Ditemukan 148472 data
7 — 6
i>drxuuk.cJ @9> erS anboo g dxwhe yo, la Is lowJ leArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiperselisihan dan pertengkaran yang teruS menerus, dengan demikian apayang didalilkan Penggugat sebagaimana maksud penjelasan Pasal 39 ayatHIm. 13 dari
10 — 4
bpR92 d9 drlac 9 dx4uuWdo (yoy lei 5 lsW LE bralArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiperselisihan dan pertengkaran yang teruS menerus, dengan demikian apaHim. 13 dari 15 hlm.Putusan Nomor xxxx/Pdt.G/2019/PA.Lpk.yang didalilkan Penggugat
8 — 4
No. 0118/Pdt.G/2016/PA.KAG(mempertahankan) kebaikan;Menimbang, bahwa sejalan dengan pendapat pakar hukum Islamsebagaimana disebut dalam kitab AlMarah baina alFiqh wa al Qonunoleh DR.
Musthofa As Sibaiy halaman 100 yang artinya Dan tidak adakebaikan/manfaat yang dapat diharapkan dalam mengumpulkan dua orangyang saling berselisih terlepas dari masalah, apakah sebab terjadinya itubesar atau kecil, namun kebaikan hanya dapat diharapkan dengan mengakhirikehidupan rumah tangga antara suami ister; Di samping itu, dalampersidangan Pemohon telah memperlihatkan keteguhan hatinya untukmemutuskan ikatan perkawinan dengan Termohon, dalam hal ini Majelis Hakimperlu memperhatikan dalil Al qur'anul
19 — 12
rukunlagi dalam membina rumah tangga sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, oleh karenanya Majelis hakimtelah mempunyai alasan yang kuat baik secara legal justise maupun secaraSosial justise untuk mengabulkan gugatan Penggugat ;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yang dibenciAllah Subhanahu Wataala, akan tetapi mempertahankan perkawinan dengankondisi tersebut di atas patut diduga akan lebin mendatangkan mafsadat(keburukan) ketimbang maslahat (kebaikan
), diantaranya penderitaan batinyang berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahal menolak keburukanharus didahulukan ketimbang mengharap kebaikan, sebagaimana kaidahushul figih yang terdapat dalam Kitab AtAsbah Wan Nazhoir, hal. 62, yangberbunyi :pala rail Ds lie aliaMenolak keburukan harus diuttamakan dan pada mengharap kebaikanDengan demikian Majelis Hakim memandang jalan terbaik bagi Penggugatdan Tergugat agar terhindar dari mafsadat (keburukan) tersebut adalahberceral:Menimbang, bahwa Majelis
10 — 0
dapat mewujudkan tujuan perkawinan,yaitu untuk membentuk keluarga atau rumah tangga bahagia penuh cinta dankasin sayang (Sakinah, mawaddah, dan rahmah), vide : Pasal 1 (1) Undangundang Nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam. telah tidaktercapai, mempertahankan rumah tangga dalam kondisi demikian patut didugaakan lebin mendatangkan mafsadat (keburukan) dan menimbulkan bebanpenderitaan berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahal menolakkeburukan harus didahulukan dari pada mengharap kebaikan
, sebagaimanakaidah fighiyyah yang terdapat dalam Kitab Al Asybah Wan Nazhoir, hal 62,yang berbunyi:uls l 3582 aw lial 35alas"Menolak keburukan harus diutamakan dari pada mengharap kebaikan;Dengan demikian Majelis Hakim memandang jalan terbaik bagi Penggugatdan Tergugat agar terhindar dari mafsadat (keburukan) tersebut adalahbercerai;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukum diatas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga antara Penggugatdengan Tergugat telah tidak harmonis
33 — 9
No0233/PdtG/2016/MS.Lsmtangga yang bahagia penuh cinta dankasih sayang berdasarkan ketuhanan yang maha esa (sakinah mawaddah danrahmah), bahkan patut diduga akan mendatangkan keburukan (mafsadat)yang lebin besar ketimbang kebaikan (maslahat) yang akan dicapaidiantaranya penderitaan batin yang berkepanjangan bagi kedua belahpihak, padahal menghindari keburukan (mudharat harus lebih diutamakanketimbang mengharap kebaikan (maslahat), sehingga Majelis hakim berpendapatjalan terbaik adalah memutuskan
