Srl.Hakim sepakat menilai bahwa gugatan Penggugat telah berdasarkan hukum,yaitu sesuai dengan maksud Pasal 116 huruf (g) Instruksi Presiden Nomor 1Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, sehingga harusdipertimbangkan;Menimbang, bahwa dalam kaidah fikin dinyatakan ketetapan syarakharus didahulukan atas ketetapan yang diperjanjikan oleh pihakpihak,sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Manan dalam bukunya PenerapanHukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama.

g) Suami melanggar taklik talak:Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan 2 (dua) orang saksi,dikaitkan dengan ketentuan Pasal 116 huruf (g) Kompilasi Hukum Islam diIndonesia di atas, maka Majelis Hakim sepakat berpendapat bahwa antaraPenggugat dengan Tergugat tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istrisehingga gugatan Penggugat telah mempunyai cukup alasan, berdasarkanhukum dan tidak melawan hukum;Menimbang, bahwa Majelis Hakim memandang perlu mengetengahkannashnash syarak dan pendapat Ahli fikin

Pendapat Ahli fikin dalam kitab Syarqawy ala alTahrir Juz 2, halaman 304,dan mengambilalihnnya menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagai berikut:Anal) atte: Dee Laaga 5: aby Ade DLL ile GosArtinya: Barangsiapa yang menggantungkan talaknya terhadap suatu sifat,maka talak tersebut jatuh disebabkan terwujudnya sifat tersebut,sebagai implikasi dari lafal yang telah diucapkannya tersebut;Menimbang, bahwa dalam Pasal 149 ayat (1) R.Bg dinyatakan Bilapada hari yang telah ditentukan Tergugat tidak datang meskipun

Tergugat telah pergi meninggalkan tempat tinggal bersama tanpaalasan yang sah selama kurang lebih 3 tahun lamanya, dan selama itu pulaTergugat telah membiarkan (tidak mempedulikan) Penggugat, serta tidakpernah mengirim nafkah Penggugat dan tidak pula meninggalkan harta yangdapat Penggugat jadikan sebagai nafkah, maka dengan demikian terbuktibahwa Tergugat telah melanggar taklik talak pada angka (1), (2) dan (4) yangdiucapkannya setelah melaksanakan akad pernikahan;Menimbang, bahwa dalam kaidah fikin

Sepuluh riburupiah) tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang diperoleh dipersidangan, dihubungkan dengan ketentuan Pasal 116 huruf gInstruksiPresiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam di atas, makaMajelis Hakim berpendapat taklik talak yang diucapkan Tergugat setelah akadpernikahannya dilaksanakan, telah terpenuhi, sehingga terbukti Tergugat telahmelanggar taklik talak tersebut;Menimbang, bahwa Majelis Hakim memandang perlu mengemukakannashnash syarak dan pendapat Ahli fikin

Pendapat Ahli fikin dalam kitab Syarqawiy ala alTahrir Juz 2, halaman 304,dan mengambilalinnya menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagai berikut:deal aide, Vos larg>q) @59 day lib gle ponArtinya: Barangsiapa yang menggantungkan talaknya terhadap suatu sifat,maka talak tersebut jatuh disebabkan terwujudnya sifat tersebut,sebagai implikasi dari lafal yang telah diucapkannya tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan dalildalil gugatan Penggugat,dihubungkan dengan telah terbuktinya Tergugat melanggar taklik

Berdasarkan hadishadis di atas dan nash syarak lainyang terkait, maka Ahli Fikin dari kalangan mazhab alSyafi'i menetapkanbahwa rukun (unsur) perkawinan itu ada lima, yaitu: Calon suami, calon istri,wali nikah, dua orang saksi, dan ijab kabul, sebagaimana dikemukakan olehAbd alRahman alJaziriy di dalam kitab alFigh ala alMadzahib alArbaahberikut:cla 295 To) 1 aod CLSI! OLS: ILS avesdguo QloaluHal. 10 dari 17 Hal. Pen.

