Ditemukan 86444 data
40 — 3
untuk dapathidup rukun dalam sebuah rumah tangga yang bahagia, sehingga tujuanperkawinan terbukti tidak dapat terwujud;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah suatu perbuatan yangsedapat mungkin dihindari, namum apabila tujuan perkawinan sudah tidakdapat terwujud, maka mempertahankan perkawinan dalam kondisisebagaimana tersebut di atas justru akan menimbulkan kemudharatan bagikedua belah pihak;Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil rujukanpendapat Imam Malik seperti dikutip Sayyid
11 — 5
Putusan no. 17/Pdt.G/2019/PA.Ek.Islam Sayyid Sabiq yang diambil alih sebagai pendapat Majelis, dalam Kitab FiqhSunnah Juz Il, halaman 249 :6 pias elgs aro arloian V La les zo jl yl pol azo pl crcl IsSiar 9 1g ,0i1 uolall yo olbs ul Ig jor ilgliol owcTMoVI ys gates ypoll cus Is acl aall Wools! lgalle.Jika isteri menggugat cerai suaminya karena suami membawa mudharat terhadapister!
11 — 2
Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yangdikutip oleh Sayyid
17 — 4
memudharatkannya dan siapa sajayang menyusahkan maka Allah akan menyusahkannya;perkawinan mergebelah pihak, olehg tuntunan darimenegaskan:Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak bolen memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan demikian dilarang syariat;Menimbang, bahwa dalam perkara ini Majelis Hakim sependapat danmengambil alih pendapat pakar hukum Islam Sayyid
63 — 15
Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatha adDimyati dalam kitab /anatutThalibin juz IV hal. 254 :ily 925 yo aby pry aire 453 dlrol ole CIS sgball UdyJor SarwligPengakuan perkawinan dengan seorang perempuan harus dapat menyebutkansahnya perkawinan dahulu dari umpamanya wali dan dua orang saksi yangadil.Menimbang, bahwa masalah selanjutnya adalah apakah perkawinanPemohon dan Pemohon II dapat dinyatakan sah oleh Pengadilan AgamaLabuan Bajo ?
10 — 0
Pasal 2 dan 3Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untuk rukunkembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan maka tujuanperkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal UndangUndang Nomor Tahun 1974tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai denganpendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kita Fighus Sunnah
12 — 10
Pasal 116 huruf (f) KompilasiHukum Islam;Menimbang, bahwa dengan tidak hadirnya Tergugat dipersidangantanpa alasan yang sah, maka dianggap bahwa Tergugat tidak membantah/mengakui dalildalil yang diajukan olen Penggugat;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan pendapatImam Malik sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kitabnya FiqhSunnah Jilid Il halaman 290 yang diambil alin sebagai pendapat MajelisHakim sebagai berikut :SUI glSy .to. Jl BLicl ol az Jl diy ola!
9 — 1
Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi HukumIslam ( KHI ) ;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yangdikutip oleh Sayyid
12 — 0
tidakada harapan untuk hidup rukun tersebut masuk dalam kategori telah benarbenar pecah (broken marriage) dan meskipun telah diupayakan penasehatanPenggugat tetap bersikeras untuk bercerai, maka telah cukup alasan bagiPenggugat untuk melakukan perceraian serta telah sesuai dengan alasanperceraian sebagaimana tercantum dalam Pasal 19 huruf (f) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi HukumIslam; Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan pendapatUlama Figh Sayyid
6 — 0
Pasal 2 dan 3Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelis hakimberpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada harapan untuk rukunkembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan mereka dipertahankan maka tujuanperkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974tidak dapat dicapai dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai denganpendapat Ibnu Sina yang dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam kita Fiqghus
5 — 1
mempertahankan rumah tangga yang sudah demikiankeadaannya, kemudaratannya akan lebih besar kepada kedua belah pihak daripadamanfaatannya dan keadaan itu harus dihindari, sebagaimana kaidah usul fikih:Artinya : Menghindari kemudaratan lebih diutamakan, untuk mendapatkan yang lebihmaslahat;Dan dengan dasar itu pula Majelis menilai bahwa perceraian adalah merupakan solusiterbaik dan maslahat bagi Penggugat dan Tergugat.Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapat ahlihukum Islam Sayyid
