dalam pasal 83 ayat (1) tersebut dinyatakan bahwa "Kewajibanutama bagi seorang isteri ialah berbakti lahir dan bathin kepada suamididalam batasbatas yang dibenarkan oleh hukum Islam";Menimbang, bahwa oleh karena kepulangan Penggugat didahuluioleh serangkaian pertengklaran yang menurut Penggugat bahwa Tergugattelah selingkuh dengan perempuan asal Mataram bernama WIL yang sudahmempunyai 2 (dua) orang anak sampai sekarang sudah hidup satu rumah,maka Penggugat tidak dikategorikan sebagai isteri yang nasyizah

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pekerjaan Tergugat yanghanya bekerja sebagai Karyawan Swasta, Majelis memandang layak dan adilapabila besarnya naflah madliyah yang ditanggung Tergugat tersebutditetapkan Rp. 15.000, x 30 x 7 bulan = Rp. 3.150.000,Menimbang, bahwan Penggugat juga menuntut Tergugat untukmembayar muthah sebesar Rp. 10.000.000, (Sepuluh juta rupiah)Menimbang, oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPengugat dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteriyang nasyizah

Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam,maka permohonan pemohon patut dikabulkan;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 149 huruf(a) dan (b) Kompilasi Hukum Islam, seorang suami yangmenalak isterinya berkewajiban untuk memberikan mutah dannafkah iddah kepada bekas isterinya secara layak sesuaidengan kemampuannya, dan oleh karena permohonan pemohonuntuk menalak isterinya dikabulkan, sedang tidak ternyatabahwa isterinya tersebut sebagai wanita nasyizah bahkansaat saat ini termohon dalam keadaan

tersebut, maka dalam perkara ini yang yangdiperhitungkan hanya nafkah isteri saja , sedangkan tuntutan nafkah lampau bagi anaknyatidak ikut diperhitungkan, karena tidak menjadi hutang bagi ayahnya ; Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat, yang diperkuat dengan keterangansaksisaksi Tergugat masingmasing SAKSI Idan SAKSI II dinyatakan terbukti sejakPebruari 2012 Tergugat telah melalaikan kewajibannya untuk memberikan nafakah kepadaPenggugat, sedang tidak ternyata Penggugat adalah isteri yang nasyizah

Majelis Hakim sependapat dengan Ibarat dalam Kitab I"anatuthTholibin Juz IV halaman 85 yang artinya sebagai beribut :16Yang artinya:"Nafkah madhiyah atau kiswah yang belum dibayarkan oleh suami selamawaktu tersebut, adalah merupakan hutang kepada isteri yang menjaditanggung jawabnya Menimbang , bahwa secara ex officio Majelis berwenang untuk menentukan nafkahiddah dan mut'ah, oleh karena permohonan Tergugat mentalak Penggugat dikabulkan,sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteri yang tidak nasyizah

Akan tetapi Tergugat sanggup membayar Rp. 1.500.000,00;Menimbang, bahwa terhadap petitum/jawaban tersebut majelismempertimbangkan, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalamkonpensi, bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sejak April2016 sampai dengan sekarang, selama dua tahun delapan bulan (32 bulan),Tergugat tidak memberikan nafkah wajib kepada Penggugat, sedang tidakternyata bahwa Penggugat adalah isteri yang nasyizah, sehingga secarahukum, sesuai dengan pasal 80 ayat (4) Kompilasi

yang harus dibayar Tergugat kepada Penggugat adalah Rp.1.000.000,00;Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan tersebut, maka gugatanPenggugat sebagaimana tersebut pada petitum angka 5 dinyatakan dikabulkansebagian;Menimbang, bahwa dalam petitum angka 6, Penggugat menuntut, agarTergugat dihukum untuk membayar nafkah iddah kepada Penggugat sebesarRp 5.250.000,00Menimbang, bahwa, oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPengugat dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteriyang nasyizah

