Ditemukan 4869 data

Urut Berdasarkan
 
Putus : 24-07-2012 — Upload : 17-05-2013
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1144 K/PID.SUS/2012
Tanggal 24 Juli 2012 — ADE JANUWATI ; JAKSA/-PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA PUSAT
4420 Berkekuatan Hukum Tetap
  • No. 1144 K/PID.SUS/2012 Type Actus. Meski demikian peserta pengadaan barang dan jasa dapatmengajukan merk lain asalah setara atau lebih tinggi dari yang diminta olehPanitia Pengadaan Barang dan Jasa ;Bahwa pada saat proses penawaran, saksi BOYKE ARIE PAHLEVI, SE. yangtidak memiliki Kuasa dari PT.
    Pasal 49 ayat (2) butir b yangberbunyi : Perbuatan atau tindakan penyedia barang/jasa yang dapat dikenakansanksi adalah melakukan persekongkolan dengan penyedia barang/jasa lain untukmengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan barang/jasasehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan persainganyang sehat dan/atau merugikan pihak lain ;Terdakwa ADE JANUWATI telah menentukan sendiri bahwa dental unit merkShinhung setara dengan dental unit merk Merk Morita Type Actus
    Dalam proses aanwijzing itu Terdakwa ADE JANUWATImenyampaikan alat kesehatan yang diminta berupa dental unit yang seluruhspesifikasinya dalam Buku Biru menunjukkan kemiripan dengan Merek MoritaType Actus. Meski demikian peserta pengadaan barang dan jasa dapatHal. 7 dari 26 hal. Put.
    HAKIM SIREGAR dan ahli bahwa dalam penentuan spesifikasiantara dental unit yang diminta oleh Panitia Lelang yaitu dental unit yangspesifikasinya mirip actus dan yang ditawarkan oleh PT.
    RULLY ANGGRAENI, saksi ERWANTO, saksi YAYAT SETIA,bahwa yang diminta adalah dental unit yang spesifikasinya adalah actustetapi Panitia Lelang tidak pernah mensurvey distributor yang menjualmerk actus untuk menanyakan preslist harga dental unit merk actus ;7 Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, perbuatan Terdakwa ADEJANUWATI telah memenuhi unsur pasal yang kami dakwakan yaknimelanggar Pasal 3 jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.
Putus : 24-09-2008 — Upload : 29-04-2011
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 98 K/PID/2008
Tanggal 24 September 2008 — MARYAM IBRAHIM,DK
1814 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Sangatlah ironis Majelis Hakim menilai bahwaperbuatan para Terdakwa masih dalam batas kewajaran dan tidakdapat dipertanggungjawabkan kepada para Terdakwa, padahal paraTerdakwa menyadari akan perbuatan tersebut;Bahwa pertimbangan Majelis Hakim halaman 19 paragraf 1, disebutkanbahwa sesuatu perbuatan tidak dapat membuat orang bersalah bila dilakukandengan niat jahat (actus reus), actus reus haruslah dilengkapi dengan mensrea dan harus dibuktikan dalam penuntutan bahwa Tersangka telahmelakukan actus
Register : 22-05-2019 — Putus : 13-06-2019 — Upload : 14-06-2019
Putusan PT MAKASSAR Nomor 286/PID/2019/PT MKS
Tanggal 13 Juni 2019 — Pembanding/Terbanding/Terdakwa : AGUS BASO ABBAS Diwakili Oleh : MURSALIN JALIL SH MH
Terbanding/Pembanding/Penuntut Umum : MUHAMMAD TASBI, SH, MH
9585
  • Untuk dapat dinyatakan seseorang bersalah dalammelakukan tindak pidana maka antara mens rea dan actus reus haruslahsejalan, jika mens rea terbukti tapi actus reus tidak terbukti maka seseorangtedakwa haruslah dinyatakan bebas demi hukum maupun lepas demi hukum.Demikian pula jika mens rea tidak terbukti dan actus reus terbukti makaseseorang tedakwa haruslah dinyatakan bebas demi hukum maupun lepas demihukum.Bahwa untuk menguji tentang adanya mens rea dariTerdakwa maka Penasehathukum pembanding/Terdakwa
    Untuk dapat dinyatakan seseorang bersalah dalammelakukan tindak pidana maka antara mens rea dan actus reus haruslahsejalan, jika mens rea terbukti tapi actus reus tidak terbukti maka seseorangtedakwa haruslah dinyatakan bebas demi hukum maupun lepas demi hukum.Demikian pula jika mens rea tidak terbukti dan actus reus terbukti makaseseorang tedakwa haruslah dinyatakan bebas demi hukum maupun lepas demihukum.Bahwa berdasarkan faktafakta hukum sebagaimana terurai di atas terbuktisaat Terdakwa meneruskan
Register : 25-09-2020 — Putus : 19-10-2020 — Upload : 18-12-2020
Putusan PN SIDOARJO Nomor 3/Pid.Pra/2020/PN SDA
Tanggal 19 Oktober 2020 — Pemohon:
SUNARTO, S.H
Termohon:
Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian Keuangan R.I cq. Direktur Jenderal Pajak Republik Indonesia cq. Direktor Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II
237136
  • Dalam ilmu hukum pidana, perbuatan lahiriah itudikenal sebagai actus reus, sedangkan kondisi jiwa atau sikap kalbu daripelaku perbuatan itu disebut mens rea. Jadi actus reus adalah merupakanelemen luar (external element), sedangkan mens rea adalah unsurkesalahan (fault element) atau unsur mental (mental element). Seseorangdapat dipidana tidak cukup hanya karena orang itu telah melakukanperbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat melawanhukum.
