Ditemukan 16313 data
8 — 0
Wahbah azZuhaili dalamkitabnya Al Fiqhu ala Madzahibil Arbaah juz V hal 576 yang diambil alihmenjadi pendapat Majelis Hakim sebagai berikut :Le Agaills al pally, Lal gl Byam Lazar) Aalbaall day jl) Gay Sal!
64 — 13
di bangun pasca perceraian, terutama jika antaraPenggugat dan Tergugat berkeinginan untuk rujuk kembali, maka gunakejelasan terhadap hal tersebut, Majelis hakim perlu menentukan talak yangjatuh dari perceraian antara Penggugat dan Tergugat, baik dari jenis, maupunbilangan talaknya;Menimbang, bahwa dalam menentukan jenis talak Tergugat yang akandijatunkan terhadap Penggugat, Majelis Hakim memandang perlu untukmengutip dalil syar yang terdapat di dalam Kitab alFigh allslami waAdillatuhu, karangan Wahbah
26 — 4
AE fs Dg cl 55Artinya : Menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat Ulama Mazhab Maliki dalam kitab AlFigh AlIslami waAdillatuhu (Beirut: Dar AlFikr, 1985) jilid VII halaman 527, yang kemudianMajelis Hakim sependapat dan mengambil alin pendapat tersebut menjadipendapat Majelis, menyatakan:Laem Samy sll BLA eat gay Eli eee cy pall gl GLE Gell ASU jel,csPlallayel Il ab Sale slay Slo, GS": pL, Lal ade ahd,
24 — 21
Kitab alFigh alIlslamy wa adilatuh, juz 7, halaman 527,karangan Wahbah alZuhailly, yang berbunyi :SMU 9 lua> aura Wl blsJl TwraiyMaksudnya: "perceraian karena adanya perselisihan tajam atauadanya kemudaratan, sebagai pencegahan atas terjadinyapersengketaan, sehingga dengan perceraian tersebut, kehidupanperkawinan tidak akan menjadi neraka dan bencana;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebutdi atas, maka telah terdapat cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim untukmengabulkan permohonan
14 — 1
Wahbah Zuhaily dalam Kitabnya Al Figh Al IslamiWa Adillatuh Juz Vil halaman 529 yang digunakan sebagai pertimbangan MajelisHakim yang berbunyi :AGL 4alb; Login Go cel Ye Galil jac 5 e) Cutlal sArtinya : Apabila telah tetap adanya dloror (dalam rumah tangga) dan Hakimsudah tidak mampu untuk merukunkannya, maka Hakim dapatmenceraikan mereka dengan talak satu ba'in;Menimbang, bahwa dengan demikian terlepas siapa yang salah, alasanperceraian yang diajukan oleh Penggugat telah cukup alasan dan telahmemenuhi
14 — 1
Wahbah azZuhaili, dalamkitab alFighul Islamiyyu wa Adillatuhd, Juz Vil, halaman 527 dan 529 sebagaiberikut :Putusan Nomor 919/Pdt.G/2021/PA.Pwk. Halaman 14 dari 17VY izg Eli Leio yo ol SW gall ASL! jbl,: pil, Bal! alle Aogitg , SSbg Lame arg WI dbo! qraijlo Va yyo YUlama Malikiyyah membolehkan perceraian karena perselisihan dankemudaratan, untuk mencegah perseteruan, dan agar kehidupan rumah tanggatidak menjadi neraka dan bencana.
17 — 3
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam waAdillatuhu, Juz X, halaman 482:2 BN OBS andl Shai Ge peel ee ail de Lye atl GLY sae olDEYN ye jem gh ple Cae Sey UlleArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkahterhadap istrinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya,sehingga istri berhak untuk minta cerai ke pengadilan disebabkansuami tidak mampu menjamin nafkahnya.3.
84 — 24
AlFigh alIslamy wa adilatuh, juz 7, halaman 527, karangan Wahbah alZuhailly, yang berbunyi:Twos VY i> EU lein ) po!
