Ditemukan 148490 data
10 — 7
Artinya: "Ketika perbedaan suami isteri telah menyebabkan perkawinannyatidak lagi memberikan kebaikan karena sudah tidak ada lagi jalanuntuk mencapai tujuan perkawinan, maka kebaikan bagi merekaberpindah kepada perceraian;3. Kitab AlAsybah wa anNazhair, halaman 62:Moac!
13 — 2
Oleh karena itu, MajelisHakim berpendapat apabila keadaan rumah tangga yang seperti itu. tetapdipertahankan, patut diduga dalam kehidupan rumah tangga mereka akan lebihmendatangkan mafsadat (keburukan) daripada mas/ahat (kebaikan), di antaranyatimbulnya penderitaan batin yang berkepanjangan dari Kedua belah pihak, maka dalamrangka menghindari timbulnya penderitaan tersebut, menolak keburukan itu harusdidahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengan salah satu kaidahfighiyyah yang tercantum
Mahdalena Fadlun Binti H.M. Djasman
Tergugat:
Eko Nurwiyanto Bin Nurdiyanto Raharjo
13 — 9
retaknya suatu rumah tanggasebagaimana dikemukakan tersebut di atas telah terpenuhi, yaitu terjadinyaperselisinan dan pertengkaran di antara Penggugat dan Tergugat serta tidakadanya lagi harapan dan manfaat (mashlahat) untuk mempertahankan ataumerukunkan keduanya, sebaliknya hanya akan melahirkan penderitaan lahirdan batin kepada Penggugat (mafsadat);Menimbang, bahwa Majelis Hakim dalam hal ini juga berpegang padasalah satu kaidah figh yang mendahulukan untuk menghilangkan mafsadatdari pada mengambil kebaikan
(maslahat) sebagai berikut:MlasJ Ul> We prio awlaall s 59Artinya: Menolak mafsadat (yang membahayakan/merusak) lebih didahulukanHalaman 12 dari 14Putusan Nomor 085/Pat.G/2019/PA.Bdgdari pada mengambil maslahat (kebaikan);Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RINomor 237 K/AG/1998 tanggal 17 Maret 1999 yang menetapkan bahwa:cekcok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman bersama, salahsatu pihak tidak berniat meneruskan kehidupan bersama dengan pihak lain,merupakan fakta
15 — 2
C6AloiiNs CudASESUCI GSIAd YuO0ad 2646 CuaPOCOGNOArtinya : Kebaikan yang berdampak pada orang lain lebih utama dari padayang terbatas pada dirinya sendiri ;e Qaidah Ushul Figh, yang berbunyi: las! Le crise Spal LAU syalg Lele WSArtinya : Agama ini dibangun untuk kebaikan dan maslahat dalampenetapan syariatnya dan untuk menolak kerusakan;Menimbang, bahwa disamping qaidahqaidah tersebut di atas.
12 — 6
Dengan demikian Majelis Hakimberpendapat Penggugat dan Tergugat tidak dapat lagi menegakkan rumahtangga sebagaimana maksud Pasal 30 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan;Menimbang, bahwa perkawinan adalah sebuah perbuatan yangtermasuk sebagai ibadah, bertujuan mendatangkan kebaikan, bermanfaat bagipribadi yang menjalankannya dan dilakukan untuk meraih kebahagiaan danPutusan Nomor 255/Padt.G/2020/PA.Sgt. halaman11 dari 14 him.ketentraman lahir batin.
Berdasarkan haltersebut Majelis Hakim berpendapat tindakan untuk mempertahankanperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah sebuah kesiasiaan, akanmenambah beban dan tidak akan mendatangkan kebaikan bagi keduanya baiksecara lahir maupun batin dan pilihan dengan menceraikan Penggugat danTergugat adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah rumah tanggamereka. Hal tersebut sejalan dengan maksud kaidah ushul figh berikut ini:lacs!
15 — 2
Tergugat, nasihat dari Majelis Hakim dan pihakkeluarga tidak dapat merukunkan Penggugat dan Tergugat, maka menceraikanperkawinan Penggugat dan Tergugat akan lebih baik dari pada mempertahankankeduanya dalam suatu ikatan perkawinan yang tidak lagi menimbulkankemaslahatan bagi keduanya, hal tersebut sesuai pula dengan pendapatAlauddin AlKasani dalam Kitab Atthalaq halaman 57 yang berbunyi sebagaiberikut :Artinya: Ketika perbedaan sikap suami isteri telah menyebabkan perkawinannyatidak lagi memberikan kebaikan
karena sudah tidak ada lagi jalanuntuk mencapai tujuan perkawinan, maka kebaikan bagi merekaberpindah pada perceraian ;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut di atas, maka MajelisHakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat telah beralasan hukum,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor Hal. 11 dari 14 hal.