    Pemohon karena tidak memenuhi unsur actus reus danmens rea;Halaman 12 dari 67 Putusan Praperadilan Nomor 3/Pid/Pra/2020/PN Sda2)3)Selanjutnya, dalam Positanya halaman 6 angka 14, Pemohonmengutip pendapat Prof.
    Sudarto, S.H. dan Zainal Abidin Farid,sebagai berikut:Bahwa suatu perbuatan dianggap telah melangar hukum dandapat dikenakan sanksi pidana, harus dipenuhi dua unsur, yaituadanya unsur actus reus (physical element) dan unsur mensrea (mental element). Unsur actus reus adalah esensi darikejahatan itu sendiri atau perbuatan yang dilakukan, sedangkanunsur mens rea adalah sikap batin pelaku pada saat melakukanperbuatan.
    Dalam ilmu hukum pidana, perbuatan lahiriah itudikenal sebagai actus reus, sedangkan kondisi jiwa atau sikapkalbu dari pelaku perbuatan itu disebut mes rea.
    reus yaitu seseorang bisadipidana adalah di dalam perbuatan pidana itu ada unsur yang lazimdikenal actus reus dan mens rea kalau actus reus itu adalah keperbuatan pidananya lalu kalau mens rea lebih kepada sikap batin ataumungkin seseorang melakukan perbuatan pidana contohnya banyakmisalnya dalam tindak pidana kepabeanan apakah itu masuk wajib pajakataupun bea cukai ada actus reus perbuatan pidana tetapi mens reanyatidak bisa terpenuhi misalnya dia tidak mengetahui bahwa perbuatan ituadalah perbuatan
Register : 24-05-2016 — Putus : 13-09-2016 — Upload : 17-10-2016
Putusan PN BUKITTINGGI Nomor 56_Pid_Sus_2016_PNBkt_Hukum_13092016_Narkotika
Tanggal 13 September 2016 — Jaksa Pada Kejari Bkt ; Terdakwa THIMOTI EINSTEIN
8227
  • Reus Mens Rea ;Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan azas Actus Reus Mens Reaadalah suatu perbuatan dianggap telah melanggar hukum dan dapat dikenakansanksi pidana, harus dipenuhi dua unsur, yaitu adanya unsur actus reus (physicalelement) dan unsur mens rea (mental element).
    Unsur actus reus adalah esensidari kejahatan itu sendiri atau perbuatan yang dilakukan, sedangkan unsur mensrea adalah sikap batin pelaku pada saat melakukan perbuatan (Zainal Abidin Farid,1995:35), Dalam ilmu hukum pidana, perbuatan lahiriah itu dikenal sebagai actusreus, sedangkan kondisi jiwa atau sikap kalbu dari pelaku perbuatan itu disebutmens rea.
    Jadi actus reus adalah merupakan elemen luar (external element),sedangkan mens rea adalah unsur kesalahan (fault element) atau unsur mental(mental element), Seseorang dapat dipidana tidak cukup hanya karena orang itutelah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifatmelawan hukum.
