebagaimana yang dimaksuddalam SPPA
    terikat kewajiban berdasarkan undangundang untuk melaksanakanpembinaan terhadap Anak dengan sebaikbaiknya;Menimbang, bahwa Anak pernah dipidana karena perkara Pencurian danternyata pidana yang telah dijalaninya tidak mampu memperbaiki perilaku Anak;Putusan No.: 5/Pid.SusAnak/2017/PN Srh. halaman 18 dari 21Menimbang, bahwa pidana pokok yang diatur dalam pasal 363KUHPidana dihubungkan dengan UU SPPA tidak mengatur tentang alternatifjenis pidana pokok ataupun tambahan berupa rehabilitasi Narkotika
    terhadapAnak oleh karena itu Hakim tidak sependapat dengan saran yang dibuat olehBAPAS dan berpendapat bahwa Anak perlu diasingkan untuk sementara waktuuntuk memperoleh pembinaan yang lebih baik oleh lembaga yang ditunjuk olehUU SPPA, yaitu dengan menjatuhkan pidana penjara kepada Anak yangdilaksanakan melalui Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA);Menimbang, bahwa dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Sei Rampahtidak terdapat Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan LembagaPembinaan Khusus Anak (LPKA
Register : 12-06-2019 — Putus : 21-08-2019 — Upload : 23-08-2019
Putusan PA SANGATTA Nomor 280/Pdt.G/2019/PA.Sgta
Tanggal 21 Agustus 2019 — Penggugat melawan Tergugat
157
  • setelah dicocokan dengan aslinya ternyata cocok,selanjutnya oleh Hakim diberi kode P.1; Fotokopi Surat Izin Cerai Nomor SIC/03/XII/2018, tertanggal 14Desember 2018 yang dikeluarkan dan ditanda tangani oleh KomandanKorem 091/ASN, Daerah Militer VI/Mulawarman, bukti surat tersebut telahbermeterai cukup serta bernazegelen, dan setelah dicocokan denganaslinya ternyata cocok, selanjutnya oleh Hakim diberi kode P.2; Fotokopi Surat Pendapat Pejabat Agama Nomor Fotokopi SuratPendapat Pejabat Agama Nomor SPPA
    Pengadilan Agama untuk perkaraperceraian dengan alasan terjadinya perselisihan dan pertengkaran, Pemohontetap dibebankan untuk menghadirkan bukti saksisaksi yang berasal darikeluarga atau orang dekat;Menimbang, bahwa untuk membuktikan hal tersebut Pemohon telahmengajukan alat bukti surat tertulis P.1., P.2. dan P.3 berupa Fotokopi kutipanakta nikah nomor 162/30/V/2002, tanggal 18 Mei 2002, Surat Izin Cerai NomorSIC/03/XII/2018, tertanggal 14 Desember 2018 dan Fotokopi Surat PendapatPejabat Agama Nomor SPPA
    Perpang/11/VII/2007,untuk melakukan perceraian harus mendapatkan izin tertulis dari pejabat yangberwenang;Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 dan P.3 tersebut Pemohontelah mendapatkan surat izin cerai dari pejabat yang berwenang yaitu FotokopiSurat Izin Cerai Nomor SIC/03/XII/2018, tertanggal 14 Desember 2018 danFotokopi Surat Pendapat Pejabat Agama Nomor SPPA/03/XII/2018, tertanggal10 Desember 2018, yang menerangkan bahwa Pemohon telah diberikan izindari pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
Register : 28-05-2021 — Putus : 14-06-2021 — Upload : 15-06-2021
Putusan MS PROP NAD Nomor 2/JN.Anak/2021/MS.Aceh
Tanggal 14 Juni 2021 — Identitas Pihak Tidak Dipublikasi
512196
  • 03 Maret 2004/umur 17 tahun, dan Anak Korban , lahirtanggal 10 April 2004/umur 17 tahun, kedua Anakanak tersebut baik Anak yang berkonflik dengan hukum maupun Anak Korban sudah berusia diatas 14 tahun dan belum berusia 18 tahun, oleh karena itu dipandang masihsebagai anak diawah umur, justru karena itu dalam mengadili perkara a quomenurut pasal 66 Qanun Aceh Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat,berpedoman kepada UndangUndang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
    (Sesuai pasal 23 ayat (1) UndangUndang SPPA). danAnak Korban pada Pemeriksaan di Penyidik Kepolisian Resort Langsa dan didalam persidangan Mahkamah Syariyah Langsa telah didampingi Ayahkandungnya bernama Khairuddin, SE bin Alm.
