Ditemukan 1866 data
18 — 21
Oleh karena itu tujuan perkawinansebagaimana dikehendaki oleh Jusnawati Allan SWT. dalam Al Quran surat ArRum ayat 21 di atas dan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan jo. ketentuan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, telah tidakakan tercapai, sehingga perceraian diantara mereka jauh lebin besar dampakpositifnya dari pada negatifnya, sebagaimana kaidah fighiyah dalam kitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti,kemudian diambil alih menjadi pendapat Majelis
10 — 7
Oleh karena itu tujuan perkawinansebagaimana dikehendaki oleh firman Allah SWT. dalam Al Quran surat ArRum ayat 21 di atas dan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan jo. ketentuan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, telah tidakakan tercapai, sehingga perceraian diantara mereka jauh lebih besar dampakpositifnya dari pada negatifnya, sebagaimana kaidah fighiyah dalam kitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti,kemudian diambil alin menjadi pendapat Majelis
10 — 6
hadits Nabi Muhammad saw, yang terdapatdalam kitab Mughni Muhtaj, Juz II, hal 128, sebagai berikut:Artinya: wahai pemuda, barang siapa di antara kamu sanggup kuasa akan perbelanjaankawin, dan yang mewajibkannya, maka hendaklah kamu kawin, sesungguhnya kawin itudapat menundukkan pandangan mata dan meredakan gelora syahwat, dan barang sipatidak sanggup hendaklah dia berpuasa, sebab puasa itu. menjadikan pengekangbaginya (Mughni Muhtaj Juz III: 128);Menimbang, bahwa Qaidah fikhiyyah Syekh Jalaluddin AsSuyuti
23 — 7
rumahtangga Pemohon dan Termohon tersebut hanya akan menimbulkan mudharatlebin besar bagi Pemohon dan Termohon dari pada maslahat yang akandicapai, sehingga perceraian di antara mereka jauh lebih besar dampakpositifnya dari pada negatifnya, karenanya Majelis Hakim berpendapatperceraian merupakan jalan terbaik untuk mengakhiri sengketa rumah tanggaPemohon dan Termohon;Menimbang, bahwa pendapat tersebut sesuai dengan kaidah fiqhiyahdalam kitab alAsybah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti
8 — 6
Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam sebuahkaidah figih yang disebutkan oleh Imam asSuyuti dalam kitab alAsybah wa enNezheir halaman 87 yang sudah diambil alin menjadipendapat Majelis Hakim sebagai berikut:Artinya : "Bahwa menghindarkan mafsadat harus lebihdiprioritaskan dari pada merath manfaat".Dan juga sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh ImamMalik dalam kitab A/Muwaththa.
11 — 6
Oleh karena itu tujuan perkawinan sebagaimana dikehendaki olehfirman Allah SWT.dalam Al Quran surat ArRUm ayat 21 di atas dan Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo. ketentuan Pasal 3Kompilasi Hukum Islam, telah tidak akan tercapai, sehingga perceraian diantaramereka jauh lebin besar dampak positifnya dari pada negatifnya, sebagaimanakaidah fighiyah dalam kitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh JalaluddinAbdurrahman asSuyuti, kKemudian diambil alin menjadi pendapat Majelis
14 — 5
kebahagian.Menimbang, bahwa hukum asal perceraian adalah dilarang dan dibenci,kecuali didasarkan pada alasan yang sangat darurat;Menimbang, bahwa dari fakta hukum di atas dapat diketahui rumahtangga Pemohon dengan Termohon telah hancur berantakan, jika tetapdipertahankan akan mendatangkan kemudharatan yang berkepanjangansehingga perceraian adalah merupakan jalan untuk mengakhiri kemudharatan,hal ini sesuai dengan kaidah fikin dalam kitab alAshbah waNadhair yangditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti
16 — 4
dan Tergugat tersebut hanya akan menimbulkan mudharat lebih besarbagi Penggugat dan Tergugat dari pada maslahat yang akan dicapai sehinggaperceraian di antara mereka jauh lebih besar dampak positifnya dari padanegatifnya, Karenanya Majelis Hakim berpendapat perceraian merupakan jalanterbaik untuk mengakhiri sengketa rumah tangga Penggugat dan Tergugat;Menimbang, bahwa pendapat tersebut sesuai dengan kaidah fighiyahdalam kitab alAsybah waNadhair halaman 62 yang ditulis oleh JalaluddinAbdurrahman asSuyuti
47 — 6
mungkin untuk hidup rukun kembali dalam rumahtangga sehingga tujuan perkawinan membentuk keluarga yang sakinahmawaddah dan rahmah tidak dapat lagi diwujudkan;Menimbang, bahwa fakta hukum tersebut telah memenuhi Pasal 39ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 junctis Pasal 19 huruf fPeraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f KompilasiHukum Islam;Menimbang, bahwa pendapat tersebut sesuai dengan kaidah fighiyahdalam kitab alAsybah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti
12 — 5
Oleh karena itu tujuan perkawinan sebagaimana dikehendaki olehfirman Allah SWT.dalam Al Quran surat ArRUm ayat 21 di atas dan Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo. ketentuan Pasal 3Kompilasi Hukum Islam, telah tidak akan tercapai, sehingga perceraian diantaramereka jauh lebih besar dampak positifnya dari pada negatifnya, sebagaimanakaidah fighiyah dalam kitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh JalaluddinAbdurrahman asSuyuti, kKemudian diambil alin menjadi pendapat Majelis
22 — 5
hancurberantakan, jika tetap dipertahankan akan menimbulkan kesusahan yang terusmenerus yang akan menimbulkan kemudharatan;Menimbang, bahwa menutup pintu yang menyebabkan kesusahan yangHalaman 7 dari 10 putusan Nomor 1265/Pdt.G/2019/PA.Skgterus menerus yang akan menimbulkan kemudharatan merupakan alternatifpemecahan masalah yang dihadapi Penggugat dan Tergugat gunamenghilangkan kemafsadatan hal mana sesuai dengan kaidah fikhiyah dalamkitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman. asSuyuti
33 — 12
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, telah tidak akantercapai, sehingga perceraian diantara mereka jauh lebin besar dampakpositifnya dari pada negatifnya, sebagaimana kaidah fighiyah dalam kitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti,kemudian diambil alin menjadi pendapat Majelis yang menyatakan:Artinya:Mencegah halhal yang memadlaratkan lebih didahulukan dari padamengejar yang mashlahatHal. 13 dari 15 Hal. Put.