penjelasan pasalnyadisebutkan bahwa ketentuan itu dimaksudkan agar putusan hakim dan hakimkonstitusi Sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat;Menimbang, bahwa secara substansial (pada hakikatnya), Pasal 5 ayat(1) UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman diatas, sejalan dengan konsep penetapan hukum dalam Islam, dimana dalamperspektif (pbandangan) hukum Islam, ketentuanketentuan yang terdapat dalamaturan perundangundangan tersebut sama kedudukannya dengan kaidahkaidah fikin

pula dikaruniai anak serta tidak ada pula gangguan dari pihak manapunyang mempermasalahkan keabsahan akad perkawinan antara Para Pemohon,maka menerapkan ketentuan tentang pencatatan perkawinan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan tersebut, dalam kasus ini, bertentangan dengan rasakeadilan, dimana pada masyarakat pedesaan dan terisolir seperti desa tempatberdomisilinya Para Pemohon, masih hidup nilainilai hukum yang terdapatdalam kitabkitab fikin

pola hubungan yang tidak kondusif serta jauh darisuasana utuh dalam kebahagian.Menimbang, bahwa hukum asal perceraian adalah dilarang dan dibenci,kecuali didasarkan pada alasan yang sangat darurat.Menimbang, bahwa dari fakta hukum di atas dapat diketahui rumahtangga Pemohon dengan Termohon telah hancur berantakan, jika tetapdipertahankan akan mendatangkan kemudharatan yang berkepanjangansehingga perceraian adalah merupakan jalan untuk mengakhiri Kemudharatantersebut hal ini sesuai dengan kaidah fikin

mencegah kemudharatan harusdidahulukan daripada memperoleh kemaslahatan.Menimbang, bahwa dari fakta hukum di atas dapat diketahui rumahtangga Pemohon dengan Termohon telah hancur berantakan, jika tetapdipertahankan akan mendatangkan kemudharatan yang berkepanjangansehingga perceraian adalah merupakan jalan untuk mengakhiri Kemudharatantersebut hal ini sesuai dengan kaidah fikin mencegah kemudharatan harusdidahulukan daripada memperoleh kemaslahatan.Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam adalah

Berdasarkan hadishadis di atas dan nash syarak lainyang terkait, maka Ahli Fikin dari kalangan mazhab alSyafi'i menetapkanbahwa rukun (unsur) perkawinan itu ada lima, yaitu: Calon suami, calon istri,wali nikah, dua orang saksi, dan ijab kabul, sebagaimana dikemukakan olehAbd alRahman alJaziriy di dalam kitab alFigh ala alMadzahib alArbaahberikut:ug 4795 T9j 1 dod CLSII YLS): IIS auzolLuildguo QloaluArtinya: Menurut para Ahli Fikih dari kalangan mazhab alSyafi'i, bahwarukun (unsur) perkawinan tersebut

Perkara No.0026/Pdt.P/2017/PA Slp.kaidah fikin yang bersifat aghlabiy (mayoritasnya sesuai dengan magashid alsyarfah tujuan penetapan suatu hukum menurut Allah Swt) sehingga bisa jadisebagian kecil hukum furdiyyah (persoalan cabang) tentang persoalan tersebutbelum tercover (termasuk) ke dalam ketentuan dalam kaidah fikih itu. (Lihat:Ali Anmad alNadwiy, alQawaid alFighiyyah, Damaskus: Dar alQalam, t.th.,him. 43).

