Ditemukan 319932 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 20-07-2016 — Putus : 20-10-2016 — Upload : 12-11-2019
Putusan PA TANJUNG BALAI Nomor 0372/Pdt.G/2016/PA.Tba
Tanggal 20 Oktober 2016 — Penggugat melawan Tergugat
101
  • UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan, akan Sulit terwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yangsedapat mungkin dihindari karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenciAllah SWT, namun apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud,tidak ada ketenteraman serta rasa saling kasih sayang lagi antaraPenggugat dan Tergugat dalam rumah tangga, maka jika tetapmempertahankan perkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut diatas, dikhawatirkan akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat
    ,sebaliknya jika perkawinan tersebut tidak dipertahankan (berceral) jugaakan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, oleh karenanya setelahMajelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akan adanya duakemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilai denganlebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil dari padakemudharatan/mafsadat yang lebin besar sebagaimana kaidah fighiyahyang menyatakan :Logit walSigl. ly po Legolatl 2p yp Glismde., zo ylar Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat
    , maka diperhatikan manayang lebih besar mudlaratnya, dengan mengernakan yang lebihkecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangantersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan akan lebih kecilmudharatnya/mafsadat jika Penggugat dan Tergugat berpisah/bercerai,sehinnga gugatan Penggugat memenuhi alasan dan tidak bertentangandengan hukum untuk melakukan perceraian sebagaimana maksud pasal39 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo.Pasal 19 huruf (f) Peraturan
Register : 03-02-2015 — Putus : 15-04-2015 — Upload : 29-06-2015
Putusan PA TANJUNG BALAI Nomor 96/Pdt.G/2015/PA.Tba
Tanggal 15 April 2015 — PENGGUGAT VS TERGUGAT
176
  • UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, akan sulitterwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapatmungkin dihindari karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT,namun apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak adaketenteraman serta rasa saling kasin sayang lagi antara Penggugat danTergugat dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankan perkawinandalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilaidengan lebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil daripada kemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fiqhiyahyang menyatakan:wlSiyb Ib pic Lagolbsl ne95 Wl rut. yosle 151laga>Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat
Register : 22-05-2017 — Putus : 20-07-2017 — Upload : 24-04-2019
Putusan PA KISARAN Nomor 484/Pdt.G/2017/PA.Kis
Tanggal 20 Juli 2017 — Penggugat melawan Tergugat
129
  • UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 TentangPerkawinan, akan Sulit terwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapatmungkin dihindari karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT,namun apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak adaketenteraman serta rasa saling kasin sayang lagi antara Penggugat danTergugat dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankan perkawinandalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (berceral) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilaidengan lebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil daripada kemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyahyang menyatakan :Lagesl CLG L Ly pio Legolas!
    F9) Yliamae yoylai 31Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yanglebih besar mudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutdi atas, Majelis Hakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadatjika Penggugat dan Tergugat berpisah/bercerai, sehinnga gugatan Penggugatmemenuhi alasan dan tidak bertentangan dengan hukum untuk melakukanperceraian sebagaimana maksud pasal 39 ayat (2) UndangUndang
Register : 21-06-2018 — Putus : 16-07-2018 — Upload : 12-09-2018
Putusan PA TANJUNG BALAI Nomor 354/Pdt.G/2018/PA.Tba
Tanggal 16 Juli 2018 — Pemohon vs Termohon
101
  • Putusan Nomor. 354/Pdt.G/2018/PA.Tbaketenteraman serta rasa saling kasih sayang lagi antara Pemohon danTermohon dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankan perkawinandalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat, sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka
    Hakim menilai denganlebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil dari padakemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyah yangmenyatakan:LagbS) GUS Ls ate Legale) 65 9) Glitude (a ylet 14)Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yanglebih besar mudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan petunjuk AllahSWT dalam AlQur'an Surat AlBaqaroh ayat 227 yang berbunyi :ase eee All
Register : 20-09-2018 — Putus : 26-11-2018 — Upload : 07-12-2018
Putusan PA TANJUNG BALAI Nomor 607/Pdt.G/2018/PA.Tba
Tanggal 26 Nopember 2018 — Pemohon vs Termohon
131
  • kondisipecah (broken marriage) dan sudah sulit untuk dipertahankan lagi;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapatmungkin dihindari oleh karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci AllahSWT, namun apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak adaketenteraman serta rasa saling kasih sayang lagi antara Pemohon danTermohon dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankan perkawinandalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Hakim menilai denganlebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil dari padakemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fiqhiyah yangmenyatakan:Halaman 10 dari 13 halaman putusan nomor 607/Pdt.G/2018/PA.TbaLag dS) GUS ly Inte Legals) (669)
    Glitads Qa led 14)Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yanglebih besar mudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan petunjuk AllahSWT dalam AlQur'an Surat AlBaqaroh ayat 227 yang berbunyi :ae ayes Ja LS GUA!
