Ditemukan 38174 data
14 — 11
Bahwa kelainan seksual Tergugat tersebut sudah Penggugat ketahui sejakawal pernikahan namun yang Pengugat rasakan sudah sangat menderitasejak anak Penggugat berumur satu tahun hingga sekarang. Selain dari padaitu di dalam kesehariannya Tergugat juga sering berlaku kasar terhadapPenggugat seperti memukul, menendang hingga mengenai keningPenggugat;.
Bahwa sedangkan dalildalildalil gugatan Penggugat angka 4 (empat), 5(lima) dan angka 6 (enam) tidak benar ; Bahwa dalil gugatan Penggugat angka 4 (empat) tidak benar Tergugat seringmemaksa Penggugat dalam melakukan hubungan suami isteri, dan yangbenar penyebab pertengkaran karena Penggugat sering keluar rumah tanpatujuan yang jelas sehingga yang memasakkan makanan orang tuaPenggugat; Bahwa tentang dalil gugatan Penggugat angka 5 (lima) tidak benar, Tergugattidak menderita gangguan atau kelainan seksual
8 — 0
bulan, maka memberikan dispensasi nikah kepadaanak para Pemohon untuk dapat menikah secara sah akan membawakemaslahatan dan kebaikan yaitu dapat membina rumah tangga yang sakinah,mawaddah dan rahmah, serta upaya untuk memelihara kehormatan (hifz alHurmah) dan memelihara kelangsungan kehidupan manusia atau keturunan(hifz al Nasf) daripada tidak memberikan dispensasi nikah yang akanHal. 11 dari 19 Penetapan Nomor 0314/ Pdt.P/2017/PA.Pwd.menimbulkan kemudaratan yakni kKemungkinan terjadinya hubungan seksual
isteri dan calon istri anak para Pemohon telahhamil dua (2) bulan, maka memberikan dispensasi nikah kepada anak paraPemohon untuk dapat menikah secara sah akan membawa kemaslahatan dankebaikan yaitu dapat membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah danrahmah, serta upaya untuk memelihara kehormatan (hifz al Hurmah) danmemelihara kelangsungan kehidupan manusia atau keturunan (hifz al Nasi)daripada tidak memberikan dispensasi nikah yang akan menimbulkankemudaratan yakni kemungkinan terjadinya hubungan seksual
31 — 13
Simon yang dimaksud dengan perbuatan cabulatau melakukan tindakantindakan melanggar kesusilaan adalah suatu perbuatanperbuatan atau tindakantindakan yang berkenaan dengan kehidupan seksual yang dilakukandengan maksud untuk mendapatkan kenikmatan secara bertentangan dengan pandanganumum tentang kesusilaan, termasuk juga mengadakan hubungan kelamin atau senggama.Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan dansebagaimana telah diuraikan pada unsur Ad. 2 di atas, bahwa Anak
telah menyuruh Anakkorban Dila untuk tengkurep lalu menurunkan celana anak korban Dila sampai kelutut danAnak juga membuka sarung dan menurunkan celana kemudian menempelkan kemaluanAnak yang sudah tegang di areal pantat anak korban Dila, selanjutnya sambil menggerakanpantatnya maju mundur sampai Anak mengeluarkan sperma ke lantai;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas telah terbukti bahwaAnak telah melakukan perbuatanperbuatan atau tindakantindakan yang berkenaan dengankehidupan seksual
15 — 8
kawin yang dalildalilnya sebagaimana tersebut dalam duduk perkaranya di atas;Menimbang, bahwa Hakim telah medengar keterangan anak Pemohon,Calon Istri Anak Pemohon, Orang Tua Anak yang dimohonkan Dispensasi danOrang Tua Calon Istri yang pada pokoknya menerangkan bahwa AnakPemohon mengetahui dan menyetujui rencana perkawinan dan antara anakPemohon dan calon Calon Istrinya tidak ada larangan atau halanganpernikahan kecuali hanya masalah umur, tidak ada paksaan dari Siapapun baiksecara psikis, fisik, seksual
