Penggugat (MARIYAM binti SADA);

Aliyyah Aqqilah, lahir di Bontang tanggal 4 April 2013 berada dibawah hadhanah/pemeliharaan Penggugat;

Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor 6474LU260420130003, atasnama Sakiinah Aliyah Aqqilah, tanggal 26 April 2013, yang dieluarkan olehKepala Dinas Kependudukan dan Pencatata Sipil Kota Bontang, telahbermeterai cukup dan telah dinazegelen, serta sesuai dengan aslinya,selanjutnya diberi tanda, (P.3);B. Saksi1.

Putusan Nomor 202/Pdt.G/2016/PA.Botg.Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan alat bukti (P.2 dan .3)yang merupakan fotokopi dari Akta Autentik yang memberikan keteranganbahwa (P.2) anak pertama Penggugat dan Tergugat bernama: MuhammadAndika Putra Pratama, lahir di Bontang tanggal 16 September 2011, kemudian(P.3) anak kedua Penggugat dan Tergugat bernama: Sakiinah Aliyyah Aqgilah,lahir di Bontang tanggal 4 April 2013;Menimbang, bahwa terdapat perbedaan penulisan nama anak keduaPenggugat dan Tergugat

Majelis Hakim sepakat bahwa nama anak keduaPenggugat dan Tergugat yang benar adalah yang sesuai dengan alat bukti(P.3);Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak keberatan atas gugatanPenggugat pada petitum angka 4 (empat) dan sesuai pula dengan pasal 105huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan Penggugat pada petitumangka 4 (empat) tersebut patut dikabulkan dengan menetapkan anak yangbernama: Muhammad Andhika Putra Pratama bin Puput Sutrisno, lahir diBontang tanggal 16 September 2011 dan Sakiinah

Menetapkan anak yang bernama: Muhamad Andhika Putra Pratama, lahir diBontang tanggal 16 September 2011 dan Sakiinah Aliyyah Aqgilah, lahir diBontang tanggal 4 April 2013 berada dibawah hadhanah/pemeliharaanPenggugat;5.

1. Menyatakan Termohon yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan tidak hadir;
2. Mengabulkan pemohonan Pemohon dengan verstek;
3. Memberi izin kepada Pemohon (Muhamad Sidqi Muzzaki Soleh bin Mohammad Soleh) untuk menjatuhkan talak satu raji terhadap Termohon (Bariroh Sakiinah binti Abdul Muchit) di depan sidang Pengadilan Agama Slawi;
4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp475.000,00 (empat ratus tujuh

GINA NURMIYA, lahir di Cirebon pada tanggal 23 April 2010, untuk mewakafkan harta-harta yang menjadi haknya kepada YAYASAN NUR SAKIINAH AL ISLAMIYYAH, alamat di Desa Cempaka, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, terhadap harta berupa :

Bahwa kerena kejadian tersebut di atas, kedaan rumah tangga Pemohon dengantermohon sudah tidak dapat dibina drngan baik , sehingga sulit unruk membentukrumah tangga yang sakiinah mawadah dan rohmah Pemohon menderita lahir bathindan tidak sanggup lagi untuk meneruskan rumah tangga dengan Termohon sertatidak ada jalan yang terbaik kecuali perceraian ;Bahwa berdasarkan halhal tersebut diatas, Pemohon mohon Bapak Ketua PengadilanAgama Sumedang berkenan menatuhkan Putsan sebagai berikut :1.

li>Menjatuhkan talak satu khuli Tergugat (Lalu Murzan alias Murzan Nurhanah bin Mamik Nurhanah) terhadap Penggugat (Yati binti Ngadimin Patmo Wiyono) dengan iwadl Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah) ;

Pada Juni2015 Penggugat dan Tergugat pulang ke rumah orang tua Penggugat diKaranganyar, Tergugat pamit pulang ke Lombok Tengah danmeninggalkan Penggugat di rumah orang tua dan tidak pernah kembalisampai gugatan ini diajukan sudah melakukan hubungan suami istri (badaDukhul) dan dikaruniai 5 orang anak yaitu :e Lalu Adzkiaturrahman, lakilaki lahir 14 Juni 2007;e Lalu Atthooullah, lakilaki lahir 23 Februari 2011;e Baiq Sakiinah, perempuan lahir 20 Juli 2012; Baiq Sukainah, perempuan lahir 08 Januari

Pdt.G/2018/PA.PIk.keadaan pecah sedemikian rupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuanperkawinan seperti dimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, yaitu rumah tangga yang bahagia dan kekal, sehingga antara Penggugatdan Tergugat tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumahtangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Penggugatdan Tergugat, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQuran Surat 30 (AlRuum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

menunggu dan menerimaTergugat untuk kembali kKumpul sebgai suami istri, sehinggal alasan gugatanPenggugat telah memenuhi alasan untuk bercerai sebagaimana dalam pasal 19huruf (a) dan (c) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 Jo. pasal 116 huruf(a) dan (c) Kompilasi Hukum Islam, mka gugatan Penggugat dapat dikabulkandengan verstek;Menimbang, bahwa dengan demikian, maka keadaan rumah tanggaideal yang diinginkan sebagaimana tertuang dalam AlQur'an Surat 30 (AlRuum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

