Ditemukan 38189 data
5 — 4
saksisaksiyang masingmasing memberikan kesaksian di bawah sumpah.Menimbang, bahwa dari kesaksian saksisaksi tersebut, telahterbukti terjadi perselisinan dan percekcokan di antara Penggugat danTergugat yang tidak mungkin lagi dapat didamaikan.Menimbang, bahwa tanpa perlu menyebutkan pihak siapa yangbenar dan salah dalam perkara ini, majelis hakim menemukan faktakejadian mengenai latar belakang atau penyebab terjadinya perselisinandan percekcokan sebagaimana dimaksud ialan Tergugat mengalamiKelainan seksual
14 — 1
Bahwa setelah akad nikah Pemohon dengan Termohon hidup = rukunsebagaimana layaknya suami istri Penggugat dengan Tergugat belum bertempattinggal bersama dan belum melakukan hubungan seksual (qobla dukhul) dandikaruniai 1 orang anak ;3. Bahwa sejak semula antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihandikarenakan pernikahan Penggugat dan Tergugat atas paksaan orang tua masingmasing ;4.
19 — 8
Penggugat danTergugat terus menerus yang disebabkan karena :;Tergugat tidak memiliki pekerjaan tetap seringkali menganggur tidak bekerjasehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, bahkanTergugat ternyata hutang uang hingga ratusan juta rupiah kepada orang laindan pernah menggadaikan mobil tanpa sepengetahuan Penggugat hinggasampai saat ini belum ditebus, dan;Tergugat tidak dapat memberikan kebutuhan batiniah lagi kepada Penggugatdikarenakan alat vital Tergugat mengalami disfungsi seksual
13 — 1
Bahwa, Penggugat dalam repliknya telah mengakui dan membenarkan bahwa antaraPenggugat dan Tergugat masih tetap menjalin komunikasi bahkan pada malamminggu tanggal 31 Oktober 2009 dan sebagaimana sebelumnya sepanjang masihdalam proses perceraian antara Penggugat dengan Tergugat masih seringmelakukan hubungan badan (seksual) sebagaimana layaknya suami isteri dan hal itudilakukan atas dasar suka sama suka tanpa ada unsur paksaan =;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta hukum tersebut di atas, makaMajelis
134 — 92 — Berkekuatan Hukum Tetap
Kekerasan seksual ataud. Penelantaran rumah tangga;Dan Pasal 9 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 berbunyi sebagaiberikut :Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam rumahtangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya ataukarena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikankehidupan perawatan atau pemeliharaan kepada orangtersebut;Hal. 6 dari 9 hal. Put.
42 — 1
Tergugat mempunyai kelainan seksual, Tergugat sering memintaPenggugat untuk melayani Tergugat dalam berhubungan suami isteri diluar batas kewajaran, jika Penggugat tidak turuti maka Tergugat akansangat marah kepada Penggugat, hal ini menyebabkan Penggugatmerasa tidak nyaman lagi dengan Tergugat,4.4.
43 — 13
Agama Palembang akanmenambah pertimbangan hukum sebagai berikut :Menimbang, bahwa di dalam pasal 41 huruf e UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 disebutkan pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suamiuntuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajibanbagi bekas isteri;Menimbang, bahwa di dalam pasal 149 huruf a Kompilasi Hukum Islamdisebutkan bekas suami wajidb memberikan mutah yang layak kepada bekasisterinya, kecuali bekas isteri tersebut qobla ad dukhul (belum melakukanhubungan seksual
10 — 0
persidangan,dan Majelis Hakim menilai bahwa 2 (dua) orang saksi tersebut telah memenuhi syaratformil dan materiil, yang keterangannya saling bersesuaian satu sama lain, makakesaksian tersebut sah dan mempunyai kekuatan pembuktian, dimana pada pokoknyamenguatkan dalildalil permohonan Pemohon yang berkaitan dengan ketidakharmonisan rumah tangga Pemohon dan Termohon;Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Termohon di dalam persidanganbahwa antara Pemohon dan Termohon telah melakukan hubungan kelamin ( seksual
11 — 0
Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat memang berdasarkanperjodohan orang tua sehingga selama sekira dua bulan Penggugat belum maumelayani hubungan seksual dengan Tergugat walaupun akhimya Penggugat maumenerima;10.4. Bahwa selama tinggal bersama sudah melakukan hubungan suami isteri(ba'da dukhul) dan sudah memiliki 2 (dua) oarang anak yang bernama:a. Bagus Guritno, lakilaki, lahir 21 Nopember 1995, danb.
