Barana' datang jugabantu;Saksi melihat Sattu Barana', To' Parengnge', anak mudadan tokoh masyarakat datang bantu;Memang sudah jadi tradisi saling bantu;Saksi sudah lupa apakah Muslimin Sampe datang jugamembantu;Tidak ada masalah waktu rumah direnovasi;Tidak ada masalah waktu lumbung direnovasi;Lumbung pertama dibangun tahun 1949.

diangkat Parengnge' itu, diatur saja dalamkeluarga;e Bapaknya So' Parondong, orang dari Salukanan, kawindengan turunan Tanga Tondok, maka lahir So' Parondong.So' Parondong juga separuh orang Barana.

Tentang rumah adat tersebut, menurutYosep Sannang Palinoan, S.Pd adalah rumah parapuan yangtermasuk Tongkonan dan bernama Tongkonan Tambuntanadengan Parengnge' disitu yaitu Ambe' Duppa, dan sekarangParengnge'nya yaitu Ambe' Upa' (anaknya Ne' Sampe).Akan tetapi kemudian Yosep Sannang Palinoan, S.Pdmenerangkan bahwa rumah itu bukan Tongkonan tapibatua'riri (batua'riri dari Tanga Tondok Yoan).

Tentang statustanah sengketa, menurut Yakobus Goyang, berdasarkanpemberitahuan keluarga Para Tergugat, dalam hal ini Ne'Duppa, Tambuntana yang ditempati oleh Ne' Duppa (dalam189hal ini keluarga Para Tergugat) adalah tongkoan batua'riridari Tongkonan Tanga Tondok Yoan, akan tetapi dalamketerangannya, Yakobus Goyang menerangkan bahwadirinya tidak mengetahui siapa yang menjadi Parengnge' diTongkonan Tanga Tondok Yoan.

Bahwa masingmasing Tongkonan mempunyai tugas /fungsi yang telah ditetapkan dan masingmasingmemiliki pejabat / Parengnge' yang diangkat dariketurunannya secara turun temurun dengan melaluimusyawarah dan mufakat. Setiap Tongkonanmendapat / diberi Kande Ada yaitu Tilak pada AlloSolo / kematian dan Angka dan Allo Tuka (syukuran)dan Allo Solo (kematian) dan ini sudah dipatenkan /ditetapkan dalam adat, sesuai dengan fungsinya /jabatannya masingmasing;c.

adat yang disebut Bungalalan yangbertugas mengurus masalah yang berkaitan dengan pertanian; Sabu dengan gelar nama panggilan To Rante Tambunan, yang tinggalmenetap di Tongkonan Babangan, berkedudukan di Babangan DesaUraso, dengan jabatan adat yang disebut Anak Patalo yang bertugasmengurus masalah yang berkaitan dengan keamanan; Riu dengan gelar nama panggilan To Minanga, yang tinggal menetap diTongkonan To Langsa, berkedudukan di To Langsa, Desa Uraso,dengan jabatan adat yang diberikan disebut Parengnge

PaulusTanglalong, semuanya membenarkan masih melihat pematang Pematangyang dibuat Panggalo, karena tanah sengketa mau dibuat Sawah olehPanggalo, dimana Panggalo sebagai Parengnge= (Kepala Distrik pada waktuitu) dan Panggalo adalah Para Keluarga Penggugat/Pemohon Kasasi, akantetapi pada pemeriksaan tingkat banding oleh Judex Facti kedua tidakmelakukan penerapan hukum pembuktian terhadap alat bukti yang diajukanHalaman 20 dari 25 hal. Put.

Menimbang, bahwa silsila dari Suatu keturunan untuk daerah yangdipimpin oleh parengnge maka Parengnge dapat memberi validasi tetapi jikatidak maka validasi dapat diberikan oleh pemangku adat wilayah adatsetempat.Menimbang, bahwa dalam perkara a quo ternyata silsila yangdiajukan oleh Para Penggugat/Para Pembanding tidak divalidasi olehlembaga atau siapapun.

Berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung Republik IndonesiaNo. 1377 K/ Sip/1978, tanggal 30 April 1981 adalah kaidah hukumPengadilan Negeri tidak terikat pada putusan adat desa/KepalaLembang dan Parengnge (Kepala distrik kalau sekarang Camat). Kepala Lembang Tombang Langda adalah kemanakan langsungPenggugat Yacobus Sambaru (Penggugat V) Isteri Kepala Lembang Tombang Langda adalah kemanakan LinusSarong Langi (Penggugat 1)5.

Buntu, bapaknya Limbu, dulujabatannya di kampung sebagai Parengnge ;Bahwa waktu tanah dijual JS. Buntu' masih hidup ;43Bahwa saksi kenal dengan LA. Todang, dan dia masih hidupsekarang dan waktu tanah dijual ke NeSepang, LA. Todangadadi situ, dia guru ;Bahwa saksi kenal Ne Salong tetapi dia sudah meninggal,dulu tidak ada jabatannya di kampung ;Bahw saksi tidak kenal HB. Pasak :Bahwa saksi kenal dengan AB.