    Hal ini karena harus dilihat sikap batin (niat ataumaksud tujuan) pelaku perbuatan pada saat melakukan perbuatan yangbertentangan dengan hukum atau bersifat melawan hukum tersebut ;Menimbang, bahwa unsur actus reus yaitu perbuatan harus didahulukan.Setelah diketahui adanya perbuatan pidana sesuai rumusan undangundangHalaman 28 dari 33 Putusan Nomor 56/Pid.Sus/2016/PN.Bktselanjutnya barulah diselidiki tentang sikap batin pelaku atau unsur mens rea.Dengan demikian maka unsur perbuatan pidana harus
    hukum EropaKontinental didasarkan kepada hukum tertulis, putusan hakim terdahulu tidakharus diikuti dan tidak akan ada penemuan hukum, pada saat ini dikenal dengansistem hukum Progresif yang mengadopsi sistem hukum Anglo Saxon tidak murnidan sistem hukum Eropa Kontinental tidak murni, dengan demikiandimungkinkannya penemuan hukum baru, dimana hakim dimungkinkan untukmelakukan penemuan hukum (Judge Made Law) ;Menimbang, bahwa sudah tugas hakim untuk melakukan penemuan hukumdikaitkan dengan azas Actus
Putus : 05-05-2015 — Upload : 27-05-2015
Putusan PN MAROS Nomor 35/Pid.Sus/2015/PN.Mrs
Tanggal 5 Mei 2015 — Terdakwa : JANWARD AMIR BIN AMIRUDDIN ALIAS WAWAN JPU : JATMIKO RAHARDJO,ST,SH
6215
  • Bahkan menurutIdema bahwa membicarakan unsur kesalahan dalam hukum pidana berarti mengenaijantungnya hukum pidana.Menimbang, bahwa kesalahan harus ada pada diri Terdakwa dan merupakan suatuhal yang fundamental dalam mengkoreksi sifat jahatnya seorang Terdakwa di depan hukumpidana. jika ditelaah lebih lanjut bahwa actus non facit reum nisi mens sit rea terdiri daridua golongan besar yakni Actus Reus atau perbuatan pelaksanaan dan Mens Rea atauniat.
    Secara umum Actus Reus dijelaskan sebagai suatu perbuatan fisik manusia yangsecara nyata melakukan gerakan lahiriah. Sedangkan Mens Rea / Niat adalah sikap batinseseorang yang oleh Moljatno dipandang sebagai unsur yang turut menjadi pertimbangankesalahan seseorang. Hal ini dijabarkan oleh Moeljatno dalam sebuah Teori SubjectiveMenimbang, bahwa Mens Rea / Niat adalah terdiri dari 3 (tiga) sub sistem antaralain !
    Secara umum Actus Reus dijelaskan sebagai suatu perbuatan fisik manusia yangsecara nyata melakukan gerakan lahiriah. Sedangkan Mens Rea / Niat adalah sikap batinseseorang yang oleh Moljatno dipandang sebagai unsur yang turut menjadi pertimbangankesalahan seseorang.
Putus : 16-04-2013 — Upload : 15-06-2015
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 118 K/TUN/2013
Tanggal 16 April 2013 — SALIM S. MENGGA, DK VS KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI BARAT, DKK
5348 Berkekuatan Hukum Tetap
  • pada dasarnya dalam segketa inlitis dapat dilakukan hanya apabila ada keputusan Pengadilan Negeri yang telahberkekuatan hukum tetap dalam Iingkup pidana yang menyatakan ketidak benaran/palsu bukti T6 sebagaimana maksud ketentuan Pasal 9 ayat (2) huruf f PeraturanKomisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010 Tentang pedoman Teknis Tata CaraPencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah".Bahwa kekeliruan Majelis Hakim Peradilan Tata Usaha Negara Makassar oleh karenakedua asas contraries actus
    dan asas spontane vernietiging dikarenakan oleh karenasebagaimana dimaksud dalam asas a contraries actus dan spontane vernietigingdalam pertimbanganya sebagaimana tersebut diatas dalam sengketa in litis dapatdiberlakukan hanya apabila ada keputusan Pengadilan Negeri yang telah berkekuatanhukum tetap dalam lingkup pidana yang menyatakan ketidak benaran/palsu;Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim tersebut diatas jelas sama sekali keliruoleh karena asas ini dapat diterapkan atau diberlakukan terlebih
    Putusan Nomor 118 K/TUN/2013.1414Tahun 2010 Pasal 9 ayat (2) huruf d dengan jelas diminta Surat Keterangan Penggantiljazah bukan Surat Keterangan Alumni sebagaimana Bukti T6;Dengan demikian bukti T6 bertentangan dengan Peraturan Komisi Pemilihan UmumNomor 13 Tahun 2010 Pasal 9 ayat (2) huruf d.Sekaitan dengan asas contraries actus maka Pembanding/Penggugat menarikpendapat Lihat Philipus M.
    Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, ArgumentasiHukum,Gadjah Mada University Press, cet ke5, 2009 menyatakan sebagai berikut :"Contrarius actus dalam Hukum Administrasi Negara adalah asas yang menyatakanbadan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang menerbitkan Keputusan Tata UsahaNegara dengan sendirinya juga berwenang untuk membatalkannya.