8 — 6
., Saat ini Anak tidak sekolah, Anak atau Para Pemohon tidak dalamkondisi terpaksa untuk menikah atau menikahkan, baik paksaan psikis, fisik,seksual atau ekonomi, malah Anak sendiri bersama Calon Suami yang inginmenikah;Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Para Pemohon, Anak ParaPemohon, Calon Suami dan orang tua Calon Suami, serta analisis buktibuktitersebut di atas, ditemukan faktafakta hukum sebagai berikut:1. bahwa, Anak yang dimohonkan dispensasi kawin (Xxxxx) lahir padatanggal 08 Mei 2004
Cjr7. bahwa, pendidikan terakhir Anak yang dimohonkan dispensasi kawinadalah SLTP, saat ini Anak tidak lagi melanjutkan pendidikan;1. bahwa, Calon Suami bekerja sebagai Pedagang Mutiara (ekspor danimpor) di Bali dengan penghasilan ratarata perbulan Rp20.000.000,00 (duapuluh juta rupiah);1. bahwa, kondisi Anak dalam keadaan sehat dan tidak ternyata adakecacatan;2. bahwa, Anak atau Para Pemohon tidak dalam kondisi terpaksa untukkawin atau mengawinkan Anak, baik paksaan psikis, fisik, Seksual atauekonomi
11 — 15
Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2019;Menimbang, bahwa dalil permohonan Pemohon pada pokoknya adalahPemohon memohon agar anak Pemohon diberi dispensasi kawin yang dalildalilnya sebagaimana tersebut dalam duduk perkaranya di atas;Menimbang, bahwa Hakim telah medengar keterangan anak Pemohondan calon istrianak Pemohon yang menerangkan bahwa antara anak Pemohondan calon istrinya tidak ada larangan atau halangan pernikahan kecuali hanyamasalah umur, tidak ada paksaan dari siapapun baik secara psikis, fisik,seksual
sangat diperlukan demikeberlangsungan hidup di masa yang akan datang, hal demikian senadadengan maksud ketentuan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, maka peran orang tua harus mengarahkan dan mencegahperkawinan anak di usia dini;Menimbang, bahwa dalam faktafakta hukum di persidangan, ternyataPemohon dan orang tua calon isteri anak Pemohon telah berupaya untukmengarahkan dan mendidik anak sebaikbaiknya dan tidak ada indikasi untukmengeksploitasi anak secara biologis maupun seksual
10 — 7
kawin yang dalildalilnya sebagaimana tersebut dalam duduk perkaranya di atas;Menimbang, bahwa Hakim telah medengar keterangan anak Pemohon,Calon Istri Anak Pemohon, Orang Tua Anak yang dimohonkan Dispensasi danOrang Tua Calon Istri yang pada pokoknya menerangkan bahwa AnakPemohon mengetahui dan menyetujui rencana perkawinan dan antara anakPemohon dan calon Calon Istrinya tidak ada larangan atau halanganpernikahan kecuali hanya masalah umur, tidak ada paksaan dari Siapapun baiksecara psikis, fisik, seksual
sangat diperlukan demikeberlangsungan hidup di masa yang akan datang, hal demikian senadadengan maksud ketentuan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, maka peran orang tua harus mengarahkan dan mencegahperkawinan anak di usia dini;Menimbang, bahwa dalam faktafakta hukum di persidangan, ternyataPemohon dan orang tua calon isteri anak Pemohon telah berupaya untukmengarahkan dan mendidik anak sebaikbaiknya dan tidak ada indikasi untukmengeksploitasi anak secara biologis maupun seksual
11 — 8