Buntu, bapaknya Limbu, dulujabatannya di kampung sebagai Parengnge ;e Bahwa waktu tanah dijual JS. Buntu) masih hidup ;e Bahwa saksi kenal dengan LA. Todang, dan dia masih hidupsekarang dan waktu tanah dijual ke NeSepang LA. Todangada di situ, dia guru ;e Bahwa saksi kenal dengan AB.

Buntu yang bertanda tangan di dalam bukti surat P.1adalah orang tuanya Limbu, duhulu jabatannya di kampungsebagai Parengnge dan pada waktu tanah dijual JS. Buntumasih hidup ; e Bahwa LA. Todang yang bertanda tangan di dalam bukti suratP.1 masih hidup sekarang dan waktu tanah dijual ke NeSepangLA. Todang ada di situ, dia guru ;e Bahwa AB.

berkaitandengan PERTANIAN* ; SABU dengan gelar nama panggilan TO RANTE TAMBUNAN, yangtinggal menetap di TONGKONAN BABANGAN, berkedudukan diHalaman 6 dari 59 halaman Putusan Nomor 35/Pdt.G/2013/PN.Php9.Babangan Desa Uraso, dengan JABATAN ADAT yang disebut ANAKPATALO yang bertugas mengurus masalah yang berkaiatan denganKEAMANAN ; RIU dengan gelar nama panggilan TO MINANGA, yang tinggal menetapdi TONGKONAN TO LANGSA , berkedudukan di To Langsa, DesaUraso, dengan JABATAN ADAT yang diberikan disebut PARENGNGE

Bahwa, saksi terakhir ke kampung 1 (satu) bulan yang lalu tetapi saksi tidak lihattanah sengketa ;Bahwa, setahu saksi tanah yang disengketakan sekarang ini, sebelumnyasudah pernah di Eksekusi oleh Pengadilan Negeri Palopo dan tanah sengketasekarang sama seperti tanah sengketa dulu namun orangnya yang berbeda;Bahwa, setahu saksi kalau selama 3 (tiga) tahun tanah disekitar rumahTongkonan tidak dikerjakan orang, maka orang lain bisa kerjakan yang pentingada persetujuan dari Tongkonan atau kepada To Parengnge

Jacob Sampetoding memanggil dan mengumpulkan parabangsawan dan Parengnge dari seluruh wilayah Tana Torajamelakukan rapat untuk mendukung Pemerintah Republik Indonesiadan membuat kesepakatan untuk membentuk kesatuan tentara;Bahwa rapat untuk mendukung Pemerintah Republik Indonesia danmembuat kesepakatan untuk membentuk kesatuan tentara jugadihadiri oleh Dr.

/ Pembanding yang menyatakanbahwa TONGKONAN BUASI bukanlah Tongkonan karena digugat olehPenggugat/Terbanding sendiri, adalah alasan banding yang sama sekali tidakberdasar hukum dan harus ditolak, dimana Tongkonan yang didalilkanPenggugat adalah TONGKONAN BUSIA sebagai Tongkonan yang dibangunatau didirikan pertama kali oleh NE MARUMBO yang kawin dengan LATRANTELILING dan Penggugat adalah keturunan NEMARUMBO dan LAIRANTELILING yang saat ini Penggugat sebagai pemangku adatTONGKONAN BUSIA (disebut Parengnge

Tapi Saksi tidak tahu mata anginnya;bahwa, yang Saksi tahu, di Bangkelekila, tidak ada istilah kaunan.Kecuali To Parengnge dan To Makaka. Saksi tahu itu dari ceritaorangtua Saksi;bahwa, kaunan itu artinya pesuruh;bahwa, To Makaka adalah Ambe' Tondok. Misainya ada pesta, maka diayang duduk di lumbung. Dia adalah orang kaya. To Parengnge jugaorang kaya. Yang cerita itu ke Saksi adalah orangtua Saksi yangbernama Paringgi.

Saksi pun turutmembantu / saling membantu;bahwa, To Makaka kalau pesta orang mati, duduknya di depan lumbung.To Parengnge juga duduk di depan lumbung;bahwa, Saksi tidak tahu apakah ada orang yang tidak punya tongkonandipesta di tongkonan yang bukan tongkonannya karena Saksi tidakpemah melihatnya;bahwa, Saksi kenal Marthen Bassang.

