Ditemukan 5885 data
26 — 21
Perkara Nomor 008/Pdt.G/2017/PA.Minkemudharatan bagi kedua belah pihak dan dalam situasi seperti ini perceraiandipandang lebih tepat, dengan harapan akan mendatangkan kebaikan (mashlahah)bagi kedua belah pihak dikemudian hari. Oleh karena itu Majelis Hakim sependapatdengan pakar hukum Islam Dr.
29 — 11
Oleh karena itu,membiarkan hubungan perkawinan Pemohon Konvensi dan TermohonKonvensi terus berlangsung demikian sudah tidak memberi harapan mashlahah(kebaikan), sebaliknya dapat membawa mafsadat (kerusakan).Menimbang, bahwa atas pertimbangan tersebut, Majelis Hakim mengutipsalah satu azas pokok dalam metode istinbath (penetapan) hukum Islamsebagai berikut :Maso Voe ab Sacred lua yeArtinya : Menolak kerusakan didahulukan dari pada menarik kemaslahatan.Menimbang, bahwa secara a contrario fakta hukum
31 — 17
selama lebih kurang 2 tahun; Oleh karenanya telah terbuktiHal.25 dari 32 Putusan No.1324/Pdt.G/2017/PA.Bks.antara Penggugat dengan Tergugat telah terjadi perselisihan yang terus menerusdan sulit diharapkan dapat rukun Kembali; Keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat telah retak dan pecah (Irretrievable Break Down of Marriage);Sehingga tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud pasal 1 UU Tahun 1974 JoPasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak dapat terwujud; Maka perceraian adalahjalan keluar dan lebih mashlahah
15 — 8
Oleh karena itu,membiarkan hubungan perkawinan Pemohon dengan Termohon terus berlangsungdemikian sudah tidak memberi harapan mashlahah, sebaliknya dapat membawamafsadat baik kepada Pemohon, Termohon, maunpun anak keturunannya.Hal 14 dari 28 hal Put Nomor 77/Pdt.G/2019/PA JnpMenimbang, bahwa berdasarkan segenap pertimbangan tersebut di atas,dan dengan mengacu pada ketentuan Pasal 118 Kompilasi Hukum Islam,permohonan Pemohon untuk menjatuhkan talak kepada Termohon (petitum angka2) dapat dikabulkan
13 — 5
tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah,mawaddah wa rahmah sebagaimana dimaksud oleh AlQuran surat ArRumayat 21, Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 3 KompilasiHukum Islam sudah tidak mungkin dapat diwujudkan lagi, bahkanmempertahankan perkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas,dikhawatirkan justru akan menimbulkan kemudharatan bagi kedua belah pihakdan dalam situasi seperti ini perceraian dipandang lebih tepat, dengan harapanakan mendatangkan kebaikan (mashlahah
14 — 1
masingmasing secara sempurna sebagai suami isteri ; Bahwa telah diupayakan perdamaian namun tidak berhasil ;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta diatas, Majelis berpendapat hubungan lahirdan batin Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri telah pecah, hak dan kewajibanPenggugat sebagai suami isteri telah tidak sejalan ketentuan pada Bab VI UndangundangNomor 1 Tahun 1974 juncto Bab XII Kompilasi Hukum Islam, perkawinan yang demikian tidakseharusnya dipertahankan karena sudah tidak akan mendatangkan mashlahah
50 — 38
Sungguh, pada yang demikian itu benarbenarterdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi kaum yangberpikir.dan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinansebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 16 Tahun 2019 jo.Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak mungkin akan terwujud;Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugatdan Tergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapankebaikan (mashlahah), justru sebaliknya dapat menimbulkan dlarar (bahaya),mudharat
Olehsebab itu, jika keadaan seperti itu terjadi, maka menghindari kemudharatan(mafsadat) harus lebih diutamakan dari pada mengharapkan kebaikan(mashlahah). Hal ini sejalan dengan kaidah fikih yang berbunyi:Halaman 42 dari 62 Putusan Nomor 470/Pdt.G/2021/PA.BjbHalaman 42 dari 62 Putusan Nomor 470/Pdt.G/2021/PA.Bjb = he ~ Wlasil ois Je 2588 awlaail 235Artinya: Menolak kerusakan harus didahulukan daripada menarikkemaslahatan.Menimbang, bahwa Dr.
