sebagaimana diaturdalam Pasal 10 dan 11 P. 43/MenlhkSetjen/2015 tanggal 12 Agustus2015 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari HutanAlam.Halaman 10 dari 19 Putusan Nomor 106/Pid.B/LH/2019/PN TIikApabila Kayu Hutan tersebut berasal dari Hutan Hak yang telah dibebanihak atas tanah maka pemilik hutan hak dapat melakukan penebanganpohon tanpa memerlukan izin penebangan dengan ketentuan bahwakayu tersebut berasal dari hasil budi daya dan terbatas hanya untukjenisjenis Jati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

95keping = 17,5180 M3, bukan termasuk kayu bulat yang dihasilkan daripohon hasil budidaya, hal ini Sesuai dengan Peraturan MenteriLingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.85/MENLHK/Halaman 9 dari 20 halaman Putusan Nomor 412/Pid.SusLH/2018/PN Ktp.SETJEN/KUM.1/11/2016 Tentang Pengangkutan Hasil Hutan KayuBudidaya Yang Berasal Dari Hutan Hak pasal 5 ayat (1) huruf (b)menyebutkan bahwa hasil hutan kayu budidaya yang berasal dari hutanhak di provinsi di luar Jawa dan Bali yaitu jenis Jati, Mahoni, Nyawai,Gmelina

sebagaimana diaturdalam Pasal 10 dan 11 P. 43/MenlhkSetjen/2015 tanggal 12 AgustusHalaman 10 dari 19 Putusan Nomor 105/Pid.B/LH/2019/PN TIk2015 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari HutanAlam.Apabila Kayu Hutan tersebut berasal dari Hutan Hak yang telah dibebanihak atas tanah maka pemilik hutan hak dapat melakukan penebanganpohon tanpa memerlukan izin penebangan dengan ketentuan bahwakayu tersebut berasal dari hasil budi daya dan terbatas hanya untukjenisjenis Jati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

(SKSHHk) dan atau dokumen angkutan sebagaimana diatur Pasal 10dan 11 Peraturan Manteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :43/MenlhkSetjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasaldari hutan alam;Bahwa apabila kayu hutan berasal dari hutan hak yang telah dibebani hakatas tanah maka pemilik hutan hak dapat melakukan penebangan pohontanpa memerlukan izin penebangan dengan ketentuan bahwa kayutersebut berasal dari hasil budidaya dan terbatas hanya untuk jenisjenisJati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

Nama Nama Botani KeteranganPerdagangan1 Akasia Acasia sp Kelompok akasia2 Asam Kandis Celebium dulce5 Bayur Pterospermum Hanya berlaku 18 javanicumuntuk ProvinsiSumatera Barat 4 Durian Durio zibethinus5 Ingul/Suren Toona sureni6 Jabon/Samama AnthocephalusSp7 Jati Tectona grandis Tidak berlakuuntuk ProvinsiBanten, JawaBarat, JawaTengah, JawaTimur, DIY,SulawesiTenggara, NTTdan NTB8 Jati Putih Gmelina arborea9 Karet Heveabraziliensis10 Ketapang Terminaliacatappa11 Kulit Manis Cinamomum sp12 Mahoni Swietenia

disita sejumlah 163 batang(seratus enam puluh tiga) batang atau sama dengan 6,5024 M3, bukantermasuk kayu bulat yang dihasilkan dari pohon hasil budidaya, hal inisesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan KehutananNomor : P.85/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/11/2016 Tentang PengangkutanHasil Hutan Kayu Budidaya Yang Berasal Dari Hutan Hak pasal 5 ayat(1) huruf (b) menyebutkan bahwa hasil hutan kayu budidaya yangberasal dari hutan hak di provinsi di luar Jawa dan Bali yaitu jenis Jati,Mahoni, Nyawai, Gmelina

Nama Nama Botani KeteranganPerdagangan1 Akasia Acasia sp Kelompok akasia2 Asam Kandis Celebium dulce3 Bayur Pterospermum Hanya berlakujavanicum untuk ProvinsiSumatera Barat4 Durian Durio zibethinus5 Ingul/Suren Toona sureni6 Jabon/Samama AnthocephalusSp7 Jati Tectona grandis Tidak berlakuuntuk ProvinsiBanten, JawaBarat, JawaTengah, JawaTimur, DIY,SulawesiTenggara, NTTdan NTB8 Jati Putih Gmelina arborea9 Karet Heveabraziliensis10 Ketapang Terminaliacatappa11 Kulit Manis Cinamomum sp 24 12 Mahoni Swietenia