Islamdinyatakan bahwa " Isteri dapat dianggap nusyuz, jika ia tidak maumelaksanakan kewajibankewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83ayat (1) Kompilasi Hukum Islam kecuali dengan alasan yang sah".Sedangkan dalam pasal 83 ayat (1) tersebut dinyatakan bahwa "Kewajibanutama bagi seorang isteri ialah berbakti lahir dan bathin kepada suamididalam batasbatas yang dibenarkan oleh hukum Islam";Menimbang, bahwa oleh karena yang pulang / pisah adalahTergugat, maka Penggugat tidak dikategorikan sebagai isteri yang nasyizah

SUTOMO, umur 32 tahun, telah terbukti bahwa bahwa antaraPenggugat dan Tergugat telah terjadi perpisahan selama 7 bulan, sehinggaMajelis berpendapat bahwa Tergugat harus membayar nafkah madliyahselama 7 bulan kepada Penggugat;Menimbang, bahwa berikut ini akan dipertimbangkan tentang gugatanNafkah iddah sebesar Rp.4.500.000,dan Muthah sebesar Rp.25.000.000, ;Menimbang, oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPengugat dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteri14yang nasyizah

Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam,maka permohonan pemohon patut dikabulkan;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 149 huruf(a) dan (b) Kompilasi Hukum Islam, seorang suami yangmenalak isterinya berkewajiban untuk memberikan mutah dannafkah iddah kepada bekas isterinya secara layak sesuaidengan kemampuannya, dan oleh karena permohonan pemohonuntuk menalak isterinya dikabulkan, sedang tidak ternyatabahwa isterinya tersebut sebagai wanita nasyizah, makasepatutnya pemohon dibebani untuk

keterangan dibawah sumpah dari saksisaksidinyatakan terbukti bahwa terjadinya perpisahan antara Penggugat danTergugat, adalah disebabkan karena Penggugat pulang ke rumah orang tuanya;Putusan Cerai Talak, nomor 1934/Pdt.G/2020/PA.TA Halaman 20 dari 27 Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalamkonpensi, bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah selamasebelas bulan, Tergugat tidak memberikan nafkah wajib kepada Penggugat,sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteri yang nasyizah

Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah);Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan tersebut, maka gugatanPenggugat sebagaimana tersebut pada petitum angka 3.2., dinyatakandikabulkan sebagian;Menimbang, bahwa dalam petitum 3.3., Penggugat mohon agar Tergugatdihukum untuk membayar nafkah iddah kepada Penggugat sejumlahRp.4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah);Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPengugat dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteriyang nasyizah

Sedangkan dalam pasal 83 ayat(1) tersebut dinyatakan bahwa "Kewajiban utama bagi seorang isteri ialahberbakti lahir dan bathin kepada suami didalam batasbatas yang dibenarkan olehhukum Islam";Menimbang, bahwa oleh karena yang pulang / pisah adalah Tergugat,maka Penggugat tidak dikategorikan sebagai isteri yang nasyizah, sehingga secarahukum, sesuai dengan pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam, Tergugat harusdihukum untuk membayar nafkah yang telah ditinggalkannya tersebut (nafkahmadliyah) sesuai

dengan kemampuan dan kelayakan;Menimbang, bahwa berdasarkan dalil Tergugat, Jawaban Penggugat sertasaksi saksi Penggugat dan Tergugat, terbukti bahwa perisahan Penggugat danTergugat selama Sembilan bulan , sehingga Majelis berpendapat bahwa Tergugatharus dihukum membayar nafkah madliyah selama 9 bulan kepada PenggugatMenimbang, oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalak Pengugatdikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteri yang nasyizah,maka sesuai dengan pasal 149 huruf a

Sedangkan dalam pasal 83 ayat(1) tersebut dinyatakan bahwa "Kewajiban utama bagi seorang isteri ialah berbaktilahir dan bathin kepada suami didalam batasbatas yang dibenarkan oleh hukumIslam";Menimbang, bahwa oleh karena yang pulang / pisah adalah Tergugat,maka Penggugat tidak dikategorikan sebagai isteri yang nasyizah, sehinggasecara hukum, sesuai dengan pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam, Tergugatharus dihukum untuk membayar nafkah yang telah ditinggalkannya tersebut(nafkah madliyah);Menimbang

Nomor 2940/Pdt.G/2015/PA.Jrkepada Penggugat selama berpisah, oleh karenanya maka petitum Penggugatpada poin 3 Rekonpensi dinyatakan ditolak;Menimbang, bahwa Penggugat juga menuntut Uang Muthah sejak tahun2012 sampai dengan saat ini , sehingga apabila dihitung dalam nominal sebesarRp 50.000.000. ( lima puluh juta rupiah );;Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPengugat telah dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah istriyang nusyuz (nasyizah ), maka sesuai

Sedangkan dalam pasal 83 ayat(1) tersebut dinyatakan bahwa "Kewajiban utama bagi seorang isteri ialah berbaktilahir dan bathin kepada suami didalam batasbatas yang dibenarkan oleh hukumIslam";Menimbang, bahwa oleh karena yang pulang / pisah adalah Tergugat,maka Penggugat tidak dikategorikan sebagai isteri yang nasyizah, sehinggasecara hukum, sesuai dengan pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam, Tergugatharus dihukum untuk membayar nafkah yang telah ditinggalkannya tersebut(nafkah maadliyah);Menimbang

berpendapat bahwa Tergugat telah memenuhi kewajiban nafkahkepada Penggugat selama berpisah, oleh karenanya maka petitum Penggugatpada poin 3 Rekonpensi dinyatakan ditolak;Menimbang, bahwa Penggugat juga menuntut Uang Muthah sejak tahun2012 sampai dengan saat ini , sehingga apabila dihitung dalam nominal sebesarRp 50.000.000. ( lima puluh juta rupiah );;Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPengugat telah dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah istriyang nusyuz (nasyizah

Undangundang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah denganUndangundang Nomor 3 tahun 2006 dan Undangundang Nomor 50 tahun 2009 sertasejalan dengan Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 227 sebagai berikut;Artinya : Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak maka sesungguhnya AllahMaha Mendengar dan Maha Mengetahui;Menimbang, bahwa selanjutnya, oleh karena permohonan Pemohon untuk mentalakTermohon dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Termohon adalah isteri yang nasyizah

bertetap hati untuk) talak maka sesungguhnyaAllah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui;Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon sudahberalaskanhukum maka Majelis akan menjatuhkan putusan yang amarnya antara lainmemberikan izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadapTermohon di hadapan sidang Pengadilan Agama Kabupaten Kediri; Menimbang, bahwa oleh karena permohonanPemohon untuk menjatuhkantalak terhadap Termohon dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Termohon adalahisteri yang nasyizah

Tergugat telah berpisah tempat tinggalselama satu tahun 11 bulan, Penggugat pergi meninggalkan Tergugat untukngurus anakanaknya di Kediri;Menimbang, bahwa berdasar buktibukti tersebut, majelis menilai bahwaPenggugat adalah bukan isteri yang muthiah (yang taat pada suami), karena ialebih mementingkan anakanaknya (dari suami terdahulu) dari pada suaminya(Tergugat), padahal secara hukum seorang isteri wajib taat pada suami;Menimbang, bahwa oleh karenanya, maka Penggugat dikategorikansebagai isteri yang nasyizah

melalui ATMTergugat yang dibiarkan berada dalam penguasaan Tergugat, dan baru padabulan Mei 2018, ATM tersebut diblokir, sehingga sejak saat itu atau sejak tujuhbulan yang lalu, Tergugat tidak memberikan nafkah kepada Penggugat, dandengan demikian dinyatakan terbukti bahwa Tergugat telah melalaikankewajibannya untuk memberikan nafkah madliyah (nafkah lampau) kepadaPenggugat selama 7 bulan lamanya;Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalam konpensibahwa Penggugat bukanlah isteri yang nasyizah

.10.500.000,00;Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan tersebut di atas, makagugatan Penggugat sebagaimana tersebut pada petitum 2.a dinyatakandikabulkan sebagian;Putusan Cerai Talak, nomor 2097/Pdt.G/2018/PA.TA Halaman 16 dari 22Menimbang bahwa dalam petitum 2.6 Penggugat mohon agar Tergugatdihukum untuk membayar nafkah iddah kepada Penggugat sebesar Rp.9.000.000,00;Menimbang, bahwa, oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPengugat dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteriyang nasyizah

