Ditemukan 7145 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 05-10-2011 — Putus : 09-05-2012 — Upload : 07-08-2012
Putusan PN PEKALONGAN Nomor 59/Pdt.G/2011/PN.Pkl
Tanggal 9 Mei 2012 —
6915
  • PKL. telahmengemukakan halhal sebagai berikut Bahwa, gugatan ini didasarkan pada Pasal 18 UU No 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, TentangPencantuman Klausula Baku ; IIBahwa, Undangundang No 8 Th 1999 Lex Spesialis Derogate legi Generalis(hukum yang lebih khusus mengalahkan hukum yang bersifat umum) : Karena ini merupakan lex spesialis, yakni menyangkut hubungan antarakonsumen dan dan pengusaha, sehingga digunakan UU No. 8 Tahun 1999tentang Perlindungan Konsumen, Kami selaku Kuasa Hukum
    akandapat menguasai terus terhadap kendaraan tersebut meskipun Penggugat tidakpernah melakukan pembayaran angsuran tiap bulannya, hal ini terbuktiPenggugat secara berturutturut sejak bulan Oktober 2011 sampai dengan bulanJanuari 2012 tidak membayar angsuran kendaraan tersebut ; Bahwa perjanjian yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat adaalah telahsesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata serta Pasal 1338 KUH Perdata lebihlebih telah sesuai pula dengan ketentuan khusus yang merupakan LEXSPECIALIS DEROGATE
    melakukanpembayaran angsuran bulanan atas kendaraan tersebut kepada tergugat ; Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada angka Romawi VII, olehkarena Tergugat tidak pernah mencantumkan klausula baku dalamPerjanjian Pembiayaan Bersama dengan penyerahaan hak milik secaraFidusia, karena perjanjian yang dibuat antara penggugat dengan Tergugatadalah telah sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata serta Pasal 1338KUH Perdata lebihlebih telah sesuai pula dengan ketentuan khusus yangmerupakan LEX SPECIALIS DEROGATE
Putus : 14-02-2013 — Upload : 17-12-2014
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 634/B/PK/PJK/2010
Tanggal 14 Februari 2013 — DIREKTUR JENDERAL PAJAK vs PT. PERFEKTA NUSA
2718 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Asashukum lex superior derogate legi inferior yang merupakan aturanyang bersifat universal juga sesuai dengan tujuan hukum yangsangat mendasar, antara lain, kepastian hukum, ketertiban dankeadilan.
    Putusan Nomor 634/B/PK/PJK/201011.4.Bahwa dengan demikian, secara jelas dan nyatanyata PutusanPengadilan Pajak dalam perkara a quo telah mendasarkan padaaturan yaitu Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: 55/PJ.32/1996tanggal 29 Maret 1996 yang jelas bertentangan dengan Pasal 13ayat (6) Undangundang PPN dan PPnBM jo Pasal 1 KEP 312/PJ./2001 tanggal 23 April 2001, dan mengabaikan asashukum "/ex superior derogate legi inferior sehinggamengakibatkan tidak adanya kepastian hukum.
    Oleh karena itu,Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.21990/PP/M.X/99/2010tanggal 08 Februari 2010 harus dibatalkan demi hukum;Bahwa untuk mendukung uraianuraian tersebut di atas mengenaiasas hukum "lex superior derogate legi inferior", PemohonPeninjauan Kembali (Semula Tergugat) akan mengutip pulapendapatpendapat para sarjana mengenai asas hukum tersebut,yaitu:a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadija, S.H., L.L.M. dan Dr. B.
    II/VMPR/2000dituangkan asas penyelesaian konflik antara dua peraturanperundangundangan, yaitu lex superior derogate legi inferior,yang berarti bahwa peraturan perundangundangan yang lebihrendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi. Kalau sampai bertentangan makaperaturan yang lebih rendahlah yang harus mengalah."c. Dr. E. Utrecht, S.H., dalam bukunya "Pengantar Dalam HukumIndonesia", Cetakan ke9, 1966, halaman 101, menyatakan :Halaman 35 dari 40 halaman.
    on the purchaser inputs to thetax paid by the purchaser, the invoice method may do more todiscourage fraudulent undervaluation of intermediate sales.Thus, in principle, invoice could be crosschecked to pick up anyoverstatement of credit entittement."12.Bahwa dengan demikian, telah terbukti secara sah dan meyakinkan13.pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak dalam PutusanPengadilan Pajak Nomor : Put.21990/PP/M.X/99/2010 tanggal 08Februari 2010 telah mengabaikan asas hukum "/ex superior derogate
Putus : 22-01-2013 — Upload : 23-10-2014
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 631/B/PK/PJK/2010
Tanggal 22 Januari 2013 — DIREKTUR JENDERAL PAJAK vs PT. PERFEKTA NUSA
2415 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Asas hukum"lex superior derogate legi inferior" yang merupakan aturan yang bersifat universaljuga sesuai dengan tujuan hukum yang sangat mendasar, antara lain, kepastian hukum,ketertiban dan keadilan.
