ALIT ARIANL, SpKJ (K): keterangannya menerangkan padapokoknya sebagai berikut :e Bahwa........Bahwa sebelumnya ahli tidak kenal dan tidak ada hubungan keluarga dengan paraterdakwa, ahli baru kenal dengan para terdakwa setelah melakukan pemeriksaankhusus dan penanganan medis berupa konseling dasar yang ahli lakukan pada harijumat tanggal septemner 2013 di kantoi penyidik Direktorat Reserse Narkoba PoldaBahwa benar ahli memiliki keahlian adalah sebagai dokter ahli penyakit jiwa (psikiater)konsultan adiksi

depan persidangan aias peranyaan lVeieis Terdakwa mengakusebagai orang dengan ideniilas selengkapnya. sesuai dengan dakwaan Peruniut Umum.Bahwa yang dimaksud dengan Penyalahgura dalam pasal in adalah pemakain natkoika dengantuvan bukan unk pergobaian dan peneiiian sera digurakan tarpa mengikui aiuran alau dosis yang benar.Dalam kordisi yang cUKup waiarSesuai dosis yang dianuikan dalam duria kedokieran saja maka pengguraanrarkoika secara terusmenerus akan merngekibaikan ketergariungan, depedensi, adiksi

Tertanggal 9 Nopember 2016 atas nama Terdakwa PUTUSUKAWIRANATA;Menimbang, bahwa dipersidangan terdakwa mengajukan saksi yangmeringankan ( saksi ade charge ) bernama Made Ngurah Kertha Jaya dibawahsumpah yang menerangkan pada pokoknya sebagai berikut ; Bahwa saksi adalah konselor adiksi pada yayasan kesehatan Bali ; Bahwa saksi berdasarkan surat tugas no 163/ykb/XIV/2016 menjadi saksi dipersidangan an terdakwa Putu sukawiranata pada hari kamis tanggal 29Desember 2016 Bahwa terdakwa melakukan rehabilitasi

, SE.MKes, selaku KepalaSeksi Kefarmasian dan perbekalan kesehatan pada Dinas KesehatanKabupaten Tulungagung bahwa dampak yang ditimbulkan apabilakonsumen meminum / memakan Arak Bali adalah membahayakankesehatan karena Arak Bali mengandung kadar alkohol yang sangattinggi yang bekerja dipresan menekan susunan saraf pusat / menekankesadaran bagi yang menkonsumsinya, apabila dikonsumsi jangkapanjang seperti kerusakan hati, ginjal, gangguan saraf mata,pencernaan serta hormon seksual dan menyebabkan adiksi

diberikan harus melalui resep dokter.Bahwa obat THD (Trihexyphenidyl) adalah jenis obat keras sehingga tidakdijual bebas;Bahwa yang berhak untuk mengedarkan obat THD (Trhexyphenidyl)adalah industri farmasi yang sudah mempunyai izin, pedagang besarfarmasi yang mempunyai izin, rumah sakit yang mempunyai izin, apotikyang mempunyai izin, puskesmas;Bahwa jika mengkonsumsi obat THD (Trihexyphenidyl) tanpa resep doktermaka akan mengalami toleransi (peningkatan dosis pemakaian), habituasi(kebiasaan), adiksi

yang dibuat dan ditanda tangani olehPenanggung jawab: dr.Rudy H.Russeng dan Surat Keterangan dari PoliklinikRutan tanggal 16 Pebruari 2015 yang dibuat dan ditanda tangani olehDr.St.Wahidah Jalil,M.Kes.Sp.KuJ;Putusan No.154/Pid.B/2015/PN.Mks Hal 23Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati isi dari keduasurat keterangan tersebut diatas,maka dapatlah diketahui bahwa benarTerdakwa Sainuddin Bin H.Lanteng adalah pecandu Metamfetamina(shabu) danpernah menjalani program detoxifikasi di Klinik Adiksi