(bertetap hati untuk) talak maka sesungguhnyaAllah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui;Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon sudahberalaskanhukum maka Majelis akan menjatuhkan putusan yang amarnya antara lainmemberikan izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadapTermohon di hadapan sidang Pengadilan Agama Kabupaten Kediri; Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon untuk menjkatuhkan talakterhadap Termohon dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Termohon adalah isteriyang nasyizah

Nomor 28 /Pdt.G/2020/PTA.kdiMenimbang, bahwa terkait tuntutan Penggugat sebagaimana dalampetitum angka 3 (tiga) tentang nafkah lampau sejumlah Rp 27.375.000 (dua puluhtujuh juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) sesuai pertimbangan MejelisHakim Tingkat Pertama Penggugat/Terbanding adalah seorang nasyizah atautelah berbuat nusyuz (meninggalkan kediaman bersama tanpa persetujuanTergugat/Pembanding selaku suami), sehingga Penggugat/Terbanding tidakberhak atas nafkah lampau atau hak untuk mendapatkan

Olehkarenanya maka permohonan Pemohon dinyatakan dikabulkan; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon untuk mentalak Termohondikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Termohon adalah isteri yang nasyizah, makahakim secara ex officio sesuai dengan pasal 149 huruf a dan b Kompilasi Hukum Islam,memberi beban kepada Pemohon untuk memberikan nafkah iddah dan mutah yang layakkepada Termohon sebagai isterinya.

setara dengan harga emas 1,5 gram ; Nafkah anak sebesar Rp. 500.000, (lima ratus ribu rupiah) perbulan ; Dan tentang rumah sudah dijual dengan alih kredit untuk menutuphutanghutang Termohon, dan sebagian dikembalikan kepada orang tuaPemohon, karena uang muka sebesar Rp.2.000.000, (dua juta rupiah)yang membayar orang tua Pemohon ;Menimbang, bahwa terhadap gugat Penggugat Rekonpensi tersebut, Majelismempertimbangkan, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalam konpensi,Penggugat bukanlah isteri yang nasyizah

sesuai denganPasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan Penggugat patut untukdipertimbangkan, sehingga Tergugat harus dihukum untuk memberikan kepadaPenggugat berupa nafkah, kiswah dan tempat kediaman (maskan) bagi isteri,biaya rumha tangga, biaya perawatan dan baiay pengobatan bagi isteri dan anak,serta biaya pendidikan bagi anak ;Menimbang, bahwa selanjutnya, oleh karena permohonan Tergugat untukmentalak Penggugat dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalahisteri yang nasyizah

Sedangkan dalam pasal 83 ayat (1) tersebut dinyatakan bahwa"Kewayjiban utama bagi seorang isteri ialah berbakti lahir dan bathin kepada suami didalambatasbatas yang dibenarkan oleh hukum Islam";Menimbang, bahwa oleh karena yang pulang / pisah adalah Tergugat, makaPenggugat tidak dikategorikan sebagai isteri yang nasyizah, sehingga secara hukum, sesuaidengan pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam, Tergugat harus dihukum untukmembayar nafkah yang telah ditinggalkannya tersebut (nafkah madliyah) sesuai

Dan Muthah,maskan serta kiswah sebesar Rp. 20.000.000, ( dua puluh juta rupiah );Menimbang, oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalak Pengugatdikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat adalah isteri yang nasyizah, makasesuai dengan pasal 149 huruf a dan b Kompilasi Hukum Islam, Tergugat harus dibebaniuntuk memberikan nafkah iddah dan mutah yang layak kepada Penggugat sebagaiisterinya ;Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan dua saksi Penggugat HeruSubiyanto, umur 46 tahun dan Nur Hayati

dari segi kwalitas dan kwantitas , oleh karenanya gugatanPenggugat dalam masalah ini harus dinyatakan ditolak Joocee nc nnnnee neon nna nMenimbang, bahwa dalam pasal 149 huruf (b ) dan pasal 152 Kompilasi HukumIslam terdapat kaidah hukum, yaitu bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekassuami wajib memberikan nafakah iddah kepada bekas isteri selama isteri tidakMenimbang , bahwa oleh karena permohonan Tergugat untuk mentalakPenggugat dikabulkan, sedang tidak ternyata bahwa Penggugat isteri nasyizah