pula dikaruniai anak serta tidak ada pula gangguan dari pihak manapunyang mempermasalahkan keabsahan akad perkawinan antara Para Pemohon,maka menerapkan ketentuan tentang pencatatan perkawinan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan tersebut, dalam kasus ini, bertentangan dengan rasakeadilan, dimana pada masyarakat pedesaan dan terisolir seperti desa tempatberdomisilinya Para Pemohon, masih hidup nilainilai hukum yang terdapatdalam kitabkitab fikin

selain itu, diriwayatkan pula dalam kitab Faydhul Qadiir karanganBadruddin AlAini penerbit Daar alTurast allslami Beirut tahun 1998 jilid 12halaman 16 bahwa Syuraih alQadhi pada zaman Umar Bin Khattab pernahberkata kepada tukangtukang pintal:Artinya : "Kebiasaanmu sekalian di antara kamu."19Menimbang, bahwa ulama ushul fikin sepakat bahwa urf yang tidakbertentangan dengan syarak, baik itu urf amm (berlaku umum) ataupun urfalKhas (berlaku khusus), baik urf lafdzhil (secara tekstual) maupun urfamali

adat) yang berlaku dalammasyarakat setempat, sehingga hukum yang ditetapkan itu tidakbertentangan atau menghilangkan kemashlahatan masyarakat tersebut.Imam Syafi'i dalam gaul gadim dan qaul jaded (pendapat klasik dankontemporer) selalu mempelajari kebiasaan masyarakat di daerahdaerahyang ia kunjungi sebagai landasan menetapkan hukum sebagaimanatertulis dalam kitab Tarikh alTasyri' allslami Wa Mashadiruh karya KhalifahAbu Bakar alHasan halaman 172 sehingga menjadi sebuah kaidah asasdalam ilmu ushul fikin

Dalam hal Tergugat mau meminta lagi maharnya karenaTergugat dan Penggugat belum pernah sama sekali berhubungan suamiistri (gobla dhukul), maka berdasarkan ayat AlQuran di atas, doktrin paraahli fikin dan ulama ushul fikih, serta maksud Pasal 35 huruf (a) Kompilasi2Hukum Islam, Majelis menetapkan pengembalian mas kawin (mahar) dariPenggugat kepada Tergugat berupa setengah emas tunai;Menimbang, bahwa dalam rangka kepastian hukum perkara ini danmelindungi hakhak keperdataan Tergugat, maka Majelis memerintahkanPenggugat

Pasal 90 ayat (1) UU No. 7Tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah dalam UU No. 3 Tahun 2006dan perubahan kedua dengan UU No. 50 Tahun 2009 Tentang PeradilanAgama);Memperhatikan, beberapa pasal dalam UU No. 7 Tahun 1989 yangtelah diubah dan ditambah dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan perubahankedua dengan UU No. 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, UUNomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam, ayat AlQuran dan kaidah ushul fikih, pendapat ulama fikin dan usul fikih yangberkenaan

adi COrdannad alsa Oa asta ool os OaArtinya: "Barangsiapa yang dipanggil hakim muslim untuk menghadap dipersidangan, kemudian ta tidak menghadap maka ia termasuk orang yangdholim dan gugurlah haknya;Menimbang, bahwa Majelis Hakim merasa perlu mengetengahkannashnash syarak dan pendapat Ahli fikin sebagai berikut:1. Hadis Rasulullah SAW.

Pendapat Ahli fikin dalam kitab Syarqawy ala alTahrir Juz 2, halaman304, yang berbunyi sebagai berikut:Jaall) atide: Slee Lad ga gi aby Adie) LLL (gle C49Artinya: Siapa saja yang menggantungkan talaknya terhadap suatu sifat, makatalak tersebut jatun disebabkan terwujudnya sifat tersebut, sebagaiimplikasi dari lafal yang telah diucapkannya tersebut;Menimbang, bahwa dalam hal ini majelis sependapat danmengambil alih pendapat Ahli Figih tersebut menjadi pendapat majelis;Hal. 9dari12halaman Put.

Kitab Fikin Sunah Juz Il halaman 290 yang berbuny/i:OW, Tol SL scl o azo jl dw ola! sa bless cad IsleZMoVl YS Gola jacg glio d uissd! pelos avo lly Y slauArtinya : Maka apabila telah tetap gugatan isteri di hadapan hakim denganbukti dari pihak isteri atau pengakuan suami, sedangkan adanyaperihal yang menyakitkan itu menyebabkan tidak adanyapergaulan yang pantas antara keduanya, dan Hakim tidak berhasilmendamaikan kedua belah pihak, maka Hakim dapatmenceraikannya dengan talak bain;2.

