Ditemukan 745874 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 12-12-2018 — Putus : 10-12-2018 — Upload : 12-12-2018
Putusan PT BANTEN Nomor 151/PDT/2018/PT BTN
Tanggal 10 Desember 2018 — DENNY ABRAHAM, Laki-laki, Warga Negara Indonesia, Agama Kristen, NIK.3674021909830001, beralamat di Villa Melati Mas Blok.C-3/15, RT/RW.049/008, Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan. Selanjutnya disebut sebagai Pembanding/semula Tergugat; Melawan MEGA TANTRI ARUMANINGTYAS, Perempuan, Warga Negara Indonesia, Agama Kristen, NIK.3674025903860008, beralamat di Villa Melati Mas Blok.C-3/15, RT/RW.049/008, Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan. Dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukum bernama Aries Surya, SH, Mandela Ignasius Sinaga, SH,MH, Heroe Arioso, SH dan Josavat M. Simanjuntak, SH, Advokat/Pengacara di Kantor Hukum Surya Mandela & Partners, beralamat di Equity Tower, 49 th floor, Sudirman Central Business District (SCBD), Jl.Jend.Sudirman Kav.52-53 Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 7 Maret 2018, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang pada tanggal 3 April 2018 Nomor : 779/Sk.Pengacara/2018/PN.Tng; Selanjutnya disebut sebagai Terbanding/semula Penggugat;
39654
  • Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada kesamaan visidan misi serta prinsip dalam menjalani dan mengarungi rumahtangga bersama ;Bahwa semakin hari kehidupan rumah tangga yang dijalani Penggugatdengan Tergugat semakin tak menentu dan tidak memiliki prinsip yangsatna lagi dalam membina rumah tangga untuk menjadi lebih baik,sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yangbahagia dan kekal tidak mungkin dapat terwujud;Bahwa hubungan Perkawinan dan rumah tangga Penggugatdan Tergugat kalaupun
    ketenteraman jiwadan kebahagiaan hidup sebagal suami isteri ;Bahwa berdasarkan kenyataan yang demikian, terlihat bahwa rumahtangga antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada kecocokan danjuga sudah tidak dapat dipertahankan lagi ;Bahwaberdasarkan dengan faktafakta tersebut diatas, jelaslah bahwakehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonisdan semakin jauh dan kehidupan kerukunan hal mana sangat tidakmungkin dapat tercapai dan terbentuknya kehidupan rumah tangga yangbahagia dan kekal
    Hal ini akan sulit mencapai kehidupan rumahtangga yang bahagia dan kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa sebagaimana Pasal 39 ayat (2) UU NomorHalaman 12 dari 22 Putusan Perdata Nomor 151/PDT/2018/PT BTN1/1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 19 huruf f PP Nomor9/1975;1.1.2.
    Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telahmempertimbangkan alasan perceraian sebagaimana yangdiatur dalam Pasal 19 huruf f PP No 9/1975, dimana antaraTerbanding/Penggugat dengan Pembanding/Tergugat telahterjadi pertengkaran yang terusmenerus sehingga untukmembentuk dan mewujudkan kehidupan rumah tanggayang bahagia dan kekal tidak mungkin lagi tercapai;2.2.2.
Register : 23-09-2021 — Putus : 16-11-2021 — Upload : 19-11-2021
Putusan PN MAUMERE Nomor 37/Pdt.G/2021/PN Mme
Tanggal 16 Nopember 2021 — Penggugat melawan Tergugat
8828
  • Bahwa tujuan utama dari pada perkawinan adalah untuk membentukkeluarga yang bahagia dan kekal, dimana suami dan isteri harus bersikapjujur, saling membantu dan melengkapi, saling menghormati satu sama lainHalaman 1 dari 17 Putusan Perdata Gugatan Nomor 37/Padt.G/2021/PN Mmeagar masing masing dapat mengembangkan kepribadiannya gunamancapai kesejahteraan lahir dan bathin;4.
