Ditemukan 5885 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 13-08-2018 — Putus : 10-09-2018 — Upload : 24-07-2019
Putusan PA MANOKWARI Nomor 123/Pdt.G/2018/PA.Mw
Tanggal 10 September 2018 — Penggugat melawan Tergugat
329
  • OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar
    (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 10-09-2020 — Putus : 24-09-2020 — Upload : 25-09-2020
Putusan PA MARISA Nomor 212/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 24 September 2020 — Penggugat melawan Tergugat
117
  • LF Y Op pall asl OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif
    yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 05-09-2016 — Putus : 12-01-2017 — Upload : 25-06-2019
Putusan PA BUNTOK Nomor 0122/Pdt.G/2016/PA.Btk
Tanggal 12 Januari 2017 — Penggugat melawan Tergugat
166
  • telah retak karena tidak ada rasa keterikatan batin dan tidakmenyatu lagIi.Menimbang, bahwa mengenai kerukunan dalam rumah tangga adalahkondisi batiniyah yang tercipta dari keterikatan batin secara timbal balik antarasuami isteri, tidak adanya keterikatan batin antara Penggugat dan Tergugatmenunjukkan antara keduanya tidak adanya harapan dapat hidup rukun lagidalam rumah tangga dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudaratyang lebih besar bagi keduanya, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah
    Putusan No.0122/Pdt.G/2016/PA.Btk.ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,Karena itu.
    Majelis Hakim berkesimpulan bahwa jalan keluar terbaik(mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat dan Tergugatadalah memutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,jelaslah bahwa unsur yang terkandung dalam Pasal 19 huruf (b) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.
Register : 19-04-2016 — Putus : 11-05-2016 — Upload : 16-05-2016
Putusan PA PACITAN Nomor 0028/Pdt.P/2016/PA.Pct
Tanggal 11 Mei 2016 — PEMOHON
194
  • berpendapat bahwa madharat yangtimbul akibat perbuatan kedua calon mempelai tersebut jauh lebin besar danlebin luas dibanding kemashlahatan yang diharapkan dengan terpenuhinyasyarat umur perkawinan bagi kedua mempelai dalam perkara ini;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di muka, makaMajelis berpendapat bahwa menolak (menangkis) madharat berupamendakati perbuatan dan atau berbuat perzinaan tersebut harus lebihdidahulukan daripada terpenuhinya syarat umur bagi calon mempelai karenamengharap mashlahah
    kemaslahatan;Menimbang, bahwa terhadap madharat sebagaimana tersebut dimuka, harus segera dicegah dan atau dihentikan dengan mendasarkankepada kaidah Ushuliyah yang telah diambil alin menjadi pendapat Majelisyaitu:Artinya : *Kemadharatan itu harus dihilangkanMenimbang, bahwa namun demikian untuk menghilangkan madharatsecara total dalam perkara ini adalah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan,karena dengan mendahulukan menolak madharat dari mendekati dan atauperbuatan perzinaan daripada mengharap mashlahah
Register : 02-07-2020 — Putus : 21-07-2020 — Upload : 22-07-2020
Putusan PA MARISA Nomor 146/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 21 Juli 2020 — Penggugat melawan Tergugat
146
  • LF Y Oy pall asl OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenaHal. 9 dari 12 Put.
    No.146/Pdt.G/2020/PA.Msamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(
Register : 04-11-2013 — Putus : 19-12-2013 — Upload : 06-08-2014
Putusan PA Pasarwajo Nomor 95/Pdt. G/2013/PA Pw.
Tanggal 19 Desember 2013 — -Penggugat -Tergugat
7023
  • berdasarkan teori hukum islam dalam kitab AlQawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim alUtsaimin pada halaman 2yang diambil alih oleh majelis hakim sebagai pertimbangan yang berbunyisebagai berikut:Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari Kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar terbaik (mashlahah
    ) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan dampaknegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada pihak yang berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa kehidupan sakinah, mawaddah dan rahmah, padaprinsipnya merupakan kebutuhan fitrawi setiap manusia.
