Ditemukan 16313 data
10 — 8
bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnHalaman 13 dari16 Putusan Nomor 593/Pdt.G/2021/PA.TngNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:cba NS ye Spi walall 555Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah
8 — 1
bahkanHalaman 13 dari 16 Putusan Nomor 2232/Pdt.G/2020/PA.TngPenggugat tetap dan tidak lagi berkeinginan untuk meneruskan rumahtangganya dengan Tergugat, maka agar kedua belah pihak berperkara tidaklagi lebih jauh melanggar norma agama dan norma hukum dan atau untukmenghindari ekses negatif (mudarat) yang ditimbulkan lebih besar daripadamanfaat yang diperoleh, Majelis Hakim berpendapat lebih layak rumah tanggaPenggugat dan Tergugat diceraikan daripada tetap dipersatukan;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah
12 — 7
Tergugatmalas bekerja, selain itu Tergugat tidak mau diajak hidup mandiri, danapabila bertengkar Tergugat sering berkatakata kasar kepada Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal sejak bulanJuni tahun 2016; Bahwa selama pisah tempat tinggal Penggugat dan Tergugat tidakmenjalankan kewajiban sebagai suami istri; Bahwa Penggugat bersikeras ingin bercerai dari Tergugat;Menimbang, bahwa terhadap faktafakta tersebut diatas, maka Majelismemandang perlu mengetengahkan pendapat ahli fikin Wahbah
31 — 15
bahwa dari terminologi di atas cukup jelas menunjukkanbahwa Talak Raji hanya dapat diberikan apabila seorang suami masih adakemungkinan untuk kembali lagi kepada istri yang ditalaknya selama masaiddah tanpa memerlukan akad nikah baru, sedangkan dalam hal suami telahkeluar dari agama Islam (Murtad), maka suami tersebut tidak lagi memilikikewenangan (haq alada) terhadap Talak Raji, Karena tidak memenuhi syaratuntuk melakukan rujuk, sebagaimana dijelaskan dalam kitab alFigh alIslamywa Adillatuhu karya Wahbah
11 — 1
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam wa Adillatuhu, Juz X, halaman 482 yang diambil alin oleh Majelis Hakimsebagai pendapat sendiri yang menyatakan sebagai berikut:BRIE 3B aged Shad ye joel Gee ge BI le Lye atl SAM poe IWEY) GS jelly) pe) Gee pel GlArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkah terhadapisterinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya, sehingga isteri berhakuntuk minta cerai ke pengadilan disebabkan suami tidak mampu menjaminnafkahnya.Menimbang, bahwa
7 — 5
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam wa Adillatuhu, Juz X,halaman 482 yang diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapat sendiriyang menyatakan sebagai berikut:PU 3S aed Shad ge joel Gee ge all fe yal GY pre giEY 56 jell gl ee ee Et ClbArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkah terhadapisterinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya, sehingga isteri berhakuntuk minta cerai ke pengadilan disebabkan suami tidak mampu menjaminnafkahnya.Menimbang, Majelis Hakim
19 — 10
Wahbah Az Zuhaili dalamKitab Al Figh Al Islami Wa Adillatuhu Juz Vil halaman 690 sebagai berikut :rua GLY Caw aula! gl qa cle iJRSIoJ 59 aig G ploy,OS lawld OF lg clo Jl cui! iioO92 yol> 28 ple Indio sl a ,cbly;Hal 15 dari 18 hal Penetapan Nomor 18/Pdt.P/2019/PA.Ngw.Jol cyo dlyodl & esl Lb IS CawArtinya:Pernikahan, baik yang sah maupun yang fasid adalah merupakan sebabuntuk menetapkan nasab di dalam suatu kasus.