dancocok antara satu dengan yang lain, telah memenuhi syarat materiilsebagaimana telah diatur dalam Pasal 171 dan 172 HIR, dan keterangan saksitersebut memiliki Kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti,sehingga membuktikan bahwa Anak yang dimohonkan dispensasi kawin telahbertunangan dengan Calon Suami dan direstui oleh keluarga kedua belahpihak, saat ini Anak tidak sekolah, Anak atau Para Pemohon tidak dalamkondisi terpaksa untuk menikah atau menikahkan, baik paksaan psikis, fisik,seksual
halangan perkawinan, baik karena hubungan sedarah,sesusuan maupun semenda;8. bahwa, pendidikan terakhir Anak yang dimohonkan dispensasi kawinadalah SLTP, saat ini Anak tidak lagi melanjutkan pendidikan;1. bahwa, Calon Suami bekerja sebagai Turut orang Tua denganpenghasilan Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah);1. bahwa, kondisi Anak dalam keadaan sehat dan tidak ternyata adakecacatan;2. bahwa, Anak atau Para Pemohon tidak dalam kondisi terpaksa untukkawin atau mengawinkan Anak, baik paksaan psikis, fisik, seksual
9 — 2
Tergugat pernah melakukan pelecehan seksual pada penumpangnyabahkan pernah pada beberapa orang kerabat terdekat Penggugat;c. Selama berumahtangga, Tergugat mempunyai kebiasaan melakukankekerasan seksual terhadap Penggugat. Ketika berhubungan intim,Tergugat merasa puas jika menampar dan menjambak rambutPenggugat;d. Tergugat memiliki kebiasaan mudah berhutang.
8 — 0
bulan, maka memberikan dispensasi nikah kepadaanak para Pemohon untuk dapat menikah secara sah akan membawakemaslahatan dan kebaikan yaitu dapat membina rumah tangga yang sakinah,mawaddah dan rahmah, serta upaya untuk memelihara kehormatan (hifz alHurmah) dan memelihara kelangsungan kehidupan manusia atau keturunan(hifz al Nasf) daripada tidak memberikan dispensasi nikah yang akanHal. 11 dari 19 Penetapan Nomor 0314/ Pdt.P/2017/PA.Pwd.menimbulkan kemudaratan yakni kKemungkinan terjadinya hubungan seksual
isteri dan calon istri anak para Pemohon telahhamil dua (2) bulan, maka memberikan dispensasi nikah kepada anak paraPemohon untuk dapat menikah secara sah akan membawa kemaslahatan dankebaikan yaitu dapat membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah danrahmah, serta upaya untuk memelihara kehormatan (hifz al Hurmah) danmemelihara kelangsungan kehidupan manusia atau keturunan (hifz al Nasi)daripada tidak memberikan dispensasi nikah yang akan menimbulkankemudaratan yakni kemungkinan terjadinya hubungan seksual
13 — 1
#0001#sejak bulan 1 bulan yang lalu bertunangan dan sudah sulit untuk dipisahkan, dankeduanya telah sepakat untuk menikah;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf (c)UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yangmenyatakan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untukmencegah terjadinya perkawinan pada usia anakanak, hal tersebut dimaksudkansebagai suatu bentuk penekanan dini terhadap para orang tua yang menguasaianakanak untuk melakukan eksploitasi seksual
terhadap anak sebagaimana yangdimaksud oleh Pasal 13 huruf (b) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 TentangPerlindungan Anak dan dalam persidangan Hakim tidak menemukan adanyaindikasi Pemohon dan Pemohon II untuk melakukan eksploitasi seksual terhadapanaknya;Menimbang, bahwa selain itu berdasarkan UndangUndang Dasar Tahun1945 Pasal 29 ayat (2) jo Pasal 6 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 TentangPerlidungan Anak, intinya bahwa setiap anak berhak melaksanakan ibadah menurutagamanya, melakukan proses berpikir
12 — 9
