Ditemukan 17855 data
12 — 4
kemudhorotan yang lebih besar, maka Majelis Hakimberpendapat jalan keluar terbaik terutama bagi Pemohon dan Termohon adalahperceraian;Menimbang, bahwa Majelis Hakim mempertimbangkan hal tersebutsematamata hanyalah demi kepentingan dan kemaslahatan bagi kedua belahpihak serta untuk meminimalisir eksesekses negatif atau kemudharatan yanglebih berkepanjangan lagi bagi kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan pasal131 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam dan gaidah ushul yang berbunyi;(AY 2 Ua yey ed ead Gils
10 — 1
perkara ini yangmenyatakan Islam memilih lembaga thalak ketika rumah tangga sudahdianggap guncang/tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi, nasihat perdamaiandan hubungan suami isteri sudah hilang (tanoa ruh), sebab dengan meneruskanperkawinan berarti menghukum salah satu isteri atau suami dalam penjara yangberkepanjangan, hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yangbertentangan dengan semangat keadilan sehingga harus dihindari hal ini sesuaimaksud kaidah fiqhiyah yang berbunyi:cellicoll Gils
11 — 0
Hal ini sejalan dengan pendapat ahli hukumIslam dalam kitab Anwar juz II halaman 55 yang diambil alih sebagai pendapat Majelisberbunyi sebagai berikut :Fle 353 si sls Galeell ge gi dtee pe 2A GE ly aball Ge Gils , te olinArtinya : Diperbolehkan memutus perkara terhadap Tergugat yang ghoib (menghilang) darisuatu daerah atau dari suatu Majelis sepanjang telah memenuhi syaratsyaratpembuktian .
9 — 0
Gils cle arte aliall 90Halaman 7 dari 12 halaman Putusan Nomor: 2915/Pdt.G/2014/PA.Jbg.Artinya : Menghindari kerusakan harus diutamakan unuk menjamin hilangnyakemaslahatan;Menimbang, bahwa dalam perkara ini dapat diterapkan kaidah hukum Islamdalam kitab al Bajuri juz Il halaman 354 yang diambil alih sebagai pendapatMajelis, berbunyi :lgs Al Sm 5 aSlall geo din co rall eo SIS GlyArtinya : Apabila Pemohon mempunyai bukti (Saksi), maka hakim menerimapermohonannya;Menimbang, bahwa dalam perkara ini dapat
16 — 3
untukmuistriistri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteramkepadanya dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang,sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tandatanda bagikaum yang berpikir;Menimbang, bahwa mempertahankan kondisi rumah tangga yang selaluterjadi perselisinan dan pertengkaran seperti demikian hanyalah siasia belaka,bahkan akan mendatangkan kemudaratan yang lebih besar bagi kedua belah pihak,sementara sesuai dengan sebuah kaidah fikih menyatakan:Celluaal Gils
42 — 15
kemadhorotan yang lebih besar, maka Majelis Hakimberpendapat jalan keluar terbaik terutama bagi Pemohon dan Termohon adalahperceraian;Menimbang, bahwa Majelis Hakim mempertimbangkan hal tersebutsematamata hanyalah demi kepentingan dan kemaslahatan bagi kedua belahpihak serta untuk meminimalisir eksesekses negatif atau kemudharatan yanglebih berkepanjangan lagi bagi kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan pasal131 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam dan gaidah ushul yang berbunyi;cu yi Uaill 1, olud VI) od Lad Gils
12 — 6
Gils te pate alicll 52Menolak keburukan harus diutamakan dari pada mengharap kebaikan.Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah AgungRepublik Indonesia Nomor 38/K/AG/1990, tanggal 22 Agustus 1991, bahwaapabila terbukti suatu rumah tangga sudah pecah tidak dapat diperbaiki lagi,maka mempertahankan rumah tangga seperti itu akan membawa akibatnegatif (Mafsadat yang lebih besar) bagi kedua belah pihak, maka perceraiandapat dipertimbangkan untuk dikabulkan;Hal. 11 dari 14 Hal. Put. No.
7 — 3
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam. telah tidak tercapai, mempertahankan rumahtangga dalam kondisi demikian patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan) dan menimbulkan beban penderitaan berkepanjangan bagi kedua belahpihak, padahal menolak keburukan harus didahulukan dari pada mengharap kebaikan,sebagaimana kaidah fighiyyah yang terdapat dalam Kitab AlAsybah Wan Nazhoir, hal.62, yang berbunyi:celled) Gils yo cl si auladll "Menolak keburukan harus diutamakan dari pada mengharap kebaikan;Dengan
6 — 0
Gils cle aria aeldal yoArtinya: Mencegah halhal yang memadlaratkan lebih didahulukan dari padamengeyar yang mashlahat;Menimbang, bahwa dengan demikian alasan perceraian yang diajukanoleh Penggugat telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) UndangundangNomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975 jo.
