Unsur Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masingmasingmerupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannyasedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatanberlanjut, maka hanya diterapkan satu aturan pidana; jika berbedabeda, yang diterapkan yang memuat ancaman pidana pokok yangpaling berat,Menimbang, bahwa unsur ini merupakan suatu. keadaan yangmemperberat dalam penjatuhan pidana, dalam perkara a quo dipandangmerupakan delik concurcus idealis;Menimbang, bahwa faktafakta hukum

2019/PN Gtodua tindak pidana yang berdirisendiri namun diancam dengan pidana pencurian(pasal 362 KUHP), oleh karenanya perbuatan terdakwa seharusnya masuk dalamjenis perbarengan/concursus realis yaitu. gabungan beberapa perbuatansebagaimana diatur dalam pasal 65 ayat (1) KUHP;Menimbang, bahwa terhadap nota pembelaan Penasihat hukum terdakwatersebut telah ditanggapi oleh Penuntut Umum yang menegaskan bahwa perbuatanterdakwa bukan merupakan perbarengan perbuatan pidana atau konkursus baikconcursus idealis

dikenal dalam hukumpidana dengan istilah concursus;Menimbang, bahwa secara garis besar ada dua kelompok pandanganmengenai persoalan concursus yaitu: yang memandang sebagai masalahpemberian pidana dan yang memandang sebagai bentuk khusus dari tindakpidana;Halaman 28 dari 33 Putusan Nomor 126/Pid.Sus/2019/PN GstMenimbang, bahwa pengaturan concursus di dalam KUHPidana diaturdalam Pasal 63 KUHPidana sampai dengan Pasal 71 KUHPidana yang terdiridari sebagai berikut: (1) Perbarengan peraturan (concursus idealis

) diaturdalam Pasal 63 KUHPidana, (2) Perbuatan berlanjut (delictum continuatum/voortgezettehandeling) diatur dalam Pasal 64 KUPidana dan (3) Perbarenganperbuatan (concursus realis) diatur dalam Pasal 65 KUHPidana sampai denganPasal 71 KUHPidana;Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat uraian kejadian dalamperkara ini lebih tepat diterapkan pada teori concursus idealis yaitu apabilasesuatu perbuatan termasuk dalam lebih dari satu ketentuan pidana, makahanyalah satu saja dari ketentuanketentuan

mengenai jenis variasi kecelakaan lalu lintasyang lebih ringan daripada dakwaan kesatu dimana dakwaan Kesatu mengenaiKecelakaan Lalu Lintas Berat kemudian pada dakwaan Kedua mengenaiKecelakaan Lalu Lintas Ringan dengan fokus korban yang berbeda sedangkanperbuatan Terdakwa yang dimaksud adalah satu perbuatan yang sama yangdalam hal ini menurut hemat Majelis Hakim termasuk ke dalam konkursusidealis yaitu Suatu perbuatan yang masuk ke dalam banyak (Lebih dari satu)aturan pidana, yang mana pada konkursus idealis

Namun berbeda dalamperkara Terdakwa berlaku ketentuan concursus yaitu hukuman terberatditambah sepertiga;Bahwa penjatuhan pidana terhadap ketentuan concursus Pasal 63KUHP, Pasal 64 KUHP, Pasal 65 KUHP, Pasal 66 KUHP tidak bolehbertentangan dengan ketentuan Pasal 12 KUHP, mengandung artinyaapabila Terdakwa melakukan concursus idealis, concursus realis danperbuatan berlanjut maka hukumannya hanya satu hukuman yang terberatditambah sepertiga dan tidak boleh melebihi 20 tahun;Bahwa berdasarkan alasan

Terdakwa tidak terbukti melakukanperbarengan atau concursus baik idealis maupun realis sebagaimanadimaksud Jaksa Penuntut Umum dalam memorinya.Bahwa Terdakwa pada waktu ditangkap dan digeledah ditemukan sedangmemiliki, menguasai, menyimpan Narkotika di kantong celana sebelah kiriyang dipakai Terdakwa, tidak serta merta ketentuan Pasal 112 Ayat (1)UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika diterapkankepada Terdakwa karena berdasarkan fakta persidangan Terdakwapenyalahguna Narkotika, bukan

melakukandua tindak pidana yang berdirisendiri namun diancam dengan pidana pencurian(pasal 362 KUHP), oleh karenanya perbuatan terdakwa seharusnya masuk dalamjenis perbarengan/concursus' realis yaitu. gabungan beberapa perbuatansebagaimana diatur dalam pasal 65 ayat (1) KUHP;Menimbang, bahwa terhadap nota pembelaan Penasihat hukum terdakwatersebut telah ditanggapi oleh Penuntut Umum yang menegaskan bahwa perbuatanterdakwa bukan merupakan perbarengan perbuatan pidana atau konkursus baikconcursus idealis

