kawin kepada anak para Pemohontersebut, hal mana sesuai ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) UndangundangNomor 1 Tahun 1974 yang telah diubah dengan Undangundang nomor 16Tahun 2019 Tentang perubahan atas Undangundang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebih mapan dalam menjalini

minumminuman keras sehingga hal ini memicu pertengkaran danPenggugat merasa tersakiti oleh tingkah laku Tergugat;Bahwa disamping itu. yang lebih menyakitkan lagisekitar tahun 2008 Tergugat melakukan perbuatan pidanayaitu tindak pidana pencurian dimana yang dicuri adalahsepeda motor tetangga Penggugat sendiri dan karena itujuga Tergugat telah dipidana atau dipenjara selama 1 (satu)tahun penjara di lembaga pemasyaratkatan Labuhan Deli;Bahwa namun begitu setelah Tergugat bebas dan atau10.11.telah menjalini

terpenuhi, makaMajelis Hakim berpendapat untuk menghidari terjadinya lebih jauh halhal yangdilarang agama, perlu diberikan dispensasi kawin kepada anak Pemohontersebut, hal mana sesuai ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) UndangundangNomor 1 Tahun 1974;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebin mapan dalam menjalini

menenangkan diri dengan pergikerumah orang tua Penggugat di Medan, lalu Tergugat memberikan izin ,kemudian Penggugat bersama orang tua Penggugat yang pada saat ituberada di Padangsidimpuan, lalu Penggugat dikarnakan Tergugat sudahmemberi izin, Penggugat pergi ke medan bersama orang tua Penggugat;> Bahwa pada saat di Medan Tergugat ada menelpon danmengatakan agar Penggugat pulang, lalu Penggugat pulang , akan tetapisetelah sampai di rumah kediaman bersama Tergugat menanyakanapakah Penggugat masihn mau menjalini

terpenuhi, maka Majelis Hakim berpendapatuntuk menghindari terjadinya lebih jauh halhal yang dilarang agama, perludiberikan dispensasi kawin kepada anak Pemohon tersebut, hal mana sesuaiketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebin mapan dalam menjalini

G/2020/PA.Abdan ketika Penggugat sedang menjalini pengobat di Ambon Tergugat telahmemutuskan kominikasi dengan Penggugat bahkan saat Penggugatmencoba menghubungi Tergugat tidak bisa dihubungi, lebin dari ituTergugat juga tidak memberikan nafkah sejak Penggugat berobat di Ambon;7. Bahwa Penggugat dan Tergugat saat ini sudah pisah ranjang dan pisahtempat tinggal selama 7 (tujuh) tahun terhitung sejak 2013 sampai dengandilayangkannya gugatan ini.

Bahwa setelah pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon telahmelakukan hubungan selayaknya suamiister/ (bada dukhul) dan dikarunial1 (Satu) anak : M Rafli Maulana bin Budi Riyanto, Gunung Ulin, 31 Juli 2004sekarang ikut Pemohon.4, Bahwa pada mulanya rumah tangga antara Pemohon dan Termohonberjalan rukun dan harmonis, namun sekitar bulan Februari 2009 rumahtangga antara Pemohon dan Termohon terjadi goyah yang disebabkanperbedaan Pinsip dalam menjalini rumah tangga mudah marah perihalekonomi padahal

dispensasi kawin kepada anak Pemohontersebut, hal mana sesuaiketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 yangtelah diubah dengan Undangundang nomor 16 Tahun 2019 Tentangperubahan atas Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kKesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebih mapan dalam menjalini

diberikandispensasi kawin kepada anak Pemohon tersebut, hal mana sesuai ketentuandalam Pasal 7 ayat (2) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah diubahdengan Undangundang nomor 16 Tahun 2019 Tentang perubahan atasUndangundang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebih mapan dalam menjalini

Penggugat tinggal dirumah orangtua Penggugat dan Tergugattinggal di Lapas XXX, sehingga antara Penggugat dan Tergugat sudahtidak lagi menjalini hak dan kewajiban sebagai Suami istri, Sampai dengansekarang yang sudah berjalan kurang lebih 4 bulan, dan selama itupulaTergugat tidak memberikan nafkah terhadap Penggugat6. Bahwa Penggugat sudah meminta kepada pihak keluargaPenggugat untuk mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun upayatersebut tidak berhasil;7.