19 — 6
Musthofa As Sibaiy halaman 100yang artinya "Dan tidak ada kebaikan/manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang saling berselisih, terlepas dari masalah, apakahsebab terjadinya itu besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapat diharapkandengan mengakhiri kehidupan rumah tangga antara suami ister;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, maka Majelis berpendapat alasan Penggugat bercerai dengan Tergugattelah sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat (2) UndangUndang
22 — 5
Bgrsebagaimana tersebut dalam Kitab AlMA'AH BAINAL FIQH WAL QANUN,(halaman 100), yang artinya : dan tidak ada manfaatnya yang dapatdiharapkan dalam mengumpulkan dua manusia yang saling membenciterlepas dari masalah apakah, sebab terjadinya pertengkaran ini besar ataukecil namun kebaikan hanya dapat diterapbkan dengan mengakhirikehidupan berumah tangga antara suami isteri tersebut.12.Selain itu pula PENGGUGAT meyakini, perceraian adalah satusatunyajalan terbaik demi kebaikan bersama dan masa depan
16 — 9
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa apabila tujuan suatu perkawinan tidak tercapaidan salah satu pihak atau kedua belah pihak telah menyatakan tidak maulagi untuk hidup bersama dan telah memilin untuk bercerai, maka hal inimenjadi petunjuk bahwa tidak ada lagi ikatan batin diantara Pemohon danTermohon, dan apabila pernikahan dalam kondisi seperti itu. tetapdipertahankan, patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat (keburukan)daripada maslahat (kebaikan), diantaranya timbulnya penderitaan
batin yangberkepanjangan dari kedua belah pihak, oleh karena itu, dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, maka menolak keburukan ituharus didahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengansalah satu kaidah fiqghiyyah yang tercantum dalam Kitab alAsbah wa anNazhair yang berbunyi :JS!
13 — 3
Tergugatbersedia memberikan nafkah kepada dua orang anaknya sebesar Rp 2.500.000,(dua juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan dan Penggugatpun tidak keberatan;Menimbang, berdasarkan bukti P.2 terbukti Penggugat dan Tergugatdikarunial 2 (dua) orang anak bernama XXXX, lahir di Gresik tanggal 04 Mei 2009dan XXXX, lahir di Surabaya tanggal 12 Desember 2010;Menimbang, bahwa yang menjadi pertimbangan utama dalam menentukanSiapa yang lebih layak untuk mengasuh anak adalah sematamata ditujukankepentingan dan kebaikan
Oleh karena itu, maka untukkepentingan anak, Majelis Hakim memandang perlu untuk memberi hak akseskepada Tergugat untuk menjenguk dan mencurahkan kasin sayangnya kepadakedua orang anaknya tersebut sepanjang untuk kepentingan dan kebaikan anaksemata;Menimbang, bahwa mengenai dalil Penggugat tentang nafkah anak denganmengacu pada Pasal 42 huruf b UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo.
26 — 13
Penggugat dengan Tergugat tersebut, maka selanjutnyamempertimbngakan alasan gugat cerai yang ajukan Penggugat dalamperkara ini.Menimbang, bahwa sebagai pasangan suami istri tetunyamendambakan kebahagiaan, namun antara Penggugat denganTergugat sudah tidak dapat mewujudkannya karena perasaan cintakasih dan sayang sebagai pengikat perkawinan Penggugat danTergugat telah sirna, kebahagian, ketenteraman dan kedamaian dalamrumah tangga sudah tidak dapat dirasakan, kini berubah menjadikeresahan, segala jasa kebaikan
YS logos yrathio yu Eloiz7l 99 >MyA795 O23 On 479 jJ ad MeIl git Ul al yo olsArtinya : Dan tidak ada manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang saling membenci, terlepasdari masalah apakah sebabsebab terjadinya pertengkaranini besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapatdiharapkan dengan mengakhiri kehidupan berumah tanggaantara suami isteri ini.3.