21 — 13
Oleh karena itu,membiarkan hubungan perkawinan Penggugat dengan Tergugat terusberlangsung demikian sudah tidak memberi harapan mashlahah, sebaliknyajusteru dapat mendatangkan mafsadat baik kepada Penggugat maupunTergugat;Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat dan Tergugat telah terbuktiberpisah tempat tinggal sejak Juli 2020 meskipun keduanya sudah diusahakanuntuk didamaikan namun usaha tersebut tidak berhasil untuk menyatukankembali Penggugat dan Tergugat yang puncaknya pada bulan Desember 2020antara
14 — 7
mawaddah wa rahmah sebagaimana dimaksud oleh AlQuran surat ArRumayat 21, Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah diubahdengan UndangUndang Nomor 16 Tahun 2019 dan Pasal 3 Kompilasi HukumIslam sudah tidak mungkin dapat diwujudkan lagi, bahkan mempertahankanperkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, dikhawatirkan justruakan menimbulkan kemudharatan bagi kedua belah pihak dan dalam situasiseperti ini perceraian dipandang lebih tepat, dengan harapan akanmendatangkan kebaikan (mashlahah
12 — 5
pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentukkeluarga yang bahagia kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan apabilaperkawinan seperti imi tetap dipertahankan dapat menimbulkan dampak negatif yangberkepanjangan bahkan dapat menjadi madlarat bagi Pemohon Konvensi dan TermohonKonvensi, karena masingmasing pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban danmendapatkan hakhaknya, oleh karena itu untuk menghindarkan kemadlaratan yanglebih besar perkawinan tersebut lebih baik (mashlahah
20 — 11
lahir batinantara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuanmembentuk keluarga yang bahagia kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esadan apabila perkawinan seperti ini tetap dipertahankan akan menimbulkan dampaknegatif yang berkepanjangan bahkan dapat menjadi madlarat bagi Pemohon danTermohon, karena keduabelahpihak tidak dapat melaksanakan kewajiban danmendapatkan hakhaknya, oleh karena itu untuk menghindarkan kemadlaratan yanglebih besar perkawinan tersebut lebih baik (mashlahah
31 — 23
alihpendapat sebagai pertimbangan atas Teori Hukum Islam dalam kitab AlQawa'id Al Fighiyyah Li Syekh Muhammad Halim Al 'Utsaimin pada halaman 2yang berbunyi sebagai berikut:Lopouisl 185 Y Gap pall asl USEArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan Teori Hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudlaratan yang lebih besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah
70 — 41
Olehkarena itu, membiarkan hubungan perkawinan Pemohon dengan Termohonterus berlangsung demikian sudah tidak memberi harapan mashlahah,sebaliknya justeru dapat mendatangkan mafsadat baik kepada Pemohon,Termohon, maupun anak keturunannya;Menimbang, bahwa berdasarkan segenap pertimbangan tersebut diatas, dan dengan mengacu pada ketentuan Pasal 118 Kompilasi Hukum Islam,permohonan Pemohon untuk menjatuhkan talak kepada Termohon (petitumangka 2) dapat dikabulkan dengan memberi izin kepada Pemohonmengikrarkan
51 — 41
Pasal3 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga PemohonKonvensi dan Termohon Konvensi tetap berlangsung seperti ini tidak akanmemberi harapan kebaikan (mashlahah), justru sebaliknya dapat menimbulkanmafsadat, sebab keadaan rumah tangga yang demikian itu, jika dipertahankanakan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang teruS menerus.