Kitab Fikin Sunah Juz Il halaman 289 yang berbunyi;le Tol glrolercol lal yal Gola! Gyo Gbbiil zai uIJ!po!

berbaik kembali dengan Tergugatwalaupun Majelis Hakim telah memberi nasehat kepada Penggugat agarberusaha lagi berbaik dengan Tergugat pada setiap persidangan;Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 46 ayat (3) Kompilasi HukumIslam menyatakan bahwa perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yangwajib diadakan pada setiap perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudahdiperjanjikan tidak dapat dicabut kembali;Menimbang, bahwa Majelis Hakim merasa perlu mengetengahkan nashnash syariy dan pendapat Ahli fikin

Pendapat Ahli fikin dalam kitab Syarqawiy ala alTahrir Juz 2, halaman 304,yang berbunyi:BS oe = Ss EE ssArtinya: Barangsiapa yang menggantungkan talaknya terhadap suatu sifat,maka talak tersebut jatuh disebabkan terwujudnya sifat tersebut,sebagai implikasi dari lafal yang telah diucapkannya tersebut;Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat tidak rela atas pelanggarantaklik talak yang dilakukan oleh Tergugat, selanjutnya di persidanganPenggugat telah membayar uang iwadh sebesar Rp 10.000 (sepuluh riburupiah

terhadap anak mereka,tetapi mudarat rumah tangga yang tengah dihadapi oleh Penggugat akanlebih besar jika perkawinan tetap dipertahankan karena Penggugat danTergugat telah berpisah tempat tinggal kurang lebih satu tahun dan tidakternyata ada tandatanda akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga.Oleh karena itu, perkawinan Penggugat dan Tergugat lebih bermaslahat jikadiakhiri dengan perceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengan kaidah fikin

yangberbunyi, "Tidak boleh ada mudarat dan saling memudaratkan" dan"Menolak mudarat lebih diuttamakan daripada mengambil manfaat".Menimbang pula bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yangsangat dibenci oleh Allah swt. karena akibatnya sangat buruk (very badthing), tetapi dibolehkan ketika istri telah menghadapi problem rumah tanggadan pada akhirnya berkukuh pada pendiriannya akan menceraikan suaminyasebagaimana halnya Penggugat terhadap Tergugat dalam perkara ini sesuaidengan dalil fikin dalam

diperolehnya faktahukum bahwa Tergugat telah pergi meninggalkan tempat tinggal bersama tanpaalasan yang sah selama 3 tahun, dan selama itu pula Tergugat telahmembiarkan (tidak mempedulikan) Penggugat, serta tidak pernah mengirimnafkah Penggugat dan tidak pula meninggalkan harta yang dapat Penggugatjadikan sebagai nafkah, maka dengan demikian terbukti bahwa Tergugat telahmelanggar taklik talak pada angka (1), (2) dan (4) yang diucapkannya setelahmelaksanakan akad pernikahan;Menimbang, bahwa dalam kaidah fikin

sepuluh ribu rupiah)tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang diperoleh dipersidangan, dihubungkan dengan ketentuan Pasal 116 huruf gInstruksiPresiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam di atas, makaMajelis Hakim berpendapat taklik talak yang diucapkan Tergugat setelah akadpernikahannya dilaksanakan, telah terpenuhi, sehingga terbukti Tergugat telahmelanggar taklik talak tersebut;Menimbang, bahwa Majeis Hakim memandang perlu mengemukakannashnash syarak dan pendapat Ahli fikin