    Bahwa oleh karena format ijazah Aladin sebagai calon Wakil Gubernur SulawesiBarat Periode 20112016 tidak tepat dikarenakan surat keterangan yang disetor SuratKeterangan Alumni bukan Surat Keterangan Pengganti ljazah maka berdasarkan asasspontane vernietiging dan asas Contrarius actus Badan atau Pejabat Tata UsahaNegara dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Barat dapat mencabut suratkeputusan yang telah dikeluarkan meskipun tidak ada permohonan atau permintaandari pihak lain, jika surat keputusan
Putus : 20-03-2017 — Upload : 09-08-2017
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1941 K/Pid.Sus/2016
Tanggal 20 Maret 2017 — Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bandung ; LILI DARMAWAN bin KOMARA
3419 Berkekuatan Hukum Tetap
  • pidana penjara terhadap Terdakwa ; Terlepas alasan kasasi Jaksa Penuntut Umum, Judex Facti salahmenerapkan hukum dalam hal menyatakan Terdakwa terbukti secara sahdan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melanggar Pasal 111ayat (1) UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 ; Bahwa penerapan ketentuan Pasal 111 ayat (1) UndangUndang Nomor 35Tahun 2009 disebabkan karena Judex Facti tidak mempertimbangkankesalahan atau mens rea Terdakwa, Judex Facti menghukum Terdakwahanya didasarkan pada pertimbangan actus
    reus Terdakwa semata ; Perbuatan Terdakwa menyimpan, menguasai atau memiliki Narkotika yangditemukan Polisi di dalam tas pinggang warna hitam di kamar rumahTerdakwa, dari segi actus reus memenuhi teks rumusan Pasal 111 ayat (1)UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009, namun dari segi mens rea Terdakwatidak dapat dipersalahkan memenuhi ketentuan Pasal 111 ayat (1).
    terbukti melakukan perbuatan pidana dandinyatakan bersalah atas perbuatannya tanpa lebih dahulumempertimbangkan mens rea/kesalahan Terdakwa ;Bahwa penerapkan hukum ketentuan Pasal 127 ayat (1) huruf a UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 wajib didasarkan pada pertimbangan adanyaunsur mens rea atau kesalahan Terdakwa dalam tindak pidana a quodikaitkan dengan keadaan yang terungkap di persidangan bahwa Terdakwabermaksud, berniat menggunakan ganja ;Bahwa pemidanaan/penghukuman Terdakwa hanya berdasarkan actus
Putus : 20-04-2016 — Upload : 11-11-2016
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 167 K/PID/2016
Tanggal 20 April 2016 — TOMMY LIMYANTO anak dari LIM BE PING
5430 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Unsur penting dalamperbuatan pidana adalah adanya actus reus dan mens rea.
    Halpenting perlu diingat adalah factor tempus yang sesuai urutanperistiwa sehingga menentukan secara Judex Jurie terpenuhi atautidaknya suatu tindak pidana berdasar pada actus reus dan mensrea adalah bahwa:(a) Terdakwa mengakui dalam persidangan bahwa Terdakwatersinggung saat di Somasi oleh Kuasa Hukum korban KORIESUWARTI, yang secara Judex Jurie hal itu adalah suatupengakuan adanya actus reus dan mens rea sehinggaTerdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan dan patutuntuk dihukum.
    (ob) Terdakwa tidak pernah mendatangi korban KORIE SUWARTI,sehingga actus reus dan mens rea telah terpenuhi.(c) Setelah adanya laporan Polisi pada tanggal 24 Mei 2012,Terdakwa diberi kesempatan oleh pihak Kepolisian untukmelakukan perdamaian sesuai dengan Surat Kapolri No:B/3022/XII/2009/SDEOPS tentang Penanganan Kasus MelaluiAlternative Dispute Resolution dengan korban KORIESUWARTI pada bulan Agustus 2012.
    Namun kesempatanberdamai dan mengembalikan uang ditolak oleh Terdakwa.Adanya penolakan ini merupakan pembuktian sempurna secaraJudex Jurie bahwa actus reus dan mens rea telah terpenuhi dantidak ada iktikad baik sama sekali dari Terdakwa sehinggaHal. 16 dari 20 hal. Put.
