Ditemukan 13169 data
56 — 34
adalahHal 10 dari 15 Hal Penetapan Nomor 0074/Pdt.P/2015/PA.KAGperbuatan yang mengabaikan ketentuan hukum mengenai perkawinanpoligami;Menimbang, bahwa terhadap poligami tanpa izin yang dilangsungkanoleh Pemohon tersebut, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:1.Bahwa izin Pengadilan Agama terhadap kehendak seseorang untukberpoligami berfungsi evaluatif, bukan administratif belaka, agar poligamiyang dilangsungkan' tidak = obertentangan dengan hukum~ danpelaksanaannya tetap sejalan dengan cita
20 — 3
) KecamatanSidayu, Kabupaten Gresik pada tanggal 22 JuliBahwa, setelah melangsungkan pernika han antara Pemohon danTermohon selanjutnya hidup bersama sebagai suami istridengan mengambil tempat kediaman di rumah orang tua Pemohon(XXXX Surabaya 60282); Bahwa, semula kehidupan rumah tangga antara Pemohon denganTermohon berjalan rukun, damai, tentram dan harmonis,karena antara Pemohon dengan Termohon saling menghormati,memahami, dan saling membantu di dalam kebutuhan~ rumahtangga dan juga mempunyai cita
cita agar kehidupan rumahtangga bisa tentra m dan bahagia (assakinah, mawadah danwarochmah); Bahwa, setelah melangsungkan pernikahan, Termohon hanya padabulan bulan awal saja bisa menunjukkan ~~ etika sebagaiseorang istri yang baik, namun selang satu tahunan setelahpernikahan, Termohon selalu~ berani kepada Pemohon, tidakpernah mengindahkan nasehat dari Pemohon, seringkali pulangke rumah orang tuanya (XXXX,~ Gresik) apabila terjadipertengkaran dan tanpa seijin dengan Pemohon sebagai suamisekaligus
14 — 14
Yang Mulia, kali ni adalah yang ketiga kalinya pisah rumah antara pemohon dantermohon dan ini mungkin yang terakhir cita cita semula pemohon bersamatermohon ingin membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmahsebagai tujuan perkawinan, rumah tangga yang menjadi surga dalam kehidupankami, tetapi rupanya kenyataan tidak semudah harapan. Sadarkah termohondalam ucapannya : Saya selalu berusaha menjadi istri yang baik bagi Ssuami sayadan menjadi ibu yang baik bagi anak anak saya.
39 — 38
rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa ;Menimbang, bahwa hakekat dan tujuan perkawinan Kompilasi HukumIslam menyatakan sebagai berikut :Pasal 2 ;Perkawinan menurut hukun Islam adalah pernikahan, yaitu akadyang sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan untuk mentaati perintahAllah dan melaksanakannya merupakan ibadah ;Pasal 3 ;Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tanggayang sakinah, mawaddah, dan rahmah ;Menimbang, bahwa pertimbangan di atas merupakan cita
Keadaan tersebut pula akhirnya membuat Penggugat Halaman 23 dari 28 halaman Putusan Nomor 44/ Pdt.G/ 2018/ PA Dpsdan Tergugat mengambil langkah drastis, yakni keduanya berada padakehendak yang sama untuk bercerai ;Menimbang, bahwa bila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cintadan kasih sayangnya, maka cita ideal bagi suatu kehidupan rumah tanggatersebut tidak akan pernah menjadi kenyataan bahkan kehidupan rumahtangga itu akan menjadi belenggu kehidupan bagi kedua belah pihak, makadengan itu telah
7 — 4
;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimanadimaksud Pasal 1 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,yakni terbentuknya keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekalberdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, diperlukan adanya unsur salingmencintai dan saling menyayangi di antara kedua belah pihak sebagai suamiisteri, sebagaimana diisyaratkan di dalam Al Quran Surat Ar Ruum ayat 21;Menimbang, bahwa apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cintadan kasih sayangnya, maka cita
22 — 13
bahwa kenyataan tersebut, menunjukkan antara Penggugatdan Tergugat telah mengalami kebuntuan komunikasi kasih sayang sebagaisuami istri, yang hal itu nyatanya terus memburuk dari waktu ke waktu sehinggamengakibatkan hancurnya keharmonisan kehidupan rumah tangga Penggugatdan Tergugat, dimana pada titik sekarang, Penggugat dan Tergugat kehilanganrasa cintanya, serta keduanya begitu kuat niatnya untuk bercerai;Menimbang, bahwa bila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dankasih sayangnya, maka cita
7 — 8
maka Majelis Hakim berkeyakinan bahwa perceraian adalah alternatif yangterbaik bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa dari faktafakta tersebut, Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah pecah dantidak ada harapan untuk hidup rukun lagi;Menimbang, bahwa rumah tangga yang bahagia yang kekal dan sejahteraakan terwujud jika antara suam isteri saling mencintai dan menyayangi satusama lain, apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasihsayangnya, maka cita
19 — 4
Pasal 3 KompilasiHukum Islam;Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga Penggugat denganTergugat yang sudah sedemikian rupa dan terlihat selama berpisah antaraPenggugat dan Tergugat sudah tidak lagi menunaikan hak dan tangggungjawabnya sebagai suami istri, sehingga apabila dipaksakan perkawinan merekatetap bersatu diduga kuat cita luhur perkawinan sebagaimana di atas sangatsulit untuk terwujud dan justru yang akan terjadi adalah suasana sebaliknyayang akan memenjarakan keduanya dalam tekanan batin
20 — 16
lebih dari2 tahun, dimana dalam rentang waktu tersebut kedua belah pihak tidak dapatkembali hidup rukun sebagai suami istri, sehingga dari keadaan tersebut telahtergambar keadaan berupa hancurnya keharmonisan kehidupan rumah tanggaPemohon dan Termohon, yang pada titik sekarang Pemohon telah kehilangan10rasa cintanya, serta tidak berniat lagi untuk mempertahankan kehidupan rumahtangganya ;Menimbang, bahwa bila salah satu atau kedua belah pihak sudahkehilangan rasa cinta dan kasih sayangnya, maka cita