    Bahwa tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yangbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai amanahPasal 1 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 TentangPerkawinan adalah tidak tercapai karena antara Penggugat dan Tergugatsering terjadi percekcokan, perselisihan dan pertengkaran secara terusmenerus sehingga tidak tidak ada harapan akan hidup rukun/berbaikkembali dalam rumah tangga (onhee!
    melepaskan haknya untuk mempertahankan kepentingannya gunamembantah dalildalil gugatan Penggugat dan perkara ini akan diputus secaraverstek;Menimbang, bahwa sebelum membahas mengenai tuntutan pokokpersengketaan tersebut, maka Majelis Hakim terlebih dahulu akan membahasmengenai sahnya perkawinan Penggugat dengan Tergugat;Menimbang, bahwa perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorangpria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentukkeluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
    sertaketerangan saksisaksi diperoleh fakta bahwa antara Penggugat denganTergugat selaku suami isteri telah berumah tangga selama kurang lebih 8(delapan) tahun;Menimbang, bahwa secara nyata perkawinan Penggugat dan Tergugattelah berlangsung sejak tahun 2013 sampai saat ini, yang mana tujuan dariHalaman 10 dari 17 Putusan Perdata Gugatan Nomor 37/Pdt.G/2021/PN Mmeperkawinan itu sendiri sebagaimana dirumuskan di dalam Undang UndangPerkawinan, adalah tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagiadan kekal
Register : 02-01-2015 — Putus : 18-06-2015 — Upload : 08-07-2015
Putusan PA NGAWI Nomor 0020/Pdt.G/2015/PA.Ngw
Tanggal 18 Juni 2015 — PEMOHON DAN TERMOHON
72
  • Namun kewajiban memberi nafkah tetap Pemohon tunaikan;7 Bahwa dalam perkawinan Pemohon dan Termohon diperoleh keturunan seoranganak perempuan bernama ANAK I, umur + tahun 2 bulan yang sekarang tinggalbersama Termohon;8 Bahwa oleh karena rumah tangga / hubungan suamiistri antara Pemohon danTermohon sudah sedemikian rupa dimana antara Pemohon dan Termohon selaluterjadi pertengkaran dan sudah pisah rumah serta tidak ada harapan untuk rukunkembali, maka harapan untuk mewujudkan rumah tangga yang kekal
    sebagai pihakpihak(persona standi in judicio), maka permohonan Pemohon dapat diterima;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut Majelis Hakimberkesimpulan antara Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan sudah tidakmungkin dapat disatukan lagi dalam sebuah rumah tangga yang utuh demi terwujudnyakeluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, sehingga terbinanya hubungan antarasuami istri yang dilandasi kasih sayang demi mewujudkan tujuan perkawinan yaitumembentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal
    merukunkan Pemohon dan Termohon, maka fakta yangsedemikian itu telah cukup menjadikan alasan hukum bahwa rumah tangga/perkawinanPemohon dan Termohon telah benarbenar pecah dan tidak ada harapan untuk rukunkembali sebagai suami istri;Menimbang, bahwa sesuai Pasal 1 Undangundang Negara Republik IndonesiaNomor Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan adalah ikatan lahir dan batinantara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentukkeluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
Register : 21-10-2020 — Putus : 27-10-2020 — Upload : 27-10-2020
Putusan PA Kwandang Nomor 211/Pdt.G/2020/PA.Kwd
Tanggal 27 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
124
  • ArRum ayat 21 dan Pasal1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu membentuk keluarga yangsakinah mawaddah wa rahmah dan rumah tangga yang bahagia dan kekal,tidak tercapail;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimana yangdimaksud oleh Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaituterbentuknya rumah tangga yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa, diperlukan adanya unsur saling mencintai dan saling menyayangi diantarakedua belah pihak sebagai suami isteri;Menimbang, bahwa
    rumah tangga yang bahagia, kekal dan sejahteraakan terwujud jika antara suami isteri saling menyayangi satu sama lain.Apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasih saksingnya,maka citacita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga tersebut tidak akanpernah menjadi kenyataan bahkan kehidupan perkawinan itu akan menjadibelenggu kehidupan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa salah satu unsur terpenting dalam membina rumahtangga yang bahagia dan harmonis adalah adanya kemesraan hubungansebagaimana
Register : 04-11-2019 — Putus : 19-11-2019 — Upload : 20-11-2019
Putusan PA TANGERANG Nomor 2541/Pdt.G/2019/PA.Tng
Tanggal 19 Nopember 2019 — Penggugat melawan Tergugat
50
  • Nomor 2541/Pdt.G/2019/PA.TngTermohon namun tidak berhasil dan saksi menyatakan sudah tidak sangguplagi untuk merukunkan Pemohon dan Termohon;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut di atas, MajelisHakim mempertimbangkan sebagai berikut;Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 ditegaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antaraseorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuanmembentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
    Termohon telah berpisah rumah sejak bulan Desember 2019hingga sekarang tidak saling menghiraukan lagi, telah menunjukkan bahwaantara Pemohon dan Termohon telah kehilangan kebahagiaan sebagairepresentasi keterikatan lahir batin, oleh karenanya menurut pendapat majelishakim bahwa fakta tersebut di atas patut dinyatakan telah bertentangan dengannilainilai yang terkandung dalam ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 di mana Pemohon dan Termohon tidak dapat lagi mewujudkankebahagiaan yang kekal
    lahir batin dalam perkawinannya;Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah terbukti dalampersidangan tersebut, majelis beroendapat bahwa ternyata antara Pemohondan Termohon sudah tidak ada ikatan batin yang kuat (mitsaqon gholizhon)yang merupakan penggerak kehidupan dalam sebuah rumah tangga, sudahtidak saling mencintai dan tidak saling membutuhkan, oleh karenanya tujuanperkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan
Register : 25-06-2021 — Putus : 05-08-2021 — Upload : 05-08-2021
Putusan PA MAKASSAR Nomor 1455/Pdt.G/2021/PA.Mks
Tanggal 5 Agustus 2021 — Penggugat melawan Tergugat
166
  • Bahwa dengan demikian suatu perkawinan yangdiamanahkan oleh UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974Tentang Perkawinan, tidak lagi terwujud yakniastinek toooembantyksuatu keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal.18.
