Ditemukan 920 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 23-06-2015 — Putus : 03-08-2015 — Upload : 11-09-2015
Putusan PN PATI Nomor 5/Pid.Sus-Anak/2015/PN Pti
Tanggal 3 Agustus 2015 — - ANAK NAKAL
5415
  • Zaeroni melalui Penasehat Hukumnya yangdiajukan Pembelaan (Pledoi) pada pokoknya memohon agar Anak dijatuhipidana dengan sanksi tindakan, yaitu anak dikembalikan kepada orang tuauntuk dididik sebaikbaiknya dengan alasan umur anak 14 tahun ke bawah(pasal 69 ayat 2 UU SPPA);Menimbang bahwa atas Pembelaan (Pledoi) Penasehat Hukum anak,Jaksa Penuntut Umum pada Repliknya menyatakan tetap pada Tuntutannyadan Penasehat Hukum Anak menyatakan dalam Dupliknya tetap padaPembelaannya;Menimbang, bahwa anak diajukan
    Zaeronimelalui Penasehat Hukumnya mengajukan Pembelaan (Pledoi) pada pokoknyamemohon agar Anak dijatuhi pidana dengan sanksi tindakan, yaitu anakHalaman 13 dari 15 Perkara Nomor 5/Pid.SusAnak/2015/PN Pti.dikembalikan kepada orang tua untuk dididik sebaikbaiknya dengan alasanumur anak 14 tahun ke bawah (pasal 69 ayat 2 UU SPPA);Menimbang, bahwa pasal 69 ayat (2) UU SPPA, berbunyi "anak yangbelum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan;Menimbang, bahwa telah ternyata anak Imam Maulana
Register : 24-11-2021 — Putus : 13-12-2021 — Upload : 13-12-2021
Putusan PA GIRI MENANG Nomor 1380/Pdt.G/2021/PA.GM
Tanggal 13 Desember 2021 — Penggugat melawan Tergugat
239
  • Fotokopi Surat Pendapat Pejabat Agama (SPPA) UntukPerceraian Nomor: SPPA/O1/IX/2021. Bukti surat tersebut telahdicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, bermeterai cukup dantelah dinazegelen, lalu olen Ketua Majelis diberi tanda P.7;8. Fotokopi Surat Izin Cerai Nomor: SI/O5/IX/2021, yang aslinyadikeluarkan oleh Komandan Pangkalan TNI AL Mataram tanggal 30September 2021.
    legal standing sebagai pihak dalam perkara aquo ;Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.4, yang berupa fotokopi KartuKeluarga yang merupakan akta otentik dengan nilai pembuktian sempurnadan mengikat, maka majelis hakim berpendapat bahwa Pemohon danTermohon telah hidup bersama dan telah dikaruniai 2 orang anak;Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.5 berupa surat permohonanizin cerai yang dibuat oleh Pemohon, bukti P.6 berupa surat keteranganpersonalia, bukti P.7 berupa Surat Pendapat Pejabat Agama (SPPA
Putus : 18-11-2015 — Upload : 08-12-2015
Putusan PN STABAT Nomor 10/Pid.Sus-Anak/2015/PN STB
Tanggal 18 Nopember 2015 — Muhajir Alias Bulek
18791
  • UURI No. 11 Tahun 2012 tentang SPPA atau Pasal 114 ayat (1) UURINo. 35 Tahun 2009 jo. UURI No. 11 Tahun 2012 tentang SPPA atau pasal 111ayat (2) UURI No. 35 Tahun 2009 jo.