Register : 16-09-2019 — Putus : 16-01-2020 — Upload : 17-01-2020
Putusan PA MARISA Nomor 207/Pdt.G/2019/PA.Msa
Tanggal 16 Januari 2020 — Penggugat melawan Tergugat
5723
  • OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar
    (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 20-01-2020 — Putus : 07-04-2020 — Upload : 08-04-2020
Putusan PA MARISA Nomor 25/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 7 April 2020 — Penggugat melawan Tergugat
124
  • No.25/Pdt.G/2020/PA.MsaMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian
Register : 13-03-2020 — Putus : 14-04-2020 — Upload : 14-04-2020
Putusan PA MARISA Nomor 86/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 14 April 2020 — Penggugat melawan Tergugat
126
  • OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar
    (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 01-12-2021 — Putus : 20-12-2021 — Upload : 20-12-2021
Putusan PA TILAMUTA Nomor 263/Pdt.G/2021/PA.Tlm
Tanggal 20 Desember 2021 — Penggugat melawan Tergugat
9230
  • No.263/Pdt.G/2021/PA.TImlopousl 165 Y Oappalll asi USArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu
    hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 27-03-2018 — Putus : 09-04-2018 — Upload : 30-04-2019
Putusan PA SORONG Nomor 82/Pdt.G/2018/PA.Srog
Tanggal 9 April 2018 — Penggugat melawan Tergugat
149
  • Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah,justru sebaliknya dapat menimbulkan mafsadat yang bisa berdampak negatifbaik bagi Penggugat maupun Tergugat. Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) harus lebih diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).
Register : 07-01-2021 — Putus : 14-01-2021 — Upload : 19-01-2021
Putusan PA MARISA Nomor 12/Pdt.G/2021/PA.Msa
Tanggal 14 Januari 2021 — Penggugat melawan Tergugat
165
  • LF Y Oy pall asl OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif
    yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 08-01-2020 — Putus : 13-02-2020 — Upload : 13-02-2020
Putusan PA MARISA Nomor 6/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 13 Februari 2020 — Penggugat melawan Tergugat
96
  • OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar
    No.6/Pdt.G/2020/PA.Msasehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 19-08-2019 — Putus : 10-09-2019 — Upload : 25-09-2019
Putusan PA MARISA Nomor 180/Pdt.G/2019/PA.Msa
Tanggal 10 September 2019 — Penggugat melawan Tergugat
166
  • No. 180/Pdt.G/2019/PA.MsaMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian
Register : 07-07-2020 — Putus : 22-07-2020 — Upload : 22-07-2020
Putusan PA MARISA Nomor 152/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 22 Juli 2020 — Penggugat melawan Tergugat
95
  • No.152/Pdt.G/2020/PA.MsaArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif
    yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 22-01-2019 — Putus : 18-02-2019 — Upload : 26-02-2019
Putusan PA SORONG Nomor 29/Pdt.G/2019/PA.Srog
Tanggal 18 Februari 2019 — Penggugat melawan Tergugat
2011
  • tangga Penggugatdan Tergugat yang terjadi seperti saat ini, meyakinkan Hakim bahwa tujuanperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
    Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebih diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah). Hal ini sejalan dengan kaidah figih yangberbunyi:Celleenall ila (cle ards ausldall ysArtinya : Menolak kemudharatan harus didahulukan dari pada menarikkemashlahatan.Menimbang, bahwa untuk menguatkan pertimbangan hukum di atas,perlu dikemukakan pendapat ahli hukum Islam yang dinukil dari kitab GhoyatulHalaman 9 dari 11 halamanPutusan Nomor ....
Register : 24-11-2020 — Putus : 08-12-2020 — Upload : 14-12-2020
Putusan PA MARISA Nomor 290/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 8 Desember 2020 — Penggugat melawan Tergugat
5215
  • LF Y Oa pall asl OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif
    yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti berdasarkan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 03-09-2015 — Putus : 14-01-2016 — Upload : 07-05-2020
Putusan PA SORONG Nomor 0219/Pdt.G/2015/PA.Srog
Tanggal 14 Januari 2016 — Penggugat melawan Tergugat
7236
  • tangga Penggugatdan Tergugat yang terjadi seperti saat ini, meyakinkan Hakim bahwa tujuanperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
    Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).
Register : 02-09-2020 — Putus : 23-09-2020 — Upload : 23-09-2020
Putusan PA MARISA Nomor 201/Pdt.G/2020/PA.Msa
Tanggal 23 September 2020 — Penggugat melawan Tergugat
117
  • No.201/Pdt.G/2020/PA.Msaperkara ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,
Register : 14-06-2019 — Putus : 22-10-2019 — Upload : 22-10-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 116/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 22 Oktober 2019 — Penggugat melawan Tergugat
145
  • Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Artinya: ler trot ris a9 sal piel waSie bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah
    ) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan