Ditemukan 148472 data
58 — 5
permohonan adalah untukmengganti nama anaknya yang nomor 2 di Akta Kelahiran ;bahwa anak tersebut lahir pada tanggal 21 Oktober 2015 ;bahwa nama anak Pemohon NARAYANA RAFANZA HAKIM digantimenjadi RAFANZA ANZANICA HAKIM ;bahwa anak Pemohon yang nomor 2 sudah mempunyai AktaKelahiran ;22 2222 222 2 eee ee ne n+bahwa penggantian nama tersebut dilakukan karena anak Pemohonyang nomor 2 sakitsakitan maka atas kesepakatan keluargaPemohon, nama anaknya diganti ;bahwa tujuan ganti nama tersebut adalah untuk kebaikan
19 — 2
meninggal dunia pada tanggal 25Pebruari 2017, dan anak tersebut merupakan orang lain Pemohon danPemohon Il;Bahwa Pemohon dan Pemohon Il bermaksud untuk mengangkat anaktersebut dengan alasan karena: Pemohon dan Pemohon Il menginginkan tambahan anak namunsampai saat ini Allah, SWT belum memberikan amanah tersebut,disamping itu sejak adanya anak tersebut anak kandung Pemohon dan Pemohon Il merasa sangat senang dan bahagia; Anak tersebut memerlukan kasih sayang darei seorang ibu;Bahwa bagi kepentingan dan kebaikan
26 — 6
A dengan Desi Permata Hatibinti Herto ftersebut segera dinikahkan, demi kebaikan merekaberdua kelak;Bahwa para Pemohon ingin agar anak Pemohon dengan calonisterinya tersebut segera dinikahkan, namun terhambat menyangkutusia anak Pemohon tersebut yang masih belum mencapai usia kawinsesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku;Bahwa berdasarkan alasanalasan tersebut, maka para Pemohon mohonkepada Ketua Pengadilan Agama Bengkulu melalui Majelis Hakim yangmemeriksa perkara ini agar berkenan
7 — 1
perkara ini tidaklahpenting untuk mencari atau menetapkan pihak mana yang menjadi pemicu ataupenyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tanggaPemohon dengan Termohon in casu, Majelis Hakim menilai hati kedua belahpihak sudah pecah dan sudah sulit untuk dirukunkan;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yang dibenciAllah SWT. akan tetapi mempertahankan perkawinan dengan kondisi tersebut diatas patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat (keburukan) dari padamaslahat (kebaikan
), diantaranya penderitaan batin yang bekepanjangan bagiHalaman 10 dari 14 halaman Putusan Nomor 345/Pdt.G/2019/PA.TPIkedua belah pihak, padahal menolak keburukan harus didahulukan daripadamengharap kebaikan, sebagaimana kaedah ushul figh yang terdapat dalam kitabAt Asbah Wan Nazhorr, hal. 62 yang berbunyi :lao cle le prio swlaolls 95Artinya: = "Menolak keburukan harus diutamakan daripada mengharapkebaikan;Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim memandang jalanterbaik bagi Pemohon dan Termohon
8 — 6
.), maka secara formil saksisaksitersebut dapat diterima dan harus didengar keterangannya;Menimbang, bahwa keterangan saksisaksi berdasarkan pengetahuanyang diperoleh dari apa yang dialami, didengar dan dilihat sendiri oleh saksi,ternyata kedua saksi dapat menjelaskan penyebab (Vreem de Oorzaak) danakibat hukum (Rechts Gevolg) dari ketidakrukunan dalam rumah tanggaPemohon dan Termohon, yakni adanya pertengkaran yang disebabkanTermohon sering membantah nasehat Pemohon untuk kebaikan dan merasakurang
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa apabila tujuan suatu perkawinan tidak tercapaidan salah satu pihak atau kedua belah pihak telah menyatakan tidak maulagi untuk hidup bersama dan telah memilin untuk bercerai, maka hal inimenjadi petunjuk bahwa tidak ada lagi ikatan batin diantara Pemohon dan10Termohon, dan apabila pernikahan dalam kondisi seperti itu tetapdipertahankan, patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat (keburukan)daripada maslahat (kebaikan), diantaranya timbulnya penderitaan
11 — 6
Sesungguhnya pada yang demikian itubenarbenar terdapat tandatanda bagi kaum yang berfikir.Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yangdibenci Allah SWT. akan tetapi mempertahankan perkawinan dengan kondisitersebut diatas patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan) dari pada maslahat (kebaikan), diantaranya penderitaan batinyang bekepanjangan bagi kedua belah pihak, padahal menolak keburukanharus didahulukan daripada mengharap kebaikan, sebagaimana kaedahushul fiqgh yang
16 — 3
1Tahun 1974 dan pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak dapat diwujudkan lagi;Menimbang, bahwa apabila pihak yang sudah dinasehatai dandidamaikan namun tidak berhasil kembali lagi untuk membina rumahtagganya, maka jalan terbaik dalam rumah tangga ini adalah perceraian;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yangdibenci Allah Subhanahu Wataala, akan tetapi mempertahankan perkawinandengan kondisi tersebut di atas patut diduga akan lebin mendatangkanmafsadat (keburukan) ketimbang maslahat (kebaikan
), diantaranyapenderitaan batin yang berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahalmenolak keburukan harus didahulukan ketimbang mengharap kebaikan, sebagaimanakaidah ushul figih yang terdapat dalam Kitab AtAsbah Wan Nazhotr, hal. 62:I'W Alc.