18 — 2
Bahwa Para Pemohon bermaksud mengangkat anakberdasarkan Hukum Islam terhadap anak Wahyu Prasetiyo Bin Wiji danHenny Puspitasari bernama Arshila Romeysa Farzana, tanggal lahir 04Februari 2018, umur 5 tahun, tempat tinggal di dengan tujuan untukmengasuh, merawat, mendidik dan melindungi anak tersebut dengan penuhkasih sayang sebagaimana layaknya anak kandungnya sendiri sematamatademi kebaikan dan kesejahteraan anak Wahyu Prasetiyo Bin Wiji dan HennyPuspitasari sehingga anak tersebut menjadi dewasa
Bahwa Para Pemohon berniat untuk mengasuh,merawat, mendidik dan melindungi anak tersebut dengan penuh kasihsayang sebagaimana layaknya orang tua terhadap anak kandungnyasematamata demi kebaikan dan kesejahteraan anak sehingga anaktersebut menjadi dewasa dan mandiri ;8. Bahwa Para Pemohon sehat jasmani dan rohani,berkelakuan baik dan mempunyai penghasilan cukup dan layak untukmembiayai pengasuhan calon anak angkat tersebut ;9.
10 — 7
PA.Btm.Penggugat dan Tergugat, kondisi mana diyakini sudah sangat sukar untukdapat mewujudkan tujuan perkawinan, yaitu. untuk membentukkeluarga/rumah tangga bahagia penuh cinta dan kasih sayang (sakinah,mawaddah, dan rahmah), maka jalan terbaik adalah perceraian;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yangdibenci Allah Subhanahu Wataala, akan tetapi mempertahankan perkawinandengan kondisi tersebut di atas patut diduga akan lebih mendatangkanmafsadat (keburukan) ketimbang maslahat (kebaikan
), diantaranyapenderitaan batin yang berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahalmenolak keburukan harus didahulukan ketimbang mengharap kebaikan,sebagaimana kaidah ushul figih yang terdapat dalam Kitab AtAsbah WanNazhoir, hal. 62, dan diambil alih sebagai pertimbangan Majelis:cole!
Yeni Sriwahyuni binti Yunhendri
Tergugat:
Rimison bin Paton
15 — 3
Musthofa As Sibaiy halaman 100yang artinya "Dan tidak ada kebaikan/manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang saling berselisih, terlepas dari masalah, apakahsebab terjadinya itu besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapat diharapkandengan mengakhiri kehidupan rumah tangga antara suami ister;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, maka Majelis berpendapat alasan Penggugat bercerai dengan Tergugattelah sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat (2) UndangUndang
14 — 4
Dengan demikian Majelis Hakimberpendapat Penggugat dan Tergugat tidak dapat lagi menegakkan rumahtangga sebagaimana maksud Pasal 30 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa perkawinan adalah sebuah perbuatan yangtermasuk sebagai ibadah, bertujuan mendatangkan kebaikan, bermanfaat bagipribadi yang menjalankannya dan dilakukan untuk meraih kebahagiaan danketentraman lahir batin. Hal tersebut sejalan dengan maksud Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Jo.
Berdasarkan haltersebut Majelis Hakim berpendapat tindakan untuk mempertahankanperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah sebuah kesiasiaan, akanmenambah beban dan tidak akan mendatangkan kebaikan bagi keduanya baiksecara lahir maupun batin dan pilihan dengan menceraikan Penggugat danTergugat adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah rumah tanggamereka.