    Abdullah Hanafiah, oleh karenaitu proses berperkara a quo telah terpenuhi maksud pasal 23 ayat (2) UndangUndang SPPA;Menimbang, bahwa setelah dakwaan dibacakan, atas perintah HakimPembimbing Kemasyarakatan membacakan laporan PenelitianKemasyarakatan terhadap Anak .. yang dibuat oleh BalaiPemasyarakatan Kelas Il Lhokseumawe tanggal 26 Maret 2021, hal ini telahmemenuhi maksud pasal 57 UndangUndang SPPA;Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam surat Dakwaanmengajukan 2 (dua) dakwaan terhadap Anak
    1/3 (satu pertiga) dari ,Uqubat yangtelah ditentukan bagi orang dewasa dan/atau dikembalikan kepada orangtuanya/walinya atau ditempatkan ditempat yang disediakan oleh PemerintahAceh atau Pemerintah Kabupaten/Kota.Menimbang, bahwa berdasarkan dua aturan hukum tersebut di atasMahkamah Syariyah Aceh berpendapat bahwa dalam perkara pasal 67 ayat(1) Qanun Aceh Nomor 6 tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat di atas menurutteori hukum dapat disebut /ex a quo specialis sedangkan pasal 81 ayat (2)UndangUndang SPPA
    No. 02/JN.Anak/2021/MS.Acehbulan penjara, serta Kontra memori banding Anak (Terbanding) melaluiPenasehat Hukumnya yang meminta uqubat yang dijatunkan 40 (empat puluh )bulan penjara supaya dikuatkan, dalam hal ini Mahkamah Syariyah Acehharus menyatakan menolaknya;Menimbang, bahwa sesuai pasal 81 UU SPPA dalam menjalankanuqubat penjara Anak ditempatkan di Lembaga Pembinaan KhususAnak (LPKA);Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 214 ayat (1) QanunAceh Nomor 7 Tahun 2013 tentang Hukum Acara Jinayat
Register : 09-03-2017 — Putus : 27-03-2017 — Upload : 04-04-2017
Putusan PN KANDANGAN Nomor 2/Pid.Sus.Anak/2017/PN Kgn
Tanggal 27 Maret 2017 — Anak
4517
  • Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),menyatakan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakanberdasarkan ketentuan dalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14(empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan. halaman 12 dari 22, Putusan Nomor 2/Pid.SusAnak/2017/PN Kgnem Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 71 UU SPPA, pidanapokok bagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan
    Pidana yang dijatuhkan kepada Anak dilarangmelanggar harkat dan martabat Anak. wannnnnnnenn= Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang ti nyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada, orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumal sakit jiwa; d.perawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan al dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan eal . pencabutansurat izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tidikenakan paling lama
    1 (satu) tahun. oYnt Menimbang, bahwa menurut pasal (3) dan (4) UU SPPA,Hakim wajib mempertimbangkan la h( penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan sebel iesdana.