Dalam hal volume kayu olahan yang akan diangkut melebihivolume kayu olahan, SKSHHK tidak dapat diterbitkan.Apabila kayu hasil hutan tersebut berasal dari hutan hak maka dapatmenggunakan Nota Angkutan, dengan ketentuan bahwa kayu tersebutberasal dari hasil budidaya dan terbatas hanya untuk jenis jenis Jati,Mahoni, Nyawai, Gmelina, Lamtoro, Kaliandra, Akasia, Kemiri, Durian,Halaman 11 dari 26 Putusan Nomor 353/Pid.Sus/2021/PN BIsCempedak, Dadap, Duku, Jambu, Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari,Mangga,

duapuluh) batang atau sama dengan 25,63 m3 (dua lima koma enam tiga)Meter Kubik, bukan termasuk kayu bulat yang dihasilkan dari pohonhasil budidaya, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri LingkunganHidup dan Kehutanan Nomor : P.85/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/11/2016Tentang Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Budidaya Yang Berasal DariHutan Hak pasal 5 ayat (1) huruf (b) menyebutkan bahwa hasil hutankayu budidaya yang berasal dari hutan hak di provinsi di luar Jawa danBali yaitu jenis Jati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

merupakan surat keterangan yang menyatakanpenguasaan, kepemilikan dan sekaligus sebagai bukti legalitaspengangkutan hasil hutan hak (kayu bulat atau kayu olahanrakyat) sesuai dengan jenis kayu yang ditetapkan dalamperaturan tersebut;e Bahwa yang berhak menerbitkan Nota Angkutan adalah pemilikkayu yang dapat diterbitkan oleh orang perorangan atau badanhukum (perusahaan);e Bahwa Nota Angkutan dapat diterbitkan dari kayu yang berasaldari kayu budidaya atau hutan hak dengan jenis kayu jati,mahoni, nyawai, gmelina

sebagaimana telah di tetapkan dalamperaturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan NomorP.21/MENLHKII/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yangBerasal dari Hutan Hak;Bahwa dokumen berupa Nota Angkutan Nomor 0014/CV.NSPGROUP yang dibawa oleh saksi SUHENDRIK Als BOKIR selahkusopir truk Fuso Merk Hino Nomor Polisi BM 9937 FU denganmuatan kayu olahan sejumlah 15 Ton dengan jenis kayusembarang merah/Rengas dengan jumlah 664 batang, tidakberasal dari kayu rakyat dengan jenis kayu jati, mahoni, nyawai,gmelina

kayu;Bahwa jenis kayu Meranti, Rimba Campuran dan Kayu Indah yang berasaldari hutam alam / negara;Bahwa SKAU ( surat keterangan asal usul ) menyertai pengangkutan yaitupada saat orang lain dan pelaku usaha melakukan pengangkutan semuajenis kayu rakyat / kayu budidaya yang berasal dari hutak hak yang beradadi luar Jawa, Bali dan Lombok namun pengecualian penggunaan SKAU( surat keterangan asal usul ) dengan penggunaan Nota Angkutan diluarJawa, Bali dan Lombok untuk kayu jenis : Jati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

merupakan surat keterangan yang menyatakanpenguasaan, kepemilikan dan sekaligus sebagai bukti legalitaspengangkutan hasil hutan hak (kayu bulat atau kayu olahanrakyat) sesuai dengan jenis kayu yang ditetapkan dalamperaturan tersebut;e Bahwa yang berhak menerbitkan Nota Angkutan adalah pemilikkayu yang dapat diterbitkan oleh orang perorangan atau badanhukum (perusahaan);e Bahwa Nota Angkutan dapat diterbitkan dari kayu yang berasaldari kayu budidaya atau hutan hak dengan jenis kayu jati,mahoni, nyawai, gmelina

sebagaimana telah di tetapkan dalamperaturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan NomorP.21/MENLHKII/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yangBerasal dari Hutan Hak;Bahwa dokumen berupa Nota Angkutan Nomor 0014/CV.NSPGROUP yang dibawa oleh saksi SUHENDRIK Als BOKIR selakusopir truk Fuso Merk Hino Nomor Polisi BM 9937 FU denganmuatan kayu olahan sejumlah 15 Ton dengan jenis kayusembarang merah/Rengas dengan jumlah 664 batang, tidakberasal dari kayu rakyat dengan jenis kayu jati, mahoni, nyawai,gmelina

PN.Dgl.8680 BG memuat 74 (tujuh puluh empat) panggal atau sama dengan 10,5316M3 kayu jenis Rimba Campuran; Bahwa berdasarkan pasal 4 ayat 3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup danKehutanan Republik Indonesia Nomor : P.21/MenLHKII/2015, tentangPenatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak yang berbunyiPengecualian penggunaan SKAU sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dengan menggunakan Nota Angkutan di luar jawa, bali, dan Lombok untukkayu jenis : jati, mahoni, nyawai (ficus varietage blume), gmelina