    hukum berarti bahwa pengadilan seharusnya menerapkan peraturan yanglebih tinggi hirarkinya daripada peraturan yang lebih rendah;4 Bahwa dengan demikian, secara jelas dan nyatanyata Putusan Pengadilan Pajakdalam perkara a quo telah mendasarkan pada aturan yaitu Surat Direktur Jenderal PajakNomor 55/PJ.32/1996 tanggal 29 Maret 1996 yang jelas bertentangan dengan Pasal 13ayat (6) UndangUndang PPN dan PPnBM juncto Pasal 1 KEP312/PJ./2001 tanggal 23April 2001, dan mengabaikan asas hukum "Jex superior derogate
    Oleh karena itu, Putusan Pengadilan33Pajak Nomor Put.21988/PP/M.X/99/2010 tanggal 8 Februari 2010 harus dibatalkandemi hukum;5 Bahwa untuk mendukung uraianuraian tersebut di atas mengenai asas hukum"lex superior derogate legi inferior", Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)akan mengutip pula pendapatpendapat para sarjana mengenai asas hukum tersebut,yaitu:a Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, $.H., L.L.M. dan Dr. B.
    Sudikno Mertokusumo, S.H., dalam bukunya "Mengenai Hukum(Suatu Pengantar)", Edisi ke5, Cetakan ke2, Liberty, Yogyakarta, 2005,halaman 87, menyatakan:"Di dalam pasal 4 ayat (1) TAP MPR Nomor ITI/MPR/2000dituangkan asas penyelesaian konflik antara dua peraturanperundangundangan, yaitu lex superior derogate legi inferior,yang berarti bahwa peraturan perundangundangan yang lebihrendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi.
    credit on the purchaser's inputs tothe tax paid by the purchaser, the invoice method may do moreto discourage fraudulent undervaluation of intermediate sales.Thus, in principle, invoice could be crosschecked to pick up anyoverstatement of credit entitlement";12 Bahwa dengan demikian, telah terbukti secara sah dan meyakinkanpertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak dalam Putusan Pengadilan PajakNomor Put.21988/PP/M.X/99/2010 tanggal 8 Februari 2010 telah mengabaikan asashukum "lex superior derogate
Putus : 26-09-2017 — Upload : 03-07-2018
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1869 K/PDT/2017
Tanggal 26 September 2017 — PAHALA SHETYA LUMBAN BATU, SH. vs KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, dkk. ;
8768 Berkekuatan Hukum Tetap
  • 27Februari 2014 yang lalu Tergugat III memutuskan pemberhentian tetapdengan hak pensiun yang sangat beralasan untuk tidak dapat diterima olehPenggugat dan merupakan pencitraan lembaga Komisi Yudisial RI dimanadalam persidangan Majelis Kehormatan Hakim telah melampauikewenangannya dengan bertindak sewenangwenang (willekeur) danpenerapan hukum yang merupakan ketidakpastian hukum(rechtsonzekerheid) serta melanggar Asas Pembuktian, Asas Praduga TidakBersalah (Presumption of Innocent), Asas Lex Specialis Derogate
    mengadili danmemutus serta menyelesaikan perkara. a quo yang Penggugat teramatmuliakan agar menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatanmelawan hukum (onrechtmatigdaad) oleh karena Komisi Yudisial RI dimanadalam persidangan Majelis Kehormatan Hakim telah melampauikewenangannya dengan bertindak sewenangwenang (willekeur) danpenerapan hukum yang merupakan ketidakpastian hukum(rechtsonzekerheid) serta melanggar Asas Pembuktian, Asas Praduga TidakBersalah (Presumption of Innocent), Asas Lex Specialis Derogate
    ratus ribu rupiah);Kerugian immateriil: BahwaPenggugat senyatanya setelah adanya keputusan Tergugat IIItertanggal 28 Februari 2014 senyatanya Penggugat mengalami tekananpsikis (Kejiwaan) yang tidak dapat dinilai kerugiannya secara materiil dimanatelah melampaui kewenangannya dengan bertindak sewenangwenang(willekeur) dan penerapan hukum yang merupakan ketidakpastian hukum(rechtsonzekerheid) serta melanggar Asas Pembuktian, Asas Praduga TidakBersalah (Presumption of Innocent), Asas Lex Specialis Derogate
    2009 tentang Narkotika danpemeriksaannya telah diatur dalam ketentuan Undang UndangNomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum AcaraPidana (KUHAP) sehingga tindakan Komisi Yudisial adalahperbuatan main hakim sendiri (eigenrichtig) yang menyalahgunakankekuasaan (abuse of power) bertindak sewenangwenang (willekeur)dan penerapan hukum yang merupakan ketidakpastian hukum(rechtsonzekerheid) serta melanggar Asas Pembuktian, AsasPraduga Tidak Bersalah (Presumption of Innocent), Asas LexSpecialis Derogate