2009 Tentang Lalu Lintas dan AngkutanJalan maka atau melanggar Pasal 359 Kitab Undangundang Hukum Pidana ; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa didakwa dengan dakwaanAlternatif yang mana didalam dakwaan tersebut mengatur pidana yang khususdan pidana umum, maka berdasarkan Pasal 63 ayat (2) Kitab UndangundangHukum Pidana (KUHP) berbunyi Jika suatu perbuatan masuk dalam suatuaturan pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, makahanya yang khusus itulah yang diterapkan (Concursus Idealis

Dimanadalam KUHP tidak dijelaskan mengenai arti dari perbarengan itusendiri, tetapi dari rumusan pasalpasal 63 s/d 71 KUHP diperolehpengertian concursus adalah dalam bentuk perbarengan peraturan(concursus idealis), perbuatan berlanjut (voortgezette handeling) danperbarengan perbuatan (concursus realis).

bandingbaik dari Penasihat Hukum Terdakwa maupun Penuntut Umum tersebutpada pokoknya hanya merupakan pengulangan mengenai apa yang sudahpernah dikemukakan dalam Pembelaannya yang memohon hukuman yangseringanringannya sedangkan dan dalam tuntutannya Penuntut Umumjuga meminta sesuai dengan tuntutannya, oleh karena itu. makaPengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan Pengadilan Negerikarena fakta yang terungkap dipersidangan tersebut, telah terbukti bahwaterdakwa telah melakukan tindak pidana concursus idealis

Hakim Tingkat Banding tidak sependapat dengan PengadilanMiliter Tingkat Pertama dan Majelis Tingkat Banding akanmempertimbangkan dakwaan alternatif pertama pasal 141 KUHPM yaitupencurian yang dilakukan oleh Militer pada suatu) tempat yangditentukan di bawah penjagaan atau pengamanannya sesuai denganazas lex spesialis de regate lex generalis yaitu) aturan pidanakhusuS mengenyampingkan aturan pidana umum dengan perkataan lainaturan pidana khusus mengabsorsi aturan pidana umum, maka dalamconcursus idealis

Gabungan dalam satu perbuatan (concursus idealis) sebagaimana diaturdalam Pasal 63 Ayat (1) KUHP;2. Perbuatan berlanjut (voortgezette handeling) sebagaimana diatur dalam Pasal64 KUHP;3.

sedemikian rupa sehingga harus dipandangsebagai satu perbuatan berlanjut.Bahwa sebagaimana kita ketahui mengenai ketentuan pada Pasal 64 Ayat(1) KUHP telah mengatur tentang Perbuatan berlanjut (voortgezettehandeling), yang tercantum dalam BAB VI tentang Perbarengan (concursus),dimana dalam KUHP tidak dijelaskan mengenai arti dari perbarengan ituseperti apa, akan tetapi dalam rumusan Pasal 63 sampai dengan Pasal 71KUHP diperoleh pengertian concursus adalah dalam bentuk perbarenganperaturan (concursus idealis

), perbuatan berlanjut (voortgezette handeling)dan perbarengan perbuatan (concursus idealis).Bahwa ketentuan Pasal 64 Ayat (1) KUHP menyatakan jika antara beberapaperbuatan, meskipun masingmasing merupakan kejahatan ataupelanggaran ada hubungannya sedemikia rupa sehingga harus di pandangsebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya dikenakan satu aturanpidana, jika berbedabeda yang dikenakan yang memuat ancaman pidanapokok yang paling berat.Bahwa hal pertama yang harus dibuktikan adalah adanya beberapaperbuatan

Akan tetapi timbulpertanyaan apakah adil dan sesuai maksud dari pembuat undangundang apabilapelakunya didakwa melanggar ke3 Pasal tersebut (concursus idealis).