Register : 06-05-2021 — Putus : 20-05-2021 — Upload : 02-08-2021
Putusan PN MENGGALA Nomor 12/Pid.Sus-Anak/2021/PN Mgl
Tanggal 20 Mei 2021 — Terdakwa
7421
  • subsidair tidak perlu dipertimbangkan lagi;Menimbang, bahwa dalam persidangan Hakim tidak menemukanhalhal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baiksebagai alasan pembenar dan/ atau alasan pemaaf, maka Anak harusmempertanggungjawabkan perbuatannya;Menimbang, bahwa oleh karena Anak mampu bertanggung jawabmaka Anak harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana atau dikenaltindakan sebagaimana Pasal 69 ayat (1) dan (2) Undangundang Nomor 11Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA
    Menimbang, bahwa sebagaimana Pasal 71 UU SPPA, pidana pokokbagi Anak terdiri atas (i) pidana peringatan, (il) pidana dengan syarat berupapembinaan diluar lembaga, pelayanan masyarakat atau pengawasan, (ili)pelatinan kerja, (iv) pembinaan dalam lembaga dan (v) penjara sedangkantindakan yang dapat dikenakan terhadap Anak sebagaimana Pasal 82 UUSPPA yaitu (i) pengembalian kepada orang tua/ wali, (ii) penyerahan kepadaseseorang, (ill) perawatan di rumah sakit jiwa, (iv) perawatan di LPKS, (Vv)kewajiban
    tahanan dengan perintah agar Anaktetap ditahan;Menimbang, bahwa Anak dan Penasihat Hukum Anak telahmemohon keringanan hukuman dengan alasan Anak mengakui, menyesaliperbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi dikemudian hariserta Anak masih terdaftar sebagai pelajar kelas IX SMP dan masih inginmelanjutkan pendidikan;Menimbang, bahwa Hakim memandang pemidanaan terhadap anakyang berkonflik dengan hukum harus memberikan perlindungan terhadaphakhak anak sebagaimana yang diamanatkan dalam UU SPPA
    mengulangiperbuatannya serta agar Anak mendapatkan pendidikan, pelatinanketerampilan dan pembinaan selama Anak berada di LPKA sembari Anakmerenungi kesalahannya sehingga hal tersebut diharapkan dapatmemberikan efek jera dan pelajaran kepada Anak untuk tidak lagimengulangi perbuatannya ketika nantinya Anak kembali ke masyarakat;Menimbang, bahwa meskipun begitu Hakim tidak sependapatdengan Penuntut Umum mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan kepadaAnak;Menimbang, bahwa sebagaimana asas dalam UU SPPA
    bahwasistem peradilan pidana Anak dilaksanakan berdasarkan asas kepentinganterbaik bagi Anak maka Hakim pun menilai bahwa pemidanaan yangdijatunkan terhadap Anak juga harus mendasarkan pada kepentingan terbaikbagi Anak serta untuk memberikan perlindungan terhadap hakhak anak olehkarena itu sebagaimana Pasal 79 ayat (2) dan (3) UU SPPA bahwa pidanapenjara dijatunkan terhadap Anak paling lama % (satu perdua) darimaksimum pidana penjara yang diancamkan terhadap orang dewasa sertaminimum khusus pidana
Register : 11-05-2016 — Putus : 11-05-2016 — Upload : 03-11-2016
Putusan PT TANJUNG KARANG Nomor 7/Pid.Sus.Anak/2016/PT.TJK.
Tanggal 11 Mei 2016 — IKHRONI Bin DULHALIM
508
  • Keberatan keempat : Bahwa penjatuhan pidana dari Hakim kepadapara terdakwa berupa Tindakan sesuai Pasal 82 Ayat (1) huruf a UURI No. 11 Tahun 2012 tentang SPPA kuranglah tepat berdasarkanPasal 69 Ayat (2) UU RI No.11 Tahun 2012 tentang SPPA, selain itupenjatuhan sanksi dari Hakim kepada para terdakwa terlalu ringandan tidak sesuai dengan perbuatan para terdakwa yang telahmenimbulkan dampak negatif yang terlalu besar bagi pihak korban,selanjutnya menurut kami penuntut umum penjatuhan = sanksitersebut
Register : 17-07-2017 — Putus : 05-02-2018 — Upload : 06-03-2018
Putusan PN KUPANG Nomor 6/Pid.Sus-Anak/2017/PN Kpg
Tanggal 5 Februari 2018 — Terdakwa
9413
  • dikarenakan kesepakatandiversi telah terlaksana dengan baik maka sebagaimana ketentuan pasal 59 Peraturan PemerintahNo. 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak Yang BelumBerumur 12 (dua belas) Tahun pemeriksaan perkara ini harus dihentikan ;Mengingat, ketentuan pasal 59 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 tentangPedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 (dua belas)Tahun, UndangUndang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
Register : 26-01-2017 — Putus : 16-02-2017 — Upload : 21-03-2017
Putusan PN KANDANGAN Nomor 1/Pid.Sus.Anak/2017/PN Kgn
Tanggal 16 Februari 2017 — Anak
10326
  • Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),menyatakan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakanberdasarkan ketentuan dalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14(empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan. mocesnnscnnnn Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 11 UU SPPA, pidanahalaman 14 dari 21 Putusan Nomor 1/Pid.SusAnak/2017/PN Kgnpokok bagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau
    Pidana yang dijatuhnkan kepada Anak dilarang melanggar harkat dan martabat Anak.ee Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa; d.perawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta; f. pencabutansurat izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tindak pidana.
    Tindakan ini dikenakan paling lama 1 (satu) tahun.nt Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA,Hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 09-07-2020 — Putus : 23-07-2020 — Upload : 06-09-2020
Putusan PN PUTUSSIBAU Nomor 3/Pid.Sus-Anak/2020/PN Pts
Tanggal 23 Juli 2020 — Terdakwa
285144
  • hukum sebagai berikut:Menimbang, bahwa berdasarkan Hasil Penelitian Masyarakat atasNama ** EEE MOomor Register A2.13/06/A/Lit.PN/2020 tanggal 26 Juni2020, yang ditandatangani oleh Jakisman Nainggolan selaku PembimbingKemasyarakatan, yang pada pokoknya memberikan rekomendasi kepadaMajelis Hakim agar terhadap klien Anak *******kerkee%% Qipnidana penjaradengan mendapatkan pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)Pontianak dan tetap memperhatikan sebagaimana diatur dalam Pasal 81 ayat(6) UU SPPA
    ;Menimbang, bahwa dalam perkara ini Majelis Hakim berpendapatbahwa perbuatan Anak yang telah mengakibatkan kematian terhadap AnakKorban, dengan caracara yang Anak lakukan sebagaimana yang telahterungkap di persidangan, telah meresahkan masyarakat dan berpotensiHalaman 27 dari 32 Putusan Nomor 3/Pid.SusAnak/2020/PN Ptsmembahayakan masyarakat di masa depan, pertimbangan ini didasarkan padaPasal 81 ayat (1) UndangUndang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA
    ), Anak dijatuhi pidanapenjara di LPKA apabila keadaan dan perbuatan Anak akan membahayakanmasyarakat, sehingga Majelis Hakim menilai bahwa pidana penjara, sekalipunmerupakan upaya terakhir, merupakan pidana yang tepat diterima Anak yangmenginsyafi perbuatannya tersebut dan bahkan, dengan sadar dan cekatan,membuang jasad Anak Korban dan barang bukti usai melakukan perbuatannyatersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 81 ayat (2) UU SPPA, Pidanapenjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama
    1/2 (satu perdua) darimaksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa, sehingga dalamperkara ini, di mana Anak telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukantindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kesatu, denganancaman pidananya berupa pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahundan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah), yangapabila disesuaikan dengan Pasal 71 ayat (3) UU SPPA yang berbunyi Apabiladalam hukum materiil diancam pidana kumulatif berupa
    , Anak yang dijatuhi pidana penjara ditempatkan di LPKA, dimana Anak berhak memperoleh pembinaan, pembimbingan, pengawasan,pendampingan, pendidikan dan pelatihan, serta hak lain sesuai denganketentuan peraturan perundangundangan.Menimbang, bahwa pidana pelatihan kerja bagi Anak di LPKA yangtersebut di atas, telah sesuai dengan Pasal 78 ayat (1) UU SPPA, Pidanapelatihan kerja dilaksanakan di lembaga yang melaksanakan pelatihan kerjayang sesuai dengan usia Anak., yang dalam penjelasannya dinyatakan
Register : 26-02-2020 — Putus : 12-03-2020 — Upload : 07-08-2021
Putusan PN KANDANGAN Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2020/PN Kgn
Tanggal 12 Maret 2020 — Terdakwa
7915
  • Menimbang, bahwa pasal 69 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 2Tahun 202 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), menyatakananak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakan berdasarkan ketentuandalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanyadapat dikenai tindakan.Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 2 UU SPPA, pidana pokokbagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan
    Pidana yang dijatuhnkan kepada Anak dilarangmelanggar harkat dan martabat Anak.Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa; d.perawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta; f. pencabutanSurat Izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tindak pidana.
