Ditemukan 16315 data
12 — 6
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam wa Adillatuhu, Juz X,halaman 482 yang diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapat sendiriyang menyatakan sebagai berikut:PU 3S aed Shad ge joel Gee ge all fe yal GY pre giEY 56 jell gl ee ee Et ClbArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkah terhadapisterinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya, sehingga isteri berhakuntuk minta cerai ke pengadilan disebabkan suami tidak mampu menjaminnafkahnya.Menimbang, Majelis Hakim
29 — 10
sementara telahterbukti pula di atas bahwa Pemohon dan anaknya tersebut samasamaberagama Islam, maka telah pula terpenuhi ketentuan dimaksud;Menimbang, bahwa dengan telah terbuktinya selama ini Pemohonsebagai seorang ibu beragama Islam, berkelakuan baik dan mampu mendidikanakanaknya, dengan demikian telah terpenuhi ketentuan peraturanperundangundangan sebagaimana di atas, dan telah sesuai pula denganHalaman 13 Penetapan Nomor 34/Pdt.P/2021/PA.TALUketentuan hukum Islam sebagaimana ddinyatakan oleh Wahbah
36 — 16
Wahbah AzZuhaili, dalam KitabnyaAlFigh AlIslam wa Adillatuhu, Jilid Vil, hal. 658:Fuqaha sudah sepakat apabila seorang isteri dijatuhi talak raj,maka ia berhak mendapatkan nafkah yang terdiri dari thoam (makan),kiswah (pakaian) dan maskan (tempat tinggal), karena ia masihterikat sebagai isteri selama menjalani masa iddah.Yang mana norma hujjaj syariyan tersebut diambil alih menjadipertimbangan Hakim, dan dari Hujjaj syariyah tersebut dapat dipahamibahwa seorang suami yang menjatuhkan talak terhadap
Wahbah AzZuhaili, dalam kitabnya Al/FighAlIslam wa Adillatuh, Jilid Vil, hal. 719720:Sesungguhnya secara berurutan orang yang paling berhak mengasuhseorang anak, adalah ibunya akibat terjadinya perceraian atau kematian,kecuali ibunya tersebut karena keluar dari Islam (murtad) ataumelakukan perbuatan yang dianggap asusila seperti berbuat Zina,menjadi penyanyl, pencuri atau penan, atau karena tidak bertanggungJawab pada anaknya tersebut seperti keluar rumah setiap saat danmeninggalkan anak tersebut
10 — 8
Tgrs.dibolehkan dalam ikatan perkawinan, sedangkan talak adalah selesainya atauterhentinya sebuah akad pernikahan akan tetapi tidak menghilangkan kehalalanuntuk melakukan sesuatu yang dibolehkan dalam perkawinan kecuali apabilatelah jatuh talak tiga, sebagaimana diuraikan Wahbah Zuhaili dalam bukunyaFigh alIslam?
9 — 5
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam wa Adillatuhu, Juz X,halaman 482 yang diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapat sendiriyang menyatakan sebagai berikut:PU 3S aed Shad ge joel Gee ge all fe yal GY pre giEY 56 jell gl ee ee Et ClbArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkah terhadapisterinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya, sehingga isteri berhakuntuk minta cerai ke pengadilan disebabkan suami tidak mampu menjaminnafkahnya.Menimbang, Majelis Hakim
9 — 10
Wahbah Azzuhaily juzVII halaman 720 yang selanjutnya diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai bahanpertimbangan yang berbunyi :Artinya : Berdasarkan Ijma Ulama ibu adalah yang paling berhak terhadap hadhanahseorang anak setelah terjadi perceraian, baik cerai mati maupun cerai matikarena dalamnya kasih sayang seorang ibu, kecuali siibu murtad atautenggelam dalam kemaksiatan yang dapat mempengaruhi (moral) anak;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas,maka tuntutan Penggugat
7 — 6
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam wa Adillatuhu, Juz IX,halaman 482 yang diambil alin oleh Majelis Hakim sebagai pendapat sendiriyang menyatakan sebagai berikut:BME gS apd She Ge pert Gee oy BL fe Lye atl GUY pacArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkah terhadapisterinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya, sehingga isteri berhakuntuk minta cerai ke pengadilan disebabkan suami tidak mampu menjaminnafkahnya.Menimbang, Majelis Hakim berpendapat, bahwa dengan
5 — 3
melakukan kekerasan terhadapPenggugat seperti berkatakata kasar dan memukul Penggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal sampaisekarang telah berjalan lebih dari 3 (tiga) tahun lamanya; Bahwa selama pisah tempat tinggal baik Penggugat maupun Tergugattidak lagi menjalankan kewajiban sebagai suami istri; Bahwa Penggugat bersikeras ingin bercerai dari Tergugat;Menimbang, bahwa terhadap faktafakta tersebut diatas, maka Majelismemandang perlu mengetengahkan pendapat ahli fikin Wahbah
10 — 2
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:clad Le Se D5l aatall 53Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat
9 — 1
Wahbah az Zuhaili dalam kitabnya FighAlIslami wa adillatuhu juz Vil halaman 320 yang diambil alih menjadi pendapatMajelis Hakim sebagai berikut:cole Eel say ad pa)!