Register : 03-09-2015 — Putus : 16-11-2015 — Upload : 13-01-2016
Putusan PA TANJUNG BALAI Nomor 0559/Pdt.G/2015/PA.Tba
Tanggal 16 Nopember 2015 — PERDATA PENGGUGAT VS TERGUGAT
111
  • UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 Tentang Perkawinan, akan sulit terwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapat mungkindihindari karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT, namun apabilatujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak ada ketenteraman serta rasa salingkasih sayang lagi antara Penggugat dan Tergugat dalam rumah tangga, maka jika tetapmempertahankan perkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas,dikhawatirkan akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinantersebut tidak dipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, oleh karenanya setelah Majelis Hakim memperhatikan danmempertimbangkan akan adanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka MajelisHakim menilai dengan lebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecildari pada kemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyah yangmenyatakan :Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebih besarmudlaratnya
Register : 20-02-2017 — Putus : 27-02-2017 — Upload : 01-04-2019
Putusan PA MUARA LABUH Nomor 9/Pdt.P/2017/PA.ML
Tanggal 27 Februari 2017 — Pemohon melawan Termohon
252
  • Dari ketentuan pasal tersebut di atas, MajelisHakim memahami bahwa perkawinan yang dilakukan oleh pihak pria yangbelum mencapai umur 19 tahun sangat dikhawatirkan akan menimbulkandampakdampak negatif (mafsadat) dalam rumah tangga. Namun demikian dipihak lain hubungan asmara HERU SAPUTRA bin AMIRDAS dan NEPRIYUNITA binti RAPANI yang sudah demikian erat akan dapat menimbulkandampakdampak negatif (mafsadat) yang lebih besar dan berkepanjangan biladibiarkan dengan tanpa pernikahan.
    Atas hal tersebut di atas Majelis Hakimberpendapat bahwa apabila ada dua bahaya (mafsadat) yang akan terjadidalam suatu peristiwa maka menghindarkan bahaya (mafsadat) yang lebihbesar lebih diutamakan dari bahaya (mafsadat) yang lebih kecil;Menimbang, bahwa salah satu faktor untuk dapat membina rumahtangga secara baik adalah adanya kesiapan dan kemampuan HERUSAPUTRA bin AMIRDAS serta kondisi yang sehat jasmani dan rohani,sehingga diyakin) HERU SAPUTRA bin AMIRDAS mampu untuk membinarumah tangga yang
Register : 20-02-2017 — Putus : 27-02-2017 — Upload : 01-04-2019
Putusan PA MUARA LABUH Nomor 7/Pdt.P/2017/PA.ML
Tanggal 27 Februari 2017 — Pemohon melawan Termohon
203
  • Dari ketentuan pasal tersebut di atas, MajelisHakim memahami bahwa perkawinan yang dilakukan oleh pihak wanita yangbelum mencapai umur 16 tahun sangat dikhawatirkan akan menimbulkandampakdampak negatif (mafsadat) dalam rumah tangga. Namun demikian dipihak lain hubungan asmara Maira Safitri binti Abu Taris dan Rike bin Kamalyang sudah demikian erat akan dapat menimbulkan dampakdampak negatif(mafsadat) yang lebih besar dan berkepanjangan bila dibiarkan dengan tanpapernikahan.