Pendapat Ahli fikin dalam kitab Syarqawiy ala alTahrir Juz 2, halaman 304,dan mengambilalihnya menjadi pendapat Majelis Hakim, sebagai berikut:deal aide, Vos lar9>q) @59 aay loth gle poArtinya: Barangsiapa yang menggantungkan talaknya terhadap suatu sifat,maka talak tersebut jatun disebabkan terwujudnya sifat tersebut, sebagaiimplikasi dari lafal yang telah diucapkannya tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan dalildalil gugatan Penggugat,dihubungkan dengan telah terbuktinya Tergugat melanggar taklik

Berdasarkan hadishadis di atas dan nash syarak lainyang terkait, maka Ahli Fikin dari kalangan mazhab alSyafi'i menetapkanbahwa rukun (unsur) perkawinan itu ada lima, yaitu: Calon suami, calon istri,wali nikah, dua orang saksi, dan ijab kabul, sebagaimana dikemukakan olehAbd alRahman alJaziriy di dalam kitab alFigh ala alMadzahib alArbaahberikut:cla 295 To) 1 aod CLSI! OLS: ILS avesdguo QloaluHal. 10 dari 17 Hal. Pen.

penjelasan pasalnyadisebutkan bahwa ketentuan itu dimaksudkan agar putusan hakim dan hakimkonstitusi Sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat;Menimbang, bahwa secara substansial (pada hakikatnya), Pasal 5 ayat(1) UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman diatas, sejalan dengan konsep penetapan hukum dalam Islam, dimana dalamperspektif (pbandangan) hukum Islam, ketentuanketentuan yang terdapat dalamaturan perundangundangan tersebut sama kedudukannya dengan kaidahkaidah fikin

pula dikaruniai anak serta tidak ada pula gangguan dari pihak manapunyang mempermasalahkan keabsahan akad perkawinan antara Para Pemohon,maka menerapkan ketentuan tentang pencatatan perkawinan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan tersebut, dalam kasus ini, bertentangan dengan rasakeadilan, dimana pada masyarakat pedesaan dan terisolir seperti desa tempatberdomisilinya Para Pemohon, masih hidup nilainilai hukum yang terdapatdalam kitabkitab fikin

Berdasarkan hadishadis di atas dan nash syarak lain yang terkait, makaAhli Fikin dari kalangan mazhab alSyafii menetapkan bahwa rukun (unsur)perkawinan itu ada lima, yaitu: Calon suami, calon istri, wali nikah, duaorang saksi, dan ijab kabul, sebagaimana dikemukakan oleh Abd alRahman alJaziriy di dalam kitab alFiqh ala alMadzahib alArbaahberikut:ano Olas Ny de9) 79) 2 A CIS OIG!

+ IJ 2sLe)Artinya: Menurut para Ahli Fikin dari kalangan mazhab alSyafi'i, bahwarukun (unsur) perkawinan tersebut ada lima, yaitu calon suami,calon istri, wali nikah, dua orang saksi, dan ijab qabul.Menimbang, bahwa di samping itu, masingmasing rukun nikah tersebutmempunyai beberapa persyaratan. Adapun syarat calon mempelai tentangumur sebagaimana disebutkan dalam Pasal 6 ayat (2), (3), (4), (5), dan (6)Hal. 10 dari 17 Hal. Pen.

dantelah pula dikarunial anak serta tidak ada pula gangguan dari pihak manapunyang mempermasalahkan keabsahan akad perkawinan antara Para Pemohon,maka menerapkan ketentuan tentang kemestian pencatatan perkawinansebagaimana dimaksud Pasal ayat (2) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan, dalam kasus ini, bertentangan dengan rasa keadilan,dimana pada masyarakat pedesaan dan terisolir seperti desa tempatberdomisilinya Para Pemohon, masih hidup nilainilai hukum yang terdapatdalam kitabkitab fikin

Berdasarkan hadishadis di atas dan nash syarak lainyang terkait, maka Ahli Fikin dari kalangan mazhab alSyafi'i menetapkanbahwa rukun (unsur) perkawinan itu ada lima, yaitu: Calon suami, calon istri,wali nikah, dua orang saksi, dan ijab kabul, sebagaimana dikemukakan olehAbd alRahman alJaziriy di dalam kitab alFigh ala alMadzahib alArbaahberikut:Jo 479) To) 1 amos CLSEI!