hal demikian senadadengan maksud ketentuan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, maka peran orang tua harus mengarahkan dan mencegahperkawinan anak di usia dini;halaman 15 dari 19 halaman, Penetapan Nomor 0803/Pdt.P/2015/PA.Kab.MlgMenimbang, bahwa dalam faktafakta hukum di persidangan, ternyataPemohon dan orang tua calon isteri anak Pemohon telah berupaya untukmengarahkan dan mendidik anak sebaikbaiknya dan tidak ada indikasi untukmengeksploitasi anak secara biologis maupun seksual
9 — 5
kawin yang dalildalilnya sebagaimana tersebut dalam duduk perkaranya di atas;Menimbang, bahwa Hakim telah medengar keterangan anak Pemohon,Calon Istri Anak Pemohon, Orang Tua Anak yang dimohonkan Dispensasi danOrang Tua Calon Istri yang pada pokoknya menerangkan bahwa AnakPemohon mengetahui dan menyetujui rencana perkawinan dan antara anakPemohon dan calon Calon Istrinya tidak ada larangan atau halanganpernikahan kecuali hanya masalah umur, tidak ada paksaan dari Siapapun baiksecara psikis, fisik, seksual
sangat diperlukan demikeberlangsungan hidup di masa yang akan datang, hal demikian senadadengan maksud ketentuan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, maka peran orang tua harus mengarahkan dan mencegahperkawinan anak di usia dini;Menimbang, bahwa dalam faktafakta hukum di persidangan, ternyataPemohon dan orang tua calon isteri anak Pemohon telah berupaya untukmengarahkan dan mendidik anak sebaikbaiknya dan tidak ada indikasi untukmengeksploitasi anak secara biologis maupun seksual
13 — 1
#0001#sejak bulan 1 bulan yang lalu bertunangan dan sudah sulit untuk dipisahkan, dankeduanya telah sepakat untuk menikah;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf (c)UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yangmenyatakan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untukmencegah terjadinya perkawinan pada usia anakanak, hal tersebut dimaksudkansebagai suatu bentuk penekanan dini terhadap para orang tua yang menguasaianakanak untuk melakukan eksploitasi seksual
terhadap anak sebagaimana yangdimaksud oleh Pasal 13 huruf (b) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 TentangPerlindungan Anak dan dalam persidangan Hakim tidak menemukan adanyaindikasi Pemohon dan Pemohon II untuk melakukan eksploitasi seksual terhadapanaknya;Menimbang, bahwa selain itu berdasarkan UndangUndang Dasar Tahun1945 Pasal 29 ayat (2) jo Pasal 6 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 TentangPerlidungan Anak, intinya bahwa setiap anak berhak melaksanakan ibadah menurutagamanya, melakukan proses berpikir
17 — 16
terkait sebagaimanadiuraikan dalam duduk perkara di atas menunjukan bahwa sudah tidakmemungkinkan lagi untuk menjalankan kewajiban yang diperintahkan olehUndangundang tersebut;Menimbang, bahwa dari perspektif ketentuan Pasal tersebut, Hakimmemahami bahwa maksud pembuat Undangundang untuk mewajibkan Paraorang tua dari pada anakanak untuk mencegah terjadinya perkawinan padausia anakanak adalah sebagai suatu bentuk proteksi dini terhadap Para orangtua yang menguasai anakanak untuk melakukan eksploitasi seksual
terhadapanak sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 13 huruf (6) UndangundangNomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak danberdasarkanpemeriksaan dalam persidangan, Hakim sedikitopun tidak menemukan adanyaindikasi Pemohon untuk melakukan eksploitasi seksual terhadap anaknyatersebut karena di persidangan kedua calon mempelai (anak Pemohon dancalon suaminya) menyatakan siap untuk menikah atas keinginan masingmasing tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun;Menimbang, bahwa Perkawinan adalah salah
12 — 9
kawin yang dalildalilnya sebagaimana tersebut dalam duduk perkaranya di atas;Menimbang, bahwa Hakim telah medengar keterangan anak Pemohon,Calon Istri Anak Pemohon, Orang Tua Anak yang dimohonkan Dispensasi danOrang Tua Calon Istri yang pada pokoknya menerangkan bahwa AnakPemohon mengetahui dan menyetujui rencana perkawinan dan antara anakPemohon dan calon Calon Istrinya tidak ada larangan atau halanganpernikahan kecuali hanya masalah umur, tidak ada paksaan dari siapapun baiksecara psikis, fisik, seksual
sangat diperlukan demikeberlangsungan hidup di masa yang akan datang, hal demikian senadadengan maksud ketentuan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, maka peran orang tua harus mengarahkan dan mencegahperkawinan anak di usia dini;Menimbang, bahwa dalam faktafakta hukum di persidangan, ternyataPemohon dan orang tua calon isteri anak Pemohon telah berupaya untukmengarahkan dan mendidik anak sebaikbaiknya dan tidak ada indikasi untukmengeksploitasi anak secara biologis maupun seksual
9 — 3
/PA.KtIbulan 1 bulan yang lalu bertunangan dan sudah sulit untuk dipisahkan, dankeduanya telah sepakat untuk menikah ;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf (c)UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yangmenyatakan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untukmencegah terjadinya perkawinan pada usia anakanak, hal tersebut dimaksudkansebagai suatu bentuk penekanan dini terhadap para orang tua yang menguasaianakanak untuk melakukan eksploitasi seksual
terhadap anak sebagaimana yangdimaksud oleh Pasal 13 huruf (b) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 TentangPerlindungan Anak dan dalam persidangan Hakim tidak menemukan adanyaindikasi Pemohon dan Pemohon II untuk melakukan eksploitasi seksual terhadapanaknya;Menimbang, bahwa selain itu berdasarkan UndangUndang Dasar Tahun1945 Pasal 29 ayat (2) jo Pasal 6 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 TentangPerlidungan Anak, intinya bahwa setiap anak berhak melaksanakan ibadah menurutagamanya, melakukan proses berpikir
15 — 3
Tergugat juga memiliki kelainan seksual, terbukti sebelummelakukan hubungan suami istri tidak jarang Tergugat menyakitiPenggugat dengan memukul atau menendang Penggugat;d. Tergugat sering berselingkuh dengan wanita lain, diantaranyaTergugat berselingkuh dengan seorang wanita bernama WIL daridesa Bangkal;5.
rukunrukun saja; Bahwa tidak benar, Penggugat dengan Tergugat berhutanguntuk mencukupi belanja, karena setiap Tergugat mendapatkanpenghasilan dari nelayan, dan hasil sawah ladang, Tergugat berikankepada Penggugat; Bahwa tidak benar, Tergugat membuang makanan, minuman,Tergugat Cuma menolak dan menyisihkannya, karena mie gorengmerupakan makanan pantangan Tergugat; Bahwa tidak benar, Tergugat sering memukul Penggugat,Tergugat tidak pernah memukul Penggugat; Bahwa tidak benar, Tergugat mempunyai kelainan seksual
30 — 19
anakanak, akan tetapikondisi dan suasana bathiniyah yang dihadapi oleh Para Pemohon tidakmemungkinkan untuk menjalankan kewajiban yang diperintahkan olehUndangUndang tersebut;Menimbang, bahwa dari perspektif ketentuan Pasal tersebut,Hakim memahami bahwa maksud pembuat UndangUndang untukmewajibkan Para orang tua dari pada anakanak untuk mencegahterjadinya perkawinan pada usia anakanak adalah sebagai suatu bentukproteksi dini terhadap Para orang tua yang menguasai anakanak untukmelakukan eksploitasi seksual
terhadap anak sebagaimana yangdimaksud oleh Pasal 13 huruf (6) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002Tentang Perlindungan Anak dan berdasarkan pemeriksaan dalampersidangan Hakim sedikitpun tidak menemukan adanya indikasi ParaPemohon untuk melakukan eksploitasi seksual terhadap anaknya tersebutkarena di persidangan kedua calon mempelai (anak Para Pemohon dancalon suaminya) menyatakan tidak ada paksaan dari pihak manapundalam rencana pernikahan dan murni atas keinginan mereka berdua;Menimbang, bahwa Perkawinan
31 — 14
Bahwa hubungan dengan pemggugat tetap' dilakukan, baikdengan hubungan komunikasi maupun hubungan seksual.Hubungan seksual dilakukan pada malam hari yaitu padatanggal 19 dan tanggal 27 Desember 2011 di rumahkediaman penggugat sendiri.Bahwa terhadap pernyataan tergugat dalam dupliknya bahwaantara penggugat dengan tergugat tetap ada hubungan kumunikasidan hubungan seksual penggugat menyangkalinya denganmenyatakan bahwa hal tersebut tidak pernah terjadi.Bahwa untuk memperkuat dalil gugatannya, penggugat
27 — 20
calonsuami anak para Pemohon yakni ibu kandung yang bernama Wardhatul Abbasbinti Abbas dan telan memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagaiberikut:Bahwa saya adalah ibu kandung calon suami anak Para Pemohon;Bahwa saya dan Para Pemohon, kami berencana untuk menikahkan anakkami tersebut, dan telah dilakukan pembicaraan keluarga terkait rencanapernikahan (pelamaran) pada bulan Februari 2022:Bahwa pernikahan tersebut atas keinginan dari kedua calon mempelai tanpaadanya paksaan paksaan psikis, fisik, seksual
Bahwa anak Para Pemohon mengetahui dan menyetujui rencanaperkawinan dan tidak ada paksaan psikis, fisik, seksual atau ekonomiterhadap anak dan/ atau keluarga terkait dengan perkawinannya;7. Bahwa anak Para Pemohon sudah mempersiapkan diri untuk menjadiseorang suami dan isteri yang bertanggungjawab;8. Bahwa calon suami sudah bekerja sebagai supir dengan penghasilansebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) setiap hari;9.
21 — 3
bahwa dalam kitab alAnwar Juz II halaman 55 yangdijadikan sebagai pendapat Majelis Hakim dalam putusan ini, disebutkan :aud ailil jlo aut ol oloi ol jie jini olsApabila ia (Tergugat) enggan untuk hadir atau bersembunyi atau tidakdiketahul tempat kediamannya, maka perkaranya boleh diputuskandengan didasarkan pada pembuktianMenimbang, bahwa Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiapperbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnyakesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual
jalanberalinnya kuasa pengasuhan anak dari ibu (Penggugat) kepada ayah(Tergugat) karena faktor demi kepentingan anak yang berkenaan denganpertumbuhan mental spritual sebagaimana yang diatur dalam Pasal 13 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindangan Anak, selengkapnyaberbunyi sebagai berikut : (1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orangtua, wali atau pihak manapun yang bertanggungjawab atas pengasuhan,berhak mendapat perlindangan dari perlakuan : a. diskriminasi; b. eksploitasibaik ekonomi maupun seksual
8 — 6
Hasrat adalah dorongan kuat untuk bersama seseorang dalam halcinta, yang didukung dengan adanya ketertarikan secara fisik dan seksual,dengan indikasi kebutuhan seksual, kebutuhan bertemu dengan pasangan.Komitmen adalah keputusan mencintai dan menetapkan ingin bersamapasangan hidupnya dengan indikasi rasa ingin saling mempertahankan walauterjadi pasang surut dalam perjalan hubungan keduanya;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tentang tujuan dariperkawinan dan teori psikologi segitiga cinta (
11 — 6
Paraulama mazhab sepakat bahwa haid dan hamil merupakan bukti kebalighanseorang wanita.Menimbang, bahwa pendapat para ulama tersebut merupakan ciriciripuberitas yang hanya berkaitan kematangan seksual yang menandai awalkedewasan. Kalau kedewasaan merujuk pada semua kedewasaan makapuberitas hanya berkaitan dengan kedewasaan seksual.
28 — 21
terampildalam hal pengelolaan psikologis serta lebih bijaksana dalam mengatasipotensi perselisihan dan kekerasan dalam rumah tangga;Bahwa, Hakim juga telah mendengar keterangan Para Pemohon, anakPara Pemohon, calon suami anak Para Pemohon, dan orang tua calon suamianak Para Pemohon terkait perkawinan anak Para Pemohon ini, dan diperolehfakta bahwa anak Para Pemohon dan calon suaminya mengetahui, menyetujul,dan menyatakan kesiapannya terkait rencana perkawinan ini, dan tidak adaunsur paksaan psikis, fisik, Seksual
pengelolaan psikologis serta lebih bijaksana dalammengatasi potensi perselisihan dan kekerasan dalam rumah tangga;Menimbang, bahwa Hakim juga telan mendengar keterangan ParaPemohon, anak Para Pemohon, calon suami anak Para Pemohon, dan orangtua calon suami anak Para Pemohon terkait perkawinan anak Para Pemohonini, dan diperoleh fakta bahwa anak Para Pemohon dan calon istrinyamengetahui, menyetujui, dan menyatakan kesiapannya terkait rencanaperkawinan ini, dan tidak ada unsur paksaan psikis, fisik, seksual
27 — 5
Para Pemohon tersebut, telah puladihadirkan orang tua/wali dari calon suami anak Para Pemohon di persidanganyang bernama X X X X Xdan telah memberikan keterangan yang padapokoknya sebagaimana berikut:Bahwa ia adalah Ayah kandung dari calon suami anak Para Pemohon;Bahwa ia kenal dengan Para Pemohon;Bahwa ia dan Para Pemohon berencana untuk menikahkan anaknyadengan anak Para Pemohon tersebut;Bahwa pernikahan tersebut atas keinginan dari kedua calon mempelai tanpaadanya paksaan paksaan psikis, fisik, seksual
dengan alasan anakPara Pemohon belum berumur 19 tahun;Bahwa anak Para Pemohon berstatus gadis dan calon suaminya berstatusjejaka serta antara keduanya tidak ada hubungan keluarga atau sesusuanyang menyebabkan terhalang untuk menikah;Bahwa anak Para Pemohon tidak sedang dalam pinangan lakilaki lain sertatidak ada yang keberatan dengan rencana pernikahan anak Para Pemohontersebut;Bahwa anak Para Pemohon dan calon suaminya mengetahui dan menyetujulrencana perkawinan dan tidak ada paksaan psikis, fisik, seksual
11 — 5
KUA setempat.Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut di atas jika didasarkan pada ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf (c) UndangUndang Nomor23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa oranghal 15 dari 21 hal Penetapan nomor 267/Pdt.P/2020/PA Mrstua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinyaperkawinan pada usia anakanak, hal tersebut dimaksudkan sebagai suatubentuk penekanan dini terhadap para orang tua yang menguasai anakanakuntuk melakukan eksploitasi seksual
terhadap anak sebagaimana yangdimaksud oleh Pasal 13 huruf (6) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002Tentang Perlindungan Anak dan dalam persidangan Hakim tidak menemukanadanya indikasi Pemohon untuk melakukan eksploitasi seksual terhadapanaknya, bahkan Pemohon dan keluarga Pemohon telah berusaha sekerasmungkin mengingatkan anak Pemohon dan calon suami anak Pemohonuntuk tidak sering keluar bersamasama, namun keduanya tidak pernahmengindahkan pesan Pemohon dan keluarga Pemohon lainnya, malahkeduanya semakin
89 — 25
59 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan swasta,tempat kediaman di Kampung Edes, RT.01 RW.03, Desa Sungai Besar,Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau di depanpersidangan telah memberikan keterangan sebagai berikut:Bahwa, ia adalah bapak kandung dari Sufaat bin Talib;Bahwa, ia mengetahul anaknya tersebut akan menikahi anak paraPemohon yang bernama Desi Mutiara Sari binti Sahari karena salingmencintai dan tidak ada paksaan dari siapapun baik secara psikis, fisik,seksual
Keduanya sudah 3 tahunmenjalin hubungan yang sampai saat ini semakin erat bahkan keduanyatelah bertunangan pada bulan April 2020 dan anak Desi Mutiara Sari bintiSahari di muka sidang sudah menyatakan pengetahuan dan persetujuannyauntuk dinikahkan tanpa ada paksaan;Bahwa dalam proses pemeriksaan tidak ditemukan adanya paksaan psikis,fisik, seksual maupun ekonomi terhadap anak dan/atau keluarga untuk kawinatau mengawinkan anak;Bahwa antara Desi Mutiara Sari binti Sahari dengan calon suaminya tidakada