Putus : 27-08-2018 — Upload : 13-12-2019
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1142 K/Pid.Sus/2018
Tanggal 27 Agustus 2018 — ANDIK WINARTO Bin SUWARNO
3523 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Bahwa penerapan pasalpasal tersebut wajib memperhatikan dan mempertimbangkan maksud dantujuannya, sikap batin atau niat Terdakwa dengan kata lain menerapkanundangundang bukan berdasarkan tekstual bunyi undangundang, actus reusbelaka tetapi melainkan berdasarkan konstekstualnya;Bahwa apabila mens rea Terdakwa membeli, memiliki, menyimpan,menguasai narkotika untuk maksud dan tujuan menggunakan secara melawanhukum dan faktanya terbukti dipersidangan maka wajib menerapkan Pasal127 Ayat (1) huruf a, apabila
    Terdakwatidak pernah menjadi jaringan/ sindikat peredaran gelap narkotika;Bahwa dalam putusan Judex Facti maupun Penuntut Umum hanyamempertimbangkan secara kasat mata actus reus perbuatan materil Terdakwayaitu membeli dan memiliki shabu, tanpa mempertimbangkan mens reaTerdakwa.
    Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip hukum pidana atau teoripertanggungjawab pidana yang wajib diterapkan dalam setiap memeriksa danmenuntut perkara dipengadilan;Bahwa azas hukum yang selama ini berlaku dan dijunjung tinggi dalampraktek peradilan pidana bahwa tidak ada pidana tanpa ada kesalahan;Bahwa penuntutan dan penjatuhan pidana Terdakwa hanya dengandasar actus reus semata sama sekali tidak dibenarkan dalam sistem hukumdan peradilan di Indonesia;Bahwa selain hal tersebut, sepanjang pemeriksaan
Putus : 19-09-2019 — Upload : 09-06-2021
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 2371 K/Pid.Sus/2019
Tanggal 19 September 2019 — MARTOGI HERIANTO SILALAHI;
7253 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Tujuan Terdakwa membeli,memiliki, menguasai, menyimpan Narkotika jenis sabu sebagaimanaterungkap dalam persidangan adalah untuk maksud dan tujuandigunakan secara melawan hukum;Bahwa Penuntut Umum jangan hanya mempertimbangkan actus reus/perbuatan fisik, materiil Terdakwa, tetapi wajib pula mempertimbangkanmens rea/kesalahan Terdakwa.
    Terdakwa tidak mungkin dapat memakaiNarkotika tanpa melalui tahapan tersebut:Bahwa Penuntut Umum hanya mempertimbangkan actus reus/perbuatanmateriil Terdakwa, yaitu membeli dan memiliki sabu, tanpa mempertimbangkan mens rea Terdakwa.
    No. 2371 K/Pid.Sus/2019dasar actus reus semata sama sekali tidak dibenarkan dalam sistemhukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk menunjukkan benar Terdakwa adalah seorangpenyalahguna dapat dibuktikan berdasarkan pemeriksaan persidangan.Tidak terungkap kalau Terdakwa pernah terkait dengan kegiatanperedaran gelap Narkotika atau menjadi anggota jaringan atau sindikatperedaran gelap Narkotika;Bahwa selain hal tersebut, sepanjang pemeriksaan sidang tidakterungkap kalau Terdakwa pernah membeli, memiliki
Register : 08-01-2014 — Putus : 14-05-2014 — Upload : 01-08-2017
Putusan PN TENGGARONG Nomor 12/Pid.Sus/2014/PN Trg
Tanggal 14 Mei 2014 — VINA ARVIANI Binti DULLAH PARA
6611
  • aktif suatu perbuatan pidana yang berisikan niat dan tujuan dari pelaku dalammewujudkan tindak pidana yang dimaksud dalam ketentuan pasal 132 ayat (1) UndangUndang RINomor : 35 tahun 2009 tentang Narkotika tersebut dalam perkara ini adalah peredaran Narkotika.Bahwa adanya niat jahat dan kesengajaan pelaku dalam mewujudkan tindak pidana peredaran Narkotikainilah yang tidak dipertimbangkan oleh Penuntut Umum dalam surat tuntutannya tersebut.Menimbang, bahwa dalam hukum pidana dikenal pula adanya azas Actus
    Reus, Actus non facitreum, nisi mens sit rea (suatu perbuatan tidak dapat membuat orang bersalah kecuali bila dilakukandengan niat jahat).
    Actus Reus ini harus dilengkapi dengan mens rea dan harus pula dibuktikan dalampenuntutan bahwa terdakwa telah melakukan Actus Reus dengan disertai mens rea, yaitu niat jahat atausuatu kesengajaan untuk menimbulkan perkara yang dituduhkan kepadanya.
