PANJAITAN, umur 37 tahun, jenis kelamin Perempuan,pekerjaan Tani, agama Kristen Protestan, bertempat tinggal diLumban Silondut, Desa Sitorang, Kecamatan Silaen, KabupatenToba Samosir, semula PENGGUGAT, sekarang disebut sebagaiTERBANDING ; Mengutip serta memperhatikan semua uraianuraian tentang hal tersebutyang termuat dalam turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 25Oktober 2010 No. 22/Pdt.G/2010/PNBlg, yang amarnya berbunyi sebagaiberikut : .....berikut : 1.

TURMAN PANJAITAN, umur 20 tahun, pekerjaan petani,alamat jalan Lumban Silondut, Desa Sitorang;8. Ir. PANDAPOTAN PANJAITAN, umur 65 tahun, pekerjaanwiraswasta, alamat jalan Turi nomor : 166 Medan;Selanjutnya disebut sebagai Para Pembandingsemula Para penggugat;Dalam hal ini memberikan kuasa kepada F. M. Sianipar, SH.,H. Panjaitan, SH., dan T. P.

Bahwa Sipungka Huta atas Huta Lumban Tor adalah Raja Sijorat yang kemudian diteruskan keturunannya yaitu Penggugatpenggugat yaitu kakek (opung) dari Penggugatpenggugat dankemudian pindah dari Lumban Tor yang pindah ke beberapakampung (huta) Sitorang yaitu Lumban Silondut, Huta Namora,Lumban Silambi, dan di tempat lainnya.3.

Nomor 550 PK/Pdt/201624.25.persegi), yang terletak di SiLondut, Desa Naftiora, Kecamatan Silaen,Kabupaten Toba Samosir dengan batas batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatas dengan Gulatom Siahaan; Sebelah Selatan berbatas dengan Dupur Pangaribuan; Sebelah Barat berbatas dengan Bokko Panjaitan; Sebelah Timur berbatasan dengan Dupur Pangaribuan;Bahwa sesuai dengan Surat Pernyataan Hak Milik yang dibenarkanKepala Desa Hutanamora tertanggal 15 Oktober 1995, tanah sawah yangterletak di Silondut,

diungkap, bahwa pewarisalmarhum Karel Panjaitan mempunyai anak kandung selain dari padaPara Penggugat dan Para Tergugat sebagaimana dalam uraian berikutint:Bahwa si pewaris almarhum Karel Panjaitan semasa hidupnyamelangsungkan perkawinan sebanyak 2 (dua) kali antara lain:1) Bahwa perkawinan Pertama (1) ialah; almarhum Karel P anjaitandengan Hanna Boru Marpaung, perkawinan berlangsung sahsecara hukum adat Batak dan diberkati di Gereja Huria KristenBatak Protestan ( HKBP) Sitorang, di Kampung Kecil Silondut

puluh kali tiga puluh) meter persegi, yang terletak diSi Londut, Desa Huta Namora, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir,dengan batasbatas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatas dengan Gulatom Siahaan;e Sebelah Selatan berbatas dengan Dupur Pangaribuan;e Sebelah Barat berbatas dengan Bokko Panjaitan;e Sebelah Timur berbatasan dengan Dupur Pangaribuan;Bahwa sesuai dengan Surat Pernyataan Hak Milik yang dibenarkan Kepala DesaHutanamora tertanggal 15 Oktober 1995, tanah sawah yang terletak di Silondut

24, 25, 26, 27, 28, 29,30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50adalah harta peninggalan almarhum Karel Panjaitan dan Almarhum DjasaBr.Siahaan, sebagaimana yang diatur pada Pasal 301 R.Bg;457 Bahwa apabila benar sebagaimana dalam dalil gugatan Para Penggugat/ParaPembanding/Para Termohon Kasasi terutama pada Point 25 sampai dengan dpoint 50 dimana letak tanahtanah tersebut berada pada lingkungan hukum AdatBatak Toba Kabupaten Tobasa Kecamatan Silaen Lumban Silondut

adalah Boru Butarbutar;Istri yang ketiga adalah Boru Siagian;Istri yang kKeempat adalah Boru Hasibuan;Bahwa Raja Sijorat telah mewariskan tanah perkampungan berikut perumahanbuat masingmasing istri tersebut diatas dan tanah perkampungan dimaksudsudah menjadi tanah adat dikenal sebagai tanah adat dengan nama sebagaiberikut:Untuk istri diwariskan tanah perkampungan Lumban Tor yang dikenal dengannama tanah adat Lumban Tor;Untuk istri Il diwariskan tanah perkampungan Sitorang dikenal dengan namaLumban Silondut

isteri masingmasing istri telah diberi harta warisan berupa tanah adatperkampungan sebagai berikut:3.1 Istri yang pertama adalah Boru Sitorus yang bertempat tinggal di kampungLumban Tor kampung ini adalah kampung perbukitan atau Dolok sehinggatidak ada sawah disana, dan kampung ini kemudian menjadi pusatpemerintahan Raja Sijorat Paraliman secara turun temurun bahkan rumahParsaktiannya ada di Kampung Lumban Tor ini ;3.2 Istri yang kedua adalah Boru Butarbutar yang bertempat tinggal di KampungLumban Silondut

Siagian;Istri yang keempat adalah Boru Hasibuan;Bahwa Raja Sijorat telah mewariskan tanah perkampungan berikut perumahanbuat masingmasing istri tersebut diatas dan tanah perkampungan dimaksudHalaman 28 dari 79 Putusan Nomor 80/Pdt.G/2016/PN Bigsudah menjadi tanah adat dikenal sebagai tanah adat dengan nama sebagaiberikut:Untuk istri diwariskan tanah perkampungan Lumban Tor yang dikenal dengannama tanah adat Lumban Tor;Untuk istri Il diwariskan tanah perkampungan Sitorang dikenal dengan namaLumban Silondut

isteri masingmasing istri telah diberi harta warisan berupa tanah adatperkampungan sebagai berikut:3.1 Istri yang pertama adalah Boru Sitorus yang bertempat tinggal di kampungLumban Tor kampung ini adalah kampung perbukitan atau Dolok sehinggatidak ada sawah disana, dan kampung ini kemudian menjadi pusatpemerintahan Raja Sijorat Paraliman secara turun temurun bahkan rumahParsaktiannya ada di Kampung Lumban Tor ini ;3.2 Istri yang kedua adalah Boru Butarbutar yang bertempat tinggal di KampungLumban Silondut

Istri yang kedua adalah boru Butarbutar yang bertempat tinggal di KampungLumban Silondut kampung ini dikenal dengan Gompar Puugani selanjutnyamenjadi kampung yang diperuntukkan bagi istri kedua bersama anakanaknya/keturunannya secara turun temurun;3.3. Istri ketiga adalah boru Siagian yang bertempat tinggal di kampung HutaNamora, selanjutnya kampung ini adalah kampung yang diperuntukkan bag istriketiga bersama anak anaknya/keturunannya secara turun temurun;3.4.