penjelasan pasalnyadisebutkan bahwa ketentuan itu dimaksudkan agar putusan hakim dan hakimkonstitusi Sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat;Menimbang, bahwa secara substansial (pada hakikatnya), Pasal 5 ayat(1) UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman diatas, sejalan dengan konsep penetapan hukum dalam Islam, dimana dalamperspektif (pbandangan) hukum Islam, ketentuanketentuan yang terdapat dalamaturan perundangundangan tersebut sama kedudukannya dengan kaidahkaidah fikin

pula dikaruniai anak serta tidak ada pula gangguan dari pihak manapunyang mempermasalahkan keabsahan akad perkawinan antara Para Pemohon,maka menerapkan ketentuan tentang pencatatan perkawinan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan tersebut, dalam kasus ini, bertentangan dengan rasakeadilan, dimana pada masyarakat pedesaan dan terisolir seperti desa tempatberdomisilinya Para Pemohon, masih hidup nilainilai hukum yang terdapatdalam kitabkitab fikin

Kitab Fikin Sunah Juz Il halaman 290 yang berbunyi:col alicl gl dog Wl auw Mold!

Kitab Fikin Sunah Juz II halaman 289 yang berbunyi;glo casol 15 Gye Goll yo Clb! ar, olLl le oJ!Artinya : Seorang ister) mempunyal hak untuk menggugat kepadaPengadilan agar menceraikan terhadap suaminya jika iaberpendapat suami telah berbuat memadhorotkan dirinya;Menimbang, bahwa fakta hukum tersebut telah juga memenuhiPasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 TentangPelaksanaan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinanjo.

AlRumayat 21 dan maksud Pasal 1 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentangPerkawinan jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, bahkan akan mendatangkankemudharatan yang lebih besar bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa selama proses persidangan berlangsung terlihatsecara nyata bahwa Penggugat sudah tidak lagi mencintai Tergugat, malahyang terjadi sifat kebencian terhadap Tergugat lantaran sikap dan atauperbuatan Tergugat terhadap Penggugat, untuk itu Majelis Hakim memandangperlu mengemukakan pendapat ahli fikin

ails gllo lIgrgJ aro Jl ant, prs ris IsDan apabila kebencian si istri telah demikian memuncaknya terhadapsuaminya, maka Hakim boleh menjatuhkan talak suami dengan talak satu;Berdasarkan pendapat ahli fikin tersebut di atas, Majelis Hakim sependapat danmengambil alin menjadi pertimbangan hukum dalam perkara ini;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, alasan gugatan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat telahmemenuhi unsurunsur yang terkandung dalam Pasal 39 ayat (

II tersebut serta belum pernah bercerai;Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi di atas telah saling bersesuaian satusama lain dan tidak bertentangan maka menurut penilaian majelis keterangan keduasaksi a quo telah memenuhi syarat materil dan karenanya dapat diterima;Menimbang, bahwa selain dari pada itu kedua belah pihak yang menikahincasu Pemohon dan Pemohon II secara tegas dengan surat permohonan perkara initelah mengaku adanya pernikahan antara Pemohon dengan Pemohon II, makasesuai doktrin fikin

Kitab Tuhfah Muhtaj juz IV halaman 133 yangmenerima pengakuan tentang nikah yang disampaikan seorang perempuan yang telahbaligh, selanjutnya Majelis Hakim mengambil alin pendapat para ulama dimaksudsebagai pendapat Majelis Hakim;Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 14 Kompilasi Hukum Islamyang menegaskan sahnya pernikahan jika terpenuhi syarat dan rukun nikah, yaituadanya orang yang menikah, Wali Nikah, Dua orang saksi nikah dan adanya ljab Kabulyang diucapkan, dihubungkan dengan doktrin fikin