    Dua hal yang menjadimasalah penting dalam actus reus dan mens rea adalah :1) Adanya perbuatan lahiriah sebagai penjelmaan dari kehendak.2) Kondisi jiwa, itikad jahat yang melandasi perbuatan tadi.14Dalam perbuatan actus reus tanpa adanya bukti mens rea dapat menyebabkan gagalnya penuntutanpidana.(vide : Prof.Drs.C.S.T Kansil,SH dan Christine S.T Kansil,SH.
Putus : 20-04-2018 — Upload : 18-12-2018
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 52 K/Pid.Sus/2018
Tanggal 20 April 2018 — MUHAMMAD FANDI KURNIA pgl FANDI
3533 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Hal tersebut sangatpenting untuk dipertimbangkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalammerumuskan dakwaan ataupun tuntutan ;Berdasarkan prinsip hukum pidana yaitu Hakim tidak dapat menghukumTerdakwa hanya mendasarkan pada perbuatan pidana atau actus reussemata, untuk menghukum seseorang wajib dibuktikan adanya unsurperbuatan pidana atau actus reus dan unsur pertanggungjawaban pidanadiantaranya unsur kesalahan atau mens rea ;Jaksa Penuntut Umum dalam memori kasasinya yang memohon agarTerdakwa dinyatakan melanggar
    ketentuan Pasal 114 ayat (1) hanyamendasarkan pertimbangannya pada pembuktian actus reus atauperbuatan materil semata tanpa mempertimbangkan niat, maksud, tujuanHalaman 6 dari 12 hal.
Register : 24-10-2019 — Putus : 10-12-2019 — Upload : 10-12-2019
Putusan PT PEKANBARU Nomor 216/PDT/2019/PT PBR
Tanggal 10 Desember 2019 — Pembanding/Penggugat : Bambang Yuniarto
Terbanding/Tergugat : PT BPR Banda Raya
5723
  • Bahwa mengenai Perbuatan Intimidasi, dan pengancamanpengemplangan adalah perbuatan Pidana . selanjutnya untuk dapatdikategorikan suatu perbuatan Pidana haruslan memiliki perbuatan(actus reus) dan niat jahat (mens rea). Bila actus reus merupakanperbuatan melawan Hukum, maka yang dimaksud dengan mens reaadalah halhal yang mencakup unsur unsur pembuat tindak pidana.Bahwa Judex factie (hakim Tingkat Pertama) sudah tepat membuatpertimbangan hukum dalam putusannya.5.
Register : 04-09-2019 — Putus : 09-10-2019 — Upload : 10-10-2019
Putusan PT MAKASSAR Nomor 486/PID.SUS/2019/PT MKS
Tanggal 9 Oktober 2019 — Identitas Pihak Tidak Dipublikasi
3221
  • Menurut Pemohon Banding unsur tersebutbelum sempurnah oleh karena tidak di dasarkan pada actus reus dan mensrea Terdakwa dari pada kepemilikan Narkotika tersebut. Bahwa kejadian penangkapan terdakwa terjadi pada hari Jumat tanggal08 Februari 2019, sekitar pukul 15.00 wita, bertempat di Kampung AmboAlle, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang.
    Put.No. 486/PID.SUS/2019/PT MKSTerdakwa sudah beberapa kali menggunakan sabusabu;Bahwa judex facti dalam putusannya hanya mempertimbangkan secarakasat mata actus reus/perbuatan materiil Terdakwa yang menguasaisabusabu, tanpa mempertimbangkan mens rea dan keadaan yangsesungguhnya yang terjadi pada diri Terdakwa.
    Padahal berdasarkanfakta sidang bahwa mens rea Terdakwa sangat jelas telah menggunakansabusabu;Bahwa hal tersebut tentu bertentangan dengan prinsip hukum pidanaatau teori pertanggungjawaban pidana bahwa untuk menghukumseseorang harus terbukti adanya unsur actus reus dan mens rea;Bahwa asas hukum yang selama ini berlaku dan dijunjung tinggi dalampraktik peradilan pidana adalah tidak ada pidana tanpa ada kesalahan.Bahwa penuntutan dan penjatuhan pidana Terdakwa hanya dengandasar actus reuS sematamata
Putus : 07-02-2018 — Upload : 13-11-2018
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 2268 K/Pid.Sus/2017
Tanggal 7 Februari 2018 — DEDY SYAHPUTRA NASUTION alias DEDI;
2214 Berkekuatan Hukum Tetap
  • No. 2268 K/Pid.Sus/2017tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ketentuan Pasal 114 ayat(1) atau Pasal 112 ayat (1) UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009tentang Narkotika, karena ketentuan pasalpasal tersebut diperuntukkan bagi Terdakwa yang mempunyai mens rea dan actus reusmemiliki, menguasai, menyimpan Narkotika dalam jumlah banyak(melebihi batas kepemilikan bagi penyalahguna) dengan tujuan untukdijual, diedarkan dan diperdagangkan.
    Hal ini berbanding terbalikdengan pembelian, kepemilikan dan penguasaan Narkotika yangdilakukan oleh Terdakwa, yang berada dalam konteks penyalahgunaan Narkotika sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (1) hurufa UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;Bahwa penerapan Pasal 114 ayat (1) atau Pasal 112 ayat (1) UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika oleh PenuntutUmum dan Judex Facti seharusnya tidak hanya mempertimbangkanperbuatan lahiriah atau perbuatan materiil atau actus
    Oleh karena itu, untuk menentukan apakahTerdakwa penyalahguna atau pengedar/bandar seharusnya tidakdidasarkan pada actus reus atau perbuatan lahiriah belaka, tetapimelalui konteks perouatan dengan mempertimbangkan mens rea ataukesalahan Terdakwa;Bahwa untuk menentukan apakah Terdakwa benar penyalahgunaNarkotika, maka akan dipertimbangkan beberapa indikator selainalasan/indikator yang telah dipertimbangkan sebelumnya:e Terdakwa membeli sabu, kemudian memiliki, menyimpan,menguasainya dalam jumlah relatif
Putus : 15-05-2017 — Upload : 14-03-2018
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 334 K/Pid.Sus/2017
Tanggal 15 Mei 2017 — KASTIRTONO Panggilan MBOEK
4529 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Bahwa Judex Facti tidak mempertimbangkan fakta persidangan yangdikaitkan dengan Actus Reus Mens Rea dan perkara a quo, secara actusHal. 11 dari 17 hal. Put. No. 334 K/Pid.Sus/2017reus memang Terdakwa telah terbukti memiliki Narkotika Jenis Shabu akantetapi di persidangan diketahui Terdakwa memang menguasai Narkotikajenis Shabu tersebut akan tetapi secara mens rea dapat diketahui kalauTerdakwa menguasai Narkotika jenis Shabu tersebut adalah untukdigunakan atau dipakai;.
    Bahwa apabila dikaitkan dengan kepemilikan secara keperdataan yangmenyatakan Siapa yang menguasai suatu barang/benda maka dialahpemilik dari barang/benda tersebut, hal mana membuat Judex FactiPengadilan Tinggi tidak lebih dan Penegak Hukum karena bila suatu unsurDakwaan telah terpenuhi maka terpenuhi pula suatu perbuatan tanpamelihat Actus Reus Mens Rea dan tanpa melihat causalitas antarakepemilikan suatu benda dengan maksud untuk apa benda tersebutdipergunakan;.
    Bahwa unsur actus reus yaitu perbuatan harus didahulukan. Setelahdiketahui adanya perbuatan pidana sesuai rumusan undangundangselanjutnya barulah diselidiki tentang sikap batin pelaku atau unsur mensrea. Dengan demikian maka unsur perbuatan pidana harus didahulukan,selanjutnya apabila terbukti barulah mempertimbangkan tentang kesalahanTerdakwa yang merupakan unsur pertanggungjawaban pidana, Mens Reaadalah sikap batin pelaku perbuatan pidana.
    Berbeda dengan actus reusyang menyangkut perbuatan yang melawan hukum (unlawful act), mens reamencakup unsurunsur pembuat tindak pidana yaitu sikap batin yang disebutunsur subyektif suatu tindak pidana atau keadaan psikis pembuat (Utrecht,1960: 257);.
Putus : 02-05-2018 — Upload : 19-03-2019
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 223 K/PID.SUS/2018
Tanggal 2 Mei 2018 — FAUZAN PRATAMA PUTRA alias OJAN bin TEDJO. M
6445 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Terakhir Terdakwa menggunakanganja pada tanggal 05 Februari 2017 yaitu beberapa saat sebelumditangkap;Terdakwa menggunakan karena merasa dapat membantu sebagaipenyemangat dalam bekerja dan digunakan apabila mengalami sudahtidur:Bahwa Judex Facti dalam dalam putusannya hanya mempertimbangkansecara kasat mata actus reus/perbuatan materil Terdakwa memiliki ganja,tanopa mempertimbangkan mes rea dan keadaan yang sesungguhnyaHal. 6 dari 12 hal. Put.