    atasdugaan tindak pidana yang belum tentu benar bukanlah ruang lingkupPenegakan Pedoman Kode Etik dan Perilaku Hakim;Bahwa dapat disimpulkan pemeriksaan oleh Komisi Yudisial terhadapPemohon adalah perbuatan main hakim sendiri (eigennchtig) yangmenyalahgunakan kekuasaan (abuse ofpower) bertindak sewenangwenang (wi/lekeur) dan penerapan hukum yang merupakanketidakpastian hukum (rechtsonzekerheid) serta melanggar AsasPembuktian, Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumption of Innocent),Asas Lex Specialis Derogate
Register : 10-11-2011 — Putus : 09-01-2012 — Upload : 28-06-2012
Putusan PA BANTUL Nomor 1006/Pdt.G/2011/PA.Btl
Tanggal 9 Januari 2012 — PEMOHON DAN TERMOHON
121
  • Bahwa UU No 7 tahun 1989 yang diamandemen dengan UU No3 tahun 2006 merupakan peraturan perundangundanganyang sifatnya khusus sehingga harus didahulukan sesuaikaidah hukum Lex spesialis derogate legi generali3.
Register : 06-03-2020 — Putus : 15-11-2019 — Upload : 02-04-2020
Putusan PN JAYAPURA Nomor 28/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Jap
Tanggal 15 Nopember 2019 — PENGGUGAT - PT. FREEPORT INDONESIA TERGUGAT - ROBBY MAGAI
14946
  • Menyatakan Perjanjian Kerja Bersama PT Freeport Indonesia dan Pedoman Hubungan Industrial PT Freeport Indonesia periode 2015-2017 dan periode 2017-2019 yang sudah disepakati antara PT Freeport Indonesia dan PUK SPKEP SPSI PT Freeport Indonesia berlaku sebagai undang-undang yang bersifat khusus (lex specialis derogate lex generalis) bagi Penggugat dan seluruh karyawan/pekerja termasuk Tergugat;4.
    memutuskan sebagai berikut:1.2.Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;Menyatakan Pengadilan Hubungan Industial pada Pengadilan Negeri Kelas IAJayapura berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara ini;Menyatakan perjanjian kerja bersama PT Freeport Indonesia dan pedomanhubungan industrial PT Freeport Indonesia yang sudah disepakati bersama antaraPT Freeport Indonesia dan PUK SPKEP SPSI PT Freeport Indonesia berlakumengikat sebagai undangundang yang bersifat khusus (lex specialis derogate
    Menyatakan Perjanjian Kerja Bersama PT Freeport Indonesia dan PedomanHubungan Industrial PT Freeport Indonesia periode 20152017 dan periode20172019 yang sudah disepakati antara PT Freeport Indonesia dan PUKSPKEP SPSI PT Freeport Indonesia berlaku sebagai undangundang yangbersifat knusus (lex specialis derogate lex generalis) bagi Penggugat danseluruh karyawan/pekerja termasuk Tergugat;4.
Register : 06-01-2021 — Putus : 24-02-2021 — Upload : 02-11-2021
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 106 K/PDT/2021
Tanggal 24 Februari 2021 — NURUDIN ISNAWAN vs DIREKTUR PT. BPR ADIPURA SENTOSA;
20499 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Nomor 106 K/Pdt/2021Bahwa dalam pasal 118 ayat (4) HIR disandarkan pada asaskebebasan berkontrak (freedom of contract), yaitu para pihak bebas untukmenentukan isi dan kontrak, termasuk mengenai pilihan Pengadilannya;Bahwa ketentuan yang ada di Akta Pemberian Hak Tanggungantersebut mengikat kedua belah pihak sehingga dalam perkara ini berlaku asaslex specialies derogate lex generalies, dimana Penggugat dan Tergugat telahmenyepakati pilinan Pengadilan (choice of forum) mana yang berwenang untukmemeriksa
Register : 01-03-2019 — Putus : 20-06-2019 — Upload : 31-01-2020
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 25 P/HUM/2019
Tanggal 20 Juni 2019 — Drs. J. ALEX MEWENGKANG VS PRESIDEN RI;
238109 Berkekuatan Hukum Tetap
  • PP 45 ini melanggar asas hukum yangmenyatakan Lex superior derogate lex legi infenor Bukankah kitasering mendengar kata kalau ada peristiwa atau ketentuan yangmelanggar UU Rubah dulu UU nya atau bila ketentuan ini bisaberlaku dibuat dalam bentuk PERPU;6. Bahwa PP 45 ini Tidak Adil. Apakah adil saham yang nilainya Rp 1,4milyar per Desember 2006 dibayar dengan Rp.60 juta? Apalagisekarang harganya sudah mencapai Rp 17.583.560.621, per Des2017 ( Saldo laba dibagi jumlah saham).