8 — 5
>drxuuuB.cJ @9> erS anboo g dxwGe yoy la I5 lowJ leArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Hlm. 12 dari 16 hlm.
14 — 2
Tergugat, nasihat dari Majelis Hakim dan pihakkeluarga tidak dapat merukunkan Penggugat dan Tergugat, maka menceraikanperkawinan Penggugat dan Tergugat akan lebih baik dari pada mempertahankankeduanya dalam suatu ikatan perkawinan yang tidak lagi menimbulkankemaslahatan bagi keduanya, hal tersebut sesuai pula dengan pendapatAlauddin AlKasani dalam Kitab Atthalaq halaman 57 yang berbunyi sebagaiberikut :Artinya: Ketika perbedaan sikap suami isteri telah menyebabkan perkawinannyatidak lagi memberikan kebaikan
karena sudah tidak ada lagi jalanuntuk mencapai tujuan perkawinan, maka kebaikan bagi merekaberpindah pada perceraian ;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut di atas, maka MajelisHakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat telah beralasan hukum,Hal. 11 dari 14 hal.
14 — 9
No.0010 /Pdt.G/2018/PA Tlg.salah satu pihak dengan hukuman seumur hidup, dan ini adalah kezaliman yangditentang oleh jiwa keadilan;Menimbang, bahwa selama proses persidangan Penggugat selaku isteritidak dapat menyembunyikan perasaan benciannya terhadap Tergugat selakusuaminya, hal ini terlihat dari cara ia berbicara, memandang dan bersikap(merespon) setiap jawaban dari Tergugat, meskipun Majelis Hakim sudahberupaya semaksimal mungkin agar Penggugat tetap mengingat kebaikan kebaikan Tergugat, yang
8 — 4
Putusan Nomor /Pdt.G/2018/PA.Lpk.Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan
kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiperselisinan dan pertengkaran yang teruS menerus, dengan demikian apayang didalilkan Penggugat sebagaimana maksud penjelasan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang Nomor 1 tahun 1974 jo.
Ananda Putri binti Risman
Tergugat:
Deded Putra Yovanda bin Yul Syukri
20 — 4
Musthofa As Sibaiy halaman 100yang artinya "Dan tidak ada kebaikan/manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang saling berselisih, terlepas dari masalah, apakahHal. 12 dari 14 Hal Putusan Nomor 425/Pdt.G/2019/PA.Prmsebab terjadinya itu besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapat diharapkandengan mengakhiri kehidupan rumah tangga antara suami ister;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, maka Majelis berpendapat alasan Penggugat bercerai dengan Tergugattelah
28 — 6
Musthofa As Sibaiy halaman 100 yang artinya Dan tidak ada kebaikan/manfaat yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua orang yang Saling berselisih terlepas dari masalah,apakah sebab teradinya itu besar atau kecil, namun kebaikan hanyadapat diharapkan dengan mengakhin kehidupan rumah tangga antarasuami isteri;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas Majelishakim berpendapat gugatan cerai yang diajukan Penggugat patutdikabulkan.
36 — 8
viegSMe Arba) alasArtinya: "Ketika perbedaan suami isteri telah menyebabkan perkawinannyatidak lagi memberikan kebaikan karena sudah tidak ada lagi jalan untukmencapai tujuan perkawinan, maka kebaikan bagi mereka berpindah kepadaperceraian;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Majelis Hakimberpendapat antara Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan danpertengkaran dan tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun, damai dalam rumahtangga;Menimbang, bahwa dengan tanpa mempermasalahkan
9 — 0
Bahwa Para Pemohon mampu dan bertekad untuk mengasuh, merawat,mendidik dan melindungi anak tersebut dengan penuh kasih sayangsebagaimana layaknya orang tua terhadap anak kandungnya sematamatademi kebaikan dan kesejahteraan anak sehingga anak tersebut menjadidewasa dan mandir;.
Bahwa Para Pemohon bermaksud mengangkat anak berdasarkan HukumIslam terhadap anak Ayah Kandung Calon Anak Angkat dan lbu KandungCalon Anak Angkat bernama bernama Calon Anak Angkat, tanggal lahir27 April 2016, umur 4 tahun, tempat tinggal di Kabupaten Sidoarjo dengantujuan untuk mengasuh, merawat, mendidik dan melindungi anak tersebutdengan penuh kasih sayang sebagaimana layaknya anak kandungnyasendiri sematamata demi kebaikan dan kesejahteraan anak Ayah KandungCalon Anak Angkat dan lbu Kandung Calon
31 — 13
Ero ULArtinya :Dan tidak ada manfaat yang dapat diharapkan dalam mengumpulkandua manusia yang saling benci membenci, terlepas dari masalahapakah sebabsebab terjadinya pertengkaran ini besar atau kecil,namun kebaikan hanya dapat diharapkan dengan mengakhirikehidupan berumah tangga antara suami isteri;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan hukum Islam yang tersiratdalam surat ArRum ayat 21 dan juga ketentuan Pasal 1 Undang UndangNomor 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa tujuan perkawinan adalah untukmembentuk
ule le prio awlasdl sy.Artinya : Menolak kerusakan/mafsadat harus didahulukan daripadamengedepankan kebaikan/maslahatMenimbang, bahwa perkawinan dalam Islam adalah sebuah perjanjiansuci yang sangat kokoh (mitsagon gholidzo) dengan tujuan untuk membentukkeluarga yang bahagia secara kekal dan sebisa mungkin hanya dipisahkandengan kematian, oleh karena itu Islam menetapkan bahwa perceraian ituadalah suatu kebolehan yang tercela;Hal. 11 dari 14 Hal.