    UURI No. 11 Tahun 2012 tentang SPPA.sehingga Majelis Hakim dengan memperhatikan faktafakta hukum tersebutdiatas akan memilih langsung dakwaan Jaksa Penuntut Umum sebagaimanadiatur dalam Pasal 114 ayat (1) UURI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo.UURI No. 11 tahun 2012 tentang SPPA yang unsurunsurnya adalah sebagaiberikut:1. Setiap Orang ;2.
    halhal yang memberatkan danmeringankan yaitu:Keadaan yang memberatkan :e Perbuatan Anak tidak mendukung program Pemerintah dalammemberantas Narkoba.Keadaan yang meringankan :e Anak menyesali perobuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginyalagi;e Anak belum pernah dihukum.Menimbang, bahwa oleh karenanya Hakim akan memilih penjatuhanpidana yang paling tepat untuk Anak;Menimbang, bahwa Pasal 71 ayat (1) huruf b (8) UU No. 11 Tahun 2012tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (selanjutnya disingkat SPPA
Register : 03-06-2021 — Putus : 17-06-2021 — Upload : 02-08-2021
Putusan PN Bintuhan Nomor 5/Pid.Sus-Anak/2021/PN Bhn
Tanggal 17 Juni 2021 — Terdakwa
11439
  • perbuatannya dan ingin melanjutkan sekolah;Setelah mendengar nota pembelaan dari Penasehat Hukum Anak yangpada pokoknya tidak sependapat dengan tuntutan Penuntut Umum yangmenuntut Anak dengan pidana penjara dimana Penuntut Umum keliru danmengabaikan amanat SPPA sebagaimana diatur dalam Pasal 3 huruf g jo.Pasal 71 ayat (1) huruf e UU No. 11 Tahun 2012 tentang SPPA dimana pidanapenjara merupakan suatu ultimum remidium (keputusan paling akhir) dan atasdasar itu Penasehat Hukum meminta Hakim untuk tidak
    Pelaku anak baru 17 (tujuh belas) tahun saat melakukan pelanggaranhukum dan dapat dikenai pidana sebagaimana disebutkan dalam Pasal 69ayat (1) UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak(SPPA) bahwa anak hanya dapat dijatuhi ketentuan pidana berdasarkanundangundang ini;Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap permohonanAnak dan pembelaan Penasehat Hukumnya yang pada pokoknya tetap padatuntutan;Halaman 2 dari 18 Putusan Nomor 5/Pid.SusAnak/2021/PN BhnMenimbang, bahwa Anak diajukan
    Klien anak baru 17 tahun saat melakukan pelanggaran hukum dan dapatdikenai pidana sebagaimana disebutkan dalam Pasal 69 ayat (1) UU No. 11Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) bahwa anakhanya dapat dijatuhi ketentuan pidana berdasarkan UU ini;4.
Register : 30-07-2021 — Putus : 13-08-2021 — Upload : 14-08-2021
Putusan PN ENREKANG Nomor 3/Pid.Sus-Anak/2021/PN Enr
Tanggal 13 Agustus 2021 — Terdakwa
13623
  • Meningat di dalam perkara inipelaku adalah Anak, maka sesuai dengan Pasal 71 ayat (3) UndangUndangNomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA)mengatakan bahwa Apabila dalam hukum materiil diancam pidana kumulatifberupa penjara dan denda, pidana denda diganti dengan pelatinan kerja.Sedangkan apabila dilihat, dalam tuntutan Penuntut Umum tidak menjatuhkanpidana pelatinan kerja sebagai pengganti pidana denda kepada Anak;Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap tuntutan Penuntut Umum
    Sebagaimana Pasal79 ayat (1) UU SPPA menyatakan Pidana pembatasan kebebasandiberlakukan dalam hal Anak melakukan tindak pidana berat atau tindak pidanayang disertai dengan kekerasan.