    Sesuatu hal yang tidak mungkin / wajar UU dikalahkan oleh peraturanyang lebih rendah dari padanya dimana peraturan yang lebih rendahini tidak berlaku, merugikan Negara dan tidak ada manfaatnya.Bukankah didalam hukum berlaku asas Lex superior derogate legilex inferior ?Mana ada peraturan Perseroan Terbatas dengam ketentuan yangmenyatakan bahwa Kalau Perseroan rugi pemegang saham yangakan menanggung resikonya sedangkan kalau Perseroan untungHalaman 7 dari 42 halaman.
    Undangundang Nomor 1 Tahun 1995 tentang PerseroanTerbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587);Bahwa berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa terdapat asaslex specialis derogate legi generalis antara ketentuan dalam UUPasar Modal dengan ketentuan dalam UU 40/2007 yang padasaat UU Pasar Modal masih berlaku Undang Undang Nomor 1Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang pada saat initelah dicabut dengan diundangkannya UU 40/2007;Bahwa PP 45/1995 tidak dapat dinyatakan
    bertentangan denganUU 40/2007 dikarenakan dalam UU 40/2007 seperti dalam Pasal3/7 ayat (1) b, telah diatur terkait pengecualian apabila diaturdalam peraturan perundangundangan pasar modal:Bahwa berdasarkan Pasal 7 ayat (1) d Undang Undang Nomor12 Tahun 2011 tentang Pembentukan PeraturanPerundangUndangan mengatur bahwa peraturan pemerintahtermasuk sebagai salah satu jenis peraturanperundangundangan;Bahwa oleh karenanya, alasan Pemohon yang menyatakanbahwa PP 45/1995 melanggar asas /ex supenori derogate
Register : 04-08-2009 — Putus : 03-11-2010 — Upload : 21-05-2014
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 88 PK/TUN/2009
Tanggal 3 Nopember 2010 — PAIJAN VS KEPALA DESA PEJENGKOLAN. KECAMATAN PADURESO, KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH;
14255 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Bahwa Hakim PTUN/PT.TUN tidak memahami asas lex posterioriderogate legi priori (Peraturan hukum baru mengalahkan peraturan hukumyang lama) dan lex superiori derogate legi inferiori (peraturan hukum yanglebih tinggi mengalahkan peraturan hukum yang lebih rendah) ;2. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi Obyek Sengketaditerbitkan oleh Termohon PK pada tanggal 10 Mei 2007 dengan dasarHal. 11 dari 26 hal. Put.
    time) dan imperatif memerintahkan pemerintah daerahkabupaten untuk mengganti atau merubah peraturan daerah kabupaten yangbertentangan atau tidak sesuai dengan PP No. 72 Tahun 2005 paling lambattanggal 29 Desember 2006 (satu) tahun sejak ditetapkan PP No. 72 Tahun 2005).Bahwa apabila pada tanggal 29 Desember 2006 Pemerintah Daerah KabupatenKebumen belum merubah materi muatan/substansi Perda No. 10 Tahun 2004 yangbertentangan/tidak sesuai dengan PP No. 72 Tahun 2005, maka berlaku azas lexposteriori derogate
    legi priori dan azas lex superiori derogate legi inferiori.Bahwa dengan demikian Keputusan Tergugat/Termohon PK Nomor 33/SK/V/2007 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Saudara Paijan BinSuwarno (Pemohon) Dari Pekerjaan, Tugas Dan Jabatan Sekretaris DesaPejengkolan, Kecamatan Padureso; yang diterbitkan pada tanggal 10 Mei 2007dengan dasar Perda No. 10 Tahun 2004 merupakan keputusan yang batal atau tidaksah.Kesimpulan :1.Materi muatan Perda Kabupaten Kebumen No. 10 Tahun 2004 tentang Tata CaraPencalonan
Putus : 07-12-2013 — Upload : 22-10-2014
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 640/B/PK/PJK/2010
Tanggal 7 Desember 2013 — DIREKTUR JENDERAL PAJAK vs PT. PERFEKTA NUSA
2711 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Asas hukum /ex superior derogate legi inferior" yangmerupakan aturan yang bersifat universal juga sesuai dengantujuan hukum yang sangat mendasar, antara lain, kepastianhukum, ketertiban dan keadilan.