41 — 8
Artinya : Isteri boleh menuntut cerai dari suaminya di hadapan Hakim, danHakim dapat menceraikan isteri dari suaminya dengan talak satu bainJika telah nyata adanya kemadlorotan dalam rumah tangga merekadan pula antara suami isteri itu tidak mungkin lagi didamaikan;Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga perlu mengemukakan pendapatahli Hukum Islam yang tersebut dalam Kitab AlMarah Bainal Fighi WalQonunhalaman 100 yang selanjutnya diambil alin menjadi pendapat Majelis, yangartinya : Dan tidak ada kebaikan
/manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang berselisih, terlepas dari masalah apakah sebabterjadinya perselisihan itu besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapatditerapbkan dengan mengakhiri kehidupan berumah tangga antara suamiisteriitu;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut diatas Majelis berkesimpulan bahwa tuntutan Penggugat agar diceraikan denganTergugat telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana Pasal 19 huruf (f)Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
61 — 7
Oleh karena itu, Hakim berpendapat apabila keadaanrumah tangga yang seperti itu tetap dipertahankan, patut diduga dalamkehidupan rumah tangga mereka akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan) daripada maslahat (kebaikan), di antaranya timbulnya penderitaanbatin yang berkepanjangan dari kedua belah pihak, maka dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, menolak keburukan itu harusdidahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengan salah satukaidah fiqghiyyah yang tercantum
75 — 37
Tergugat sudah sangat sukaruntuk disatukan serta tidak ada lagi harapan akan hidup rukun dalam membinarumah tangga;Menimbang, bahwa meskipun perceraian merupakan perbuatan yangdibenci Allah Swt, akan tetapi mempertahankan perkawinan dengan kondisidimana suami istri sudah saling tidak mencintai lagi dan yang terjadi hanyasikap permusuhan dan saling membenci sebagaimana yang dialami olehPenggugat dan Tergugat tersebut, patut diduga akan lebih mendatangkanmafsadat (keburukan) dari pada mashlahat (kebaikan
), di antaranyapenderitaan batin yang berkepanjangan bagi kedua belah pihak, padahalmenolak keburukan harus didahulukan dari pada mengharap kebaikan,sebagaimana kaidah ushul fiqgh yang terdapat dalam Kitab AtAsbah WanNazhoir, hal 62, yang berbunyi:lao!
13 — 7
Artinya: "Ketika perbedaan suami isteri telah menyebabkan perkawinannyatidak lagi memberikan kebaikan karena sudah tidak ada lagi jalanuntuk mencapai tujuan perkawinan, maka kebaikan bagi merekaberpindah kepada perceraian;3.
13 — 6
bahwa perkawinan / rumah tangga antara Penggugat danTergugat telah pecah ( broken marriage ), yang mengakibatkan lepasnyasendisendi perkawinan sehingga tidak ada lagi harapan untuk hidup rukunHalaman 9 dari 14 halaman, Putusan No. 726/Pdt.G/2019/PA Smd.dalam sebuah rumah tangga, dan apabila perkawinan tersebut tetapdipaksakan untuk berlanjut, maka patut diduga akan menimbulkankemudlaratan bagi kedua belah pihak, sedangkan menolak kerusakan(mafsadat) harus lebin didahulukan dari pada menarik suatu kebaikan
:Wlact ule GLE prio swlaoll s 5sYang artinya menolak kemafsadatan ( kerusakan ) harus didahulukandaripada menarik suatu kemaslahatan (kebaikan).;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu pula untuk mengedepankan dalilsebagaimana yang tercantum dalam Kitab Fiqghus Sunnah Jilid Il halaman 208 ,karangan Sayid Sabiq yang mengutip pendapat Ibnu Sina dalam Kitab AsySyifaa :clu! pw> oY arg SS yo HWS am oly bo daw aa) JI 09% ol weev9sk Vo esbball yo ul gio Uslq 5 poll (po lageg Writ, UL 45 ,0J!