Ditemukan 5886 data
7 — 4
) eS Shay be Bball Cpe Hed alie ail Slat (Iay & git Lgl Ugin GMb gia gle Sh, 5 ud Gal ills (55STV (pe = pga odes 4otnell J puam 9 odunl pnArtinya : "Sesungguhnya hakim itu menduduki kedudukan suami, karenaitu hakim memiliki kompetensi dalam hal thalag seperti kompetensiseorang suami, sebagaimana halnya bila suami mewakilkan thalaqnyakepada hakim, namun tidak berhak melampau kewenangannyasehingga mentelantarkan hak istri, karena hak istri itu beraneka ragam,kadang hakim memandang dari perspektif mashlahah
dalammengharamkan istri atas suaminya, dan melarang mantan suami untukrujuk kepada mantan istrinya karena hakim mengetahui tandatandai'tikad tidak baik mantan suami serta prediksi mashlahah paskaperceraian".Menimbang, bahwa masalah hadlonah kedua anak tersebut, oleh karenakedua anak tersebut telah berumur lebih dari 12 tahun, makaberdasarkan pasal 105 KHI diserahkan kepada pilihan anak itu sendiriuntuk memilih siapa diantara ayah dan ibunya yang akan diikuti;Menimbang, bahwa masalah nafakah anak
24 — 1
Mengenai kerukunan dalam rumah tangga adalah kondisi batiniyah yangtercipta dari keterikatan batin secara timbal balik antara suami isteri, tidakadanya keterikatan batin antara Penggugat dan Tergugat menunjukkan antarakeduanya tidak adanya harapan dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga danjika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudarat yang lebih besar bagikeduanya, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan
Lue le prio awwladl 42Artinya: Menolak kemudharatan lebih utama dari pada mengharapkemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatHal. 12 dari 14 Putusan Nomor: 0399/Padt.G./2018/PA.PIk.negatif
yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,Karena itu Majelis Hakim berkesimpulan bahwa jalan keluar terbaik (mashlahah)bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat dan Tergugat adalahmemutuskan ikatan perkawinan tersebut.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,jelaslan bahwa unsur yang terkandung dalam Pasal 19 huruf (6) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.
31 — 8
, Oleh karenaituberdasarkanteorihukum Islam dalamkitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al 'Utsaimin yangMajelis Hakim ambilalinsebagaipertinbangan pada halaman 2 (dua) yangberbunyisebagaiberikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebihringan diantaraduamuharatbisadilakukan (prioritas) demimenjagamudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwaberdasarkanteorihukum Islam tersebut di atas,untukmenghindarikemudaratan yang cukupbesarsebagaimanadalamperkaraini,makajalankeluar yang terbaik (mashlahah
)dalammenyelesaikankonflikperkawinanantarapenggugat dantergugatadalahperceraiankarenamempertahankanrumahtanggasepertiituhanyaakanmenimbulkanakibatnegatif yang lebinbesar (mudharat) terutamakepadapara pihakberperkara, sehinggajalankeluar yang terbaik (mashlahah)bagipenyelesaiankonflikperkawinanpenggugat dan tergugatadalahperceraian.Menimbang, bahwaberdasarkanpertimbanganpertimbangan di atas,makapengadilanberpendapatbahwaalasanPenggugatuntukberceraidenganTergugattelahterbuktiberdasarkanhukum, memenuhiketentuanPasal
31 — 12
Oleh karenaituberdasarkanteorihukum Islam dalamkitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al 'Utsaimin yangMajelis Hakim ambilalinsebagaipertinbangan pada halaman 2 (dua) yangberbunyisebagaiberikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebihringan diantaraduamuoharatbisadilakukan (prioritas) demimenjagamudharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwaberdasarkanteorihukum Islam tersebut di atas,untukmenghindarikemudaratan yang cukupbesarsebagaimanadalamperkaraini,makajalankeluar yang terbaik (mashlahah
No.179/Pdt.G/2018/PA.Mw.dalammenyelesaikankonflikperkawinanantarapenggugat dantergugatadalahperceraiankarenamempertahankanrumahtanggasepertiituhanyaakanmenimbulkanakibatnegatif yang lebinbesar (mudharat) terutamakepadapara pihakberperkara, sehinggajalankeluar yang terbaik (mashlahah)bagipenyelesaiankonflikperkawinanpenggugat dan tergugatadalahperceraian.Menimbang, bahwaberdasarkanpertimbanganpertimbangan di atas,makapengadilanberpendapatbahwaalasanPenggugatuntukberceraidenganTergugattelahterbuktiberdasarkanhukum
29 — 11
Oleh karenaituberdasarkanteorihukum Islam dalamkitab Al Qawa'd al Fightyyah li al Syekh Muhammad Halim al 'Utsaimin yangMajelis Hakim ambilalinsebagaipertimbangan pada halaman 2 (dua) yangberbunyisebagaiberikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebihringan diantaraduamucharatbisadilakukan (prioritas) demimenjagamucharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwaberdasarkanteorihukum Islam tersebut di atas,untukmenghindarikemudaratan yang cukupbesarsebagaimanadalamperkaraini,makajalankeluar yang terbaik (mashlahah
No.136/Pdt.G/2018/PA.Mw.para pihakberperkara, sehinggajalankeluar yang terbaik (mashlahah)bagipenyelesaiankonflikperkawinanpenggugat dan tergugatadalahperceraian.Menimbang, bahwaberdasarkanpertimbanganpertimbangan di atas,makapengadilanberpendapatbahwaalasanPenggugatuntukberceraidenganTergugattelahterbuktiberdasarkanhukum, memenuhiketentuanPasal 39 ayat (2)UndangUndangNomor 1 Tahun 1974 juncto.