    tanpa hak menjual Narkotika Golongan yang tergolongberat, pidana pembatasan kebebasan menurut Hakim tepat untuk dijatuhkankepada Anak;Menimbang, bahwa terkait rekomendasi Laporan Hasil PenelitianKemasyarakatan Agar Anak ditempatkan pada LPKA Maros untuk di didik dandibina selama 1 (satu) tahun serta pula pada tuntutan Jaksa Penuntut Umumyang meminta hal yang sama yaitu Pidana Pembinaan dalam Lembaga yangdiselanggarakan oleh pemerintah selama 6 (Enam) Bulan, dengan mengingatPasal 80 ayat (2) UU SPPA
    Oleh karena itu Hakimmenilai, bahwa Pidana Pembinaan tidak tepat dijatunkan kepada Anak,melainkan adalah pidana penjara dan pelatihan kerja dimana sesuai denganPasal 81 ayat (1) UU SPPA untuk tindak pidana yang membahayakanmasyarakat ditempatkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA);Menimbang, bahwa meskipun demikian Hakim di dalam menjatuhkanputusan pidana penjara tetap memperhatikan kepentingan Anak yangmenyangkut pertumbuhan dan perkembangan Anak baik itu fisik, mental,maupun sosial serta permohonan
    keringanan dari Orang Tua dan pembelaanpenasihat hukum Anak dimana lamanya penjatuhan pidana penjara akandisebutkan dalam amar putusan sesuai dengan Pasal 81 ayat (2) UU SPPA;Menimbang, sesuai dengan Pasal 71 ayat (3) UU SPPA terhadap Anakdijatuhi pidana pelatihan kerja yang lamanya akan disebutkan dalam amarputusan sesuai dengan Pasal 78 UU SPPA;Menimbang, bahwa penjatuhan pidana penjara dan pelatihan kerja atasdiri Anak bukanlah dimaksudkan sebagai pembalasan atas perbuatan Anak,akan tetapi bertujuan
Register : 27-04-2017 — Putus : 16-05-2017 — Upload : 30-05-2017
Putusan PN KANDANGAN Nomor 7/Pid.Sus-Anak/2017/PN Kgn
Tanggal 16 Mei 2017 — Anak
4315
  • Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),menyatakan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakanberdasarkan ketentuan dalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14(empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan.
    HoRenaaSSae Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 11 UU SPPA, pidanapokok bagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan. c.pelatinan kerja; d. pembinaan dalam lembaga; dan e. penjara. Sedangkanpidana tambahan terdiri atas : a. perampasan keuntungan yang diperoleh daritindak pidana; atau b. pemenuhan kewajiban adat.
    Pidana yang dijatuhkan kepada Anak dilarang melanggar harkat dan martabat Anak.HoRenaaSSae Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa; d.perawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta; f. pencabutansurat izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tindak pidana
    Tindakan inidikenakan paling lama 1 (satu) tahun.annem Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA, Hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 06-07-2021 — Putus : 23-07-2021 — Upload : 23-07-2021
Putusan PN PUTUSSIBAU Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2021/PN Pts
Tanggal 23 Juli 2021 — Terdakwa
10738
  • persidangan, Para Anak dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani,tidak sedang berada di bawah pengampuan, mampu merespon jalannyapersidangan sebagai subyek hukum, di samping itu tidak ada halhal yang dapatmenghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenarmaupun alasan pemaaf yang melekat pada diri dan perbuatan Anak, sehinggaPara Anak dipandang dapat mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya;Menimbang, bahwa terhadap Para Anak tidak dilakukan upaya diversimengingat Pasal 7 UU SPPA
    menyatakan bahwa diversi dilakukan dalam haltindak pidana yang dilakukan diancam dengan pidana penjara di bawah 7(tujuh) tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana, lebih spesifiklagi Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam SPPA mengatur bahwaupaya diversi wajib dalam hal Anak didakwa melakukan tindak pidana yangdiancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan didakwa puladengan tindak pidana yang diancam
    pemberatan sebagaimana diaturdalam Pasal 363 ayat (1) ke4 KUHP berupa tindakan pengembalian kepadaorang tua akan Hakim pertimbangkan sebagai berikut:Menimbang, bahwa usia Para Anak pada saat melakukan tindak pidana(12 Desember 2019), yakni Anak saat itu berusia 13 (tiga belas) tahun danAnak II berusia 12 (dua belas) tahun (vide. bukti surat Kutipan Akta KelahiranNomor AL 7320122372), berdasarkan Pasal 69 ayat (2) UndangUndangRepublik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan PidanaAnak (UU SPPA
    ) yang menyatakan bahwa Anak yang belum berusia 14 (empatbelas) tahun hanya dapat dikenai tindakan, maka Hakim denganmempertimbangkan segi keadilan dan kemanusiaan merasa tepat apabilahukuman yang dijatuhi kepada Para Anak adalah tindakan;Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 82 ayat (1) UU SPPA, tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi:a. pengembalian kepada orang tua/Wali;penyerahan kepada seseorang;perawatan di rumah sakit jiwa;perawatan di LPKS;o 29 5kewajiban mengikuti pendidikan formal
    belakang utama Para Anakmelakukan tindak pidana adalah kurangnya pengawasan dari orang tua ParaAnak sehingga Para Anak terlalu bebas untuk melakukan apapun itu, baik yanglegal maupun ilegal, sampai larut malam, minimnya kegiatan yang bermanfaatdan berdampak positif yang dapat Para Anak lakukan, danlingkunganpergaulan Para Anak yang cenderung negatif;Menimbang, bahwa oleh karena Para Anak mampu bertanggung jawabmaka haruslah dinyatakan bersalah, akan tetapi dengan memperhatikan Pasal60 ayat (83) UU SPPA
Register : 12-06-2015 — Putus : 29-06-2015 — Upload : 10-07-2015
Putusan PN KANDANGAN Nomor 3/Pid.Sus-anak/2015/PN Kgn
Tanggal 29 Juni 2015 — Terdakwa Anak.