Olehsebab itu, jika keadaan seperti itu terjadi, maka menghindari mafsadat haruslebih diutamakan dari pada mengharapkan kebaikan (mashlahah). Hal inisejalan dengan kaidah fikih yang berbunyi:lacs! le Gls prio swlasll s5>Artinya: menolak kerusakan (mafsadah) itu. harus didahulukandaripada menarik kemaslahatanMenimbang, bahwa dalam pertimbangan perkara a guo, Majelis Hakimmengambil alih pendapat Dr.
7 — 8
Oleh karena itu, membiarkanhubungan perkawinan penggugat dengan tergugat terus berlangsungdemikian sudah tidak memberi harapan mashlahah, sebaliknya dapatmembawa mafsadat baik kepada penggugat, tergugat, maupun anakketurunannya.Menimbang, bahwa sehubungan dengan kebulatan tekadpenggugat bercerai dengan tergugat, maka majelis hakim memandangperlu mengetengahkan firman Allah S.W.T. dalam surah AlBagarah ayat227 sebagai berikut:pals grow all uls GWhIl Igo5 lyArtinya: Dan jika mereka berazam (bertetap
20 — 9
Dalam hal demikian, tujuan perkawinan untukmembentuk rumah tangga yang kekalbahagia dalam suasana rumah tanggayang sakinah, mawaddah, dan rahmah tidak memungkikan lagi untuk dapatdiwujudkan, atau dalam ungkapan yang lain, bahwa harapan untukmendapatkan mashlahah dari adanya ikatan perkawinan tidak dapat tercapailagi, bahkan sebaliknya bisa menimbulkan mafsadat atau mudharat baik bagipenggugat maupun tergugat.
74 — 73
Karena itu, sudah sepatutnya dan lebih maslahat jikaditafriq (diceraikan) agar masingmasing pihak dapat dengan leluasamenentukan masa depannya sendiri;Menimbang, bahwa membiarkan keadaan rumah tangga Penggugatdan Tergugat tetap berlangsung seperti ini tidak akan memberi harapankebaikan (mashlahah), justru sebaliknya dapat menimbulkan dlarar (bahaya)mudharat dan mafsadat yang berpotensi ditimbulkan akibat pertengkaranantara suami istri.
Olehsebab itu, jika kKeadaan seperti itu terjadi, maka menghindari ke mudharatan(mafsadat) harus lebih diutamakan dari pada mengharapkan kebaikan(mashlahah). Hal ini sejalan dengan kaidah fikih yang berbunyi:Celica) ils le aids ulball 53Artinya: Menolak kerusakan harus didahulukan dari pada menarikkemaslahatan.Menimbang, bahwa Dr.
12 — 5
tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah,mawaddah wa rahmah sebagaimana dimaksud oleh AlQuran surat ArRumayat 21, pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan pasal 3 KompilasiHukum Islam sudah tidak mungkin dapat diwujudkan lagi, bahkanmempertahankan perkawinan dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas,dikhawatirkan justru akan menimbulkan kemudharatan bagi kedua belah pihakdan dalam situasi seperti ini perceraian dipandang lebih tepat, dengan harapanakan mendatangkan kebaikan (mashlahah
15 — 2
Dalamsituasi seperti ini perceraian dipandang lebih tepat, dengan harapan akanmendatangkan kebaikan (mashlahah) bagi kedua belah pihak dikemudian hari.Oleh karena itu Majelis Hakim sependapat dengan pakar hukum Islam Dr.Musthofa As Sibai sebagaimana tersebut dalam kitab A/ Maratu Baina Al fighiWal Qanun halaman 100, yang menyatakan: Dan tidak ada manfaat yangdapat diharapkan dalam mengumpulkan dua manusia yang saling bencimembenci, terlepas dari masalah apakah sebabsebab terjadinya pertengkaranint
52 — 35
Dalam situasi seperti ini perceraian dipandang lebih tepat,dengan harapan akan mendatangkan kebaikan (mashlahah) bagi kedua belahpihak dikemudian hari. Oleh karena itu Hakim Majelis sependapat denganpakar hukum Islam Dr.