19 — 1
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa kehidupan rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat sudah sangat sulit untuk dirukunkanlagi dan jika perkawinan seperti ini tetap dipertahankan makaperkawinan tersebut tidak akan sesuai lagi dengan cita cita21ideal dan tujuan luhur dari sebuah perkawinan yakni kehidupanrumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah, oleh karena ituMajelis Hakim berpendapat bahwa alternatif
12 — 7
;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud Pasal1 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yakni terbentuknyakeluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa, diperlukan adanya unsur saling mencintai dan saling menyayangi di antara keduabelah pihak sebagai suami isteri, sebagaimana diisyaratkan di dalam Al Quran Surat ArRuum ayat 21;Menimbang, bahwa apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dankasih sayangnya, maka cita
80 — 50
hukumformil poin 20 menyatakan bahwa, "Kumulasi isbat nikah atas pernikahankedua dengan perceraian, sedangkan pernikahan yang kedua tersebut tidakmendapatkan izin poligami dari pengadilan agama, tidak dapat diisbatkansebagaimana kasus perkawinan Pemohon dan Pemohon Il.Menimbang, bahwa izin Pengadilan Agama terhadap kehendakseseorang untuk berpoligami berfungsi evaluatif, bukan administratif belaka,agar poligami yang dilangsungkan tidak bertentangan dengan hukum danpelaksanaannya tetap sejalan dengan cita
42 — 14
pada prinsipnya perkawinan adalah untukmembentuk keluarga bahagia yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa sesuai dengan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 yang telahdiubah dengan UndangUndang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perkawinan dandiperintahkan kepada suami istri untuk bergaul dengan baik (muasyarah bilmaruf) sebagaimana firman Allah dalam surat AnNisa, ayat 19 danseyogyanya lembaga perkawinan adalah suatu wadah yang disediakan bagimanusia agar jiwanya menjadi tenang, berlimpah suka cita
24 — 21
Bahwa fakta Penggugat tetap pada keinginannya untukbercerai dengan Tergugat menunjukkan Penggugat sudah tidak cintalagi terhadap Tergugat dan bila salah satu pihak sudah kehilanganrasa cinta dan kasih sayangnBahwa maka cita ideal bagi suatukehidupan rumah tangga tersebut tidak akan pernah menjadikenyataan bahkan apabila perkawinan tersebut tetap dipaksakanuntuk dilanjutkan dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negative(dharar) baik kepada Penggugat maupun Tergugat;h.
17 — 4
Siw.Menimbang, bahwa apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dankasih sayangnya, maka cita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga yang bahagia,kekal dan sejahtera tersebut tidak akan pernah menjadi kenyataan, bahkan kehidupanperkawinan itu akan menjadi belenggu kehidupan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta telah terjadinya perpisahan tempat tinggalantara Penggugat dan Tergugat yang telah berlangsung sekitar 3 (tiga) bulan lebih dantelah diupayakan untuk mendamaikan
27 — 2
unsur saling mencintaidan saling menyayangi diantara kedua belah pihak sebagai suami isteri halini tidak diperoleh lagi di rumah tangga Penggugat dan Tergugat , bahkankebencian dan percekcokan yang ada karena tingkah laku dari Tergugatyang telah melanggar sighat taklik model A2 ;Menimbang, bahwa rumah tangga yang bahagia, kekal dansejahtera akan terwujud jika suami isteri saling mencintai dan menyayangisatu sama lain, apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dankasih sayangnya, maka cita
24 — 13
Uang tabungan di BRI Unit CabengE an Hajerah sebesarRp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah ) ;Uang arisar di BacuBacuE Toddang Cita, dipegang olehbendahara an.
27 — 9
gugatanPenggugat dan dikaithubungkan Bukti P. serta keterangan para saksi tersebutdi atas, maka Majelis Hakim menemukan fakta bahwa Penggugat dan Tergugatsebagai suami istri telah terbukti sudah tidak rukun dan tidak harmonis lagirumah tangganya sebagai akibat adanya perselisihan dan pertengkaran rumahtangga secara teruS menerus, yang berujung pada perpisahan tempat tinggal5 lima bulan lamanya serta kedua belah pihak sudah diusahakan untukdirukunkan melalui keluarga, namun tidak berhasil ;Menimbang, bahwa cita
18 — 8
Tergugat,sebagaimana diatur dalam firman Allah SWT. dalam surat arRuum ayat 21serta Pasal 1 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa dengan adanya fakta hukum poin 2 dan 3,Majelis Hakim menilai dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudahtidak terwujud lagi, karena sebagai pasangan yang terikat dengan ikatansuci (mitsagan ghalidzan) yang menautkan dua insan yang berbeda fikiran,hati dan rasa menjadi satu sehingga bisa saling asah, saling asih dan asuhdalam satu cinta dan cita
26 — 27
Bahwa fakta Penggugat tetap pada keinginannya untuk berceraidengan Tergugat menunjukkan Penggugat sudah tidak cinta lagi terhadapTergugat dan bila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasihsayangnya, maka cita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga tersebut tidakakan pernah menjadi kenyataan bahkan apabila perkawinan tersebut tetapdipaksakan untuk dilanjutkan dikhawatirkan akan menimbulkan dampaknegative (dharar) baik kepada Penggugat maupun Tergugat;h.