Kayu budi daya tersebut tidak mengenaljenis kayu artinya kayu apa saja dapat menjadi objek atau menggunakan nota angkutanasalkan kayu tersebut tidak didapat dari hutan/tanah hutan, hal itu dapat dilihat darisertifikat tanah; Bahwa selain kayu budi daya nota angkutan juga dapat diterbitkan dari kayu hutan.Kayu hutan meliputi kayu jati, mahoni, nyawai, gmelina, lamtoro, kaliandra, cempedak,dadap, duku, jambu, jengkol, kelapa, kecapi, kenari, mangga, jabon, sengon dan petai.Jenis kayu tersebut dapat

Kayu hutan meliputikayu jati, mahoni, nyawai, gmelina, lamtoro, kaliandra, cempedak, dadap, duku, jambu,jengkol, kelapa, kecapi, kenari, mangga, jabon, sengon dan petai.

duapuluh) batang atau sama dengan 25,63 m3 (dua lima koma enam tiga)Meter Kubik, bukan termasuk kayu bulat yang dihasilkan dari pohonhasil budidaya, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri LingkunganHidup dan Kehutanan Nomor : P.85/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/11/2016Tentang Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Budidaya Yang Berasal DariHutan Hak pasal 5 ayat (1) huruf (b) menyebutkan bahwa hasil hutankayu budidaya yang berasal dari hutan hak di provinsi di luar Jawa danBali yaitu jenis Jati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

HutanKayu (SKSHHK) dan atau Dokumen Nota Angkutan sebagaimana diaturdalam Pasal 10 dan 11 P. 43/MenlhkSetjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam.Apabila Kayu Hutan tersebut berasal dari Hutan Hak yang telah dibebanihak atas tanah maka pemilik hutan hak dapat melakukan penebanganpohon tanpa memerlukan izin penebangan dengan ketentuan bahwa kayutersebut berasal dari hasil budi daya dan terbatas hanya untuk jenisjenisJati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

Gmelina arborea Ton 5%f. Karet Ton/m? 5%g. Sengon Ton 5%7. Kayu Perum Perhutani dan Daerah IstimewaYogyakartaa. Kayu Bulat Jati dan Sonokeling1) Diameter 30 cm ke atas. m3 6%2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m3 6%3) Diameter 19 cm ke bawah m3 6%b. Kayu Bulat Rimba Indah (Sonobrit, Mahoni)1) Diameter 30 cm ke atas. m3 6%2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m3 6%3) Diameter 19 cm ke bawah m 6%c.

Kayu Bulat jenis Pinus, Damar, Sengon, Balsa,Eucalypthus, Jabon, Acacia mangium, Karet,dan Gmelina Arborea.1) Diameter 30 cm ke atas. m3 6%2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m3 6%3) Diameter 19 cm ke bawah m? 6%d. Kayu Bulat Rimba Campuran selain butir c.1) Diameter 30 cm ke atas. m3 6%2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m3 6%3) Diameter 19 cm ke bawah m3 6%B. BUKAN KAYU 1. Rotana.

duapuluh) batang atau sama dengan 25,63 m3 (dua lima koma enam tiga)Meter Kubik, bukan termasuk kayu bulat yang dihasilkan dari pohonhasil budidaya, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri LingkunganHidup dan Kehutanan Nomor : P.85/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/11/2016Tentang Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Budidaya Yang Berasal DariHutan Hak pasal 5 ayat (1) huruf (6) menyebutkan bahwa hasil hutankayu budidaya yang berasal dari hutan hak di provinsi di luar Jawa danBali yaitu jenis Jati, Mahoni, Nyawai, Gmelina

diangkut adalah jenis kayuMeranti, Rimba Campuran dan Kayu Indah yang berasal darihutam alam / Negara;Bahwa SKAU ( surat keterangan asal usul ) menyertai pengangkutanyaitu pada saat orang lain dan pelaku usaha melakukan pengangkutansemua jenis kayu rakyat / kayu budidaya yang berasal dari hutan hakyang berada di luar Jawa, Bali dan Lombok namun pengecualianpenggunaan SKAU ( surat keterangan asal usul ) dengan penggunaanNota Angkutan diluar Jawa, Bali dan Lombok untuk kayu jenis : Jati,Mahoni, Nyawai, Gmelina

diangkut adalah jenis kayuMeranti, Rimba Campuran dan Kayu Indah yang berasal darihutam alam / Negara;Bahwa SKAU ( surat keterangan asal usul ) menyertai pengangkutanyaitu pada saat orang lain dan pelaku usaha melakukan pengangkutansemua jenis kayu rakyat / kayu budidaya yang berasal dari hutan hakyang berada di luar Jawa, Bali dan Lombok namun pengecualianpenggunaan SKAU ( surat keterangan asal usul ) dengan penggunaanNota Angkutan diluar Jawa, Bali dan Lombok untuk kayu jenis : Jati,Mahoni, Nyawai, Gmelina