5 — 0
Sda.demikian penyelesaian yang dipandang adil dan bermanfaat bagi kedua belahpihak adalah perceraian ;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allan SWT, namun dalamkeadaan suami istri Sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid
5 — 0
Pasal 3Kompilasi Hukum Islam sulit diwujudkan dalam rumah tangga Penggugat danTergugat;Menimbang, bahwa pada dasarnya menurut ajaran Islam perceraianmerupakan perbuatan halal yang paling dimurkai Allan SWT, namun dalamkeadaan suami istri sudah tidak bisa saling mencintai lagi dan telah terjadi sikapjJera dan menolak sebagaimana yang dialami oleh Penggugat tersebut, makaperceraian dibolehkan, dalam hal ini Majelis Hakim mengambil alin danmenjadikan pertimbangan sendiri, pendapat Sayyid Sabig dalam
10 — 1
Undang Nomor 1Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu Sina yangdikutip oleh Sayyid
4 — 0
tangga yang sudahdemikian keadaannya, kemungkinan kemudaratannya akan lebih besar kepada keduabelah pihak daripada manfaatannya dan hal itu harus dihindari, sebagaimanadimaksudkan dalam kaidah usul fikih:Artinya : Menghindari kemudaratan lebih diutamakan, untuk mendapatkan yang lebihmaslahat.Dan dengan dasar itu pula Majelis menilai bahwa perceraian adalah merupakan solusiterbaik dan maslahat bagi Penggugat dan Tergugat.Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapat ahlihukum Islam Sayyid
3 — 0
perceraian ini dan tidakberhasilnya majelis hakim ataupun keluarga kedua pihak merukunkan keduanya, makaMajelis Hakim menilai perkawinan Penggugat dengan Tergugat telah pecah dan antarakeduanya tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangganya.Menimbang, bahwa Majelis Hakim berkeyakinan apabila perkawinan Penggugatdan Tergugat tetap dipertahankan akan menimbulkan kemadlorotan bagi salah satu ataukeduanya, oleh karena itu Majelis Hakim sependapat dengan pendapat pakar hukumIslam, Sayyid
6 — 1
Undang Nomor 1Tahun 1974 jo pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, majelishakim berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak adaharapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri, apabila perkawinan merekadipertahankan maka tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak dapat dicapai dalam rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat, hal ini sesuai dengan pendapat lbnu Sina yangdikutip olen Sayyid
9 — 5
denganPasal 2 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 7ayat (3) huruf (d) Kompilasi Hukum Islam, akan tetapiperkawinannya tersebut tidak ada halangan dan tidak ada ikatandengan perkawinan lain, oleh karena itu demi kepastian hukum9dan perlindungan hukum bagi anakanak yang dilahirkan dariperkawinan Pemohon dan Pemohon Il, maka diperlukanpengesahan nikahnya dari Pengadilan Agama;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu) merujuk padadoktrin Hukum Islam yang termuat di dalam kitab Fiqh Sunnahkarangan Sayyid
13 — 4
sudah hilang (tanpa ruh), sebab dengan meneruskan perkawinan berartimenghukum salah satu istri atau suami dalam penjara yang berkepanjangan,hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yang bertentangan dengansemangat keadilan;Menimbang, bahwa secara sosiologis pula, pemaksaan rukun terhadapsuami isteri, akan menjadikan semakin buruknya keadaan, apalagi nyatanyataantara Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal bersama, hal inisesuai dengan pendapat Ibnu Sina yang dikutip olen Sayyid Sabig
6 — 0
Nomor: 2243/Pdt.G/2012/PA.SdaMenimbang, bahwa Majelis Hakim juga sependapat dengan pendapat ahlihukum Islam Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah Jilid I Halaman 248 yang diambilalih sebagai pendapat majelis dalam putusan ini, yaitu :Artinya : Apabila gugatannya telah terbukti baik dengan bukti yang diajukan istriatau dengan pengakuan suami, dan perlakuan suami membuat istri tidak tahan lagiserta hakim tidak berhasil mendamaikan, maka hakim dapat menceraikannya dengantalak bain.Dan bahkan sebaliknya apabila