Bahwa puncak ketidak harmonisan rumah tangga Penggugatdengan Tergugat terjadi pada bulan Februari 2020 dengan sebab dimanaTergugat Semua nya saja dalam memberikan nafkah dan kurang bisamenerima saran dari Penggugat, dimana akhirnya terjadi keributan yangmengakibatkan Penggugat dan Tergugat berpisah, sehingga antaraPenggugat dan Tergugat sudah tidak lagi menjalini hak dan kewajibansebagai suami istri, Sampai dengan sekarang yang sudah berjalan kuranglebih 4 bulan, dan selama itupula Tergugat tidak

hukum dalam mengajukan perceraian dan apakah antara suami isteritidak mungkin lagi untuk hidup rukun lagi, untuk itu Penggugat patutdibebankan pembuktian;Menimbang, bahwa gugatan pada pokoknya adalah menuntut Supayaperkawinannya dengan Tergugat dinyatakan putus karena perceraian, sebabsejak tiga bulan menikah rumah tangga tidak harmonis lagi karena pernikahanHim. 5 dari 12Putusan 385/Pdt.G/2020/PA.MrbPenggugat dengan Tergugat dijodohkan kedua orang tua, setelah pernikahanPenggugat sudah berusaha menjalini

Rancabolang, Kec.Gedebage, Kota Bandung untuk menyelesaikan program Dokter Internshipdan pemohon menetap bersama termohon;4.Bahwa sejak menetap di Bandung pada bulan September 2017 pemohonmenyadari sedang mengandung anak pertama yang kemudian diberitahukankepada termohon bahwa pemohon sedang hamil ;5.Bahwa sangat disayangkan anak yang berada dalam kandungan pemohonhanya mampu bertahan selama 5 bulan dan harus menjalini operasi caesaryang kemudian bayi tersebut hanya mampu bertahan hidup selama 5

dispensasi kawin kepada anak Pemohontersebut, hal mana sesuai ketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) UndangundangNomor 1 Tahun 1974 yang telah diubah dengan Undangundang nomor 16Tahun 2019 Tentang perubahan atas Undangundang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebin mapan dalam menjalini

Bahwa hubungan rumah tangga Penggugat dan Tergugatsudah tidak ada Kecocokan dalam menjalin hubungan rumah tanggadisebabkan karena perbedaan dalam menjalini keyakinan dan tidakbisa menjadi imam dalam rumah tangga;5.5. Bahwa Tergugat tidak mau bekerja dan membiarkanPenggugat untuk bekerja sendirian dengan cara berjualan sendiri demimencukupi kebutuhan rumah tangga;5.6.

Bahwa puncak ketidak harmonisan rumah tangga Penggugatdengan Tergugat terjadi pada bulan September 2017 dengan sebabdimana Tergugat Semuanya saja dalam memberikan nafkah kepadaPenggugat, dimana akhirnya terjadi keributan yang mengakibatkanPenggugat dan Tergugat berpisah, sehingga antara Penggugat danTergugat sudah tidak lagi menjalini hak dan kewajiban sebagai suami istri,sampai dengan sekarang yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun, danselama itupula Tergugat tidak memberikan nafkah terhadap Penggugat

terpenuhi, maka Majelis Hakim berpendapatuntuk menghindari terjadinya lebin jauh halhal yang dilarang agama, perludiberikan dispensasi kawin kepada anak Pemohon tersebut, hal mana sesuaiketentuan dalam Pasal 7 ayat (2) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebin mapan dalam menjalini

antara penggugat dan tergugat sebagai akibat dari adanyaperbedaan yang cukup tajam dalam memahami dan menyikapi sesuatu yangterjadi dalam rumah tangga, sebagaimana telah dijelaskan dalam uraiantentang fakta hukum tersebut di atas; Apalagi bagi penggugat, denganadanya sikap dan kebiasaan tergugat yang melampiaskan kemarahan danluapan emosinya dengan melakukan kekerasan fisik, seperti menempelang,mencakar memukul atau menampar bagian tubuh penggugat, akanmenjadikan trauma besar bagi penggugat dalam menjalini

StrTahun 2019 Tentang perubahan atas Undangundang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa negara melalui Undangundang menetapkan batasusia minimal 19 tahun bagi calon pengantin kaitannya hanya menginginkangenerasinya memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalani bahtera rumahtangga dengan tujuan agar lebih mapan dalam menjalini kehidupan nantinya;Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan anak para Pemohon danketerangan para saksi diperoleh fakta bahwa meskipun anak para Pemohonmasih

Bahwa puncak ketidak harmonisan rumah tangga Penggugatdengan Tergugat terjadi pada tanggal 24 Mei 2020 dengan sebab dimanaTergugat tidak bisa merubah sifat Tergugat, dan dimana saat terjadikeributan Tergugat melakukan kekerasa kepada Penggugat, dimanaakhirnya terjadi keributan yang mengakibatkan Penggugat dan Tergugatpisah tempat tinggal, sehingga antara Penggugat dan Tergugat sudah tidaklagi menjalini hak dan kewajiban sebagai suami istri, Sampai dengansekarang yang sudah berjalan kurang lebih 1