8513
  • Menimbang, bahwa pasal 69 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 11Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), menyatakan anakhanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakan berdasarkan ketentuan dalam UUSPPA dan anak yang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat dikenaitindakan.
    Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 71 UU SPPA, pidana pokok bagiAnak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1) pembinaan di luarlembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan. c. pelatihan kerja; d. pembinaandalam lembaga; dan e. penjara.
    Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakan yang dapatdikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orang tua/Wali; b.penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa; d. perawatan di LPKS;e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/atau pelatihan yang diadakan olehpemerintah atau badan swasta; f. pencabutan surat izin mengemudi; dan/atau g.perbaikan akibat tindak pidana. Tindakan ini dikenakan paling lama (satu) tahun.
    Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA, Hakimwajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dari PembimbingKemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 07-09-2018 — Putus : 24-09-2018 — Upload : 19-10-2018
Putusan PN PARIAMAN Nomor 19/Pid.Sus-Anak/2018/PN Pmn
Tanggal 24 September 2018 — Terdakwa
9411
  • mengenai apa yang dilakukan Anakdan akibatnya merupakan tindak pidana ataukah tidak sebagaimana dakwaanPenuntut Umum;Menimbang, bahwa untuk dapat mempersalahkan seseorang telahmelakukan tindak pidana, maka semua unsur dari tindak pidana yangdidakwakan haruslah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum;Menimbang, bahwa Anak diajukan kepersidangan dengan dakwaanalternative yaitu: Dakwaan Kesatu : Melanggar pasal 363 ayat (1) ke4,5 KUHP Jo UUNo.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
    ), ATAU Dakwaan Kedua : Melanggar pasal 362 KUHP Jo Pasal 56 ke1 KUHPJo UU No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak(SPPA);Menimbang, bahwa Anak didakwa oleh Penuntut Umum dengandakwaan yang bersifat Alternatif, maka Hakim Tunggal akan langsungmempertimbangkan dakwaan Kesatu yakni melanggar pasal 363 ayat (1) ke4,5Halaman 19 Putusan Nomor : 19 /Pid.SusAnak/2018/PN.PmnKUHP Jo UU No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak(SPPA) sebagai dakwaan yang dianggap paling bersesuaian
    maka untukHalaman 23 Putusan Nomor : 19 /Pid.SusAnak/2018/PN.Pmnmempertimbangkan segala sesuatunya selain aspek yuridis yang telahdipertimbangkan diatas maka akan dipertimbangkan pula aspekaspek yanglain;Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini dikategorikan sebagaitindak pidana Anak, maka Hakim Tunggal sebelum menjatuhkan putusan akanmempertimbangkan secara komprehensif hakikat dari perlindungan terhadapAnak seperti yang termaksud dalam UU No 11 Tahun 2012 tentang SistemPidana Peradilan Anak (SPPA