2019 sebagaimana termuat dalam memori banding,keberatan keberatan tersebut pada pokonya sebagai berikut :Bahwa Penuntut Umum tidak sependapat dengan Majelis Hakimtingkat pertama mengenai pidana penjara yang dijatuhkan selama 1 (satu)tahun dan 6 (enam) bulan, oleh karena pidana tersebut tidak mencerminkanrasa keadilan masyarakat dan tidak sebanding dengan keadaan keadaanyang memberatkan terhadap terdakwa.Menimbang, bahwa Penasehat Hukum Terdakwa dalam kontramemberi bandingnya menyatakan Terdakwa Adiksi

rehabilitasi medis yang telah ditunjuk olehpemerintah sesuai dengan Surat Keputusan Menteri KesehatanNo.494/Menkes/SK/VIV2006 tanggal 17 Juli 2006 dan sebagai lembagaIPWL dengan Surat Keputusan Menteri KesehatanNo.1305/Menkes/SK/VV2011.Bahwa terdakwa mengambarkan adanya substance abuse ataudependence, untuk penggunaan NAPZA jenis Heroin (opiat) ada pada levelll atau Ill samapi saat ini masih memerlukan penanganan yang lebihintensif.Bahwa terdakwa dalam kategori kecanduan narkotika, adapun kriteriauntuk adiksi

(kecanduan) Zat/ Narkotika yaitu suatu keinginan yangt kuatuntuk menggunakan zat di banding aktifitas aktifitas dan kewajiban kewajiban lain, toleransi dan kadang kadang terjadi kKeadaan putus zat.Bahwa terdakwa sudah melaporkan diri pada lembaga IPWL yang ditunjukpemerintah termasuk di klinik PTRM RSUP Sanglah.Bahwa terdakwa di berikan terapi metadon (terapi subtitusi) dengan caradiminum sebagai pengganti heroin suntik, dilakukan konbseling adiksi,psikoterapi berkelanjutan, jika diperlukan diberikan

Ruddy Hartono Russeng dibawah sumpah pada pokoknyamenerangkan sebagai berikut: Bahwa ahli mengenal Terdakwa karena Ahli pernah memeriksa Terdakwaterkait penggunaan narkotika jenis shabu ; Bahwa Ahli mempunyai keahlian dalam bidang narkotika; Bahwa riwayat pendidikan Ahli yaitu Sarjana (S1) dengan profesi doktertahun 2000 di Universitas Sultan Hasanuddin (Unhas), Pelatihan ICAP(International Conselor Adiksi Profesional) ; Bahwa saat ini jabatan Ahli adalah pemilik sekaligus Kepala RehabilitasiLembaga

beratkarena terdakwa gagal dalam membina rumah tangga ;Bahwa benar sesuai dengan catatan pada rekam medik sebelumnya terdakwa pernahberkonsultasi ke ahli ; Bahwa terdakwa merupakan pasien yang menderita stress yang turun dari orang tuanyadan lebih parah lagi karena suami tidak memahami keadaan kliennya sehingga kliennyamerasa tertekan yang teramat sangat berat; Bahwa benar perawatan yang telah diberikan oleh ahli kepada terdakwa adalah berupaperawatan medis, antara lain : konseling dasar (konseling adiksi

Bahwa saksi menjelaskan selaku konselor adiksi/therapist, therapist C.B.T CognitifBehaviuor Therapy yakni khusus menangani masalah Narkoba, Therapist khususmenagani semua maslah medis seperti keracunan gejala putus zat maupun psykis ataukewajiban menangani gangguan pikiran perasaan dan perilaku akibat penyalagunaannarkoba.,Konselor adikasi sama dengan konsultan bagi para pecandu narkoba untukmemberikan langkah langkah solusi agar bebas dari ketergantungan narkoba.

Oleh karena itu,meskipun penyalahguna kedapatan memiliki, menyimpan, menguasai,membeli, menerima, dan membawa dalam rangka untuk menggunakannrkotika untuk dirinya sendiri maka tindak pidana yang dikenakanharuslah Pasal 127;Bahwa oleh karena niat dari pada Pemohon kasasi untuk membeli,menerima dan membawa barang Narkotika tersebut untuk dirinyasendiri sebagai akibat dari pengaruh zat adiksi yang sudah pernahdikonsumsi sebelumnya, maka Pasal 112 Ayat ( 1) UndangUndang RINomor 35 Tahun 2009 tentang

