Ditemukan 336 data
10 — 0
, yangakibatnya kedua belah pihak hidup berpisah selama 1 (satu) tahun dan selama itukedua belah pihak sudah tidak saling berkomunikasi, dengan demikian hubunganantara Pemohon dan Termohon dalam membina rumah tanggannya telah pecah dansudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi sebagai suami istri; Menimbang, bahwa menghindari terjadinya mafsadat dalam rumah tanggaharus lebih diutamakan daripada mendatangkan kemaslahatan sesuai qaidahFighiyyah dalam Kitab Al Asybah wan Nadho ir, halaman 62:lp olus
9 — 6
PUTUSAN WyNomor 485/PdtG/2016/PA.SimDEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAPengadilan Agama Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkaratertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusanperkara cerai talak antara:en, Umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan SMA,pekerjaan buruh bangunan, tempat kediaman ci ieesebagai Pemohon;melawanDe, Umur 25 tahun, agama Islam, pendidikan SMA,penenun olus, tempat kediaman di PekerjaaneeeES, sebagai Termohon;Pengadilan Agama tersebut
7 — 0
melaksanakan hak dan kewajibannya masingmasingsebagai suami dan ataupun sebagai istri sebagaimana dimaksud dalamPasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, maka apabilaperkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetap dipertahankandikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa menghindari terjadinya mafsadat dalam rumahtangga harus lebih diutamakan daripada mendatangkan kemaslahatansesuai gaidah Fighiyyah dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman 62:UJI 1g olus
15 — 1
maka jelas kedua belah pihak tidakdapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagai suami istrisebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetapdipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alin doktrinhukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wanNadhoir, halaman 62, yangberbunyi sebagai berikut:ty Unt Ig olus
73 — 102
Eo 000.puluh juta rupiah) yang diserahkan olus lima puluh juta rupiah).
9 — 1
maka jelas kedua belah pihak tidakdapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagai suami istrisebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetapdipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alih doktrinhukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wanNadhoir, halaman 62, yangberbunyi sebagai berikut:y5 UsJI lg olus
15 — 5
maka jelas kedua belahpihak tidak dapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagaisuami istri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndangNomor 1 Tahun 1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohontersebut tetap dipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yanglebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alihdoktrin hukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman62, yang berbunyi sebagai berikut:(155 Usd Ig olus
10 — 1
hak dan kewajiban masingmasing sebagaisuami istri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndangNomor 1 Tahun 1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan TermohonPutusan Nomor 75/Pdt.G/2018/PA.Tmg.Halaman 7 dari 10tersebut tetap dipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yanglebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alihdoktrin hukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman62, yang berbunyi sebagai berikut:(155 Usd Ig olus
8 — 3
Tmg.Halaman 8 dari 11dapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagai suami istrisebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetapdipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alih doktrinhukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman 62, yangberbunyi sebagai berikut:62 +45 UJI Ig olus VI) a
8 — 0
jelas kedua belah pihak tidakdapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagai suami istrisebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetapdipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alin doktrinhukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman 62, yangberbunyi sebagai berikut:TW 245 Usd ly olus
10 — 1
maka jelas kedua belah pihak tidakdapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagai suami istrisebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetapdipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alih doktrinhukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asyobah wan Nadhoir, halaman 62, yangberbunyi sebagai berikut:ty5 Und lg olus
6 — 0
berkepanjangan bagi kedua belah pihak,terutama bagi Pemohon, dimana hal itu adalah merupakan mafsadat dalamrumah tangga, oleh karena itu solusi yang terbaik bagi kedua belah pihakadalah perceraian agar Supaya masingmasing pihak dapat terbebas dari ikatanperkawinan yang membelenggu serta dapat keluar dan menentukan masadepannya sendirisendiri yang lebih baik, dalam hal ini Majelis Hakimsependapat dengan pendapat pakar hukum islam dalam AlAsybah wanNadhair halaman 62 yang berbunyi sebagai berikut :CA 25 Ul g olus
6 — 0
Maka Majelis Hakim sependapat denganqaidah Fighiyyah yang berbunyi sebagai berikut :25 ail ly olus VI) WJ Lead! Ue Yo Wel aw Leal! IoArtinya: Menolak mafsadat harus lebih didahulukan untuk mendatangkan kemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas,maka permohonan Pemohon untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon telahmemenuhi alasan hukum sebagaimana ketentuan pasal 19 huruf ( f ) PeraturanPemerintah nomor 9 tahun 1975 jo.
5 — 0
dalamikatan perkawinan justru akan menimbulkan kesengsaraan yang lebih berat danberkepanjangan bagi kedua belah pihak serta tidak ada kepastian nasibnya secarahukum, terutama bagi Penggugat, oleh karena itu solusi terbaik adalah perceraian agarkedua belah pihak terlepas dari perkawinan yang membelenggu, dapat keluar danmenentukan nasib masa depan masingmasing yang lebih baik, dalam hal ini MajlisHakim sependapat dengan kaidah ffigih yang berbunyi sebagaiberikut : ul> oo ool sw Lao Lo( 15 Ubi Ip olus
15 — 7
melaksanakan hak dan kewajibanmasingmasing sebagai suami istri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan34 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, maka apabila perkawinan antaraPemohon dan Termohon tersebut tetap dipertahankan dikhawatirkan akanmenimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Putusan Nomor 0975/Pdt.G/2015/PA.Tmg Halaman 9 dari 11Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alihdoktrin hukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wanNadhoir,halaman 62, yang berbunyi sebagai berikut:UaJI lg olus
8 — 1
jelas kedua belah pihak tidakdapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagai suami istrisebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetapdipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alin doktrinhukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman 62, yangberbunyi sebagai berikut:TW 155 Usd Ig olus
8 — 0
jelas kedua belahpihak tidak dapat melaksanakan hak dan kewajiban masingmasing sebagaisuami istri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndangNomor 1 Tahun 1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohontersebut tetap dipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yanglebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alihdoktrin hukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman62, yang berbunyi sebagai berikut:(62 245 Und Ig olus
8 — 0
perkawinan maka justru akanmenimbulkan madlarat yang lebih besar, karena satu sama lain sudah tidak salingmemenyintai untuk mewujudkan rumah tangga yang harmonis, tetapi malah salingmembiarkan dan tidak memperdulikan, maka untuk menghindari terjadinya mafsadatyang lebih besar jalan keluar yang terbaik adalah menceraikan kedua belah pihak supayamasingmasing dapat menentukan masa depannya sendirisendiri yanglebih baik, hal inisesuai qaidah Fiqhiyyah dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman 62:lp olus
14 — 2
keduanya, sebagaimana Qaidah Ushul Fiqh yang berbunyi:lg olus VI) Wd Leno Ul> pyo gl aw Leaoll Ioty :y Usd) yang artinya : menolak kemudharatan lebihutama ketimbang menarik kemanfaatan.
25 — 2
dan kewajiban masingmasing sebagai suami istrisebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan 34 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetapdipertahankan dikhawatirkan akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alih doktrinhukum Islam yang terdapat dalam Kitab Al Asybah wan Nadhoir, halaman 62, yangberbunyi sebagai berikut:Putusan Nomor 0163/Pdt.G/2017/PA.Tmg.Halaman 8 dari 11(62 +45 Und 1g olus