    yang sudah dewasa maka hukuman yang lebihberat layak dijatuhkan terhadapnya ;Menimbang, bahwa dalam perkara perlindungan anak yang pelakunyaadalah Anak, tak jarang Para Anak divonis dengan pidana minimum, maka olehkarena itu, karena dalam perkara ini Pelakunya adalah Anak berusia 17 (tujuhbelas) tahun yang tidak pernah menyadari akibat dari perbuatannya, makasudah sepantasnyalah terhadap Anak dikenai pidana minimum sebagaimanadiamanatkan dalam UU 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak(SPPA
    bersalah dan dipidana, makaterhadap Anak harus dibebani untuk membayar biaya perkara yang jumlahnyasebagaimana dictum putusan dibawah ini;Menimbang, bahwa oleh karena semua hal telah dipertimbangkan olehHakim tunggal dalam putusan ini, maka penjatuhan hukuman = atau pidanakepada Anak telah dipandang adil atau memenuhi rasa keadilan baik bagiAnak, para korban maupun masyarakat;Memperhatikan Pasal 363 ayat (1) ke4,5 KUHP, mengingat UndangUndang No. 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA
Register : 15-12-2011 — Putus : 17-01-2012 — Upload : 12-12-2012
Putusan PT PALU Nomor 99/PID/2011/PT.PALU
Tanggal 17 Januari 2012 — JEFFRY R. PANTOUW
3216
  • ., SpPA,DFM, SpF Nip. 19670718 199903 I 002 pada bagian Ilmu Kedokteran Forensikdan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin makassar. Dengankesimpulan sebagai berikutBahwa tidak ditemukan adanya tandatanda kekerasan pada jaringan sisa danseluruh tulang belulang korban. Sebab dan mekanisme kematian yang pasti darikorban sulit untuk dinilai oleh karena telah mengalami penguraian jaringan selaintulang akibat pembusukan lanjut.
    NELWAN, Msi., SpPA,DFM, SpF Nip. 19670718 199903 I 002 pada bagian mu Kedokteran Forensikdan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin makassar. Dengankesimpulan sebagai berikutBahwa tidak ditemukan adanya tandatanda kekerasan pada jaringan sisa danseluruh tulang belulang korban. Sebab dan mekanisme kematian yang pasti darikorban sulit untuk dinilai oleh karena telah mengalami penguraian jaringan selaintulang akibat pembusukan lanjut.
    NELWAN, Msi., SpPA,DFM, SpF Nip. 19670718 199903 I 002 pada bagian mu Kedokteran Forensikdan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. DenganHal. 23 dari 25 hal. Put. No. 99/PID/2011/PT.PALUkesimpulan sebagai berikutBahwa tidak ditemukan adanya tandatanda kekerasan pada jaringan sisa danseluruh tulang belulang korban.
Register : 20-08-2019 — Putus : 11-09-2019 — Upload : 11-09-2019
Putusan PN WONOGIRI Nomor 14/Pid.Sus-Anak/2019/PN Wng
Tanggal 11 September 2019 — Terdakwa
12848
  • Unsur barangsiapa;Menimbang, bahwa yang dimaksud barangsiapa ialah orangperseorangan sebagai subyek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban, sertamampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya, yang dalamperkara ini, Penuntut Umum telah mengajukan seorang bernama HERI IRAWANBIN NARMO sebagai Anak di persidangan, dengan identitas selengkapnyasebagaimana tersebut di atas, dimana identitas tersebut dibenarkan oleh SaksiSaksi dan Anak;Menimbang, bahwa oleh karena perkara Anak dijunctokan UU SPPA
    , makaHakim mempertimbangkan dengan mengacu pada UndangUndang Nomor 11Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), dimana Anak haruslahmasuk dalam kategori Anak, yaitu Anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahuntetap!
