Ditemukan 148472 data
8 — 5
sraaueoll 29> 25 ankoc 9 oruMe yoy la Is leuwArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Menimbang, bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimanadiuraikan diatas, dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yangpecah ( broken marrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo,akan lebih mendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besarsehingga andaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul,namun kerusakan jauh lebih besar, maka menghindarkan kerusakan yanglebih besar jauh lebih baik dari mendambakan kebaikan yang sedikit;Menimbang, bahwa membiarkan rumah tangga Penggugat denganTergugat yang sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terusmenerus dan sudah tidak saling mengasihi dan menyayangi, apalagiHalaman 11 dari 14 halamanPut.
11 — 7
., akan tetapi mempertahankan perkawinan dengan kondisitersebut di atas patut diduga akan lebin mendatangkan mafsadat (keburukan)ketimbang maslahat (kebaikan), diantaranya penderitaan batin yangberkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahal menolak keburukan harusdidahulukan ketimbang mengharap kebaikan, dengan demikian MajelisHakim memandang jalan terbaik bagi Pemohon dan Termohon agar terhindardari mafsadat (keburukan) tersebut adalah bercerai;Menimbang, bahwa Majelis Hakim memandang perlu mengemukakandalil
7 — 3
Putusan Nomor 2379/Pdt.G/2018/PA.Lpk.Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan yang bisa diharapkan timbul, namunkerusakan jauh lebih besar, maka menghindarkan kerusakan yang lebihbesar jauh lebih baik dari mendambakan kebaikan yang sedikit;Menimbang, bahwa
9 — 3
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam. telah tidak tercapai, mempertahankan rumahtangga dalam kondisi demikian patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan) dan menimbulkan beban penderitaan berkepanjangan bagi kedua belahpihak, padahal menolak keburukan harus didahulukan dari pada mengharap kebaikan,sebagaimana kaidah fighiyyah yang terdapat dalam Kitab AlAsybah Wan Nazhoir, hal.62, yang berbunyi:Cellacoall ile yo cl gl auslidll 50"Menolak keburukan harus diutamakan dari pada mengharap kebaikan
8 — 5
Dengan demikian Majelis Hakimberpendapat Penggugat dan Tergugat tidak dapat lagi menegakkan rumahtangga sebagaimana maksud Pasal 30 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa perkawinan adalah sebuah perbuatan yangtermasuk sebagai ibadah, bertujuan mendatangkan kebaikan, bermanfaat bagipribadi yang menjalankannya dan dilakukan untuk meraih kebahagiaan danketentraman lahir batin. Hal tersebut sejalan dengan maksud Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Jo.
Berdasarkan haltersebut Majelis Hakim berpendapat tindakan untuk mempertahankanperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah sebuah kesiasiaan, akanmenambah beban dan tidak akan mendatangkan kebaikan bagi keduanya baiksecara lahir maupun batin dan pilihan dengan menceraikan Penggugat danTergugat adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah rumah tanggamereka. Hal tersebut sejalan dengan maksud kaidah ushul figh berikut ini:lacs! > ule prio awlaod!
16 — 13
Dengan demikian Majelis Hakimberpendapat Penggugat dan Tergugat tidak dapat lagi menegakkan rumahtangga sebagaimana maksud Pasal 30 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa perkawinan adalah sebuah perbuatan yangtermasuk sebagai ibadah, bertujuan mendatangkan kebaikan, bermanfaat bagipribadi yang menjalankannya dan dilakukan untuk meraih kebahagiaan danketentraman lahir batin. Hal tersebut sejalan dengan maksud Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Jo.
Berdasarkan haltersebut Majelis Hakim berpendapat tindakan untuk mempertahankanperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah sebuah kesiasiaan, akanmenambah beban dan tidak akan mendatangkan kebaikan bagi keduanya baiksecara lahir maupun batin dan pilihan dengan menceraikan Penggugat danTergugat adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah rumah tanggamereka. Hal tersebut sejalan dengan maksud kaidah ushul figh berikut ini:ddl Ob GE pr rua!