    Tindakan inidikenakan paling lama 1 (Satu) tahun.Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA,Hakim wajidb mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 12-08-2021 — Putus : 27-10-2021 — Upload : 24-11-2021
Putusan PN PADANG Nomor 35/Pid.Sus-Anak/2021/PN Pdg
Tanggal 27 Oktober 2021 — Terdakwa
521
  • M E N G A D I L I

    1. Menyatakan Anak Virgo Ananda pgl Virgo terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan melanggar pasal 170 ayat (1) KUHP Jo UU No.11 Tahun 2012 Tentang SPPA;
    2. Menjatuhkan pidana kepada Anak dengan pengembalian
Register : 03-06-2021 — Putus : 07-07-2021 — Upload : 06-08-2021
Putusan PN Oelamasi Nomor 5/Pid.Sus-Anak/2021/PN Olm
Tanggal 7 Juli 2021 — Terdakwa
8329
  • Jo UU RI No. 11Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, PenasihatHukum Anak tidak mengajukan keberatan;Menimbang, bahwa setelah Penuntut Umum membacakan SuratDakwaan terhadap si Anak, Hakim memerintahkan PembimbingKemasyarakatan untuk membacakan laporan hasil penelitian kKemasyarakatanmengenai Anak yang bersangkutan, sebagaimana dalam Pasal 57 ayat (1)UndangUndang No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak(untuk selanjutnya disebut UU SPPA
    Majelis Hakim memperhatikan dan melakukanpemeriksaan terhadap identitas Anak dipersidangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 155 ayat (1) KUHAP, dan telah sesuai dengan identitas Anakdalam Surat Dakwaan Penuntut Umum, selain itu Anak juga membenarkanmengenai identitasnya tersebut, sehingga tidak terjadi kekeliruan orang (error inpersona) sebagai subjek hukum yang sedang diperiksa dalam perkara ini;Menimbang, bahwa selain itu karena perkara ini merupakan perkaraperadilan pidana anak yang berdasarkan UU SPPA
    , maka melihat usia dariAnak yang dihadapkan dalam persidangan ini yaitu saat ini berumur 16 (enambelas) tahun dan ketika melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya,Anak masih berumur 14 (empat belas) tahun, maka usia dari Anak tersebutmasih masuk dalam klasifikasi usia Anak yang berkonflik dengan hukum,sebagaimana Pasal 1 angka 3 UU SPPA, sehingga dihadapkan Anak dalamperkara ini sudah tepat, dan selain itu dengan dibenarkan identitasnya olehHalaman 13 dari 21 Putusan Nomor 5/Pid.SusAnak/
    , pada tanggal 26 Februari 2001, yang dikeluarkanoleh Gereja Majelis Injili di Timor Jemaat Emaus Oebelo pada tanggal 04 Juni2001, sehingga bila dihitung kembali mengenai umur dari Anak Korban, makaAnak Korban ketika disetubuhi oleh Anak adalah ketika berumur 17 (tujuh belas)tahun, dan merupakan usia yang masuk klasifikasi sebagai seorang anaksebagaimana Pasal 1 angka 1 UndangUndang No. 35 Tahun 2014 tentangPerubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan jugaPasal 1 angka 4 UU SPPA
    menurut Hakim hal tersebut adalah yang terbaik demi kepentingansi Anak dan untuk jangka waktunya akan ditentukan di dalam amar Putusan,karena selain itu ini menjadi pembelajaran bagi Anak bahwa perbuatannyatetaplah perbuatan yang melanggar norma dan peraturan perundangundangan,terlebih lagi akibat perbuatannya Anak Korban menjadi hamil;Menimbang, bahwa karena pidana yang dijatunkan kepada Anak dalamhukum materiil diancam dengan pidana kumulatif berupa penjara dan denda,maka sesuai Pasal 71 ayat (3) SPPA
Register : 05-09-2019 — Putus : 14-10-2019 — Upload : 07-11-2019
Putusan PN SLEMAN Nomor 23/Pid.Sus-Anak/2019/PN Smn
Tanggal 14 Oktober 2019 — Terdakwa
120121
  • pada pembelaannya;Setelah mendengar keterangan masingmasing Orang Tua Para Anakyang mereka menyatakan meminta maaf atas tindakan yang telah dilakukanoleh Para Anak mereka dan masih sanggup untuk mendidik serta merawat Paraanaknya;Setelah mendengar laporan Penelitian Kemasyarakatan yangmerekomendasikan Anak dijatuhi putusan berupaPidana Pembinaan Dalam Lembaga ditempatkan di BPRSR DIY, sesuai Pasal71 ayat (1) huruf d dan Pasal 80 ayat (1) UU RI No. 11 Tahun 2012 TentangSistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
    ), Anak II dijatuhi putusanberupa Pidana Pembinaan Dalam Lembaga ditempatkan di BPRSR DIY, sesuaiPasal 71 ayat (1) huruf d dan Pasal 80 ayat (1) UU RI No. 11 Tahun 2012Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), dan= Anak ilHalaman 3 dari 20 Putusan Nomor 23/Pid.SusAnak/2019/PN Smnwon nnn nena nnn nnn nnn nnn nnn nnn nn dijatuhi putusan berupa Pidana Pembinaan DalamLembaga ditempatkan di BPRSR DIY di Sleman, sesuai Pasal 71 ayat (1) hurufd UU RI No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
    Anak (SPPA)dengan pertimbangan terhadap Para Anak pada intinya sebagai berikut:1.