42 — 18
Tergugat telah retak karena tidakada rasa keterikatan batin dan tidak menyatu lagi.Menimbang, bahwa mengenai kerukunan dalam rumah tangga adalahkondisi batiniyah yang tercipta dari keterikatan batin secara timbal balikantara suami isteri, tidak adanya keterikatan batin antara Penggugat danTergugat menunjukkan antara keduanya tidak adanya harapan dapat hiduprukun lagi dalam rumah tangga dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudarat yang lebih besar bagi keduanya, maka jalan keluaryang terbaik (mashlahah
dalam kitab A/Qawa'd al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al 'Utsaimin yang MajelisHakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyisebagai berikut :Leradl WY oy) wall al GyArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga madlarat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalamkasus ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah
) dalam menyelesaikankonflik perkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraiankarena mempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkanakibat negatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihakberperkara, Karena itu Majelis Hakim berkesimpulan bahwa jalan keluarterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah memutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,jelaslah bahwa unsur
8 — 7
Tidak adanya keterikatanbatin antara Penggugat dan Tergugat menunjukkan antara keduanya tidak adaharapan dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudarat yang lebih besar bagi keduanya, maka jalan keluaryang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga seperti itu hanyaakan menimbulkan akibat negatif terutama kepada para pihak berperkara, sehinggajalan terbaik adalah
itu berdasarkan teori hukumIslam dalam kitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al'Utsaimin yang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2yang berbunyi sebagai berikut :Artinya : "Bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga madlarat yang lebihMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah
) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumahtangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, Karena itu Majelis Hakimberkesimpulan bahwa jalan keluar terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah memutuskan ikatan perkawinantersebut;+~~ ~~~ = 222222 oon nn en nnn nenaMenimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan
10 — 2
Ueda Gold tga le bal) 5 alld Gal, ld 8dolal gina ) dade s dple tear pat . datioall aStall icZV cya c (gies) odes Antu CJ guar g bduad gunArtinya : "Sesungguhnya hakim itu menduduki kedudukan suami, karena itu hakim memiliki kompetensi dalamhal thalaq seperti kompetensi seorang suami, sebagaimana halnya bila suami mewakilkan thalaqnya kepadahakim, namun tidak berhak melampau kewenangannya sehingga mentelantarkan hak istri, karena hak istri ituberaneka ragam, kadang hakim memandang dari perspektif mashlahah
dalam mengharamkan istri atassuaminya, dan melarang mantan suami untuk rujuk kepada mantan istrinya karena hakim mengetahui tandatanda i'tikad tidak baik mantan suami serta prediksi mashlahah paska perceraian".Menimbang, bahwa berdasarkan beberapa pertimbangan diatas maka gugatan penggugat dapatdikabulkan;Menimbang, bahwa mengenai permintaan tergugat berupa kayu balau dan bahan bangunan tersebut,oleh karena tidak ada data yang jelas yang disampaikan tergugat, maka majelis hakim tidak dapatmempertimbangkan
15 — 6
Dengannya, harapan mashlahah dari adanya ikatanperkawinan tersebut tidak dapat tercapai, bahkan sebaliknya bisa menimbulkanmafsadat atau mudharat baik bagi diri suami maupun isteri, sebagaimanaPutusan Mahkamah Agung nomor 863 K/Pdt/1990. Oleh karena itu, memutusikatan perkawinan yang seperti itu. jauh lebih bermanfaat ketimbangmempertahankannya.
Hal tersebut sejalan dengan prinsip hukum Islam bahwa:LE aicusall 85 6 28 daltasg dicks (ola 1515 Jlaall ls Go Jglawlialle ysiWArtinya: Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik mashlahah danapabila berlawanan antara yang mafsadah dan mashlahah maka yangdidahulukan adalah menolak mafsadahnya.Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta dan pertimbanganpertimbangan tersebut di atas permohonan Pemohon telah memenuhi alasanperceraian sebagaimana dimaksud Pasal 39 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974
27 — 14
Oleh karenaituberdasarkanteorihukum Islam dalamkitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al 'Utsaimin yangMajelis Hakim ambilalinsebagaipertinbangan pada halaman 2 (dua) yangberbunyisebagaiberikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebihringan diantaraduamuoharatbisadilakukan (prioritas) demimenjagamudgharat yang lebihbesar".Menimbang, bahwaberdasarkanteorihukum Islam tersebut di atas,untukmenghindarikemudaratan yang cukupbesarsebagaimanadalamperkaraini,makajalankeluar yang terbaik (mashlahah
)dalammenyelesaikankonflikperkawinanantarapenggugat dantergugatadalahperceraiankarenamempertahankanrumahtanggasepertiituhanyaakanmenimbulkanakibatnegatif yang lebinbesar (mudharat) terutamakepadapara pihakberperkara, sehinggajalankeluar yang terbaik (mashlahah)bagipenyelesaiankonflikperkawinanpenggugat dan tergugatadalahperceraian.Hal. 9dari11 Put.