    dan hal tersebutdidukung dengan keadaan bahwa orang tua dari Anak menyatakan masihsanggup untuk mendidik dan membimbing Anak agar Anak dapat memperbaikiperilakunya, maka Hakim sependapat dengan tuntutan Penuntut Umum agar Anakdijatuhi pidana Pengawasan, dengan tujuan agar Anak tetap dapat bersekolahsehingga diharapkan akan dapat menyelesaikan sekolahnya dengan baik danmemiliki masa depan yang cerah;Halaman 12 dari 14 Putusan Nomor 14/Pid Sus Anak/2019/PN WngMenimbang, bahwa Pasal 77 UndangUndang SPPA
Register : 27-11-2014 — Putus : 22-12-2014 — Upload : 02-07-2019
Putusan PT BANJARMASIN Nomor 05/PID/2014/PT BJM
Tanggal 22 Desember 2014 — Pembanding/Jaksa Penuntut : IRWAN SUKMANA, SH., MH
Terbanding/Terdakwa : M. MUHAIMIN Bin KURDIANSYAH
5510
  • menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalammiliknya, menyimpan, mengangku, menyembunyikan, mempergunakan, ataumengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam atausenjata penusuk ;Menimbang, bahwa atas perbuatan anak tersebut anak dijatuhi pidanaoleh judex facti Pengadilan Negeri Rantau selama 20 (dua puluh) hari ;Menimbang, bahwa proses diversi sebagaimana yang diamanahkanoleh UndangUndang Nomor 11 Tahun 2012 tentang SPPA
    adanya korban yang timbulkan dariperbuatan anak maka sanksi yang di berikan kepada anak yang paling pantasmenurut Pengadilan Tinggi adalah sebagaimana yang tertera dalam amarputusan di bawah ini, sehingga amar putusan Pengadilan Negeri Rantau dalamperkara ini harus diperbaiki ;Menimbang, bahwa selain daripada itu Pengadilan Tinggi mengoreksiputusan Pengadilan Negeri Rantau dalam perkara aquo sehubungan denganpenyebutan status Terdakwa pada anak oleh karena UndangUndang Nomor 11Tahun 2012 tentang SPPA
Register : 24-02-2020 — Putus : 10-03-2020 — Upload : 18-08-2021
Putusan PN KANDANGAN Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2020/PN Kgn
Tanggal 10 Maret 2020 — Terdakwa
11311
  • Menimbang, bahwa pasal 69 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomorhalaman 18 dari 23 Putusan Nomor 1/Pid.SusAnak/2020/PN Kgn11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), menyatakananak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakan berdasarkan ketentuandalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanyadapat dikenai tindakan.Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 71 UU SPPA, pidana pokokbagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan
    Pidana yang dijatunkan kepada Anak dilarangmelanggar harkat dan martabat Anak.Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA, Hakimwajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dari PembimbingKemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 31-01-2019 — Putus : 18-02-2019 — Upload : 25-02-2019
Putusan PN KUTAI BARAT Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Sdw
Tanggal 18 Februari 2019 — Terdakwa
7373
  • Menimbang, bahwa pasal 69 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),menyatakan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakanberdasarkan ketentuan dalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14(empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan.Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 71 UU SPPA, pidana pokokbagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan
    Pidana yang dijatunkan kepada Anak dilarangmelanggar harkat dan martabat Anak.Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa;d. perawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta; f. pencabutanSurat izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tindak pidana.
    Tindakan inidikenakan paling lama 1 (Satu) tahun.Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA,Hakim wajid mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 03-08-2017 — Putus : 04-10-2017 — Upload : 30-11-2017
Putusan PN KANDANGAN Nomor 10/Pid.Sus-Anak/2017/PN Kgn
Tanggal 4 Oktober 2017 — Anak
15651
  • Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),menyatakan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakanberdasarkan ketentuan dalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14(empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan.Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 11 UU SPPA, pidanapokok bagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan. c.pelatinan kerja; d. pembinaan dalam lembaga; dan e.
    Pidana yang dijatuhkan kepada Anak dilarangmelanggar harkat dan martabat Anak.Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa; d.perawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta; f. pencabutansurat izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tindak pidana.
    Tindakan inidikenakan paling lama 1 (satu) tahun.Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA,Hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dariPembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 06-11-2014 — Putus : 13-01-2015 — Upload : 17-02-2015
Putusan PN TONDANO Nomor 03/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Tnn.