    Putusan Nomor 640/B/PK/PJK/2010a.b.Cc.312/PJ./2001 tanggal 23 April 2001, dan mengabaikan asas hukum"lex superior derogate legi inferior" sehingga mengakibatkantidak adanya kepastian hukum.
    Oleh karena itu, Putusan PengadilanPajak Nomor : Put.21994/PP/M.x/99/2010 tanggal 08 Februari 2010harus dibatalkan demi hukum;bahwa untuk mendukung uraianuraian tersebut di atas mengenaiasas hukum "/ex superior derogate legi inferior", PemohonPeninjauan Kembali (semula Tergugat) akan mengutip pulapendapatpendapat para sarjana mengenai asas hukum tersebut,yaitu :Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., L.L.M. dan Dr. B.
    IIVMPR/2000dituangkan asas penyelesaian konflik antara dua peraturanperundangundangan, yaitu lex superior derogate legi inferior,yang berarti bahwa peraturan perundangundangan yang lebihrendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi. Kalau sampai bertentangan makaperaturan yang lebih rendahlah yang harus mengalah";Dr. E.
    credit on the purchaser's inputs to thetax paid by the purchaser, the invoice method may do more todiscourage fraudulent undervaluation of intermediate sales.Thus, in principle, invoice could be crosschecked to pick up anyoverstatement of credit entitlement" ;Bahwa dengan demikian, telah terbukti secara sah dan meyakinkanpertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak dalam PutusanPengadilan Pajak Nomor : Put.21994/PP/M.X/99/2010 tanggal 08 Februari2010 telah mengabaikan asas hukum "/ex superior derogate
Register : 30-10-2019 — Putus : 24-02-2020 — Upload : 12-03-2020
Putusan PTUN BANJARMASIN Nomor 51/G/2019/PTUN.BJM
Tanggal 24 Februari 2020 — Penggugat:
DRA.HJ. SITTI DJAMILAH
Tergugat:
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
20497
  • Bahwa dalam perkara a quo berlaku azas lex specialis derogate legigeneralis, yang artinya ketentuan undangundang yang bersifat knhususmengesampingkan ketentuan undangundang yang bersifat umum,konkritnya Undangundang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaranmengesampingkan undangundang no. 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan.4.
    Bahwa dengan mengacu padapasal 337 Undangundang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaranyang menyatakan bahwa Ketentuan ketenagakerjaan dibidangpelayaran dilaksanakan sesuali dengan peraturan perundangundangandi bidang ketenagakerjaan., maka dalam penerbitan obyek sengketadalam perkara a quo tidak bertentangan dengan asas Kepastian hukumkarena dengan adanya ketentuan tersebut di atas maka tidak dapatditerapkan asas Lex Spesialis derogate le generalis, maka cukupberalasan Gugatan Penggugat agar ditolak
    Bahwa Penggugat dalam Posita angka 3 mendalilkan Bahwa dalamperkara a quo berlaku asas /ex specialis derogate legi generalis yangartinya ketentuan UndangUndang yang bersifat khususmengesampingkan ketentuan UndangUndang yang bersifat umum,konkritnya UndangUndang Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaranmengesampingkan UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaanBahwa terhadap dalil Penggugat tersebut sangat tidak beralasan hukum,karena mengacu pada pasal 337 Undangundang Nomor 17 Tahun 2008tentang
    Pelayaran yang menyatakan bahwa Ketentuanketenagakerjaan dibidang pelayaran dilaksanakan sesuai denganperaturan perundangundangan di bidang ketenagakerjaan., maka asasasas Lex Spesialis derogate le generalis tidak berlaku , sehinggaUndangundang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran tidak dapatmengenyampingkan UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan, oleh karena itu dalil Penggugat harus ditolak dandikesampingkan.Halaman 29 dari halaman 54 Putusan Nomor: 51/G/2019/PTUN.BJM.Bahwa berdasarkan
    Ahli, focus kepada asas Lexspecialis derogate legi generalis tersebut;Bahwa menurut Ahli Sepanjang yang berlaku itu sama maka yangseluruh isi nya Sama maka yang di pake adalah yang khusus ini adalahperjanjian kerja ada di atur oleh pasal 1 angka 24, pasal 50, pasal 51,pasal 59, pokoknya yang terkandung normanorma didalamnya, karenasudah perjanjianperjanjian itu. masih umum sebagai pembuatanperjanjian kerja pada umumnya yang kemudian pasalpasal yangdisebutkan KetenagaKerjaan.