94 — 7
Sehingga dalam rangka memberikanperlindungan kepada hakhak perempuan, maka konsep pemberlakuanmutah dan nafkah Iddah bagi penggugat yang menggugat cerai tergugatdirekontruksi dengan mempertimbangkan magqashid syariah yang4merupakan tujuan akhir yang ditetapbkan syara untuk kemaslahatanmanusia dan kemashlahatan manusia akan berbeda seiring denganperbedaan kondisi, waktu dan tempat, sehingga apabila dikaitkan dengandharuriyat alkhamsah (lima mashlahah pokok), seorang perempuanakan bisa berada dalam
kondisi bahaya disebabkan tidak adanya nafkah,sehingga mashlahah dalam perlindungan mantan istri tersebut adalahhifzh alnafs (memelihara jiwa).
7 — 4
Tidak adanya keterikatanbatin antara Penggugat dan Tergugat menunjukkan antara keduanya tidak adaharapan dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudarat yang lebih besar bagi keduanya, maka jalan keluaryang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga seperti itu hanyaakan menimbulkan akibat negatif terutama kepada para pihak berperkara, sehinggajalan terbaik adalah
Mlg.Artinya : "Bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga madlarat yang lebihMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumahtangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(
mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, Karena itu Majelis Hakimberkesimpulan bahwa jalan keluar terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah memutuskan ikatan perkawinantersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut, makaMajelis Hakim dalam permusyawaratannya berpendapat gugatan Penggugat telahterbukti dan memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksud dalam penjelasanPasal 39 ayat (2) huruf (b) UndangUndang Nomor tahun
22 — 10
Putusan Nomor 0147/Pdt.G/2016/PA.Btk.menunjukkan antara keduanya tidak adanya harapan dapat hidup rukun lagidalam rumah tangga dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudaratyang lebih besar bagi keduanya, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah)bagi penyelesaian konflik perkawinan Pemohon dan Termohon adalahperceraian karena mempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akanmenimbulkan akibat negatif terutama kepada para pihak berperkara, sehinggajalan terbaik adalah memutuskan ikatan perkawinan
LF gappall asl OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga madlarat yang lebih besar.Maka dapat diambil suatu kesimpulan, hak untuk menjatuhkan talak ada padasuami, sehingga dengan tetap mempertimbangkan kemaslahatan dan untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini,maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Pemohon dan Termohon adalah perceraian karenamempertahankan
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa jalan. keluar terbaik(mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Pemohon dan Termohonadalah memutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,jelaslah bahwa unsur yang terkandung dalam Pasal 19 huruf (b) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.
14 — 10
meyakinkan Hakim bahwa tujuanHalaman 7 dari 10 halamanPutusan No.2 18/Pdt.G/2016/PA.Srogperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).
36 — 8
meyakinkan Hakim bahwa tujuanHalaman 7 dari 10 halamanPutusan No.283/Pdt.G/2016/PA.Srogperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).
9 — 4
rumah tangga #0046# danTergugat yang terjadi seperti saat ini, meyakinkan Hakim bahwa tujuanperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah). Hal ini sejalan dengan kaidah figih yangberbunyi:allacl!
75 — 33
meyakinkan Hakim bahwa tujuanperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangHalaman 7 dari 10 halamanPutusan No.0214/Pdt.G/2015/PA.SrogUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).
58 — 20
meyakinkan Hakim bahwa tujuanHalaman 7 dari 10 halamanPutusan No.244/Pdt.G/2017/PA.Srogperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).
46 — 20
meyakinkan Hakim bahwa tujuanHalaman 7 dari 10 halamanPutusan No.149/Pdt.G/2016/PA.Srogperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).
14 — 9
meyakinkan Hakim bahwa tujuanHalaman 7 dari 10 halamanPutusan No.176/Pdt.G/2017/PA.Srogperkawinan untuk membentuk keluarga yang kekal, bahagia, sakinah,mawaddah dan rahmah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan juncto Pasal 3 KompilasiHukum Islam dan firman Allah SWT dalam surat arRum ayat 21 tidak mungkinakan terwujud.Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapan mashlahah
Jika keadaan seperti itu terjadi, makamenghindari kemudharatan (mafsadat) lebin diutamakan dari padamengharapkan kebaikan (mashlahah).