    pada korbannya, maka Hakim berpendapat yang dilakukan oleh ParaAnak adalah masuk dalam katagori Pengertian Recidivie atau Perbuatan PidanaPengulangan hanya obyeknya saja yang berbeda;Menimbang bahwa berdasarkan laporan penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan yang merekomendasikan Para Anak dijatuhiputusan berupa Pidana Pembinaan Dalam Lembaga ditempatkan di BPRSRDIY, sesuai Pasal 71 ayat (1) huruf d dan Pasal 80 ayat (1) UU RI No. 11 Tahun2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
    ), dalam hal ini Hakimberpendapat perbuatan yang telah dilakukan oleh Para Anak telah menimbulkanbahaya bagi masyakat dalam hal ini Anak Korban yang bernama Anak yang mengalami luka serius pada lengan sebelah kanan yang mungkin sulituntuk kembali pulih seperti sedia kala sebelum terjadi peristiwa pembacokandan berdasarkan Pasal 80 ayat (2) UU RI No. 11 Tahun 2012 Tentang SistemPeradilan Pidana Anak (SPPA) mengatur bahwa Pidana pembinaan di dalamlembaga dijatuhkan apabila keadaan dan perbuatan Anak
Putus : 31-12-2014 — Upload : 09-04-2015
Putusan PN PELAIHARI Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2014/PN Pli
Tanggal 31 Desember 2014 — TERDAKWA
607476
  • klien juga merupakan korban dari para bandar narkotikayang mengikat klien dengan iming uang dan sabusabu gratis untukdikonsumsi ;Menimbang, bahwa atas kesimpulan dan saran tersebut, maka tanpamengurangi rasa hormat kepada Penyidik, Penuntut Umu dan Hakim, PembimbingKemasyarakatan (PK) dapat merekomendasikan anak yang berkonflik denganhukum dalam setiap tahap pemeriksaan dapat diupayan penyelesaian secaradiversi, sesuai dengan Undangundang RI Nomor 11 Tahun 2013 Tentang SistemPeradilan Pidana Anak (SPPA
    ) ;2Menimbang, bahwa berdasarkan Undangundang RI Nomor 11 Tahun 2013Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), pada hari Selasa tanggal 23Desember 2014 telah diupayakan Diversi dalam perkara ini.