Putus : 07-05-2014 — Upload : 16-06-2015
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 114 K/Pdt/2014
Tanggal 7 Mei 2014 — DIAN ANUGERAH W.W vs PT. OTO MULTIARTHA
6127 Berkekuatan Hukum Tetap
  • RukoMega Galaxy Jalan Kerta Jaya Indah Timur Blok 16/B1 Surabaya;Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Terbanding;Mahkamah Agung tersebut;Membaca Suratsurat yang bersangkutan ;Menimbang, bahwa dari suratsurat tersebut ternyata bahwa sekarang PemohonKasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon Kasasi dahulusebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Surabaya pada pokoknyaatas dalildalil:1 Bahwa gugatan ini didasarkan pada:e UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 lex spesialis derogate
    Kerta Jaya Indah Timur Blok 16/B1 Surabaya, milik Tergugat;Bahwa berdasarkan halhal tersebut diatas, Penggugat mohon kepada PengadilanNegeri Surabaya untuk memeriksa dan mengadili perkara gugatan ini, kemudianmemutuskan perkara yang diajukan oleh Penggugat, dengan amar putusannya yangmerujuk pada asas Lex Specialis Derogate legi Generali, sebagai berikut :PRIMER:1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;2 Menyatakan Perjanjian Nomor 103031100426 atas nama Dian Anugerah wwyang dibuat dan ditandatangani
Putus : 30-01-2009 — Upload : 29-10-2009
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 145/B/PK/PJK/2008
Tanggal 30 Januari 2009 — PT. NIKAWA TEXTILE INDUSTRY ; DIREKTUR JENDERAL PAJAK
6741 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Bahwa sesuai asas hukum :(1) Lex superiori derogate lex antheriori, yang berarti peraturan yangdibuat oleh kekuasaan yang lebih tinggi, lebih tinggi pulakedudukannya ;(2) Lex superiori derogate lex inferiori yang berarti peraturan yanglebih tinggi membatalkan peraturan hukum yang lebih rendah ;b. Bahwa kekuasaan Menteri Keuangan RI lebih tinggi dari kKekuasaanDirektur Jenderal Pajak RI ;c.
Putus : 21-05-2013 — Upload : 21-10-2013
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 249 K/MIL/2012
Tanggal 21 Mei 2013 — H. M. JAMHARI
157 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Sehingga sangatlah jelasketentuan Pasal 78 UndangUndang No. 41 Tahun 1999 tentangKehutanan berlaku bagi hasil hutan dari hutan Negara dan hutan hakdan bila dikaitkan dengan azas Lex Superior Derogate Legi Inferioryang berlaku dihukum pidana Indonesia, menentukan bahwa UndangUndang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ini menjadi payunghukum bagi peraturan perundangundangan lain yang terkait dengankehutanan yang berada di bawahnya, maka peraturan yang dibawahnya tidak boleh menyimpang dari aturan yang
    No. 41 Tahun 1999 yang menyebutkan bahwaketentuan pidana dalam Pasal 78 (khususnya dalam perkara ini Pasal78 ayat 7 tidak berlaku bagi hutan hak namun hanya berlaku bagihutan Negara saja, serta dalam Pasal 78 ayat (13) dan Pasal 80 ayat(2) UndangUndang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan telahdengan jelas menyebutkan mana yang masuk dalam kategori delikkejahatan dan kategori delik pelanggaran serta mana yang hanya bisadikenakan sanksi administratif saja, selanjutnya berdasarkan azas LexSuperior Derogate
Register : 02-01-2020 — Putus : 24-02-2020 — Upload : 09-09-2020
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1 P/HUM/2020
Tanggal 24 Februari 2020 — AGUS SUSANTO, SH., DKK VS KEPALA KEPOLISIAN RI;
3181080 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Bahwa dampak diberlakukannya pasal 7 ayat (1) Perkap Nomor 7Tahun 2012, terjadinya penyimpangan asas hukum dalam halhirarki peraturan perundangan sebagaimana kita ketahui asasumum hukum /ex supenor derogate lex inferior dimana hukumlebih tinggi mengesampingkan hukum yang lebih rendah, bahwadengan hukum yang lebih rendah tidak dapat / tidak bolehmengesampingkan hukum yang lebih tinggi.