11 — 5
;Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga mengambil alih, untukdijadikan pertimbangan dalam penetapan ini, pendapat Al Wahbah Azzuhailiydalam kitabnya al Figh al Islamiy wa Adillatuh, Juz 7, hal. 752 sebagai berikutArtinya: Penunjukan wali oleh hakim harus demi kepentingan anak yangada dalam perwalian/kekuasaannya.Menimbang, bahwa dengan demikian tegas dan jelaslah bahwaterhadap hak anak yang berada dalam kekuasaannya, Pemohondiperintahkan untuk mengelola dan memeliharanya demi kemanfaatan anaktersebut
13 — 6
yang terdapat di dalam Kitab alFigh allslami waAdillatuhu, karangan Wahbah alZuhaily, Juz VII, halaman 529, yangselanjutnya diambil alin menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagai berikut:Halaman 14 dari 17 putusan Nomor 1782/Pat.G/2019/PA.SdnCag WY) So de Y condall OF coily Gola GURGI (call Aad gs og Ul) (g>UallBard) ob Bi pall Aralye Ce Coll GSei tea Grubll gis 14) uyal) col) dagallyTerjemahnya: Talak yang dijatuhkan oleh hakim berdasarkan alasanpertengkaran adalah talak bain, karena kemudaratan hanyabisa
10 — 5
Wahbah az Zuhaili dalam kitabnya Figh AlIslami waadillatuhu jilid Vil halaman 320 yang diambil sebagai pendapat Majelis sendiriyang berbunyi sebagai berikut : = t cle HEL leis Slsall ell atedig algal sbE Wiksi aigttdl 255 a) S af2 35)! Ld s5gallArtinya : Pemberian mutah itu agar isteri terhibur hatinya, dapatmengurang!
14 — 9
atassebagai bahan pertimbangan dalam putusan ini;Menimbang, bahwa selanjutnya, nasihat dari Majelis Hakim selamapersidangan berlangsung ternyata tidak mengubah pendirian Penggugat untuktetap bercerai dengan Tergugat;Menimbang, bahwa sikap batin Penggugat selama persidanganmenunjukkan keinginan yang kuat dari Penggugat untuk bercerai denganTergugat yang salah satunya ditunjukkan dengan sikap asertif (tegas dan lugas)Penggugat dalam mengemukakan keinginannya tersebut;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah
15 — 3
Wahbah alZuhayli dalam kitab alFigh alIlslamy wa adillatuh, juz 7 tentang alAhwal alSyakhshiyah hlm. 675 sebagai pendapat Majelis Hakim yang berbunyi :Artinya : Nasab seorang anak terhadap ibunya berlaku tetap dalam semuakelahiran, baik kelahiran yang sesuai ketentuan hukum maupun tidak,sedangkan nasab seorang anak terhadap ayahnya hanya bisa ditetapkanberdasarkan adanya sebuah pernikahan, baik penikahan yang sah maupunHilm.13 dari 15 hlm. Penetapan No. 0140/Pat.P/2016/PA.
8 — 4
, selain itu Tergugat pernah melakukan kekerasan terhadapPenggugat; Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal sejak bulanJuni tahun 2017 sampai sekarang telah berjalan lebih dari setahunlamanya; Bahwa selama pisah tempat tinggal baik Penggugat maupun Tergugattidak lagi menjalankan kewajiban sebagai suami istri; Bahwa Penggugat bersikeras ingin bercerai dari Tergugat;Menimbang, bahwa terhadap faktafakta tersebut diatas, maka Majelismemandang perlu mengetengahkan pendapat ahli fikih Wahbah
7 — 1
Sehingga bila bertentangan antara mafsadat denganmanfaat, maka yang lebih utama adalah menjauhkan mafsadat daripadamengejar maslahat yang belum tentu dapat diraih, sebagaimana kaidah UshulFikin yang dijelaskan oleh Tajuddin AsSubki dalam kitab AlAsybah wa AnNazhair (Beirut: Dar AlKutub AlIlmiyyah, 1991) jilid halaman 105, yangberbunyi:cllall le Se D5i wall 55Artinya: menolak mafsadat lebih diutamakan daripada meraih maslahat;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah AzZuhaili mengutip danmenjelaskan pendapat
39 — 28
atassebagai bahan pertimbangan dalam putusan ini;Menimbang, bahwa selanjutnya, nasihat dari Majelis Hakim selamapersidangan berlangsung ternyata tidak mengubah pendirian Penggugat untuktetap bercerai dengan Tergugat;Menimbang, bahwa sikap batin Penggugat selama persidanganmenunjukkan keinginan yang kuat dari Penggugat untuk bercerai denganTergugat yang salah satunya ditunjukkan dengan sikap asertif (tegas dan lugas)Penggugat dalam mengemukakan keinginannya tersebut;Menimbang, bahwa Ahli Fikih, Wahbah
15 — 1
Wahbah azZuhaili, dalamkitab alFighul Islamiyyu wa Adillatuhd, Juz Vil, halaman 527 dan 529 sebagaiberikut :Y sirg liU Leio pial ol Glow g, Ai ILI jbl,: pil, Bal! alle Aogilg , SSbg lame arg WI dbo! qraiUlama Malikiyyah membolehkan perceraian karena perselisihan dankemudaratan, untuk mencegah perseteruan, dan agar kehidupan rumah tanggatidak menjadi neraka dan bencana. Rasulullah saw pun telah bersabda : Tidakboleh ada bahaya, dan tidak boleh membahayakan.Join swall oY oth Gib Gli viola!
Rita Astari Binti Ali
Tergugat:
Abdul Gapur Bin Ahmad Babui
14 — 8
Wahbah Azzuhaili dalam kitabnya alfigh alislam waAdillatuhu, Juz X, halaman 482 yang diambil alih oleh Majelis Hakim sebagaipendapat sendiri yang menyatakan sebagai berikut:ie oS ub KS el Sail ef pelo oy ai eae pe atl olay eae QWEY 5e jet ol GLY Cee etl OleArtinya: Bahwa sesungguhnya keadaan suami tidak menjamin nafkah terhadapisterinya itu merupakan perbuatan yang sangat aniaya, sehingga isteri berhakuntuk minta cerai ke pengadilan disebabkan suami tidak mampu menjaminnafkahnya.Him 12 dari 18 hlm