    Padahal berdasarkan fakta sidang mensrea Terdakwa sangat jelas telah menggunakan ganja;Hal tersebut tentu bertentangan dengan prinsip hukum pidana atau teoripertanggungjawab pidana bahwa untuk menghukum seseorang harusterbukti adanya unsur actus reus dan mens rea;Bahwa azas hukum yang selama ini berlaku dan dijunjung tinggi dalampraktek peradilan pidana bahwa tidak ada pidana tanpa ada kesalahan.Bahwa penuntutan dan penjatuhan pidana Terdakwa hanya dengandasar actus reus semata sama sekali tidak
Putus : 15-11-2017 — Upload : 27-12-2019
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1019 K/Pid/2017
Tanggal 15 Nopember 2017 — PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI KOTA SEMARANG ; ONG BUDIONO
318238 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Adanya actus reus;3.
    Adanya mens rea;Adanya mens rea (kesalahan) yaitu kesalahan (mens rea) harus dipisahkandengan tindak pidana, dimana tindak pidana merupakan actus reus andcriminal act. bahwa pertanggung jawaban pidana hanya berkenaan denganmens rea sebab pertanggungjawaban pidana didasarkan pada kesalahan;Menurut Common Law, mens rea digambarkan sebagai berikut:mens rea its the legal term use to describe the element of criminaloffences that relate to define mental stateBahwa mens rea selalu berkaitan dengan keadaan
    mental dan psychicpembuat atau pelaku, sementara actus reus selalu berkaitan denganperbuatan yang bersifat melawan hukum;Menurut teori dualistis berpandangan bahwa perlu adanya pemisahanantara tindak pidana (Strafbaar Feit) dengan kesalahan (Schuld) karenahanya kesalahan yang merupakan unsur bertanggung jawaban pidana;Bahwa menurut Teori Dualistis tindak pidana hanyalah mengikuti sifat dariperbuatan (actus reus) saja tetapi pertanggung jawaban pidana hanyamenyangkut sifatsifat orang yang melakukan
    Putusan Nomor 1019 K/PID/2017v memiliki opzet /double opzet / dolus;Vv memiliki actusreus;v memiliki mensrea;Karena adanya mens rea, adanya actus reus, adanya opzet / double opzet /dolus, maka perkara ini haruslah dilanjutkan penyelidikannya danditingkatkan menjadi penyidikan karena telah memenuhi unsurunsur didalam pertanggungjawaban pidana;4.
Putus : 28-09-2017 — Upload : 12-03-2018
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 780 K/PID/2017
Tanggal 28 September 2017 — ADANG RASMAN bin UKI MULYANA
164146 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Roeslan Saleh, "Perbuatan Pidana);Menimbang, bahwa doktrin atau ajaran ilmu hukum pidanalainnya juga mengenal asas yaitu actus reus, yang berbunyi:Hal. 7 dari 44 hal. Put. Nomor : 780 K/PID/2017"Actus non facit reum, nisi mens sit rea", artinya adalah "Sesuatuperbuatan tidak dapat membuat orang bersalah kecuali biladilakukan dengan niat jahat".
    Dalam konteks ini, actus reusharus dilengkapi dengan mens rea dan harus dibuktikan dalampenuntutan bahwa Tersangka telah melakukan actus reusdengan disertai mens rea, yaitu niat jahat atau suatukesengajaan untuk menimbulkan perkara yang dituduhkankepadanya.
    Adapun kedua aspek yang menjadi masalah pentingdalam actus reus dan mens rea adalah :a. adanya perbuatan lahirian sebagai penjelmaan darikehendak;b. kondisi jiwa, itikad jahat yang melandasi perbuatan tadi;Actus reus merupakan unsur phisik sedangkan mens reamerupakan unsur mental yang bervariasi dalam berbagai jenisperistiwa pidana, sehingga tanpa bukti adanya mens rea dapatmenyebabkan gagalnya penuntutan pidana (vide. C.S.T. Kansil,S.H. dan Christine S.T.
    Dalam konteks, actus reus harus dilengkapidengan mens rea dan harus dibuktikan dalam penuntutan bahwa Tersangkatelah melakukan actus reus dengan disertai mens rea, yaitu niat jahat atausuatu kesengajaan untuk menimbulkan perkara yang dituduhkan kepadanya.Adapun kedua aspek yang menjadi masalah penting dalam actus reus danmens rea.
    Nomor : 780 K/PID/2017alasanalasannya kurang jelas sehingga dikhawatirkan menimbulkansebagai suatu kelalaian dalam melaksanakan hukum acara yaitu dalam hal: Pertimbangan Majelis Hakim dalam menentukan terbukti atautidaknya suatu tindak pidana yang didakwakan terhadap Terdakwa,hanya berdasarkan pada faktafakta yang terungkap dari keteranganTerdakwa dan keterangan saksisaksi secara partial/sepotongsepotong; Pertimbangan Majelis Hakim hanya melihat dari actus reusdengan disertai mens rea, yaitu niat