    Bahwa berdasarkan asas hukum /ex supenor derogate legi inferioryang berarti bahwa peraturan hukum yang lebih rendah tidak bolehbertentangan dengan peraturan yang lebih tingi, maka PeraturanKepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun2012 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan,Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian PendapatDimuka Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 259Tahun 2012) Bertentangan Dengan UndangUndang Nomor 9Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan
    memenuhi ketentuanhukum yang berlaku, yaitu : Pasal 1 ayat (1), Pasal 1 ayat (5), Pasal 5,Pasal 27, Pasal 54, dan Pasal 96 UndangUndang Nomor 12 Tahun2011 tentang Pembentukan Peraturan PerundangUndangan, serta Pasal13 ayat (1) huruf b UndangUndang Nomor 9 Tahun 1998 TentangKemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum; Bahwa Pasal 7 ayat (1) Perkap Nomor 7 Tahun 2012, terjadinyapenyimpangan asas hukum dalam hal hirarki peraturan perundangansebagaimana kita ketahui asas umum hukum /ex superior derogate
    Putusan Nomor 1 P/HUM/2020 Bahwa berdasarkan asas hukum /ex superior derogate legi inferior yangberarti bahwa peraturan hukum yang lebih rendah tidak bolehbertentangan dengan peraturan yang lebih tingi, maka Peraturan KepalaKepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 Tentang TataCara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan, dan PenangananPerkara Penyampaian Pendapat Dimuka Umum (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 259 Tahun 2012) bertentangan denganUndangUndang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang
Putus : 27-05-2011 — Upload : 01-10-2012
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1839 K/Pid Sus/2010
Tanggal 27 Mei 2011 — SEPRIANUS ONMANY, DK
3111 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Sehingga sangatlahjelas ketentuan pasal 78 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanankhususnya perkara a quo berlaku bagi hasil hutan dari hutan Negara danhutan hak dan bila dikaitkan dengan azas Lex Superior Derogate LegiInferior yang berlaku dihukum pidana Indonesia, menentukan bahwa UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ini menjadi payung hukum bagi peraturanperundangundangan lain yang terkait dengan kehutanan yang beradadibawahnya, maka peraturan yang dibawahnya tidak boleh menyimpang dariaturan
    dalam UU No. 41 Tahun 1999 yang menyebutkan bahwaketentuan pidana dalam Pasal 78 (khususnya dalam perkara ini Pasal 78ayat 7 tidak berlaku bagi hutan hak namun hanya berlaku bagi hutanNegara saja, serta dalam Pasal 78 ayat (13) dan Pasal 80 ayat (2) UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan telah dengan jelas menyebutkan manayang masuk dalam kategori delik kejahatan dan kategori delik pelanggaransera mana yang hanya bisa dikenakan sanksi administratif saja,selanjutnya berdasarkan azas Lex Superior Derogate
Putus : 27-08-2012 — Upload : 05-03-2013
Putusan PA SAMPIT Nomor 404/Pdt.G/2012/PA.Spt
Tanggal 27 Agustus 2012 —
131
  • Puncaknya pada Mei 2009 antaraPemohon dan Termohon telah pisah rumah, Termohon pergi ke Jawa dansudah tidak betah lagi kumpul dengan Pemohon, maka Pemohon mempunyailegal standing untuk mengajukan permohonan cerai terhadap Termohon; Menimbang, bahwa berdasarkan dalildalil permohonan Pemohontersebut, Pemohon memohon izin untuk mengikrarkan talak satu terhadapTermohon;Menimbang, bahwa perkara ini adalah perkara perceraian yang diatursecara khusus (lex specialis derogate legi generali), maka Pemohon
Register : 08-12-2010 — Putus : 22-01-2013 — Upload : 12-12-2013
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 629 B/PK/PJK/2010
Tanggal 22 Januari 2013 — DIRJEN PAJAK VS PT. PERFEKTA NUSA;
3616 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Asas hukum lexsuperior derogate legi inferior yang merupakan aturan yangbersifat universal juga sesuai dengan tujuan hukum yangsangat mendasar, antara lain, kepastian hukum, ketertiban dankeadilan.
    Putusan Nomor 629/B/PK/PJK/201012.5.pada aturan yaitu Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor55/PJ.32/1996 tanggal 29 Maret 1996 yang jelas bertentangandengan Pasal 13 ayat (6) UndangUndang PPN dan PPnBMjuncto Pasal 1 KEP302/PJ./2001 tanggal 23 April 2001, danmengabaikan asas hukum /ex supenor derogate /egi infenorsehingga mengakibatkan tidak adanya kepastian hukum.
    Olehkarena itu, Putusan Pengadilan Pajak NomorPut.21986/PP/M.X/99/2010 tanggal 08 Februari 2010 harusdibatalkan demi hukum;bahwa untuk mendukung uraianuraian tersebut di atasmengenai asas hukum lex superior derogate legi inferior,Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) akanmengutip pula pendapatpendapat para sarjana mengenai asashukum tersebut, yaitu:a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadija, S.H., L.L.M. dan Dr.
    Sudikno Mertokusumo, S.H., dalam bukunyaMengenal Hukum (Suatu Pengantar), Edisi ke5,Cetakan ke2, Liberty, Yogyakarta, 2005, halaman 87,menyatakan:Di dalam Pasal 4 ayat (1) TAP MPR Nomor III/MPR/2000dituangkan asas penyelesaian konflik antara dua peraturanperundangundangan, yaitu lex superior derogate legiinferior, yang berarti bahwa peraturan perundangundanganyang lebih rendah tidak boleh bertentangan denganperaturan perundangundangan yang lebih tinggi. KalauHalaman 40 dari 46 halaman.