    Hakim dan pihak keluarga telah tidakberhasil menasehati Penggugat agar tidak bercerai dengan Tergugat, dan telahternyata Penggugat menyatakan tetap pada gugatannya, dengan demikian haltersebut telah menujukkan bahwa diantara Penggugat dan Tergugat tidak adaharapan akan hidup rukun dalam rumah tangga;Menimbang, bahwa dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974 jo UndangUndang Nomor 16 Tahun 2019 disebutkan bahwa tujuanperkawinan adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga (keluarga)bahagia, kekal
    perkawinan untukmewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmahsebagaimana dikehendaki oleh AlQuran surat ArRum ayat 21, namun dengankeadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sebagaimana tersebut, makatujuan perkawinan menjadi tidak terwujud;Menimbang, bahwa di dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974 ditegaskan "Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang priadengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluargaatau rumah tangga yang bahagia dan kekal
Register : 20-12-2013 — Putus : 17-02-2014 — Upload : 14-03-2014
Putusan PA SERANG Nomor 1487/Pdt.G/2013/PA.Srg.
Tanggal 17 Februari 2014 — Penggugat vs Tergugat
60
  • Halaman 1 dari 171487/Pdt.G/2013/PA.Srg. tanggal 20 Desember 2013 dengan mengemukakan alasanalasan dan dalildalil sebagai berikut :01.02.03.04.05.06.bahwa perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorangwanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yangbahagia dan kekal berdasarkanketuhanan Yang Maha Esa;bahwa Penggugat adalah istri sah dari Tergugat yang telah menikah diKec.Walantaka Kota Serang pada tanggal 12 Juni 2005 sesuai dengan Kutipan AktaPerkawinan
    No.304/30/VI/ 2005 dari daftar perkawinan yang dikeluarkan olehKantor Urusan Agama Kecamatan Walantaka, Kota Serang;bahwa pada mulanya kehidupan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugatberjalan rukun, damai dan harmonis, dan kalaupun terdapat perselisihan danpertengkaran hal tersebut adalah hal yang biasa sebagai bagian dan ujian dalammembina rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YangMaha Esa;bahwa dan perkawinan Penggugat dan Tergugat tersebut belum dikanuniaiketurunan, namun
    kurang 2 (dua) tahun; bahwa, selama pisah tidak pernah rukun lagi dan Tergugat tidak memberikan nafkahkepada Penggugat; bahwa, upaya perdamaian telah diupayakan, namun tidak berhasil ;Menimbang, bahwa dengan merujuk dan mendasari kepada pertimbanganpertimbangan dan faktafakta hukum sebagai tersebut di atas Majelis Hakim menilai : dimana pernikahan yang pada hakekat dan pada dasarnya merupakan akad atau ikatanlahir bathin antara seorang pria dan wanita dengan tujuan untuk membina rumahtangga bahagia, kekal
Register : 31-01-2013 — Putus : 08-05-2013 — Upload : 03-07-2014
Putusan PA SLAWI Nomor 327_Pdt.G_2013_PA.Slw
Tanggal 8 Mei 2013 — PENGGUGAT TERGUGAT
85
  • Hal ini didasarkan karena tujuanperkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia, kekal dan12sejahtera, oleh karenanya untuk memungkinkan terjadinya perceraian harusada alasan alasan tertentu;Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa kepada Penggugat dan Tergugattetap dibebankan untuk mengajukan pembuktiannya;Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalildalilnya, Penggugat telahmengajukan dua bukti tertulis (P1 dan P2) dan 3 (tiga) orang saksi yang berasal darikeluarga atau orangorang dekat
    dan Tergugat yang pada pokoknya saksisaksi tersebut antara lain menyatakan bahwa antara Penggugat dengan Tergugatsudah dirukunkan, akan tetapi tidak berhasil, karena Penggugat berketetapan hatiuntuk tetap bercerai dari Tergugat, meskipun Tergugat sendiri masih menghendakiagar bisa rukun kembali dengan Penggugat;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimana dimaksudPasal 1 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yakniterbentuknya keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
    berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa, diperlukan adanya unsur saling mencintai dan salingmenyayangi di antara kedua belah pihak sebagai suami isteri, sebagaimanadiisyaratkan di dalam Al Quran Surat Ar Ruum ayat 21;Menimbang, bahwa apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dankasih sayangnya, maka cita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga yang bahagia,kekal dan sejahtera tersebut tidak akan pernah menjadi kenyataan, bahkan kehidupanperkawinan itu akan menjadi belenggu kehidupan bagi kedua
Register : 13-04-2017 — Putus : 06-06-2017 — Upload : 28-06-2019
Putusan PA KALIANDA Nomor 0447/Pdt.G/2017/PA.Kla
Tanggal 6 Juni 2017 — Penggugat melawan Tergugat
90
  • ArRum ayat 21 dan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974,yaitu membentuk keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan rumahtangga yang bahagia dan kekal, tidak tercapal;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimana yangdimaksud oleh Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaituterbentuknya rumah tangga yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa, diperlukan adanya unsur saling mencintai dan saling menyayangi diantarakedua belah pihak sebagai suami isteri;Menimbang, bahwa
    rumah tangga yang bahagia, kekal dan sejahteraakan terwujud jika antara suami isteri saling menyayangi satu sama lain.Apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasih sayangnya,maka citacita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga tersebut tidak akanpernah menjadi kenyataan bahkan kehidupan perkawinan itu akan menjadibelenggu kehidupan bagi kedua belah pihak;Halaman 13 dari 17 halaman Putusan Nomor 0447/Pdt.G/2017/PA.Kla.Menimbang, bahwa salah satu unsur terpenting dalam membina rumahtangga
Register : 12-02-2019 — Putus : 09-04-2019 — Upload : 10-04-2019
Putusan PA TANGERANG Nomor 455/Pdt.G/2019/PA.Tng
Tanggal 9 April 2019 — Penggugat melawan Tergugat
71
  • berusaha merukunkan Pemohon danTermohon namun tidak berhasil dan saksi menyatakan sudah tidak sangguplagi untuk merukunkan Pemohon dan Termohon;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut di atas, MajelisHakim mempertimbangkan sebagai berikut;Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 ditegaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antaraseorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuanmembentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
    sekarang tidak saling menghiraukan lagi, telah menunjukkan bahwaantara Pemohon dan Pemohon telah kehilangan kebahagiaan sebagaiHalaman 10 dari halaman 15 Putusan Nomor 0455/Pdt.G/2019/PA.Tngrepresentasi keterikatan lahir batin, oleh karenanya menurut pendapat majelishakim bahwa fakta tersebut di atas patut dinyatakan telah bertentangan dengannilainilai yang terkandung dalam ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 di mana Pemohon dan Termohon tidak dapat lagi mewujudkankebahagiaan yang kekal
    lahir batin dalam perkawinannya;Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah terbukti dalampersidangan tersebut, majelis berpoendapat bahwa ternyata antara Pemohondan Termohon sudah tidak ada ikatan batin yang kuat (mitsaqon gholizhon)yang merupakan penggerak kehidupan dalam sebuah rumah tangga, sudahtidak saling mencintai dan tidak saling membutuhkan, oleh karenanya tujuanperkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974
Register : 25-08-2020 — Putus : 05-01-2021 — Upload : 05-01-2021
Putusan PA Kwandang Nomor 146/Pdt.G/2020/PA.Kwd
Tanggal 5 Januari 2021 — Penggugat melawan Tergugat
5123
  • ArRum ayat 21 dan Pasal1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu membentuk keluarga yangHalaman 13 dari 17 halaman Putusan Nomor 146/Pdt.G/2020/PA.Kwd.sakinah mawaddah wa rahmah dan rumah tangga yang bahagia dan kekal,tidak tercapail;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimana yangdimaksud oleh Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaituterbentuknya rumah tangga yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa, diperlukan adanya unsur saling mencintai dan saling menyayangi