Dan perihal nafkahbatin, Termohon bukanlah seseorang yang idealis, gila kenyamanan,banyak tuntutan atau bahkan hiper sex sehingga merasa tidak puas dankurang dalam hal nafkah batin yang diberikan Pemohon. Sepertilayaknya hubungan suami istri lain yang normal, antara Termohon danPemohon juga melakukan hubungan suami istri Sewajarnya. Jadi sangatmengadaada tentang permohonan Pemohon yang menyatakan bahwaantara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisinan danHal 6 dari 45 hal, Put.

Dan perihal nafkah batin, Termohon bukanlah seseorang yang idealis,gila kenyamanan, banyak tuntutan atau bahkan hiper sex sehingga merasaHal 28 dari 45 hal, Put. No. 2466/Pdt.G/2021/PA.Tbntidak puas dan kurang dalam hal nafkah batin yang diberikan Pemohon.Seperti layaknya hubungan suami istri lain yang normal, antara Termohondan Pemohon juga melakukan hubungan suami istri Sewajarnya.

Unsur Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masingmasingmerupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannyasedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatanberlanjut, maka hanya diterapkan satu aturan pidana; jika berbedabeda, yang diterapkan yang memuat ancaman pidana pokok yangpaling berat,Menimbang, bahwa unsur ini merupakan suatu) keadaan yangmemperberat dalam penjatunan pidana, dalam perkara a quo dipandangmerupakan delik concurcus idealis;Menimbang, bahwa faktafakta hukum

dijalaniseluruhnya atau telah diberi ampun atau wewenang untuk menjalankannya telah hapus karenadaluwarsa ; Menimbang, bahwa dalam penerapan ketentuan pasal 76 KUHP tersebut, Majelis Hakim akanmengkomparasikannya dengan ketentuanketentuan lain dalam KUHP yang memiliki korelasi terhadapketentuan pasal 76 KUHP dalam hal ini adalah ketentuanketentuan yang diatur dalam Buku KesatuBab, VI mengenai Perbarengan Tindak Pidana, yang secara teoriitis, dibagi dalam 3 (tiga) bentukPerbuatan, yakni concursus idealis

Majelis Hakim akanmenguraikan terlebih dahulu maksud yang terkandung dalam ketentuan pasal 63 KUHP (concursusidealis), pasal 64 KUHP (vorgezette handling), pasal 65 KUHP dan pasal 66 KUHP (concursus realis),dengan uraian sebagai berikut :Tentang Concursus Idealis :1. Bahwa didalam ketentuan Pasal 63 ayat (1) KUHP ditegaskan tentang adanya Perbuatan Pidanayang dilakukan oleh si pelaku melanggar lebih dari satu aturan Pidana, maka yang dikenakan hanyaaturan pidana saja.

Namun demikan sebaliknyasegala hal komotmen akad awal pengorbanan atau perjuanganBersama selama ini seperti terlupakan sendiri, dinamika,problematika hal yang wajar selau ada dalam hal apapun, sesuaisurat replik tertugat tanggal 24 Juli 2019 pada point no.1 no. 2 danno. 4 tercantum cukup jelas maka dari itu Penggugat yang cukupberpendidikan tidak seharusnya lebin mengedepankan kepadasikap egois material idealis bahkan seharusnya mensyukuriseperti yang telah dijelaskan Tergugat di atas pada point

Unsur Dilakukan secara berlanjut ;Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 64 ayat (1) KUHP yang mengatur tentangperbuatan berlanjut (voortgezette handeling), tercantum dalam BAB VI tentangPerbarengan (concursus), dimana dalam KUHP tidak dijelaskan mengenai arti dariperbarengan itu sendiri, tetapi dari rumusan pasalpasal 63 s/d 71 KUHP diperolehpengertian concursus adalah dalam bentuk perbarengan peraturan (concursus idealis),perbuatan berlanjut (voortgezette handeling) dan perbarengan perbuatan (concursusrealis

, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimanatersebut di atas ; Menimbang, bahwa Penggugat bermaksud mengajukan perceraian atasperkawinannya dengan Tergugat, yang telah dilangsungkan secara sah, dengan alasanbahwa hubungan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonis, diakibatkankarena Tergugat tidak memiliki pekerjaan tetap tidak memberi nafkah materiil kepadaPenggugat secara memadai sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.bahwa sikap Tergugat yang idealis