    Bahwa dengan demikian, telah terbukti secara sah dan meyakinkanpertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Pajak dalamPutusan Pengadilan Pajak Nomor Put.21986/PP/M.X/99/2010tanggal 08 Februari 2010 telah mengabaikan asas hukum lexsuperior derogate legi inferior dengan digunakannya Surat DirekturJenderal Pajak Nomor 55/PJ.32/1996 tanggal 29 Maret 1996 yangjelas bertentangan dengan Pasal 13 ayat (6) UndangUndang PPNdan PPnBM juncto Pasal 1 KEP302/PJ./2001 tanggal 23 April 2001,dan lagi Surat Direktur
Register : 08-12-2010 — Putus : 22-01-2013 — Upload : 20-05-2014
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 623 B/PK/PJK/2010
Tanggal 22 Januari 2013 — DIRJEN PAJAK VS PT. PERFEKTA NUSA;
4122 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Oleh karena itu, seyogyanyapengadilanpengadilan, termasuk Pengadilan Pajak selalumenerapkan peraturan yang lebih tinggi terhadap suatu perkarayang sedang diadilinya jika menemukan peraturan yang lebihrendah menentukan lain dalam pengaturan masalah yang sama.Asas hukum "/ex superior derogate legi inferior" yang merupakanaturan yang bersifat universal juga sesuai dengan tujuan hukumyang sangat mendasar, antara lain, kepastian hukum, ketertibandan keadilan.
    hukumberarti bahwa pengadilan seharusnya menerapkan peraturanyang lebih tinggi hirarkinya dari pada peraturan yang lebihrendah.12.4.Bahwa dengan demikian, secara jelas dan nyatanyata PutusanPengadilan Pajak dalam perkara a quo telah mendasarkan padaaturan yaitu Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: 55/PJ.32/1996tanggal 29 Maret 1996 yang jelas bertentangan dengan Pasal 13ayat (6) UndangUndang PPN dan PPnBM jo Pasal 1 KEP312/PJ./2001 tanggal 23 April 2001, dan mengabaikan asas hukum"lex superior derogate
    Oleh karena itu, PutusanPengadilan Pajak Nomor: Put.21979/PP/M.X/99/2010 tanggal 08Februari 2010 harus dibatalkan demi hukum.12.5.Bahwa untuk mendukung uraianuraian tersebut di atas mengenaiasas hukum "lex superior derogate legi inferior", PemohonPeninjauan Kembali (semula Tergugat) akan mengutip pulapendapatpendapat para sarjana mengenai asas hukum tersebut,yaitu :a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH., LL.M. dan Dr. B.
    Asas ini biasanya dinyatakan dengan ungkapan latinLex superior derogate legi inferior".Hal. 42 dari 44 hal.Put.No.623/B/PK/Pjk/2010b. Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH., dalam bukunya"Mengenal Hukum (Suatu Pengantar)", Edisi ke5, Cetakanke2, Liberty, Yogyakarta, 2005, halaman 87, menyatakan :"Di dalam Pasal 4 ayat (1) TAP MPR No.
    III/MPR/2000dituangkan asas penyelesaian konflik antara dua peraturanperundangundangan, yaitu /ex superior derogate /egi inferior,yang berarti bahwa peraturan perundangundangan yang lebihrendah tidak boleh bertentangan dengan peraturanperundangundangan yang lebih tinggi. Kalau sampaibertentangan maka peraturan yang lebih rendahlah yangharus mengalah".c. Dr. E.
Putus : 26-09-2017 — Upload : 12-03-2018
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1316 K/Pdt/2017
Tanggal 26 September 2017 — MALINDA ARIFIN VS 1. PT.BANK MEGA Tbk., 2. SUMIATI dan 1.PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA c.q. DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA cq. KANWIL DJKN JAWA TIMUR c.q. KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) MALANG, 2.PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. KEMENTERIAN AGRARIA REPUBLIK INDONESIA c.q. BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA c.q. KANWIL BADAN PERTANAHAN NASIONAL JAWA TIMUR c.q. KEPALA KANTOR PERTANAHAN/BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA KEDIRI
9055 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Asas lex posterior (lex posterior derogate legi prion): undangundangyang kemudian mengalahkan yang terdahulu.b. Asas lex specialis (lex specialis derogate legi generali): undangundangkhusus mengalahkan yang umum;c. Asas /ex superior (lex superior derogate legi inferiori) : undangundangyang lebih tinggi mengalahkan yang lebih rendah;Dan pula putusan Pengadilan Negeri Kab.