;Menimbang, bahwa selain dari pada itu doktrin fikin sebagaimana disebutkandalam kitab Bughyatul mustarsyidin halaman 298, menyatakan:GVly Aro Jl cis Sot Ul G99 cole din kk) wrgur llsArtinya: Apabila telah ada saksi yang menerangkan tentang adanya perkawinanseorang perempuan dan kesaksian tersebut telah sesuai dengan permohonan(pihak yang mengajukan), maka nyatalah adanya pernikahan dan hubungankewarisannya.Dalam kitab Tuhfah Muhtaj juz IV halaman 133 juga disebutkan :CISL aldlell all L351 airsArtinya

II patut untuk dikabulkan denganmenetapkan sah pernikahan Pemohon dengan Pemohon II yang dilangsungkan padatanggal 15 Januari 1984 di Desa Aek Bamban Kecamatan Bandar Pulau/AekSongsongan, Kabupaten Asahan, sebagaimana akan dicantumkan dalam amarpenetapan ini.Menimbang, bahwa berdasarkan Putusan Sela Pengadilan Agama Balige No. 10/Pdt.P/2012/PA.Blg tanggal 10 Mei 2012, maka Pemohon dan Pemohon II dibebaskandari membayar biaya perkara ;Mengingat Pasal 7 dan Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam, doktrin fikin

Penetapan No.2/Padt.P/2013/PA.Blg(pihak yang mengajukan), maka nyatalah adanya pernikahan dan hubungankewarisannya ;Menimbang, bahwa selain dari pada itu kedua belah pihak yang menikah incasuPemohon dan Pemohon II secara tegas dengan surat pemohonannya telah mengakuadanya pernikahan antara keduanya, maka sesuai doktrin fikin yang terdapat dalamKitab Tuhfah Muhtaj juz V halaman 133 yang menerima pengakuan tentang nikah yangdisampaikan seorang perempuan yang telah baligh, selanjutnya Majelis Hakimmengambil

alih pendapat ulama dimaksud sebagai pendapat Majelis Hakim;Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 14 Kompilasi Hukum Islamyang menegaskan sahnya pernikahan jika terpenuhi syarat dan rukun nikah, yaituadanya orang yang menikah, Wali Nikah, Dua orang saksi nikah dan adanya mahar,dihubungkan dengan doktrin fikin yang telah diambil alin Majelis Hakim sebagaipendapat majelis, maka Majelis Hakim menemukan fakta bahwa Pemohon denganPemohon II telah melaksanakan pernikahan/perkawinan secara sah menurut

Berdasarkan hadishadis di atas dan nash syarak lainyang terkait, maka Ahli Fikin dari kalangan mazhab alSyafi'i menetapkanbahwa rukun (unsur) perkawinan itu ada lima, yaitu: Calon suami, calon istri,wali nikah, dua orang saksi, dan ijab kabul, sebagaimana dikemukakan olehAbd alRahman alJaziriy di dalam kitab alFigh ala alMadzahib alArbaahberikut:cla 295 To) 1 aod CLS!

penjelasan pasalnyadisebutkan bahwa ketentuan itu dimaksudkan agar putusan hakim dan hakimkonstitusi Sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat;Menimbang, bahwa secara substansial (pada hakikatnya), Pasal 5 ayat(1) UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman diatas, sejalan dengan konsep penetapan hukum dalam Islam, dimana dalamperspektif (pbandangan) hukum Islam, ketentuanketentuan yang terdapat dalamaturan perundangundangan tersebut sama kedudukannya dengan kaidahkaidah fikin

pula dikaruniai anak serta tidak ada pula gangguan dari pihak manapunyang mempermasalahkan keabsahan akad perkawinan antara Para Pemohon,maka menerapkan ketentuan tentang pencatatan perkawinan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan tersebut, dalam kasus ini, bertentangan dengan rasakeadilan, dimana pada masyarakat pedesaan dan terisolir seperti desa tempatberdomisilinya Para Pemohon, masih hidup nilainilai hukum yang terdapatdalam kitabkitab fikin