kawin yang dalildalilnya sebagaimana tersebut dalam duduk perkaranya di atas;Menimbang, bahwa Hakim telah medengar keterangan anak Pemohon,Calon Istri Anak Pemohon, Orang Tua Anak yang dimohonkan Dispensasi danOrang Tua Calon Istri yang pada pokoknya menerangkan bahwa AnakPemohon mengetahui dan menyetujui rencana perkawinan dan antara anakPemohon dan calon Calon Istrinya tidak ada larangan atau halanganpernikahan kecuali hanya masalah umur, tidak ada paksaan dari siapapun baiksecara psikis, fisik, seksual
sangat diperlukan demikeberlangsungan hidup di masa yang akan datang, hal demikian senadadengan maksud ketentuan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, maka peran orang tua harus mengarahkan dan mencegahperkawinan anak di usia dini;Menimbang, bahwa dalam faktafakta hukum di persidangan, ternyataPemohon dan orang tua calon isteri anak Pemohon telah berupaya untukmengarahkan dan mendidik anak sebaikbaiknya dan tidak ada indikasi untukmengeksploitasi anak secara biologis maupun seksual
15 — 3
Tergugat juga memiliki kelainan seksual, terbukti sebelummelakukan hubungan suami istri tidak jarang Tergugat menyakitiPenggugat dengan memukul atau menendang Penggugat;d. Tergugat sering berselingkuh dengan wanita lain, diantaranyaTergugat berselingkuh dengan seorang wanita bernama WIL daridesa Bangkal;5.
rukunrukun saja; Bahwa tidak benar, Penggugat dengan Tergugat berhutanguntuk mencukupi belanja, karena setiap Tergugat mendapatkanpenghasilan dari nelayan, dan hasil sawah ladang, Tergugat berikankepada Penggugat; Bahwa tidak benar, Tergugat membuang makanan, minuman,Tergugat Cuma menolak dan menyisihkannya, karena mie gorengmerupakan makanan pantangan Tergugat; Bahwa tidak benar, Tergugat sering memukul Penggugat,Tergugat tidak pernah memukul Penggugat; Bahwa tidak benar, Tergugat mempunyai kelainan seksual
8 — 6
Hasrat adalah dorongan kuat untuk bersama seseorang dalam halcinta, yang didukung dengan adanya ketertarikan secara fisik dan seksual,dengan indikasi kebutuhan seksual, kebutuhan bertemu dengan pasangan.Komitmen adalah keputusan mencintai dan menetapkan ingin bersamapasangan hidupnya dengan indikasi rasa ingin saling mempertahankan walauterjadi pasang surut dalam perjalan hubungan keduanya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tentang tujuan dariperkawinan dan teori psikologi segitiga cinta (
15 — 12
berbagai tekanan psikologis oleh Tergugat akibat dariperistiwa yang dialami oleh Penggugat ini, dapat digolongkan kedalampengertian tekanan psikologis sebagai salah satu bentuk KDRT(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) seperti yang dimaksud oleh Undangundang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan DalamRumah Tangga Pasal 1 yang berbunyi: Kekerasan dalam Rumah Tanggaadalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yangberakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual
Kekerasan Seksual; atau d.penelantaran rumah tangga ;Bahwa selain menderita psikis, Penggugat juga mengalami penelantaranrumah tangga seperti yang tertera pada Pasal 5 Undangundang Nomor32 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,hal ini terlinat dimana Penggugat tidak menerima nafkah yang layak dariTergugat, padahal Penggugat harus membiayai kebutuhan hidup seharihari dan biaya sekolah anak Penggugat dan Tergugat serta memberikanbiaya hidup keluarganya;Bahwa kemudian pada Pasal