    Atas hal tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa apabilaada dua bahaya (mafsadat) yang akan terjadi dalam suatu peristiwa makamenghindarkan bahaya (mafsadat) yang lebih besar lebih diutamakan daribahaya (mafsadat) yang lebih kecil;Menimbang, bahwa salah satu faktor untuk dapat membina rumahtangga secara baik adalah adanya kesiapan dan kemampuan Maira Safitribinti Abu Taris mengatur urusan rumah tangga serta kondisi yang sehatjasmani dan rohani, sehingga diyakini Maira Safitri binti Abu Taris
Register : 08-06-2018 — Putus : 16-07-2018 — Upload : 11-01-2019
Putusan PA TANAH GROGOT Nomor 0150/Pdt.P/2018/PA.Tgt
Tanggal 16 Juli 2018 — Pemohon melawan Termohon
178
  • diri dan jiwa,penyegeraan terhadap hal tersebut bagi anak Pemohon dalam menikahmerupakan keutamaan daripada menundanya jo a r.adb dsl sygaluslLul menggegaskan (perintah) lebih utama didahulukan daripadamenundanya, selain itu membiarkan anak Pemohon dalam keadaan tidakmenikah dan berlamalama pacaran dengan mempertimbangkanpergaulan anak muda zaman sekarang tentu akan menjerumuskannyapada kemafsadatan yang lebih besar (terjadinya halhal yang dilarangoleh agama) daripada menyimpangi aturan negara (mafsadat
    Jyswlaodl placl so.Artinya: Di saat berhadapan antara mafsadat kecil dan mafsadat besar,maka yang lebih dahulu ditinggalkan adalah mafsadat besardaripada mafsadat kecil, berdasar atas kaidah menghindar darimafsadat yang lebih besar.
Register : 15-05-2018 — Putus : 30-05-2018 — Upload : 30-10-2018
Putusan PA MUARA LABUH Nomor 20/Pdt.P/2018/PA.ML
Tanggal 30 Mei 2018 — Pemohon:
Riski Rianto bin Syahril
291
  • Dari ketentuan pasal tersebut di atas, MajelisHakim memahami bahwa perkawinan yang dilakukan oleh pihak pria yangbelum mencapai umur 19 tahun sangat dikhawatirkan akan menimbulkandampakdampak negatif (mafsadat) dalam rumah tangga. Namun demikian dipihak lain hubungan asmara Pemohon dan Holsi Andari binti Andrizal yangsudah demikian erat sehingga dapat menimbulkan dampakdampak negatif(mafsadat) yang lebih besar dan berkepanjangan bila dibiarkan tanpapernikahan.
    Atas hal tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa apabilaada dua bahaya (mafsadat) yang akan terjadi dalam suatu peristiwa makamenghindarkan bahaya (mafsadat) yang lebih besar lebih diutamakan daribahaya (mafsadat) yang lebih kecil;Menimbang, bahwa salah satu faktor untuk dapat membina rumahtangga secara baik adalah adanya kesiapan dan kemampuan Pemohon untukmembina rumah tangga yang baik bersama calon istrinya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, maka Majelis
Register : 04-01-2016 — Putus : 02-03-2016 — Upload : 24-04-2019
Putusan PA KISARAN Nomor 0011/Pdt.G/2016/PA.Kis
Tanggal 2 Maret 2016 — Penggugat melawan Tergugat
83
  • UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 TentangPerkawinan, akan Sulit terwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapatmungkin dihindari karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT,namun apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak adaketenteraman serta rasa saling kasih sayang lagi antara Penggugat danTergugat dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankan perkawinandalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (berceral) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilaidengan lebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil daripada kemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyahyang menyatakan :Lagasl CISL Ly pio Lagoa!
    Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yanglebih besar mudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutdi atas, Majelis Hakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadatjika Penggugat dan Tergugat berpisah/bercerai, sehinnga gugatan Penggugatmemenuhi alasan dan tidak bertentangan dengan hukum untuk melakukanperceraian sebagaimana maksud pasal 39 ayat (2) UndangUndang Nomor 1tahun 1974 Tentang
Register : 06-03-2017 — Putus : 08-06-2017 — Upload : 09-05-2019
Putusan PA KISARAN Nomor 250/Pdt.G/2017/PA.Kis
Tanggal 8 Juni 2017 — Penggugat melawan Tergugat
107
  • UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan, akan sulit terwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapatmungkin dihindari karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT,namun apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak adaketenteraman serta rasa saling kasih sayang lagi antara Penggugat danTergugat dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankan perkawinandalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (berceral) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilaiHalaman 9 dari 12 halaman Putusan Nomor250/Pdt.G/2017/PA.kKisdengan lebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil daripada kemudharatan/mafsadat yang lebin besar sebagaimana kaidah fiqghiyahyang menyatakan :Lagasl ISL Ly pio Legolas
    669) Yliamio yo ylei IIArtinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yanglebih besar mudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutdi atas, Majelis Hakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadatjika Penggugat dan Tergugat berpisah/bercerai, sehinnga gugatan Penggugatmemenuhi alasan dan tidak bertentangan dengan hukum untuk melakukanperceraian sebagaimana maksud pasal 39 ayat (2) UndangUndang
Register : 22-04-2013 — Putus : 01-07-2013 — Upload : 31-07-2013
Putusan MS BIREUEN Nomor 139/Pdt.G/2013/MS-Bir
Tanggal 1 Juli 2013 — Penggugat vs Tergugat
178
  • UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan, akan sulit terwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapat mungkin dihindarioleh karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT, namun apabila tujuanperkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak ada ketenteraman serta rasa saling kasih sayanglagi antara Penggugat dan Tergugat dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankanperkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidak dipertahankan (bercerai) jugaakan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, oleh karenanya setelah Majelis Hakimmemperhatikan dan mempertimbangkan akan adanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut,maka Majelis Hakim menilai dengan lebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebihkecil dari pada kemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyah yangmenyatakan :logasl GISiyL Lio Logobas!
    n65) Yl rxuc Yo ylei I31Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebih besarmudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut di atas, MajelisHakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadat jika Penggugat dan Tergugatberpisah/bercerai, disamping itu pula berdasarkan fakta hukum di atas telah sesuai dan terdapatcukup alasan bagi Penggugat/tidak bertentangan secara hukum untuk melakukan
Register : 23-08-2013 — Putus : 04-11-2013 — Upload : 26-05-2015
Putusan MS BIREUEN Nomor 255/Pdt.G/2013/MS-Bir
Tanggal 4 Nopember 2013 — ABDIAH binti M. ALI Vs MUHAMMAD JAFAR BIN TGK. YUSUF
548
  • denganTergugat adalah perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapat mungkindihindari oleh karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT, namun apabilatujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak ada ketenteraman serta rasa salingkasih sayang lagi antara Penggugat dan Tergugat dalam rumah tangga, maka jika tetapmempertahankan perkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkanakan menimbulkan kemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehHal.13 dari 14 Hal.
    Put.No. 255/Pdt.G/2013/Ms.Birkarenanya setelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akan adanyadua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilai dengan lebihmengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil dari pada kemudharatat /mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyah yang menyatakan :logasl GIS Lo Legolas!
    So) yliamic yo ylei IslArtinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebih besarmudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut di atas,Majelis Hakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadat jika Penggugatdan Tergugat berpisah/bercerai, disamping itu pula berdasarkan fakta hukum di atastelah sesuai dan terdapat cukup alasan bagi Penggugat/tidak bertentangan secara hukumuntuk melakukan perceraian
Register : 09-12-2016 — Putus : 10-01-2017 — Upload : 17-01-2017
Putusan PA LUBUK PAKAM Nomor 1969/Pdt.G/2016/PA.Lpk
Tanggal 10 Januari 2017 — Penggugat VS Tergugat
137
  • merubahpendirian Penggugat untuk bercerai, maka Majelis Hakim berpendapat bahwaantara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisinan yang sangat tajamdalam rumah tangga dan ikatan perkawinan telah pecah sehingga patut untukdisimpulkan bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah sulit bahkan tidakada harapan akan bersatu kembali ;Menimbang, bahwa meskipun perceraian merupakan tindakan yangtidak disukai Allah SWT yang harus dihindari oleh setiap pasangan suami isteri,karena sangat mungkin akan menimbulkan mafsadat
    atau mudharat bagipasangan suami isteri itu, namun bila perkawinan tidak lagi mampumemberikan ketenteraman lahir dan bathin akibat adanya perselisihan danpertengkaran yang terus menerus, seperti yang terjadi pada rumah tanggaPenggugat dan Tergugat, maka mempertahankan ikatan perkawinan tersebutmenjadi siasia bahkan cenderung menimbulkan mafsadat yang lebih besar.Atas dasar itu Majelis Hakim berpendapat bahwa mengakhiri dan memutuskanikatan perkawianan Penggugat dan Tergugat melalui perceraian dipandanglebih
    kecil mafsadat nya sehinga menjadi pilinan terbaik yang harus ditempuholeh Penggugat dan Tergugat, sesuai dengan kaidah yang berbunyi :) Lagotas Sop GLItuw4o yap be 1 3Log ses!