Penggugat dan tidak ada hubungankeluarga dengan Para Penggugat ;Halaman 20 dari 36 Putusan Perdata Nomor 114/Padt.G/2021/PNMakBahwa ahli tidak kenal dengan Para Tergugat dan tidak ada hubungankeluarga dengan Para Tergugat ;Bahwa fungsi dan peranan Tongkonan dalam suatu masyarakat adatsangat vital, apakah itu Tongkonan sebagai penyelenggara pemerintahanadat atau Tongkonan itu juga sebagai penyelenggara ritualritual acarakematian dan acara syukuran dan perkawinan, sehingga ada Tongkonanyang dipimpin oleh parengnge

kalau obyek sengketaadalah milik Damaris Parassa ;Bahwa saksi tinggal di Leatung sekitar 2 km dari Obyek sengketa ;Bahwa saksi belum lahir pada waktu pohon kelapa ditanam dalam obyeksengketa saksi hanya mendengar cerita dari nenek saya Ne Sipa bahwayang menanam pohon kelapa tersebut adalah Puang Rante Labi ;Halaman 18 dari 38 Putusan Perdata Gugatan Nomor 90/Pat.G/2017/PN MakBahwa saksi belum menikah pada waktu diceritakan oleh nenek sayasekitar tahun 1964 ;Bahwa Jabatan saksi di kampung adalah Parengnge

Jacob Sampetoding (salah satu anak dari Alm.Lai Tasik) semasa hidupnya pada masa Pemerintahan Kolonial Belandamerupakan salah satu Pemangku Adat di wilayah BaleleKondongan danJuru TulisPenterjemah dari Parengnge Tikala (Kepala Pemerintahan Adat)diminta pendapat oleh Pemerintah Kolonial Belanda (pada saat itu dijabatoleh seorang Kontrolir Belanda yang pada masa sekarang sama denganBupati) bagaimana cara efektif memungut pajak dari rakyat, maka Alm.Jacob Sampetoding memberi pendapat cara yang efektif

sawah tetapi kebun tanahkering, tetapi orang tua saksi tidak pernah menceritakan siapa yangberkebun dulunya ;Bahwa saksi sejak berumur sekitar 5 (lima) tahun sudah melihat Lapangan Bakti ;Bahwa orang tua saksi tidak pernah mengatakan lapangan merupakan tanahnya Batorante ;Bahwa selain Pemda tidak ada yang menguasai Lapangan Bakti,hanya Pemda Tana Toraja yang menguasai sejak dari dulu ; Bahwa yang dimaksud Masyarakat Balele adalah orang banyak ; Bahwa Ne Salu adalah Kepala kampung Balele ; Bahwa Parengnge

haruslahdikesampingkan karena tidak beralasan hukum;Dilatoire Exceptie, bahwa gugatan Para Penggugat kepada Tergugat XII PuangMartha Ruruk dan Tergugat X Anak Menantunya Thomas Pakan Randa sangatpremature karena kedua belum juga dibayar oleh Tergugat II Tim 9, toh jikalauTergugat XII Puang Martha Ruruk dan Tergugat X dibayar oleh Tergugat II (Tim 9)adalah sangat wajar, karena kedua Tergugat tersebut adalah keturunan Iangsung dariPuang Sesa Bonde, yang saat ini Tergugat XII menempati Tongkonan Buasan dansebagai To' Parengnge

menghargai semuapihak terkait termasuk Penggugat dan pemeritah, Tokoh adat,Toparengnge), sehingga tidak ada Perbuatan melawan hukum yangdilakukan para tergugat dalam perkara ini, karena itu dalildalil parapenggugat tersebut menurut hukum harus ditolak;Bahwa para Penggugat justru memperlakukan para Tergugat secaratidak adil dan tidak benar dimana Para Penggugat melanggar semuaHalaman 19 dari 70 Putusan Nomor : 87/Pdt.G/2019/PN Maktatanan hukum dan adat, tidak menghargai Hukum, Pemerintah,Tokoh Adat (Parengnge

LaiTasik) semasa hidupnya pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda merupakansalah satu Pemangku Adat di wilayah Balele Kondongan dan Juru Tulis Penterjemah dari Parengnge Tikala (Kepala Pemerintahan Adat) dimintapendapat oleh Pemerintah Kolonial Belanda (pada saat itu dijabat oleh seorangKontrolir Belanda yang pada masa sekarang sama dengan Bupati) bagaimanacara efektif memungut pajak dari rakyat, maka alm.

tidak boleh digadaikan ataudihibahkan karena dibutuhkan untuk ritualritual adat : Bahwa tanah sikampa tongkonan tidak sama dengan tanah miliktongkonan karena tanah sikampa tongkonan dilegitimasi olehmasyarakat adat, dan tanah milik tongkonan tidak dilegitimasi olehmasyarakat adat ; e Bahwa panglilina artinya milik pribadi ; e Bahwa asosiasi pemandu dan pemangku adat berdiri pada tahun2000, assosiasi yang bertujuan untuk menggali nilainilai luhur daribudaya Toraja dimana anggotanya adalah semua parengnge

dibuatkan tambuttana;Ada orang yang dikatakan mati karena dibunuh, tetapi tidak adatambuttananya, itu berarti orang tersebut mati tidak dibunuh karenatambuttana adalah bukti sejarah;Perempuan juga bisa manglili dalam arti dia menyuruh orang untukbekerja;Puang perempuan yang diberi tanggungjawab lakilaki disebutlondongna baine (jantanya perempuan) seperti di Kesu ada beberapaparengnge yang dijabat oleh perempuan parengnge:Londongna Baine pada waktu meninggal diupacarakan seperti lakilaki,seperti parengnge