tangkap yangdimiliki (serok dan panah) seperti foto barang bukti, namun ikan Loli /Moncong panjang itu ditangkap dengan bahan peledak / potassiumbegitu ikan mati atau terapung ataupun tenggelam baru ikan tersebutdapat ditangkap dengan menggunakan serok / tangan untukmengambilnya kerena ikan sudah mati; Bahwa benar menurut Ahli penangkapan ikan dengan menggunakanbahan peledak itu sangat dilarang, dikarenakan penggunaan bahanpeledak dapat merusak habitat terumbu karang dan merusak sumberdaya ikan serta biota

telah digunakan oleh Para Terdakwa melakukan tindak pidana danmemiliki nilai ekonomis, maka perlu ditetapbkan agar barang bukti tersebutdirampas untuk negara;Halaman 25 dari 28 Putusan Nomor 121/Pid.Sus/2021/PN LiwMenimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,maka perlu dipertimbangkan terlebin dahulu keadaan yang memberatkan danyang meringankan pada diri Terdakwa;Keadaan yang memberatkan:Bahwa perbuatan Para Terdakwa mengakibatkan terganggunyaekosistem dan kelestarian sumber daya biota

pencaharianyang berkelanjutan bagi masyarakat setempat; Bahwa dasar hukum penetapan zonasi Taman Nasional Wakatobi adalahSurat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi AlamNomor : SK.149/IVKK/2007 tanggal 23 Juli 2007; Bahwa Taman Nasional Wakatobi terdiri dari 6 (enam) zona yaitu Zona Inti,Zona Perlindungan Bahari, Zona Pariwisata, Zona Pemanfaatan Lokal, ZonaPemanfaatan Umum dan Zona Khusus/Daratan; Bahwa Zona Inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alambaik biota

1800000 000 30.00%) 19.800 000,000 300% OO) 30.00% 23,958.00, 000 30.00% 26,353 80 000 30.00% ean 30.00%REVENUE 60000000000 00% 6,000000,000 0k 72,600,00,000 soc 7,860000000 10s 67, 46,00,000 10 0,000 100%a Bintar Exchange 432,000,000 072% 4520000 7s 5227a0000 o7eK 574.9520 Te "2481.00 O72) 140 07b Swemal ee Bahweal clehnikarenanke rovatannVielAwannuttak un Mangy citekukan Alam Sutera 54000000 0885 554.400 ba pac gat fe i a af riGBt aTe4 BncnaSuetaT een Geet cy bata ah gua ly HyeB Soet Ter eM (BIOTA

sampel tanah gambut komposit yang terbakar dipermukaan ; Pengambilan sampel tanah gambut utuh yang telah terbakar ; Pengambilan sampel tumbuhan bawah yang tumbuh pada lahan bekasterbakar ; Penghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar ; Pengambilan sampel tanah/gambut permukaan yang tidak terbakarsebagai kontrol ; Pengambilan sampel tanah/gambut utuh yang tidak terbakar sebagaikontrol ; Pengambilan sampel dipermukaan tanah/gambut yang tidak terbakarsebagai kontrol ; Melakukan pengambilan biota

sampel tanah gambut komposit yang terbakar dipermukaan ; Pengambilan sampel tanah gambut utuh yang telah terbakar ; Pengambilan sampel tumbuhan bawah yang tumbuh pada lahanbekas terbakar ; Penghitungan volume bahan bakar yang telah terbakar ; Pengambilan sampel tanah/gambut permukaan yang tidak terbakarsebagai kontrol ; Pengambilan sampel tanah/gambut utuh yang tidak terbakar sebagaikontrol ; Pengambilan sampel dipermukaan tanah/gambut yang tidak terbakarsebagai kontrol ; Melakukan pengambilan biota

SSS. sertamelakukan beberapa kegiatan pengambilan sampel pada lokasi yangmengalami kebakaran dan mengambil sampel terhadap biota tanah padalokasi yang tidak mengalami kebakaran sebagai kontrol;Bahwa mengenai lokasi pengambilan legal sample tersebut, detentukanoleh Prof. DR. Ir.

Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daurhidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau matitermasuk bagianbagiannya;b. Hama dan penyakit ikan adalah semua organisme yang dapatmerusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematianikan;Halaman 25 dari 59 Putusan Nomor 487/Pid.Sus/2017/PN Klac. Media pembawa penyakit ikan karantina adalah ikan dan/ataubenda lain yang dapat membawa hama dan penyakit ikankarantina;d.

Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara,membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnyadalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yangmenggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya;Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan;Lingkungan sumber daya ikan adalah perairan tempat kehidupansumber daya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya;e.

Dampak secara biologi : Hilangnya rumah atau tempat berteduh, tempat mencarimakan, tempat berkembang biak, tempat merawat anak ikandan biota laut lainnya; Terganggungnya jaringan atau rantai makanan di laut,karena terumbu karang merupakan hewan kelas Antozoa yangberbentuk polip biasanya melakukan simbiosis mutualismedengan makhluk hidup lainnya di laut sehingga apabilahabitatnya terganggu maka akan mengakibatkan kematian.

Selainrusaknya terumbu karang yang ada di sekitar lokasi peledakan, juga dapatmenyebabkan kematian biota lain yang bukan merupakan sasaran penangkapan.Oleh sebab itu, penggunaan bahan peledak berpotensi menimbulkan kerusakanyang luas terhadap ekosistem terumbu karang ;Menimbang, bahwa dengan mengacu pada pertimbangan aspek yuridis,aspek lingkungan dan halhal yang memberatkan dan meringankan di atas, makaMajelis Hakim akan memberikan suatu putusan yang Majelis Hakim nilai sudahsangat tepat ; 222 none

Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000, (duaribu rupiah).Setelah mendengar pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa yang padapokoknya berpendapat bahwa unsurunsur tindak pidana yang didakwakan kepadaTerdakwa tidak terpenuhi oleh karena perbuatan Terdakwa adalah perbuatan demimembela kepentingan umum yaitu untuk mempertahankan tanah ulayatnya sebagaiwarisan lelulur juga mempertahankan ekosistem pertanian dan biota sungai dariancaman pencemaran dan limbah, sehingga oleh karena itu

sebagaimana didakwakan dalamdakwaan alternative Ke Empat Penuntut Umum;Halaman 58 Putusan Nomor :3/Pid.B/2017/PNMsbMenimbang, bahwa dengan terbuktinya unsur pasal 335 ayat (1) ke1 KUHPterhadap perbuatan Terdakwa, maka Majelis Hakim juga tidak sependapat denganpembelaan atau pledoi Penasihat Hukum Terdakwa yang berpendapat bahwa apayang dilakukan oleh Terdakwa adalah untuk membela kepentingan umum yaituuntuk mempertahankan tanah ulayatnya sebagai warisan lelulur jugamempertahankan ekosistem pertanian dan biota

Ikan adalah; semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daurhidupnya berada di air dalam keadaan hidup atau mati termasukbagianbagiannya;b. Pembudidayaan ikan~ adalah; kegiatan untuk memelihara,membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnyadalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yangmenggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya;c. Sumber daya ikanadalah; potensi Semua jenis ikan;d.

Lingkungan sumber daya ikan adalah; perairan tempat kehidupansumber daya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya;e.

pencaharianyang berkelanjutan bagi masyarakat setempat; Bahwa dasar hukum penetapan zonasi Taman Nasional Wakatobi adalahSurat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi AlamNomor : SK.149/IVKK/2007 tanggal 23 Juli 2007; Bahwa Taman Nasional Wakatobi terdiri dari 6 (enam) zona yaitu Zona Inti,Zona Perlindungan Bahari, Zona Pariwisata, Zona Pemanfaatan Lokal, ZonaPemanfaatan Umum dan Zona Khusus/Daratan; Bahwa Zona Inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alambaik biota

wajib memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dariTerdakwa, maka perlu dipertimbangkan keadaan yang dapat mempengaruhi pidanatersebut;Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, makaperlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yangmeringankan Terdakwa;Keadaan yang memberatkan: Perbuatan Terdakwa dapat membahayakan keselamatan jiwa nya sendirimaupun orang lain; Bahwa apabila Detonator tersebut telah dirakit manjadi bom ikan maka akanmerusak ekosistim dan biota