Register : 30-06-2020 — Putus : 07-07-2020 — Upload : 10-08-2020
Putusan PN BLAMBANGAN UMPU Nomor 13/Pid.Sus-Anak/2020/PN Bbu
Tanggal 7 Juli 2020 — Terdakwa
16488
  • ,MH dan pihakpihak terkait dalam prosesDiversi perkara Anak Nomor /Pid.SusAnak/2020/PN Bbu telah mencapaiKesepakatan Diversi sebagai berikut:dikembalikan kepada orang tua dibawah pengawasan pembimbingkemasyarakatan selama 6 (enam) bulan sebagaimana disebutkan dalam pasal10 ayat 2 huruf c UU RI No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak(SPPA) aaeApabila kesepakatan ini tidak dipenuhi para pihak maka proses pemeriksaandilanjutkan dalam proses persidangan yang diatur dalam dakwaaan pertamaPasal
Register : 12-12-2017 — Putus : 19-12-2017 — Upload : 27-12-2017
Putusan PT BENGKULU Nomor 15/PID.SUS-ANAK/2017/PT.BGL
Tanggal 19 Desember 2017 — FAIZAL SIDDIQ WAHYUDI BIN EKO WAHYUDI, DKK
9633
  • 2017/PN.Bgl, tanggal 30 Nopember 2017 ;Menimbang, bahwa karena Penuntut umum tidak mengajukan memoribanding, sehingga tidak ada keberatan Penuntut umum tentang pertimbanganmengenai faktafakta hukum dan pertimbangan hukumnya ;Menimbang, bahwa dengan demikian permohonan banding Penuntut umumhanya menyangkut masalah hukuman yang diputuskan oleh Pengadilan NegeriBengkulu ;Menimbang, bahwa selain dasar pertimbangan tentang penjatuhanhukuman sebagaimana ditentukan dalam Sistem Peradilan Pidana Anak ( SPPA
    korban kejahatan.Menimbang, bahwa setelah membaca, meneliti mempelajari dengan seksamaBerita Acara peridangan dan Putusan Pengadilan Negeri Bengkulu dalam perkaraNomor 62/Pid.SusAnak/2017/PN.Bgl, tanggal 30 Nopember 2017, Majelis HakimBanding menilai bahwa pertimbangan putusan Majelis Hakim tingkat pertamadalam perkara tersebut telah tepat dan benar dan pertimbangannya telah cukupmemenuhi rasa keadilan masyarakat serta tujuan pemidanaan sebagaimanadikehendaki dalam Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
Register : 12-04-2017 — Putus : 27-04-2017 — Upload : 30-05-2017
Putusan PN KANDANGAN Nomor 6/Pid.Sus-Anak/2017/PN Kgn
Tanggal 27 April 2017 — Anak
4517
  • Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),menyatakan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakanberdasarkan ketentuan dalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14(empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan.
    Sones Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 71 UU SPPA, pidanapokok bagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan. c.pelatinan kerja; d. pembinaan dalam lembaga; dan e. penjara. Sedangkanpidana tambahan terdiri atas : a. perampasan keuntungan yang diperoleh daritindak pidana; atau b. pemenuhan kewajiban adat.
    Sones Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa; d.halaman 19 dari 29, Putusan Nomor 6/Pid.SusAnak/2017/PN Kgnperawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta; f. pencabutansurat izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tindak pidana.
    Tindakan ini dikenakan paling lama 1 (satu) tahun.ae Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA,Hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara. Dalamhal laporan penelitian kemasyarakatan tidak dipertimbangkan dalam putusanHakim, putusan batal demi hukum. aoRenaeenSaeH Menimbang, bahwa Laporan Penelitian Kemasyarakatan An.
    ), anak yang dijatuhi pidana penjara ditempatkan di LembagaPembinaan Khusus Anak (LPKA).aan Menimbang, bahwa ancaman pidana dalam pasal 114 Ayat (1) UU Narkotika adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara palingsingkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana dendapaling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).aan Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 79 ayat (3) UU SPPA, minimum khusus
Putus : 03-03-2015 — Upload : 17-04-2015
Putusan PN PELAIHARI Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2015/PN Pli
Tanggal 3 Maret 2015 — AHMAD ZAINI Als. GINANG Bin SUKRANI
2814
  • melanjutkanpendidikannya atau sekolah yang terputus karena dikeluarkan darisekolah akibat klien menjalani proses hukum ;Menimbang, bahwa atas kesimpulan dan rekomendasi tersebut, maka tanpamengurangi rasa hormat kepada Penyidik, Penuntut Umu dan Hakim, PembimbingKemasyarakatan (PK) dapat merekomendasikan anak yang berkonflik denganhukum dalam setiap tahap pemeriksaan dapat diupayan penyelesaian secaradiversi, sesuai dengan Undangundang RI Nomor 11 Tahun 2013 Tentang SistemPeradilan Pidana Anak (SPPA
    ) ;Menimbang, bahwa berdasarkan Undangundang RI Nomor 11 Tahun 2013Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), pada hari Selasa tanggal 17Februari 2015 telah diupayakan Diversi dalam perkara ini.