Tanggal 13 Januari 2015 — RENSIS MARCHEL LUMEMPOUW Alias MARSEL
20565
  • terdakwatetap ditahan dan denda sebesar Rp.60.000.000, (enam puluh juta rupiah) danapabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama (satu)Page 14 Bulan dan terhadap tuntutan tersebut Majelis Hakim akan mempertimbangkanapakah terdakwa layak untuk dijatuhi pidana sebagaimana surat tuntutan tersebutmaka untuk hal tersebut akan dipertimbangkan sebagai berikut ;Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 69 ayat (1) UndangUndang Nomor11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ( UU SPPA
    ) menentukanAnak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakan berdasarkan kententuandalam UndangUndang ini sedangkan dalam pasal 69 ayat (2) menentukan Anakyang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan dan jenisjenis tindakan yang dapat dikenakan kepada anak juga telah diatur dalam pasal 82ayat (1) UU SPPA;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan bahwaterdakwa RENSIS MARCHEL LUMEMPOUW ALIAS MARCHEL $saatpemeriksaan di persidangan masih berusia
    dengan hukuman seberatberatnya dan orang tua saksikorban di persidangan telah memaafkan perbuatan terdakwa dan menyerahkanmasalah ini ke proses hukum sehingga Majelis Hakim memandang selama prosespemeriksaan di persidangan terdakwa mengakui perbuatannya dan menyesalinyadan terdakwa saat ini masih berstatus sebagai pelajar sekolah SMP ( SekolahMenengah Pertama) yang masih mempunyai masa depan yang panjang ;Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan hukum diatas dikaitkandengan pasal 69 ayat (2) UU SPPA
Register : 15-10-2015 — Putus : 28-10-2015 — Upload : 04-12-2015
Putusan PN KANDANGAN Nomor 10/Pid.Sus-anak/2015/PN Kgn
Tanggal 28 Oktober 2015 — Terdakwa Anak
10613
  • Menimbang, bahwa pasal 69 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 11Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), menyatakan anakhanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakan berdasarkan ketentuan dalam UUSPPA dan anak yang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat dikenaitindakan.
    Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 71 UU SPPA, pidana pokok bagiAnak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1) pembinaan di luarlembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan. c. pelatihan kerja; d. pembinaandalam lembaga; dan e. penjara.
    Pidana yang dijatuhkan kepada Anakdilarang melanggar harkat dan martabat Anak.wonnnnnnnna= Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA, Hakimwajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dari PembimbingKemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 29-04-2016 — Putus : 16-05-2016 — Upload : 26-05-2016
Putusan PN KANDANGAN Nomor 7/Pid.Sus-Anak/2016/PN Kgn
Tanggal 16 Mei 2016 — Anak
7121
  • Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),menyatakan anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakanberdasarkan ketentuan dalam UU SPPA dan anak yang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan.ae Menimbang, bahwa kemudian dalam pasal 71 UU SPPA, pidanapokok bagi Anak terdiri atas : a. pidana peringatan; b. pidana dengan syarat : 1)pembinaan di luar lembaga; 2) pelayanan masyarakat; atau 3) pengawasan. c.pelatihnan kerja; d. pembinaan dalam lembaga; dan
    Pidana yang dijatuhkan kepada Anak dilarang melanggar harkat dan martabat Anak.annem Menimbang, bahwa pasal 82 UU SPPA mengatur tentang tindakanyang dapat dikenakan kepada Anak meliputi : a. pengembalian kepada orangtua/Wali; b. penyerahan kepada seseorang; c. perawatan di rumah sakit jiwa; d.perawatan di LPKS; e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/ataupelatinan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta; f. pencabutansurat izin mengemudi; dan/atau g. perbaikan akibat tindak pidana.
    Tindakan inidikenakan paling lama 1 (satu) tahun.Sones Menimbang, bahwa menurut pasal 60 ayat (3) dan (4) UU SPPA,Hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan perkara.