10 — 4
TngNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:cba NS ye Spi walall 555Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat Ulama Mazhab Maliki dalam kitab AlFigh AlIslami waAdillatuhu (Beirut: Dar AlFikr, 1985) jilid VIl halaman 527, yang kemudianMajelis Hakim sependapat dan mengambil alin pendapat tersebut menjadipendapat Majelis, menyatakan:Lager deme SLA eat gory EAU
38 — 12
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:ciball 1s ye U5) at 63Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat
32 — 8
Wahbah Azzuhaili dalamkitabnya alfigh alislam wa Adillatuhu, Juz X, halaman 482 yang diambil aliholeh Majelis Hakim sebagai pendapat sendiri yang menyatakan sebagai berikut:BB gS gc gel Jha 56 jell Gee oy ad de Ly pie atl GUA poe IWEY 5 jelly) ple ll ee yell GloArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjaminnafkahterhadap istrinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya,sehingga istri berhak untuk minta cerai ke pengadilan disebabkansuami tidak mampu menjamin nafkahnya.Hal. 13 dari 18
8 — 1
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:cllall le dye Opi wall 55Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat
35 — 11
jl pag pyArtinya : Tidak boleh memudharatkan dan dimudharatkan, barangsiapa yangmemudharatkan maka Allah akan memudharatkannya dan siapa sajayang menyusahkan maka Allah akan menyusahkannya;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak bolen memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah
25 — 14
Yk.Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 149 huruf a Kompilasi HukumIslam, Pemohon wajib memberikan Mutah yang layak kepada bekas Istrinya;Menimbang, bahwa Mutah wajib diberikan oleh bekas suami kepadabekas Istri yang dijatuhi Talak untuk menghibur hati dan mengurangi kepedihanhati akibat Cerai Talak, dan kalau bukan Talak Bain Kubro bisa dimungkinkantimbul keinginan untuk rukun kembali sebagi suami Istri seperti semula, hal inisejalan dengan pendapat ahli hukum islam, Wahbah Az Zuhaily dalam kita AlFiqhu
13 — 7
Wahbah az Zuhaili dalam Kitabnya Figh AlIslami wa adillatuhujilid Vil halaman 320, yang diambil alin sebagai pendapat Majelis sendiri,berbunyi sebagai berikut:suo Sa oll LMORig 6S poll bls CustailSHI digin YS ol ul azo ill I b29d Whe GelHal. 14 dari 17 Hal.
9 — 8
Wahbah Zuhaili di dalam bukunya A/Figh Al Islami, Juz VII, him. 696, yang diambil alih sebagai pendapat MajelisHakim, kesaksian tersebut disebut al Syahadah bi Tasamu Ii Itsbati al Nasbi (cow!
11 — 6
14 dari 17 putusan Nomor 1726/Padt.G/2020/PA.SdnPenggugat dan Tergugat berkeinginan untuk rujuk kembali, maka gunakejelasan terhadap hal tersebut, Majelis hakim perlu menentukan talak yangjatuh dari perceraian antara Penggugat dan Tergugat, baik dari jenis, maupunbilangan talaknya;Menimbang, bahwa dalam menentukan jenis talak Tergugat yang akandijatunkan terhadap Penggugat, Majelis Hakim memandang perlu untukmengutip dalil syary yang terdapat di dalam Kitab alFigh allslami waAdillatuhu, karangan Wahbah
17 — 2
Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Figh alIslami wa Adillatuhujuz VII:col) Ba gall le Geely lay 5 Gl pill all gai sl pall bls Gul5 S44 ginal GS ol Gy) Anes JPemberian mutah itu agar isteri terhibur hatinya, dapat mengurangikepedihan akibat cerai talak dan untuk menumbuhkan keinginan rukunkembali sebagai suami isteri, jika talak itu bukan bain kubra.Menimbang, bahwa sejalan dengan itu, oleh karena itu, Majelis Hakimberkesimpulan menghukum Pemohon untuk memberikkan mutah kepadaTermohon berupa uang sebesar
12 — 6
yang terdapat di dalam Kitab alFigh alIslami waAdillatuhu, karangan Wahbah alZuhaily, Juz VII, halaman 529, yangselanjutnya diambil alin menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagai berikut:oV ysl gb slau Wola! arsq, sill ob!
110 — 30
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:Tal oe Cy Bg) rvlall 50Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat