lain, putusan yang dijatuhkanharuslah benarbenar bertujuan menyelesaikan permasalahan sehinggamemberi kecenderungan agar pasca putusan, keseimbangan masyarakat bisakembali mendekati seperti sedia kala (restitutio in integrum);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukbalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

Lina yang menurut Penasehat Hukum merasa hilapdan tidak ada niat sedikit pun tentunya sahsah sajaditinjau dari pendapat Penasehat Hukum = untukkepentingan pembelaan namun Majelis Hakim tidakterikat terhadap pendapat itu) karena Majelis Hakimuntuk menggali motivasi seseorang melakukan tindakpidana menghialngkan nyawa orang lain dilihat darihati sanu bari Terdakwa dan hati sanubari itu dapatdi lihat dari rangakain perbuatan beserta cara caraTerdakwa melakukan perbuatan menghilangkan nyawaOrang lain

apalagidalam kenyataannya jual beli termaksud tidak ada tindakan lanjutan tentangpenyerahan tanah dan 4 (empat) unit Ruko tersebut dari PenggugatKonpensi/Pemohon Kasasi kepada Tergugat Konpensi/Termohon Kasasi I,serta Akta Jual Beli Nomor 2024/2014 tertanggal 29 Oktober 2014 dibuatsecara proforma dan rekayasa saja yang dibuat antara PenggugatKonpensi/ Pemohon Kasasi dengan Tergugat Konpensi/Termohon Kasasi harus dinyatakan tidak sah dan batal; Bahwa Judex Facti tidak mempertimbangkan dengan benarbenar darihati

menjalani hukuman, terpidana merasamenyesal sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembalikepada masyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung,2005 : 4);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatunhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukHal. 18 dari 21 Putusan No.71/Pid.B/2018/PN.MGLpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

yang tidakberdasar hukum yang kuat adalah sama sekali tidak benar, karenapersyaratan gugat cerai dibenarkan dan disahkan oleh Undangundang bilaantara Penggugat dan Tergugat ada Perselisihan maupun Percekcokan yangsifatmya terus menerus (karena ekonomi) tidak bisa didamaikan, dan padaintinya Penggugat Tetap pada gugatan yang diajukan pada tanggal 03Januari 2019;Maka berdasarkan uraian tersebut diatas, kami Penggugat memohon kepadabapak Ketua Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini, dengan seksama dan darihati

lain, putusan yang dijatuhkanharuslah benarbenar bertujuan menyelesaikan permasalahan sehinggamemberi kecenderungan agar pasca putusan, keseimbangan masyarakat bisakembali mendekati seperti sedia kala (restitutio in integrum);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

kepada Penggugat minimal sejumlahRp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per bulannya sampai anak tersebutdewasa atau dapat hidup mandiri atau berusia 21 tahun, secara lengkap akandicantumkan dalam diktum amar putusan ini;Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah melakukan hubunganlayaknya suami istri sebelum menikah lalu dilanjutkan setelah menikah, makaMajelis Hakim menilai telah ada benihbenih cinta diantara Penggugat danTergugat, lalu benih cinta tersebut pudar bahkan telah hilang sama sekali darihati

B/ 2018/ PN SdnMenimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati nurani. Hakim tidak sepatutnya sematamata hanya menjadi corongundangundang (labousch de laloa).

menjalani hukuman, terpidana merasa menyesalsehingga ia tidak akan mengulangi perobuatannya dan kembali kepadamasyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung, 2005 : 4);Hal. 20 dari 23 Putusan No.451/Pid.Sus/2017/PN.MGLMenimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

perlakuan danpendidikan yang diberikan selama menjalani hukuman, terpidana merasamenyesal sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembalikepada masyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung,2005 : 4);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukbpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

perlakuan dan pendidikanyang diberikan selama menjalani hukuman, terpidana merasa menyesalsehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembali kepadamasyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung, 2005 : 4);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

Inimenunjukkan tidak adanya kepercayaan antara suami isteri, dan tidak adaalasan yang jelas mengapa tergugat melakukan hal tersebut.Bahwa penggugat sudah sering kali mengajak tergugat untuk berbicara darihati ke hati mengapa tergugat mengekang penggugat, serta memberikanpengertian bahwa penggugat adalah isteri yang baik.

perlakuan danpendidikan yang diberikan selama menjalani hukuman, terpidana merasamenyesal sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembalikepada masyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung,2005 : 4);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

menjalani hukuman, terpidana merasa menyesalsehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembali kepadamasyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung, 2005 : 4);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukHal. 18 dari 21 Putusan No.474/Pid.Sus/2017/PN.MGLpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

perlakuan danpendidikan yang diberikan selama menjalani hukuman, terpidana merasamenyesal sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembalikepada masyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung,2005 : 4);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

dipertimbangkan apakah syarat Pasal 1917KUHPerdata tersebut berlaku juga dalam gugatan perceraian, sehingga suatu putusanperceraian juga melekat asas Ne Bis In Idem;Menimbang, bahwa terhadap hal tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa suatuperkara perdata perceraian tidak dapat disamakan dengan perkara perdata lainnya, karenadalam perkara perdata perceraian terkandung unsur nurani atau kenyamanan hati seseorangdalam berumah tangga;Menimbang, bahwa karena dalam perkara perdata perceraian melibatkan unsur darihati

lain, putusan yang dijatuhkanharuslah benarbenar bertujuan menyelesaikan permasalahan sehinggamemberi kecenderungan agar pasca putusan, keseimbangan masyarakat bisakembali mendekati seperti sedia kala (restitutio in integrum);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukbalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

menjalani hukuman, terpidana merasamenyesal sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembalikepada masyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung,2005 : 4);Hal. 19 dari 22 Putusan No.241/Pid.Sus/2018/PN.MGLMenimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

perlakuan danpendidikan yang diberikan selama menjalani hukuman, terpidana merasamenyesal sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatannya dan kembalikepada masyarakat sebagai orang yang baik dan berguna (Leden Marpaung,2005 : 4);Menimbang, bahwa atas dasar prinsipprinsip penjatuhan pidana, doktrinmengajarkan bahwa suatu pemidanaan bukanlah sematamata ditujukan untukpalas dendam melainkan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat danpemidanaan harus berdasarkan pada rasa keadilan hukum yang bertolak darihati

Bahwa perkawinan yang. bertujuan untuk mewujudkankehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmahsesuai dengan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Pasal 3 tidak lagididapatkan, tidak bisa diharapkan, tidak bisa diperoleh dandiwujudkan oleh Penggugat dan Tergugat.e Tanggapan Tergugat:Bahwa Tenggugat akan tetap bersikukuh dengan pendirianagar tetap bisa untuk mempertahankan perkawinan sebaikbaiknya demi anakanak dan keutuhan rumah tangga;Bahwa dalam hal ini, saya sebagai Tergugat menyatakan darihati