    GlLS5)LY10Artinya : Jika dihadapkan pada dua mafsadat, maka mafsadat yang lebihbesar harus dihindari dengan cara mengambil mafsadat yang lebihringanMenimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dinubungkandengan fakta di persidangan, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugat ceraidari Penggugattelah beralasan hukum serta telah memenuhi unsurunsur yangterkandung dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun1975 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 1 tahun 1974 tentangPerkawinan
Register : 01-06-2016 — Putus : 31-08-2016 — Upload : 22-05-2019
Putusan PA KISARAN Nomor 0469/Pdt.G/2016/PA.Kis
Tanggal 31 Agustus 2016 — Penggugat melawan Tergugat
144
  • No 469/Pdt.G/2016 /PAKiskemudharatan/mafsadat, sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilaidengan lebin mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil daripada kemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyahyang menyatakan :Lagi*i ijjja Le*iJae.i ye. ijlArtinya : Apabila
    berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebihbesar mudlaratnya, dengan mengernjakan yang lebih kecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutdi atas, Majelis Hakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadatjika Penggugat dan Tergugat berpisah/bercerai, sehinnga gugatan Penggugatmemenuhi alasan dan tidak bertentangan dengan hukum untuk melakukanperceraian sebagaimana maksud pasal 39 ayat (2) UndangUndang Nomor 1tahun 1974 Tentang Perkawinan
Register : 24-04-2019 — Putus : 13-05-2019 — Upload : 14-05-2019
Putusan PA TANJUNG BALAI Nomor 133/Pdt.G/2019/PA.Tba
Tanggal 13 Mei 2019 — Penggugat melawan Tergugat
154
  • kondisipecah (broken marriage) dan sudah sulit untuk dipertahankan lagi;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapatmungkin dihindari oleh karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci AllahSWT, namun apabila tujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak adaketenteraman serta rasa saling kasin sayang lagi antara Pemohon danTermohon dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankan perkawinandalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (berceral) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, olehkarenanya setelah majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akanadanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut, maka Hakim menilai denganlebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebih kecil dari padakemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyah yangmenyatakan:VIS L Lo Legolacl neg) Yliauie yoyls Is!
    LagoArtinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yanglebih besar mudilaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan petunjuk AllahSWT dalam AlQur'an Surat AlBagaroh ayat 227 yang berbunyi :Igo5 Vlg GMI!
Register : 03-09-2012 — Putus : 23-10-2012 — Upload : 26-12-2012
Putusan MS BIREUEN Nomor 247/Pdt-G/2012/MS-Bir
Tanggal 23 Oktober 2012 — Penggugat vs Tergugat
208
  • UndangUndangNomor Tahun 1974 Tentang Perkawinan, akan sulit terwujud;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapat mungkindihindari oleh karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT, namun apabilatujuan perkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak ada ketenteraman serta rasa saling kasihsayang lagi antara Penggugat dan Tergugat dalam rumah tangga, maka jika tetapmempertahankan perkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkanakan menimbulkan kemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidakdipertahankan (bercerai) juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, oleh karenanyasetelah Majelis Hakim memperhatikan dan mempertimbangkan akan adanya duakemudharatan/mafsadat tersebut, maka Majelis Hakim menilai dengan lebih mengutamakanmana kemudharatan/mafsadat lebih kecil dari pada kemudharatan/mafsadat yang lebih besarsebagaimana kaidah fighiyah yang menyatakan :lagas!
    Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebihbesar mudlaratnya, dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut di atas, MajelisHakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadat jika Penggugat dan Tergugatberpisah/bercerai, disamping itu pula berdasarkan fakta hukum di atas telah sesuai danterdapat cukup alasan bagi Penggugat/tidak bertentangan secara hukum untuk melakukanperceraian sebagaimana
Register : 18-10-2013 — Putus : 11-12-2013 — Upload : 17-12-2013
Putusan PA TANJUNG BALAI Nomor 414/Pdt.G/2013/PA.Tba
Tanggal 11 Desember 2013 — Perdata - PENGGUGAT - TERGUGAT
223
  • dimaksud pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 TentangPerkawinan ;Menimbang, bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sedapat mungkindihindari karena perbuatan tersebut halal tetapi dibenci Allah SWT, namun apabila tujuanperkawinan sudah tidak dapat terwujud, tidak ada ketenteraman serta rasa saling kasih sayanglagi antara Penggugat dan Tergugat dalam rumah tangga, maka jika tetap mempertahankanperkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan akan menimbulkankemudharatan/mafsadat
    , sebaliknya jika perkawinan tersebut tidak dipertahankan (bercerai)juga akan menimbulkan kemudharatan/mafsadat, oleh karenanya setelah Majelis Hakimmemperhatikan dan mempertimbangkan akan adanya dua kemudharatan/mafsadat tersebut,maka Majelis Hakim menilai dengan lebih mengutamakan mana kemudharatan/mafsadat lebihkecil dari pada kemudharatan/mafsadat yang lebih besar sebagaimana kaidah fighiyah yangmenyatakan : garArtinya : Apabila berhadapan dua mafsadat, maka diperhatikan mana yang lebih besarmudlaratnya
    , dengan mengerjakan yang lebih kecil mudlaratnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut di atas, MajelisHakim berkesimpulan akan lebih kecil mudharatnya/mafsadat jika Penggugat dan Tergugatberpisah/bercerai, sehinnga gugatan Penggugat memenuhi alasan dan tidak bertentangan denganhukum untuk melakukan perceraian sebagaimana maksud pasal 39 ayat (2) UndangUndangNomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo.
Register : 29-09-2020 — Putus : 10-11-2020 — Upload : 12-11-2020
Putusan PA JAKARTA TIMUR Nomor 3769/Pdt.G/2020/PA.JT
Tanggal 10 Nopember 2020 — Penggugat melawan Tergugat
120
  • Jika kehidupanbahagia atau sakinah mawaddah dan rahmah tidak terwujud dalam suaturumah tangga, maka hanya akan menimbulkan mafsadat (kerusakan) yanglebih besar, terutama bagi para pihak berperkara.
    Hukum Islam menentukanbahwa menolak mafsadat harus didahulukan dari mengharap kemaslahatan,sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang diambil alih sebagai pertimbangan Majelis,sebagai berikut : dlacll de> Gle patie swldoll syArtinya: Menghindari mafsadat (kerusakan) harus didahulukan dari padamenarik kemaslahatan.Menimbang, bahwa berdasarkan kaedah fighiyah tersebut, untukmengakhiri mafsadat yang lebih besar di antara Penggugat dan Tergugat,Majelis Hakim menilai bahwa perceraian sebagai solusi terbaik bagi
    tersebut, akan tetapi yang terpenting dapat diketahui secara jelasbahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut telah mengakibatkanretaknya perkawinan Penggugat dan Tergugat.Menimbang, bahwa dengan demikian, karena dalam kasus ini perselisihandan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat telah terbukti terus menerusdan kualitas perselisihan dan pertengkaran tersebut telah mengakibatkanantara Penggugat dan Tergugat tidak ada harapan akan rukun lagi dalamrumah tangga yang akan menimbulkan mafsadat