11 — 5
GeYyogi ode oy tory) BDI gsDan tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan dalam mengumpulkan dua orang(suamiisteri) yang saling berselisih terlepas apakah sebab terjadinya perselisihanitu serius atau sepele (berat atau ringan) namun kebaikan hanya dapat diterapkandengan mengakhiri kehidupan rumah tangga antara suamiisin itu;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta dan pertimbangansebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat tidak harmonis lagi
14 — 3
berdasarkan faktafakta tersebut di atas, MajelisHakim berpendapat bahwa dalildalil dan alasan Penggugat telah terbuktikebenarannya, oleh karenanya Majelis Hakim telah mempunyai alasan yangkuat baik secara legal justice maupun secara social justice untukmengabulkan gugatan Penggugat;Menimbang, bahwa meskipun perceraian adalah perbuatan yang dibenciAllah SWT akan tetapi mempertahankan perkawinan dengan kondisi tersebut diatas patut diduga akan lebih mendatangkan mafsadat (keburukan) ketimbangmaslahat (kebaikan
), diantaranya penderitaan batin yang berkepanjangan bagikedua belah pihak, padahal menolak keburukan harus didahulukan ketimbangmengharap kebaikan, sebagaimana kaidah ushul figih yang terdapat dalamKitab AtAsbah Wan Nazhoir, hal. 62, yang berbunyi :loo)!
9 — 5
perceraian dipandang lebih baik untuk menentukan kehidupanberikutnya atau dianggap sebagai TASRIH BI IHSAN ;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, tanpamencari siapa penyebab awal dari kondisi ini, Majelis Hakim berpendapatbahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah pecah (brokenmarriage) dan tidak ada harapan akan rukun kembali, serta mempertahankanrumah tangga seperti demikian adalah siasia belaka karena akan lebih besarmafsadat (keburukan) dari pada mashlahatnya (kebaikan
), sementara kaedahfiqh menyatakan bahwa menolak mafsadat lebih utama dari pada mengambilkemaslahatan, sebagaimana tersebut dalam Kitab A/Bayan halaman 38 yangoleh Majelis Hakim diambil alin menjadi pendapatnya, yang artinya berbunyi:"Menolak kemudharatan lebih utama daripada menarik (mempertahankan)kebaikan".Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berkesimpulan alasan gugatan Penggugat telah memenuhiunsurunsur yang tersebut pada Pasal 19 huruf (f) Peraturan
9 — 5
PA.Lpk.b2uw2Q.)l @9) p29 arboo 9 dW. vey Lai Is lowJ LeArtinya: Menolak mafsadat harus lebih diutamakan dari pada menarikmaslahat, apabila bertentangan antara kemashlahatan dengankerusakan, menolak mafsadat lebih diutamakan;Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat sebagaimana diuraikan diatas,dipandang sudah sampai pada tahap perkawinan yang pecah ( brokenmarrige ) sehingga mempertahankan rumah tangga a quo, akan lebihmendatangkan kerugian dan malapetaka yang lebih besar sehinggaandaikata pun masih ada kebaikan
yang bisa diharapkan timbul denganmempertahankan perkawinan, namun kerusakan jauh lebih besar, makamenghindarkan kerusakan yang lebih besar jauh lebih didahulukan darimendambakan kebaikan yang sedikit dengan mempertahankanperkawinan;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,ternyata rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadiperselisinan dan pertengkaran yang teruS menerus, dengan demikian apayang didalilkan Penggugat sebagaimana maksud penjelasan Pasal 39 ayat(2) UndangUndang
68 — 12
Oleh karena itu, Hakim berpendapat apabila keadaanrumah tangga yang seperti itu tetap dipertahankan, patut diduga dalamkehidupan rumah tangga mereka akan lebih mendatangkan mafsadat(keburukan) daripada maslahat (kebaikan), di antaranya timbulnya penderitaanbatin yang berkepanjangan dari kedua belah pihak, maka dalam rangkamenghindari timbulnya penderitaan tersebut, menolak keburukan itu harusdidahulukan daripada mengharap kebaikan, hal ini sejalan dengan salah satukaidah fiqhiyyah yang tercantum