12 — 5
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa apabila tujuan suatu perkawinan tidak tercapaidan salah satu pihak atau kedua belah pihak telah menyatakan tidak maulagi untuk hidup bersama dan telah memilih untuk bercerai, maka hal inimenjadi petunjuk bahwa tidak ada lagi ikatan batin diantara Pemohon danTermohon, dan apabila pernikahan dalam kondisi seperti itu. tetapdipertahankan, patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan)daripada mas/ahat (kebaikan), diantaranya timbulnya penderitaan
batin yangberkepanjangan dari kedua belah pihak, oleh karena itu, dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, maka menolak keburukan ituharus didahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengansalah satu kaidah fighiyyah yang tercantum dalam Kitab a/Asbah wa anNazhair yang berbunyi :Jl 52 5 allArtinya: Kemudharatan itu harus dihilangkanHal. 10 dari 10 hal.
16 — 2
Oleh karena itu, MajelisHakim berpendapat apabila keadaan rumah tangga yang seperti itu. tetapdipertahankan, patut diduga dalam kehidupan rumah tangga mereka akan lebihmendatangkan mafsadat (keburukan) daripada mas/ahat (kebaikan), di antaranyatimbulnya penderitaan batin yang berkepanjangan dari Kedua belah pihak, maka dalamrangka menghindari timbulnya penderitaan tersebut, menolak keburukan itu harusdidahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengan salah satu kaidahfighiyyah yang tercantum
14 — 5
boJ LE baad 99) 025 arbac 9 br was (oy lei IlArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari padamenarik maslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah (brokenmarrige) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikatapun masih ada kebaikan yang
bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan~ kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan.Menimbang, bahwa membiarkan rumah tangga Penggugat denganTergugat yang sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dan sudah tidaksaling mengasihi dan menyayangi karena Tergugat suka berjudi sering tidakpulang kerumah bersama, sering marahmarah mengancam, mengusir dancemburu
15 — 3
(keburukan) ketimbang maslahat (kebaikan), diantaranya penderitaan batinyang berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahal menolak keburukanharus didahulukan ketimbang mengharap kebaikan, sebagaimana kaidah ushulfigin yang terdapat dalam Kitab AtAsbah Wan Nazhoir, hal. 62, dan diambil alihsebagai pertimbangan Majelis:cellnll Qala lc pase dunlaall e 4Menolak keburukan harus diutamakan dari pada mengharap kebaikan.Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor38/K/AG/1990, tanggal
8 — 3
i>we) LE saweoll 299 prd arbac 9 du. yoy le Is LoArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiHIm. 11 dari 14 hlm.Putusan Nomor /Pdt.G/2018/PA.Lpk.perselisihan dan pertengkaran yang teruS menerus, dengan demikian apayang didalilkan Penggugat
9 — 1
keduanyasepakat akan diselesaikan secara damai dan terbukti didalam persidanganbaik Pemohon dan Termohon telah mengakuinya dan kesepakatan tersebuttelah di tuangkan dalam surat pernyataan bertanggal 15 Oktober 2018 yangdibuat dan ditanda tangani oleh keduanya serta di ketahui oleh hakimmediator, maka Majelis memerintahkan kepada Pemohon untuk memenuhi isikesepakatan tersebut pada saat ikrar thalak diucapkan;Menimbang, bahwa serumit apapun persoalan jika dihasilkan melaluiperdamaian/ kesepakatan akan membawa kebaikan
/ kemaslahatan kepadapihakpihak yang membuatnya yang dalam hal ini adalah Pemohon (suami)dan Termohon (isteri);Menimbang, bahwa hal tersebut selaras dengan Hadits Rasulullahyang berbunyi:p> thalArtinya : Berdamail itu baik (akan membawa kebaikan)Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutdiatas, maka Majelis menyatakan telah terjadi kesepakatan antara Pemohondan Termohon tentang tentang akibat talak, hak pengasuhan anak dannafkah anak dan Menghukum keduanya (Pemohon dan Termohon
16 — 1
Oleh karena itu, Majelis Hakim berpendapat apabilakeadaan rumah tangga yang seperti itu tetap dipertahankan, patut didugadalam kehidupan rumah tangga mereka akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan) daripada maslahat (kebaikan), di antaranya timbulnya penderitaanbatin yang berkepanjangan dari kedua belah pihak, maka dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, menolak keburukan itu harusdidahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengan salah satukaidah fighiyyah yang tercantum
16 — 2
Oleh karena itu, Majelis Hakim berpendapat apabilakeadaan rumah tangga yang seperti itu tetap dipertahankan, patut didugadalam kehidupan rumah tangga mereka akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan) daripada maslahat (kebaikan), di antaranya timbulnya penderitaanbatin yang berkepanjangan dari kedua belah pihak, maka dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, menolak keburukan itu harusdidahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengan salah satukaidah fighiyyah yang tercantum
19 — 2
Bahwa Pemohon menghendaki agar anak Pemohon Muhammad RafilSentosa Bin Kawardi dengan Sri Wahyuni Binti Ali Mansur tersebutsegera mungkin dinikahkan, demi kebaikan mereka berdua kelak;6. Bahwa oleh karenanya Pemohon ingin agar anak Pemohon dengancalon istrinya tersebut segera dinikahkan, namun terhambat menyangkutusia anak Pemohon belum mencapai usia kawin sesuai dengan peraturanperundangundangan yang berlaku;7.