15 — 6
Orangtua Tergugat hanya memberi saran untuk kebaikan rumah tanggaTergugat dan Penggugat;4. Bahwa benar Penggugat telah sering mengingatkan Tergugat untukmengubah sikap Tergugat, namun usaha Penggugat tidak pernah berhasil;5. Bahwa benar sejak bulan Mei 2018, hingga sekarang sudah 1 tahun 1bulan antara Tergugat dan Penggugat telah berpisah tempat tinggal.Namun Tergugat tidak memulangkan Penggugat ke rumah orang tuaPenggugat.
Artinya:"Menolak = kemudharatan lebih utama daripada ==menarik(mempertahankan) kebaikan".dan pendapat ahli fikin, sebagaimana tercantum dalam Kitab Figh asSunnah,Jilid Il, halaman 291 yang diambilalin sebagai pendapat Majelis sebagaiberikut:cvola galley stume 62 Wola! yo oles ul ld) jamlogin Tilo VI of jas 9 prod cui I5l ail aalleHal. 12 dari 15 Hal. Putusan Nomor 220/Pdt.G/2019/PA.LKArtinya :Dan bagi seorang isteri boleh mengajukan perceraian terhadapsuaminya.
7 — 4
IpR99 pr5 adxlao 9 dude (oy lei 5 loW LE br wallArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan~ kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiperselisihan dan pertengkaran yang terus menerus, dengan demikian apayang didalilkan Penggugat sebagaimana maksud penjelasan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang
7 — 6
i>drxuuk.cJ @9> erS anboo g dxwhe yo, la Is lowJ leArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiperselisihan dan pertengkaran yang teruS menerus, dengan demikian apayang didalilkan Penggugat sebagaimana maksud penjelasan Pasal 39 ayatHIm. 13 dari
10 — 4
bpR92 d9 drlac 9 dx4uuWdo (yoy lei 5 lsW LE bralArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiperselisihan dan pertengkaran yang teruS menerus, dengan demikian apaHim. 13 dari 15 hlm.Putusan Nomor xxxx/Pdt.G/2019/PA.Lpk.yang didalilkan Penggugat
8 — 4
No. 0118/Pdt.G/2016/PA.KAG(mempertahankan) kebaikan;Menimbang, bahwa sejalan dengan pendapat pakar hukum Islamsebagaimana disebut dalam kitab AlMarah baina alFiqh wa al Qonunoleh DR.
Musthofa As Sibaiy halaman 100 yang artinya Dan tidak adakebaikan/manfaat yang dapat diharapkan dalam mengumpulkan dua orangyang saling berselisih terlepas dari masalah, apakah sebab terjadinya itubesar atau kecil, namun kebaikan hanya dapat diharapkan dengan mengakhirikehidupan rumah tangga antara suami ister; Di samping itu, dalampersidangan Pemohon telah memperlihatkan keteguhan hatinya untukmemutuskan ikatan perkawinan dengan Termohon, dalam hal ini Majelis Hakimperlu memperhatikan dalil Al qur'anul
19 — 12
rukunlagi dalam membina rumah tangga sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, oleh karenanya Majelis hakimtelah mempunyai alasan yang kuat baik secara legal justise maupun secaraSosial justise untuk mengabulkan gugatan Penggugat ;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yang dibenciAllah Subhanahu Wataala, akan tetapi mempertahankan perkawinan dengankondisi tersebut di atas patut diduga akan lebin mendatangkan mafsadat(keburukan) ketimbang maslahat (kebaikan
), diantaranya penderitaan batinyang berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahal menolak keburukanharus didahulukan ketimbang mengharap kebaikan, sebagaimana kaidahushul figih yang terdapat dalam Kitab AtAsbah Wan Nazhoir, hal. 62, yangberbunyi :pala rail Ds lie aliaMenolak keburukan harus diuttamakan dan pada mengharap kebaikanDengan demikian Majelis Hakim memandang jalan terbaik bagi Penggugatdan Tergugat agar terhindar dari mafsadat (keburukan) tersebut adalahberceral:Menimbang, bahwa Majelis
10 — 0
dapat mewujudkan tujuan perkawinan,yaitu untuk membentuk keluarga atau rumah tangga bahagia penuh cinta dankasin sayang (Sakinah, mawaddah, dan rahmah), vide : Pasal 1 (1) Undangundang Nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam. telah tidaktercapai, mempertahankan rumah tangga dalam kondisi demikian patut didugaakan lebin mendatangkan mafsadat (keburukan) dan menimbulkan bebanpenderitaan berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahal menolakkeburukan harus didahulukan dari pada mengharap kebaikan
, sebagaimanakaidah fighiyyah yang terdapat dalam Kitab Al Asybah Wan Nazhoir, hal 62,yang berbunyi:uls l 3582 aw lial 35alas"Menolak keburukan harus diutamakan dari pada mengharap kebaikan;Dengan demikian Majelis Hakim memandang jalan terbaik bagi Penggugatdan Tergugat agar terhindar dari mafsadat (keburukan) tersebut adalahbercerai;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukum diatas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga antara Penggugatdengan Tergugat telah tidak harmonis