Pasal 3 KompilasiHukum Islam, untuk membentuk keluarga yang sakiinah, mawaddah danrohmah tidak dapat diwujudkan kembali dan apabila perkawinan tetapdipertahankan hanya akan menambah derita kedua belah pihak karena hak dankewajiban sebagai suami isteri tidak bisa lagi teroenuhi satu sama lain, olehkarena itu Majelis hakim berpendapat bahwa perkawinan antara Penggugatdengan Tergugat harus segera diputuskan;Menimbang, bahwa berdasarkan padapertimbanganpertimbangantersebut diatas, maka gugatan penggugat

benarbenar berada dalam keadaanpecah sedemikian rupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinanseperti dimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaiturumah tangga yang bahagia dan kekal, sehingga antara Pemohon dan Termohontidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Pemohon danTermohon, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQuranSurat 30 (AlRuum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

benarbenar berada dalam keadaanpecah sedemikian rupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinanseperti dimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaiturumah tangga yang bahagia dan kekal, sehingga antara Pemohon dan Termohontidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Pemohon danTergugat, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQuranSurat 30 (A/Ruum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

benarbenar berada dalam keadaan pecah sedemikianrupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinan seperti dimaksud dalamPasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu rumah tangga yang bahagia dankekal, sehingga antara Pemohon dan Termohon tidak ada harapan akan hidup rukunlagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Pemohon danTermohon, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQuran Surat30 (AlRuum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

benarbenarberada dalam keadaan pecah sedemikian rupa (broken marriage), tidakterwujud lagi tujuan perkawinan seperti dimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu rumah tangga yang bahagia dan kekal,sehingga antara Penggugat dan Tergugat tidak ada harapan akan hidup rukunlagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Penggugatdan Tergugat, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AIQuran Surat 30 (A/Ruum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

benarbenar berada dalam keadaan pecah sedemikian rupa(broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinan seperti dimaksud dalamPasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu rumah tangga yang bahagiadan kekal, sehingga antara Pemohon dan Termohon tidak ada harapan akanhidup rukun lagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Pemohon danTermohon, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQuranSurat 30 (A/Ruum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

benarbenar berada dalam keadaan pecah sedemikianrupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinan seperti dimaksud dalamPasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu rumah tangga yang bahagia dankekal, sehingga antara Penggugat dan Tergugattidak ada harapan akan hidup rukunlagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Penggugat danTergugat, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQur'an Surat30 (AlRuum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam,untuk membentuk keluarga yang sakiinah, mawaddah dan rohmah tidak dapatdiwujudkan kembali dan apabila perkawinan tetap dipertahankan hanya akanmenambah derita kedua belah pihak karena hak dan kewajiban sebagai suamiisteri tidak bisa lagi terpenuhi satu sama lain, oleh karena itu Majelis hakimberpendapat bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat harussegera diputuskan;Menimbang, bahwa berdasarkan padapertimbanganpertimbangantersebut diatas, maka gugatan penggugat

benarbenar berada dalam keadaanpecah sedemikian rupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinanseperti dimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaiturumah tangga yang bahagia dan kekal, sehingga antara Penggugat dan Tergugattidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Penggugatdan Tergugat, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQuran Surat 30 (A/Ruum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam,untuk membentuk keluarga yang sakiinah, mawaddah dan rohmah tidak dapatdiwujudkan kembali dan apabila perkawinan tetap dipertahankan hanya akanmenambah derita kedua belah pihak karena hak dan kewajiban sebagai suamiisteri tidak bisa lagi terpenuhi satu sama lain, oleh karena itu Majelis hakimberpendapat bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat harussegera diputuskan;Menimbang, bahwa berdasarkan padapertimbanganpertimbangantersebut diatas, maka gugatan penggugat

benarbenar berada dalam keadaan pecahsedemikian rupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinan sepertidimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu rumahtangga yang bahagia dan kekal, sehingga antara Penggugat dan Tergugat tidakada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Penggugatdan Tergugat, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQuran Surat 30 (A/Ruum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah

benarbenar berada dalam keadaan pecah sedemikianrupa (broken marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinan seperti dimaksud dalamPasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu rumah tangga yang bahagia dankekal, sehingga antara Penggugat dan Tergugattidak ada harapan akan hidup rukunlagi dalam membina rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan demikian, dalam rumah tangga Penggugat danTergugat, keadaan rumah tangga ideal sebagaimana tertuang dalam AlQur'an Surat30 (AlRuum) ayat 21, yakni rumah tangga yang sakiinah