18 — 9
telah terbuktibahwa ikatan batin mereka telah putus, tidak ada harapan lagi untuk rukunsebagai suami isteri dalam rumah tangga;Menimbang, bahwa meskipun perceraian merupakan sesuatuperbuatan halal yang sangat dibenci oleh Allah SWT, namun disaat perselisihandan pertengkaran antara suami isteri telah begitu memuncak, hal mana dapatmenimbulkan kemudaratan yang lebih besar bagi kedua belah pihak apabilakondisi tersebut tetap dipertahankan, maka sesuai dengan kaidah fikih yangmenyatakan:celLicoall Gils
17 — 0
perkawinansebagaimana dimaksud Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 TentangPerkawinan, jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, bahkan rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat telah pecah (broken marriage) dan karenanyarumah tangga Penggugat dengan Tergugat tidak sepantasnya untuk tetapdipertahankan karena disamping hanya akan menimbulkan eksesekses yangnegatif bagi kedua belah pihak, juga madharatnya lebih besar daripadakemaslahatannya, dan hal itu harus dihindari sesuai dengan kaidah Ushuliyyahyang menyatakan :cet Lee Gils
19 — 7
sedapat mungkin dihindari oleh setiap pasangan suamiisteri, akan tetapi mempertahankan perkawinan Pemohon dan Termohon dengankondisi tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat justru akan mendatangkanmafsadat yang lebin besar dari pada mashlahat yang akan dicapai, diantaranyapenderitaan batin yang berkepanjangan terutama bagi Pemohon, padahalmenolak mafsadat lebih diprioritaskan dari pada menarik kemashlahatansebagaimana disebutkan kaidah fiqin dalam kitab Al Asybah Wa Annazair,halaman 59:Cel Laced) Gils
42 — 3
kemudhorotan yang lebih besar, maka Majelis Hakimberpendapat jalan keluar terbaik terutama bagi Pemohon dan Termohon adalahperceraian;Menimbang, bahwa Majelis Hakim mempertimbangkan hal tersebutsematamata hanyalah demi kepentingan dan kemaslahatan bagi kedua belahpihak serta untuk meminimalisir eksesekses negatif atau kemudharatan yanglebih berkepanjangan lagi bagi kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan pasal131 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam dan gaidah ushul yang berbunyi;(AY 2 Ua yey ed ead Gils
16 — 7
anaknya menikah, dan anak Pemohon dengan calon isterinyasudah samasama kuat keinginannya untuk menikah, maka Hakim Tunggalberpendapat bahwa jika tidak diberi dispensasi kawin dan menunda perkawinantersebut hingga anak Pemohon berusia 19 tahun dikhawatirkan akanmenimbulkan kemudharatan berupa terjadinya pergaulan bebas secara terusmenerus diantara kedua anak tersebut, oleh karenanya mencegahkemudharatan harus diutamakan dari pada menarik kemaslahatan,sebagaimana kaidah fiqhiyah yang berbunyi:cl Lendl Gils
16 — 6
demikian gugatan Penggugat telahberalasan dan tidak berlawanan dengan hukum;Menimbang, bahwa dengan adanya petunjuk telah pecahnya rumahtangga antara Penggugat dan Tergugat, maka membiarkan rumah tanggadalam keadaan demikian adalah hal yang siasia yang akan menimbulkanmudharat pada kedua belah pihak terutama kepada pihak Penggugat, haldemikian tentu harus dicegah dan dihindari dan hal ini sesuai dengan kaidahfigh, yang selanjutnya diambil alin menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagaiberikut :Geller) Gils
8 — 3
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, bahkan rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat telah pecah (broken marriage) dan karenanyarumah tangga Penggugat dengan Tergugat tidak sepantasnya untuk tetapdipertahankan karena disamping hanya akan menimbulkan eksesekses yangnegatif bagi kedua belah pihak, juga madharatnya lebih besar daripadakemaslahatannya, dan hal itu harus dihindari sesuai dengan kaidah Ushuliyyahyang menyatakan :ced Lead Gils le ate ae Lill 6Artinya : Mencegah mafsadat lebih diutamakan daripada
23 — 8
Sementara kaidah fikin menyatakan:CelLcall Gils yo (Ig) aulaall 53Artinya: Menolak kemudaratan lebih utama danpada mengambil manfaat,Menimbang bahwa oleh sebab itu, tanpa perlu mencari siapa yangmenjadi penyebab dari kondisi tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwarumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak mungkin dipertahankan lagikarena tidak mungkin terwujud rumah tangga yang kekal dan bahagiasebagaimana yang diharapkan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan dan rumah tangga
15 — 12
dihindari oleh setiap pasangan suami istri, akan tetapi mempertahankanperkawinan Pemohon dan Termohon dengan kondisi tersebut di atas, MajelisHakim berpendapat justru akan mendatangkan mafsadat yang lebih besar daripada maslahat yang akan dicapai, diantaranya penderitaan batin yangberkepanjangan bagi Pemohon dan Termohon, padahal menolak mafsadat lebihdiprioritaskan dari pada menarik kemaslahatan sebagaimana disebutkan dalamkaidah fikih yang telah diambil alin sebagai pendapat Majelis Hakim:cel Leal) Gils
70 — 14
diharapkanoleh setiap pasangan suami istri, justru sebaliknya akan menimbulkankemudharatan dan perselisihan yang berkepanjangan bagi salah satu pihakatau kedua belah pihak;Menimbang, bahwa dengan mempertahankan rumah tangga yang sudahsedemikian bentuknya akan menimbulkan dampak negatif baik terhadap keduabelah pihak yang berperkara dan keluarga masingmasing, maka jalan terbaiksatusatunya adalah perceraian sesuai kaidah yang diambil alin menjadipendapat Majelis dalam pertimbangannya sebagai berikut:aaliall Gils
11 — 2
dibandingkemaslahatannya, karena Penggugat dengan Tergugat sudah tidak ada lagikomunikasi yang baik dan sudah tidak ada rasa saling cinta mencintai,sehingga kalaupun Penggugat dan Tergugat tetap dipaksakan untukmelanjutkan ikatan perkawinan tentu akan menimbulkan kemudaratan danmengalamai tekanan bathin (mental cruelty) serta penderitaan bathin yangberkepanjangan bagi Penggugat dan Tergugat, maka menghindarikemudharatan lebih diutamakan dari mengharap kemaslahatan sesuai denganmaksud doktrin hukum Islam : celleeell Gils