Ditemukan 5762 data
39 — 42
Pasal 80 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, dandengan merujuk dalil fiqhi yang berbunyi:Lo gro>) dgwSIlgl adaille LgsV als 09 G>iwl aiosLe (peo odo)l Si pKpo Woo Nafkah atau sandang untuk isteri yang belum dipenuhi di masa lampau oleh sisuami maka tetap menjadi hak isteri dan menjadi tanggungan suami untukmemenuhinya ;Maka Majelis Hakim mengabulkan gugatan Penggugat petitum poin 4 (a)rekonpensinya, dengan menyatakan menghukum Tergugat untuk memberikanNafkah Madliyah/terhutang untuk bulan Juni, Juli,
Pasal 156 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, Putusan Mahkamah Agung RI.Nomor 126 K/Pdt/2001, tanggal 28 Agustus 2003 yang kaidah hukumnyamenyatakan Bila terjadi perceraian, anak yang masih di bawah umurpemeliharaannya seyogyanya diserahkan kepada orang terdekat dan akrabdengan si anak yaitu Ibu, dan dalil fiqhi yang berbuny!
11 — 6
Pasal 3 Kompilasi hukum Islam di Indonesia tidak lagi dapat terwujud,sehingga majelis hakim berkesimpulan, bahwa mempertahankan perkawinan Pemohondengan Termohon yang sudah pecah adalah sesuatu yang siasia dan bahkan dapatmenimbulkan madlarat yang berkepanjangan bagi Pemohon dan Termohon, sebab ituperlu upaya mencegah setiap madlarat yang memungkinkan timbul dalam perkawinanPemohon dengan Termohon karena mencegah madlarat harus diprioritaskan ketimbangyang lainnya, sebagaimana Kaidah Uzul Fiqhi berbunyi
10 — 4
No.0941 /Pdt.G/2013 /PA.Pbr.juga sejalan dengan prinsip ajaran agama islam sebagaimana disebutkan dalamkaedah ushuf fiqhi mengatakan artinya:kemudaratan / kesulitan itu harus dihilangkan (AsSyayuti AlAsybah wanNadhair., hal 59) .Demikian juga disebutkan dalam Sabda Rasulullah Muhammad SAW yangberbunyi:Artinya:tidak boleh membuat kerusakan pada diri sendiri dan pada diri orang lain (H.R.Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ).
15 — 13
terdapat tandatandabagi kaum yang berfikir.Menimbang, bahwa adanya keterpisahan hidup antara Penggugat dan Tergugatdan tidak terjalinnya komunikasi serta tidak adanya pemenuhan hak dan kewajibanantara Penggugat dan Tergugat hal ini menggambarkan bahwa hubungan suami isteritelah hampa sehingga apabila perkawinan itu tetap diteruskan berarti menghukum salahsatu pihak dengan penjara yang berkepanjangan dan hal itu sangat bertentangan denganrasa keadilan dan olehnya Hakim sependapat dengan pendapat ahli fiqhi
8 — 5
tujuandisyariatkannya perkawinan;Menimbang, bahwa adanya keterpisahan hidup antara Penggugat danTergugat dan tidak terjalinnya komunikasi serta tidak adanya pemenuhan hakdan kewajiban antara Penggugat dan Tergugat hal ini menggambarkan bahwahubungan suami isteri telah hampa sehingga apabila perkawinan itu tetapditeruskan berarti menghukum salah satu pihak dengan penjara yangberkepanjangan dan hal itu sangat bertentangan dengan rasa keadilan danolehnya Majelis Hakim sependapat dengan pendapat ahli fiqhi
45 — 15
tandatandabagi kaum yang berfikir .Menimbang, bahwa adanya keterpisahan hidup antara Pemohon danTermohon dan tidak terjalinnya komunikasi serta tidak adanya pemenuhan hak dankewajiban antara Pemohon dan Termohon hal ini menggambarkan bahwa hubungansuami isteri telah hampa sehingga apabila perkawinan itu tetap diteruskan berartimenghukum salah satu pihak dengan penjara yang berkepanjangan dan hal itu sangatbertentangan dengan rasa keadilan dan olehnya Majelis Hakim sependapat denganpendapat ahli fiqhi