14 — 1
Putusan Nomor 560/Pdt.G/2021/PA.TngArtinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat Ulama Mazhab Maliki dalam kitab AlFigh AlIslami waAdillatuhu (Beirut: Dar AlFikr, 1985) jilid VIl halaman 527, yang kemudianMajelis Hakim sependapat dan mengambil alin pendapat tersebut menjadipendapat Majelis, menyatakan:Lago Say sll BLL eas gay EIU Lene cy pall g GLEAN pall ASU lel,csrlabayl aU aa 5 ale slay SIS, SY
6 — 3
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam wa Adillatuhu, Juz X,halaman 482 yang diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapat sendiriyang menyatakan sebagai berikut:BBS BS age She 6 jena eee Ge al de Ly pe antl GLA poe glWEYL Ge penal gl yee ee yl OleArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkah terhadapisterinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya, sehingga isteri berhakuntuk minta cerai ke pengadilan disebabkan suami tidak mampu menjaminnafkahnya.Menimbang, Majelis
18 — 5
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:cba 1S yo D5l walall 55Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat
9 — 6
yang terdapat di dalam Kitab alFigh alIslami waHalaman 14 dari 17 putusan Nomor 1308/Pdt.G/2021/PA.GsgAdillatuhu, karangan Wahbah alZuhaily, Juz VII, halaman 529, yangselanjutnya diambil alin menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagai berikut:oY osb ob slaw Gola! ansq) sill Wbpei Les, gh!
44 — 19
pe py) plyArtinya : Tidak boleh memudharatkan dan dimudharatkan, barangsiapa yangmemudharatkan maka Allah akan memudharatkannya dan siapa sajayang menyusahkan maka Allah akan menyusahkannya;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak bolen memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah
7 — 2
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:bal 1s je Uji ntl 53Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat
13 — 12
Wahbah AlZuhaili mengutip dan menjelaskanpendapat Ulama Mazhab Maliki dalam kitab alFigh alIslami wa Adillatuhu, juz7 halaman 527528, yang kemudian Majelis Hakim sependapat dan mengambilalih pencapat tersebut menjadi pendapat Majelis, menyatakan:7 Lats 1) 5all sl Glau & 2 p05 22sJLaJI jbl,Liotas ar>95Jl slLisll Gy ied V sts i535 elaV5 552 V> :PWLidls SM! atle 33 125ite La Ls5sl lil 555 alt Flas
33 — 5
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:lal hs ye Agi antall 553Artinya : Menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat
16 — 10
AlFigh alIslamy wa adilatuh, juz 7, halaman 527, karangan Wahbah alZuhailly, yang berbunyi:Twos VY i> EU lain) po!
11 — 10
yang terdapat di dalam Kitab alFigh alIslami waAdillatuhu, karangan Wahbah alZuhaily, Juz VII, halaman 529, yangselanjutnya diambil alin menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagai berikut:oV fgslb ob glaw wold! ardg, sill gb!
23 — 16
dapat menahan gelora syahwat.Dan siapa saja yang tidak/belum mampu, maka hendaklah ta berpuasa,karena sesungguhnya puasaitu menjadi pengekang baginya;Menimbang, bahwa Hakim perlu untuk mengemukakan berdasarpendapat ulama serta Qaidah Figh, yang kemudian diambil alin menjadipendapat hakim sebagai berikut: Imam Jalaludin asSayuti, dalam AlAsbah wa al Nadzoirhalaman 128:arbaddl byic us J Ws lol 6 paiArtinya : Kebijakan Pemerintah (Hakim) hendaknya selalu berorientasipada kemaslahatan rakyat ; Imam Wahbah
13 — 2
nafkah wajib kepada Penggugat, Tergugat sering pergi meninggalkanPenggugat dan anaknya dan tanpa mempedulikan keduanya; Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sejak bulan Juli 2014,sampai sekarang telah berjalan lebih kurang dua tahun lamanya; Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah didamaikan, namun tidakberhasil; Bahwa Penggugat bersikeras ingin bercerai dari Tergugat;Menimbang, bahwa terhadap faktafakta tersebut diatas, maka Majelismemandang perlu mengetengahkan pendapat ahli fikih Wahbah
28 — 11
Wahbah AlZuhaili mengutip dan menjelaskanpendapat Ulama Mazhab Maliki dalam kitab alFigh alIslami wa Adillatuhu, juz7 halaman 527528, yang kemudian Majelis Hakim sependapat dan mengambilalin pendapat tersebut menjadi pendapat Majelis, menyatakan:Lame Lamy BL!