33 — 9
No0233/PdtG/2016/MS.Lsmtangga yang bahagia penuh cinta dankasih sayang berdasarkan ketuhanan yang maha esa (sakinah mawaddah danrahmah), bahkan patut diduga akan mendatangkan keburukan (mafsadat)yang lebin besar ketimbang kebaikan (maslahat) yang akan dicapaidiantaranya penderitaan batin yang berkepanjangan bagi kedua belahpihak, padahal menghindari keburukan (mudharat harus lebih diutamakanketimbang mengharap kebaikan (maslahat), sehingga Majelis hakim berpendapatjalan terbaik adalah memutuskan
19 — 6
Musthofa As Sibaiy halaman 100yang artinya "Dan tidak ada kebaikan/manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang saling berselisih, terlepas dari masalah, apakahsebab terjadinya itu besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapat diharapkandengan mengakhiri kehidupan rumah tangga antara suami ister;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, maka Majelis berpendapat alasan Penggugat bercerai dengan Tergugattelah sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat (2) UndangUndang
22 — 5
Bgrsebagaimana tersebut dalam Kitab AlMA'AH BAINAL FIQH WAL QANUN,(halaman 100), yang artinya : dan tidak ada manfaatnya yang dapatdiharapkan dalam mengumpulkan dua manusia yang saling membenciterlepas dari masalah apakah, sebab terjadinya pertengkaran ini besar ataukecil namun kebaikan hanya dapat diterapbkan dengan mengakhirikehidupan berumah tangga antara suami isteri tersebut.12.Selain itu pula PENGGUGAT meyakini, perceraian adalah satusatunyajalan terbaik demi kebaikan bersama dan masa depan
16 — 9
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa apabila tujuan suatu perkawinan tidak tercapaidan salah satu pihak atau kedua belah pihak telah menyatakan tidak maulagi untuk hidup bersama dan telah memilin untuk bercerai, maka hal inimenjadi petunjuk bahwa tidak ada lagi ikatan batin diantara Pemohon danTermohon, dan apabila pernikahan dalam kondisi seperti itu. tetapdipertahankan, patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat (keburukan)daripada maslahat (kebaikan), diantaranya timbulnya penderitaan
batin yangberkepanjangan dari kedua belah pihak, oleh karena itu, dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, maka menolak keburukan ituharus didahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengansalah satu kaidah fiqghiyyah yang tercantum dalam Kitab alAsbah wa anNazhair yang berbunyi :JS!
13 — 3
Tergugatbersedia memberikan nafkah kepada dua orang anaknya sebesar Rp 2.500.000,(dua juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan dan Penggugatpun tidak keberatan;Menimbang, berdasarkan bukti P.2 terbukti Penggugat dan Tergugatdikarunial 2 (dua) orang anak bernama XXXX, lahir di Gresik tanggal 04 Mei 2009dan XXXX, lahir di Surabaya tanggal 12 Desember 2010;Menimbang, bahwa yang menjadi pertimbangan utama dalam menentukanSiapa yang lebih layak untuk mengasuh anak adalah sematamata ditujukankepentingan dan kebaikan
Oleh karena itu, maka untukkepentingan anak, Majelis Hakim memandang perlu untuk memberi hak akseskepada Tergugat untuk menjenguk dan mencurahkan kasin sayangnya kepadakedua orang anaknya tersebut sepanjang untuk kepentingan dan kebaikan anaksemata;Menimbang, bahwa mengenai dalil Penggugat tentang nafkah anak denganmengacu pada Pasal 42 huruf b UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo.
26 — 13
Penggugat dengan Tergugat tersebut, maka selanjutnyamempertimbngakan alasan gugat cerai yang ajukan Penggugat dalamperkara ini.Menimbang, bahwa sebagai pasangan suami istri tetunyamendambakan kebahagiaan, namun antara Penggugat denganTergugat sudah tidak dapat mewujudkannya karena perasaan cintakasih dan sayang sebagai pengikat perkawinan Penggugat danTergugat telah sirna, kebahagian, ketenteraman dan kedamaian dalamrumah tangga sudah tidak dapat dirasakan, kini berubah menjadikeresahan, segala jasa kebaikan
YS logos yrathio yu Eloiz7l 99 >MyA795 O23 On 479 jJ ad MeIl git Ul al yo olsArtinya : Dan tidak ada manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang saling membenci, terlepasdari masalah apakah sebabsebab terjadinya pertengkaranini besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapatdiharapkan dengan mengakhiri kehidupan berumah tanggaantara suami isteri ini.3.