Register : 17-06-2020 — Putus : 02-07-2020 — Upload : 09-07-2020
Putusan PN TUBEI Nomor 7/Pid.Sus-Anak/2020/PN Tub
Tanggal 2 Juli 2020 — Terdakwa
14361
  • Menimbang, bahwa selanjutnya di depan persidangan Hakim tidakmenemukan baik alasan pemaaf maupun alasan pembenar sebagai alasanyang dapat menghapus kesalahan Anak sehingga dalam hal ini Anak dianggapmampu untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya, oleh karenanya Anakharus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;Menimbang, bahwa dari ketentuan Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2)UndangUndang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang SistemPeradilan Pidana Anak atau biasa dikenal dengan istilah UU SPPA
    menegaskanbahwa Anak hanya dapat dijatuhi pidana atau dikenai tindakan berdasarkanUndangUndang tentang Sistem Peradilan Anak, dan UndangUndang tersebutmenegaskan pula bahwa Anak yang belum berusia 14 tahun hanya dapatdikenai tindakan;Menimbang, bahwa dalam hal ini Hakim memperhatikan pula ketentuanPasal 70 UU SPPA yang menegaskan bahwa ringannya perbuatan, keadaanpribadi Anak atau keadaan pada waktu dilakukan perbuatan atau yang terjadikemudian dapat dijadikan dasar pertimbangan Hakim untuk tidak
    menjatuhkanpidana atau mengenakan tindakan dengan mempertimbangkan segi keadilandan kemanusiaan;Menimbang, bahwa dalam hal ini Hakim memperhatikan pula ketentuanPasal 71 UU SPPA yang menegaskan bahwa pidana pokok bagi Anak terdiriatas:a. pidana peringatan,b. pidana dengan syarat :1.
    18 April 2020 merekomendasikan apabila Anakdinyatakan terbukti bersalah maka Anak direkomendasikan dijatuhi pidanapokok dengan syarat Pengawasan selama 1 (Satu) tahun dengan syarat umumAnak tidak akan melakukan tindak pidana lagi, dan syarat khusus yaitu Anakwajib lapor ke Kejaksaan Negeri Tubei, Anak dalam pengawasan pihakKejaksaan Negeri Tubei, dan Anak akan mengikuti program pembimbingan daripihak Bapas Bengkulu;Menimbang, bahwa dalam hal ini Hakim pun merujuk pula padaketentuan Pasal 81 UU SPPA
    bahwa pemidanaan terhadap Anak sebagai pelakuperbuatan pidana tentunya Hakim mengharapkan bahwa pemidanaan terhadapAnak dapat merubah Anak tersebut menjadi lebih baik lagi sebagai generasimuda, maka tentunya pemidanaan tersebut harus bersifat edukatif, konstruktifdan tidak destruktif, sehingga, pemidanaan tersebut diharapkan dapat merubahperilaku Anak menjadi baik tanpa harus dijatuhi pidana penjara kepada Anak;Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut dan memperhatikanpula ketentuan Pasal 70 UU SPPA
Putus : 08-06-2016 — Upload : 02-06-2017
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 294 K/Pid/2016
Tanggal 8 Juni 2016 — Rizky Ramadhan alias Rizky Codet bin Iskandar
9468 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Hakim Ketua Sidang menanyakan kepada Penuntut Umummengenai alasan diajukannya perkara atas nama Terdakwa RizkyRamadhan alias Rizky Codet bin Iskandar dengan Acara Pemeriksaan Biasamengingat usia Terdakwa masih 17 tahun yang dijawab oleh Kami PenuntutUmum bahwa Terdakwa berstatus telah menikah/kawin hal ini dibuktikandengan dilampirkannya Buku Akta Nikah Terdakwa di dalam berkas perkaradan bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 20 UndangUndang Nomor 11Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA
    Sebagai ilustrasi apabila seseorang yang sudahkawin tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan dariperkawinannya ia memiliki anak kemudian ia melakukan kekerasan terhadapanaknya, bagaimana mungkin terhadap orang tuanya tersebut diprosesdengan hukum acara peradilan pidana anak, sementara sekalipun ia masihberusia anak menurut UU SPPA adalah orang tua dari anaknya yangmenjadi korban dari tindak pidana itu sendiri.