Penetapan No. 91/Pdt.P/2018/PA.Lbs.pihak keluarga juga telah menyetujui keinginan keduanya untuk segeramenikahkannya demi kebaikan mereka berdua;Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan anak Pemohon tersebut dancalon istrinya di persidangan, ternyata keduanya membenarkan maksud daripermohonan Pemohon, yang mana keduanya samasama menyatakan inginsegera menikah dan tidak ada pihak lain yang memaksanya karena sudahsaling mencintai dan hubungannya juga sudah sangat dekat bahkan sudahpernah melakukan hubungan
7 — 7
i>uJ Le bawaoll @9. 029 anboc g drwe yo, lei I5 lsArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari padamenarik maslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengan;kerusakan, menolak mafsadat lebih diuttamakanBahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah (brokenmarrige) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebin besar sehinggaandaikatapun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan.Menimbang, bahwa membiarkan rumah tangga Penggugat denganTergugat yang sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dan sudah tidaksaling mengasihi dan menyayangi karena Tergugat jarang memberikanHalaman 11 dari 14 halaman Putusan Nomor /Pdt.G/2018/PA Lpkbiaya rumah
11 — 8
XXXX/Pdt.G/2019/PA.Btm.tangga bahagia penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawaddah, danrahmah), maka jalan terbaik adalah perceraian;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yangdibenci Allah Subhanahu Wataala, akan tetapi mempertahankan perkawinandengan kondisi tersebut di atas patut diduga akan lebih mendatangkanmafsadat (keburukan) ketimbang maslahat (kebaikan), diantaranyapenderitaan batin yang berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahalmenolak keburukan harus didahulukan ketimbang
mengharap kebaikan,sebagaimana kaidah ushul fiqin yang terdapat dalam Kitab AtAsbah WanNazhoir, hal. 62, dan diambil alin sebagai pertimbangan Majelis:celieal!
17 — 20
No 0026/Pdt.G/2020 /PA.Tgmmenjadi petunjuk bahwa tidak ada lagi ikatan batin diantara Pemohon danTermohon, dan apabila pernikahan dalam kondisi seperti itu tetapdipertah ankan, patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan)daripada mas/ahat (kebaikan), diantaranya timbulnya penderitaan batin yangberkepanjangan dari kedua belah pihak, oleh karena itu, dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, maka menolak keburukan ituharus didahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan
21 — 2
Bahwa oleh karena Pemohon dengan Termohon sudah pisah ranjanglebih kurang 4 (empat) bulan, dan masingmasing pihak tidak berniatmemperbaiki hubungan rumah tangga yang telah terpisah, dan sudah tidakada kemungkinan untuk kembali meneruskan hidup berumah tanggasebagai suami isteri, serta tidak dapat mempertahankan pernikahan ini lebihlama lagi, maka untuk kebaikan kedua belah pihak, cukup alasan bagiPemohon untuk mengajukan permohonan Cerai Talak terhadap Termohonmelalui Pengadilan Agama Cirebon ;9.
Karena itumencegah kerusakan harus didahulukan daripada mempertahankan kebaikan/kemaslahan (dar ul mafasid mugoddamul ala jalbil masholih).
7 — 1
Termohon suka membantah dan sudah tidak bisa diatur lagi olehPemohon, padahal Pemohon mengingatkan setiap hal burukyang dilakukan Termohon hanya untuk kebaikan bersama dantermasuk kabaikan Termohon pula.c. Termohon sering bertengkar dengan orangtua Pemohon, apabilaorangtua Pemohon menasehati untuk kebaikan rumah tangga,Justru dibalas dengan katakata kasar dan tidak sopan yangsemestinya tidak pantas dilakukan oleh menantu kepadamertuanya.d.