14 — 8
tandatandabagi kaum yang berfikir.Menimbang, bahwa adanya keterpisahan hidup antara Penggugat danTergugat dan tidak terjalinnya komunikasi serta tidak adanya pemenuhan hak dankewajiban antara Penggugat dan Tergugat hal ini menggambarkan bahwa hubungansuami isteri telah hampa sehingga apabila perkawinan itu tetap diteruskan berartimenghukum salah satu pihak dengan penjara yang berkepanjangan dan hal itu sangatbertentangan dengan rasa keadilan dan olehnya Majelis Hakim sependapat denganpendapat ahli fiqhi
7 — 5
Hal ini sejalan dengan pendapat pakar hukumIslam Musthofa As Sibai. sebagaimana tersebut dalam kitab A/ MaratuBaina Al Fiqhi Wa Al Qonuni halaman 100, yang dalam hal ini diambil alihmenjadi pendapat Majelis Hakim dalam pertimbangan putusan perkara ini, yangmenyatakan: "Dan tidak ada manfaatnya yang dapat diharapkan dalammengumpulkan dua manusia yang saling benci membenci dan terlepas darimasalah apakah sebabsebab terjadinya pertengkaran ini besar atau kecil,namun kebaikan hanya dapat diharapkan dengan
90 — 27
Pasal 153 ayat (2) huruf (6) KompilasiHukum Islam, serta dengan merujuk Yurisprudensi Putusan Mahkamah AgungRI Nomor : 208 K/AG/2004, tanggal 10112004 dan Nomor : 608 K/AG/2003,tanggal 2332005, dan dalil fiqhi dalam Kitab Al Muhadzdzab juz II halaman176 yang berbunyi :XXKXXKXKXKXKXKKXKKArtinya : Apabila suami mencerai isteri sesudah dukhul dengan talak raj,maka isteri berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah semasaiddah.maka Majelis Hakim dapat menetapkan suatu kewajiban akibat perceraiankepada
74 — 11
FIQHI SOVANA, S.H advocad yang berkantor padaFIQHI, DONI & ASSOCIATES yang beralamat Kaweko Auto Care Jin. Prof.M Yamin, Kel.
17 — 19
sebagaimana diamanatkan dalam Al Quran surat Ar Rumayat 21 yaitu rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah dan dalampasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tidak mungkin dapat diwujudkanMenimbang, bahwa kondisi rumah tangga yang demikian apabila tetapdipertahankan tidak akan membawa maslahah bahkan akan menimbulkanmadlorot bagi kKeduanya, oleh karena itu solusi terbaik adalah perceraian, haltersebut sejalan dengan pendapat seorang Pakar Hukum Islam Dr.MusthafaAssibai dalam bukunya Al Maratu Bainal Fiqhi
8 — 7
dengan tujuandisyariatkannya perkawinan;Menimbang, bahwa adanya keterpisahan hidup antara Pemohon danTermohon dan tidak terjalinnya komunikasi serta tidak adanya pemenuhan hakdan kewajiban antara Pemohon dan Termohon hal ini menggambarkan bahwahubungan suami isteri telah hampa sehingga apabila perkawinan itu tetapditeruskan berarti menghukum salah satu pihak dengan penjara yangberkepanjangan dan hal itu sangat bertentangan dengan rasa keadilan danolehnya Majelis Hakim sependapat dengan pendapat ahli fiqhi
16 — 6
tidak lagi dapat terwujud dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat,sehingga Majelis Hakim berkesimpulan, bahwa mempertahankan perkawinanPenggugat dengan Tergugat yang sudah pecah adalah suatu yang siasia danbahkan dapat menimbulkan madharat yang berkepanjangan bagi Penggugat danTergugat, sebab itu. perlu upaya mencegah setiap madharat yangmemungkinkan timbul dalam perkawinan Penggugat dengan Tergugat, karenamencegah madharat harus diprioritaskan katimbang yang lainnya, sebagaimanakaidah ushul fiqhi
8 — 1
Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang PelaksanaanUndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 116 huruf (f) KompilasiHukum Islam dan sesuai pula dengan pendapat Dr.Mushthofa As Siba'i, yang tersebut dalamkitab: "Al Maratu bainal Fiqhi wal Qonun" halaman 110 yang diambil alih menjadi pendapatMajelis Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi sendiri yang berbunyi sebagai berikut:Vis pgSgley JY SY) Anh jue ye cllb Gf Lelac gill 9 GLEAN we asia Y dang jl hall oliOl op
8 — 0
Pasal 7 ayat 3huruf a Kompilasi Hukum Islam, maka pernikahan Pemohon dan Termohon tersebut dapatdiitsbatkan;Menimbang, bahwa Majelis Hakim memandang perlu mengemukakan doktrinulama di dalam Kitab Ushulul Fiqhi Abdul Wahab Khalaf, halaman 93, yang selanjutnyadiambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim, yang berbunyi:Lgilgii De Chiba a ads al labs dang jlls ag GS Aa 5) AG ye (ysArtinya: Barang siapa mengetahui bahwa seorang wanita itu sebagai isteri seoranglakilaki, maka dihukumkan masih tetap adanya
9 — 5
dengan tujuandisyariatkannya perkawinan;Menimbang, bahwa adanya keterpisahan hidup antara Pemohon danTermohon dan tidak terjalinnya komunikasi serta tidak adanya pemenuhan hakdan kewajiban antara Pemohon dan Termohon hal ini menggambarkan bahwahubungan suami isteri telah hampa sehingga apabila perkawinan itu tetapditeruskan berarti menghukum salah satu pihak dengan penjara yangberkepanjangan dan hal itu sangat bertentangan dengan rasa keadilan danolehnya Majelis Hakim sependapat dengan pendapat ahli fiqhi
17 — 3
Mustofa AsSiba'i dalam Kitab AlMar'atu bainal Fiqhi wal Qonun halaman 100 yang artinya:Dan tidak ada kebaikan / manfaat yang dapat diharapkan dalam mengumpulkandua orang yang saling berselisih terlepas dari masalah, apakah sebabterjadinya perselisinan itu besar atau kecil, sesungguhnya yang lebih baikadalah dengan mengakhiri hubungan perkawinan antara dua orang suami isteriini;Menimbang, bahwa Majelis hakim memandang perlumengetengahkan Firman Allah dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 229 yangberbunyi
13 — 1
Musthafa Assibai dalambukunya Al Maratu Bai nal Fiqhi wal Qanun, halaman 100 yangberbunyi:nan= YAU gh GIS Lyd sill) Sa lus 1S Lege 5 Quad Lie Cue & Le Gd SYArtinya : Dan tidak baik mengumpulkan dua orang suamiisteri yang keduanya selalu bertengkar , apapun sebabnya baik kecilmaupuan besar, sebaiknya ikatan perkawinan kedua suami isteri tersebutdi ceraikan saja.Putusan No.5724/Pdt.G/2012/PAJr.
7 — 6
Arruum ayat 21 dan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidakdapat diwujudkan oleh Pemohon dengan Termohon, = sehinggamempertahankan rumah tangga yang sudah sedemikian keadaannya justruakan memberikan mudharat yang berkepanjangan bagi keluarga tersebut ;Menimbang, bahwa Majelis Hakim dalam hal ini sejalan denganpendapat pakar Islam Musthofa As Sibai. sebagaimana tersebut dalam kitabAl Maratu Baina Al Fiqhi Wa Al Qonuni halaman 100, yang dalam hal iniHal. 19
12 — 2
Oleh karena itu Majelis Hakim sependapat dengan pakar hukum Islam Dr.16Musthofa As Sibai sebagaimana tersebut dalam kitab Al Maratu Baina Al fiqhi WalQanun halaman 100, yang menyatakan :Dan tidak ada manfaat yang dapat diharapkan dalam mengumpulkan duamanusia yang saling benci membenci, terlepas dari masalah apakah sebabsebab terjadinya pertengkaran ini besar atau kecil, namun kebaikan hanyadapat diharapkan dengan mengakhiri kehidupan berumah tangga antara suamiisteri int;Menimbang, bahwa berdasarkan