RONNY SINDUNATA, Sp.PK, pada pokoknyamenerangkan sebagai berikut :> Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan tes urine Narkoba Nomor :09/I/POL/2015 tanggal 20 Januari 2015 atas nama Riduansyah Alias AlexBin Kadase dengan hasilnya Methamphetamine dinyatakan positif;10> Bahwa yaang dimaksud dengan Methaamphetamine adalah merupakanzat yang dikelompokkan dalam golongan Narkotika, karena mempunyaipotensi menimbulkan efek ketergantungan (adiksi).

badan selain itu efek ataudampak dari penyalahgunaan Narkotika jenis ganja bisa menyebabkangangguan sperma pada lakilaki dan gangguan menstruasi pada perempuanhingga dapat menyebabkan kemandulan serta dapat menyebabkangangguan jiwa yang berat;Bahwa Narkotika jenis ganja tidak digunakan dalam pelayanan kesehatanatau dalam penanganan medis karena efek samping dan dampak negatifnyajauh lebih berbahaya dari dampak postifnya bagi tubuh manusia, selain itujuga karena dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi

Rudy Hartono Russeng, ICARA, yang dibacakan di persidanganpada pokoknya sebagai berikut: Bahwa Riwayat pendidikan Ahli yaitu selesai S1 dengan Profesi dokterpada tahun 2000 di Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan pernah mengikutisertifikasi International di bidang Adiksi ICARA (internasional setificateaddition recovery assosiate) dari Asia Metro University Malaysia tahun 2018yaitu tentang penanganan orang yang ketergantungn Narkoba; Bahwa Pekerjaan Ahli dan Profesi yaitu sebagai Kepala Rehabilitasipada

Bahwa Terdakwa (Pemohon Kasasi) adalah pasien rujukan PABM(Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat) "Fajar Harapan" LKNU DIYdi Lembaga Rehabilitasi Narkoba Dan Inabah Pondok Pesantren AlQodir Cangkringan, berdasarkan Surat Keterangan Pengobatan danRehabilitasi Narkoba yang dikeluarkan oleh Lembaga RehabilitasiNarkoba dan Inabah yang beralamat di Tanjung, Wwukirsari,Cangkringan, Sleman, Yogyakarta Telp. 02748964663.2.

Pengaruh terhadap kondisi fisik :e Gangguan langsung terhadap susunan saraf pusat (intoksikasi/teler), sakauwdan depresi ;e Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang berbagai macampenyakit dan memperburuk aliran darah jantung koroner ;e Penggunaan dihisap melalui mulut menimbulkan kerusakan pada selaputmukosa, selain itu sering menimbulkan infeksi paru mulai dari bronkhitis,Page 11 of 21 Putusan no. 272/ Pid.B/2012/PNJPRTBC dan paru yang paling berbahaya adalah sindrom ketergantungan(adiksi

aktifyang bekerja pada system saraf pusat (otak), yang dapat menyebabkanpenurunan sampai hilangnya kesadaran dari rasa sakit (nyeril) serta dapatmenimbulkan ketergantungan atau ketagihan (Edy Karsono, 2004 :11);Menimbang, bahwa menurut istilah kedokteran, narkotika adalah obatyang dapat menghilangkan terutama rasa sakit dan nyeri yang berasal daridaerah viresal atau alatalat rongga dada dan rongga perut, juga dapatmenimbulkan efek stupor atau bengong yang lama dalam keadaan masih sadarserta menimbulkan adiksi

NYOMANHANATI, Sp.Kj. pada pokoknya menerangkan sebagaiberikut; Bahwa saksi pernah memeriksa terdakwa atas permintaan penyidik danpihak keluarga terdakwa ;= Bahwa saksi melakukan pemeriksaan medis dan psikiatri tim seksi adiksi/assessment terhadap terdakwa dengan melakukan metode wawancara danobservasi, pemeriksaan psikometri, laboratorium terhadap urine terdakwayang mana dari hasil pemeriksaan tersebut yang bersangkutan terdakwaadalah seorang penyalahguna Napza jenis amphetamine shabu yang manasaran

Nyoman Hanati, Sp.kj(K) selaku Ketua Tim Adiksi SMF Psikiatri FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasaryang menerangkan bahwa hasil pemeriksaan pada saat ini didapatkanmenderita ketergantungan Napza jenis Amphetamin (shabu). Saran karenaketergantungannya perlu direhab secara intensif.