yang digunakan Terdakwa dan rekanrekannya untuk melakukan pengeboman ikan adalah bahanpeledak berupa bom ikan yang terbuat dari pupuk urea dankorek api kayu cap durian yang dikemas dalam botol teh botolsosro.Bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan barangberupa 8 (delapan) buah bom ikan, obat nyamuk bakar merkbaigon, korek api gas, perahu pentura, mesin kompresor sertaikan hasil tangkapan.Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan Terdakwa dan rekanrekannya menyebabkan kerusakan pada kehidupan biota

keberadaan ikan selanjutnya jaring yangtelah diikatkan oleh dua papan pemberat jaring yang kemudianditurunkan ke laut dan setelah keseluruhan jaring tersebut tenggelamhingga dasar laut yang selanjutnya ditunggu selama tiga jam danPutusan No.10/Pid.Sus.PRK/2015/PN.MdnTanggal 12 Mei 2015Hal. 10 dari 32 halkemudian jaring tersebut diangkat dengan menggunakan mesin kapal /mesin katrol setelah melakukan penangkapan ikan di perairan lautNalawo dan akibat perbuatan para terdakwa mengakibatkan rusaknyaekosistem biota

Kerugian negara yang ditimbulkan akibat penyelundupan tersebut yaitukerusakan lingkungan berupa abrasi pantai, rusaknya ekosistem biota laut, dandampat negatif lainnya;e Bahwa nakhoda yang bertanggungjawab atas semua kegiatan saranapengangkut/kapal sehingga sanksi pidana dikenakan kepadanakhoda; Menimbang, bahwa terhadap keterangan ahli tersebut di atas, terdakwa menyatakan benardan tidak berkeberatan ; Menimbang, bahwa dipersidangan telah pula didengarkan keterangan terdakwa, yangpada pokoknya sebagai

tidak dapat dipisahkan ;Bahwa alatalat penangkapan ikan yang boleh digunakan seperti rawen,pancing, pukat cincin, sedangkan alatalat yang dilarang seperti bomikan, dan cantrang ;Bahwa cantrang dilarang digunakan karena dapat merusak lingkungandan ekosistem laut, dan kerusakan yang timbul tergantung dari kekuatanjaringnya, selain itu penggunaan cantrang tersebut tidak selektif karenabaik ikan besar maupun ikan kecil tertangkap;Bahwa jaring cantrang yang menggunakan pemberat tersebut dapatmerusak biota

Alat penangkapan ikan jaring Trawl yang digunakan oleh terdakwa beserta 3(tiga) orang ABK nya adalah alat penangkapan ikan yang dilarang diWilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI)Selat Malaka karena dapat mengancam kepunahan biota dan dapatmengakibatkan kehancuran habitat.Halaman 32 dari 36 Putusan Nomor 3/Pid.SusPRK/2021/PN MdnMenimbang bahwa barang bukti berupa 1 (Satu) unit KM.

Sehingga, selain ikan, biota lautlainnya yang habitatnya berada di dasar perairan ( demersal ) ikut terangkut, disebabkan ukuranmata jaringnya relatif kecil ; e Bahwa oleh karena itu, menurut pendapat Ahli, pemerintah melarang penggunaan jaringtrawldalam menangkap ikan ;e Bahwa menurut Ahli, penggunaan jaring traw/juga diatur dan disebutkan dalam Pasal 9 ayat ( 1) UndangUndang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 31Tahun 2004 tentang Perikanan, yang pada pokoknya melarang

Organisme atau biota yang dilewati akanmasuk di dalamnya tanpa proses selektif, seperti ikanikankecil, karang lunak, lumpur atau sampah di dasar laut masuk kedalam kantong sehingga menyebabkan lingkungan dasarperairan rusak. Karena karang lunak ikut tersangkut danhancur terkena bola besi pada ground rope jaring danmengakibatkan kelestarian dan keberlanjutan sumberdayaikan terganggu;Atas keterangan ahli tersebut, terdakwa melaluipenterjemahnya tidak berkeberatan;2.

penahanan yang telah dijalani terdakwadikurangkan seluruhnya dari pidana yang akan dijatuhkan dan beralasan pula untukmemerintahkan terdakwa tetap ditahan dan membebankan pula terdakwa untuk membayar biayaperkara;Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan hukuman, maka terlebih dahulu akandipertimbangkan halhal yang memberatkan dan meringankan hukuman atas terdakwa;Halhal yang memberatkan :e Perbuatan Para terdakwa menghambat program pemerintah dalam rangkamelestarikan lingkungan khususnya kelestarian biota