10 — 8
demikianmaka tujuan perkawinan sebagaimana yang dikehendaki Pasal 1 UndangundangNomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan tidak tercapai:;Menimbang, bahwa perceraian itu menimbulkan mudlarat, akan tetapimembiarkan rumah tangga yang diliputi dengan suasana ketegangan, kebenciandan tidak menentu secara berkepanjangan justeru menimbulkan mudlarat yanglebih besar, kKarenanya harus dipilih salah satu yang mudlaratnya lebih kecil sesuaikaidah fikih sebagaimana dalam AlAsybah wa anNazhair oleh Jalaluddin asSuyuti
11 — 9
Oleh karena itu tujuan perkawinansebagaimana dikehendaki oleh firman Allan SWT. dalam Al Quran surat ArRum ayat 21 di atas dan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan jo. ketentuan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, telah tidakakan tercapai, sehingga perceraian diantara mereka jauh lebin besar dampakpositifnya dari pada negatifnya, sebagaimana kaidah fiqhiyah dalam kitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti,kemudian diambil alin menjadi pendapat Majelis
17 — 6
tetap dipertahankanakan menimbulkan kesusahan yang terus menerus yang akan menimbulkankemudharatan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa menutup pintu yang menyebabkan kesusahan yangHalaman 8 dari 11 putusan Nomor 542/Pdt.G/2020/PA.Skgterus menerus yang akan menimbulkan kemudharatan merupakan alternatifpemecahan masalah yang dihadapi Penggugat dan Tergugat gunamenghilangkan kemafsadatan hal mana sesuai dengan kaidah fikhiyah dalamkitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman. asSuyuti
16 — 5
tetap dipertahankan akan menimbulkan kesusahan yang terusmenerus yang akan menimbulkan kemudharatan;Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam termasuk di dalamnyahukum perkawinan adalah untuk mencapai kemaslahan hidup ummat manusiabaik hidup di dunia maupun diakhirat, oleh karena itu Suami istri yang sudahsaling memberi kemudharatan, maka memutuskan perkawinannya adalah jalanyang terbaik, hal ini sejalan dengan kaidah fighiyah dalam kitab alAshbah waNaghair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti
16 — 9
harapan akan dapat rukun, jika tetap dipertahankanakan menimbulkan kesusahan yang terus menerus yang akan menimbulkankemudharatan;Menimbang, bahwa menutup pintu yang menyebabkan kesusahan yangterus menerus yang akan menimbulkan kemudharatan merupakan alternatifpemecahan masalah yang dihadapi Penggugat dan Tergugat gunaHal 8 dari 11 put Nomor 412/Pdt.G/2020/PA.Skgmenghilangkan kemafsadatan hal mana sesuai dengan kaidah fikhiyah dalamkitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti
10 — 4
hancurberantakan dan tidak ada harapan akan dapat rukun, jika tetap dipertahankanakan menimbulkan kesusahan yang terus menerus yang akan menimbulkankemudharatan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa menutup pintu yang menyebabkan kesusahan yangterus menerus yang akan menimbulkan kemudharatan merupakan alternatifpemecahan masalah yang dihadapi Penggugat dan Tergugat gunamenghilangkan kemafsadatan hal mana sesuai dengan kaidah fikhiyah dalamkitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman. asSuyuti
41 — 6
hancurberantakan, jika tetap dipertahankan akan menimbulkan kesusahan yang terusmenerus yang akan menimbulkan kemudharatan;Menimbang, bahwa menutup pintu yang menyebabkan kesusahan yangHalaman 8 dari 11 putusan Nomor 840/Pdt.G/2019/PA.Skgterus menerus yang akan menimbulkan kemudharatan merupakan alternatifpemecahan masalah yang dihadapi Penggugat dan Tergugat gunamenghilangkan kemafsadatan hal mana sesuai dengan kaidah fikhiyah dalamkitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman asSuyuti
32 — 4
bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah hancurberantakan, jika tetap dipertahankan akan menimbulkan kesusahan yang terusmenerus yang akan menimbulkan kemudharatan;Menimbang, bahwa menutup pintu yang menyebabkan kesusahan yangterus menerus yang akan menimbulkan kemudharatan merupakan alternatifpemecahan masalah yang dihadapi Penggugat dan Tergugat gunamenghilangkan kemafsadatan hal mana sesuai dengan kaidah fikhiyah dalamkitab alAshbah waNadhair yang ditulis oleh Jalaluddin Abdurrahman. asSuyuti