    diantarakedua belah pihak sebagai suam1 isteri;Menimbang, bahwa rumah tangga yang bahagia, kekal dan sejahteraakan terwujud jika antara suami isteri saling menyayangi satu sama lain.Apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasih saksingnya,maka citacita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga tersebut tidak akanpernah menjadi kenyataan bahkan kehidupan perkawinan itu akan menjadibelenggu kehidupan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa salah satu unsur terpenting dalam membina rumahtangga
Register : 02-05-2018 — Putus : 18-09-2018 — Upload : 21-03-2019
Putusan PA KALIANDA Nomor 0583/Pdt.G/2018/PA.Kla
Tanggal 18 September 2018 — Penggugat melawan Tergugat
70
  • ArRum ayat 21 dan Pasal1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu membentuk keluarga yangsakinah mawaddah wa rahmah dan rumah tangga yang bahagia dan kekal,tidak tercapail;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimana yangdimaksud oleh Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaituterbentuknya rumah tangga yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa, diperlukan adanya unsur saling mencintai dan saling menyayangi diantarakedua belah pihak sebagai suami isteri;Menimbang, bahwa
    rumah tangga yang bahagia, kekal dan sejahteraakan terwujud jika antara suami isteri saling menyayangi satu sama lain.Apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasih sayangnya,maka citacita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga tersebut tidak akanpernah menjadi kenyataan bahkan kehidupan perkawinan itu akan menjadibelenggu kehidupan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa salah satu unsur terpenting dalam membina rumahtangga yang bahagia dan harmonis adalah adanya kemesraan hubungansebagaimana
Register : 13-02-2013 — Putus : 07-03-2013 — Upload : 03-09-2013
Putusan MS KUTACANE Nomor 22/Pdt.G/2013/MS.KC
Tanggal 7 Maret 2013 —
394
  • No. 0022/Pdt.G/2013/MS.KC.Menimbang, bahwa dalam hal mana Majelis Hakim memberikan pandanganbahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanitasebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yangbahagia dan kekal, sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana maksud Firman Allahdalam Surat alRum ayat 21 dinyatakan bahwa jis.
    Pasal 1 UndangundangNomor 1 Tahun 1974, Pasal 2 dan 3 Kompilasi hukum Islam Tahun 1991, atau jugadisebut sebagai mitsagan ghalidzan (ikatan yang sangat kuat) sehingga perkawinantersebut wajib dijaga secara utuh dan dilestarikan sehingga mendatangkan ketentramandan kebahagiaan;Menimbang, bahwa meskipun dalam Islam pada asasnya sepasang suami istridituntut untuk mempertahankan rumah tangganya, namun aspek pencapaian tujuanperkawinan tersebut, yaitu membentuk keluarga (rumah tangga) bahagia dan kekal
    kemudharatan yang lebih besar bagikedua belah pihak, sehingga cukup beralasan bagi Majelis Hakim berkeyakinan bahwaperceraian sudah merupakan alternatif yang terbaik bagi kedua belah pihak. sebagimanakaidah fikih menyatakan:Wlaodl ul> yo wel swlesJl sy.Artinya: Menolak kemudaratan lebih utama daripada mengambil manfaat;Menimbang, bahwa oleh sebab itu, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumahtangga Pemohon dengan Termohon tidak mungkin dipertahankan lagi karena tidakmungkin terwujud rumah tangga yang kekal
Register : 10-02-2017 — Putus : 16-03-2017 — Upload : 31-07-2019
Putusan PA TIGARAKSA Nomor 689/Pdt.G/2017/PA.Tgrs
Tanggal 16 Maret 2017 — Penggugat melawan Tergugat
83
  • Putusan Nomor : 689 /Pdt.G/2017/PA.Tgrsseorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuanmembentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas dapatdiinterpretasikan bahwa kebahagiaan dan kekekalan sebuah rumah tanggasangatlah ditentukan oleh adanya keterikatan lahir batin di antara pasangansuami istri tersebut, oleh karena itu manakala antara suami istri telah tidakberada dalam satu kediaman
    satu kediamanbersama yang telah berlangsung selama 2 bulan hingga sekarang tidak salingmenghiraukan lagi, telah menunjukkan bahwa antara Pemohon dan Termohontelah kehilangan kebahagiaan sebagai representasi keterikatan lahir batin, olehkarenanya menurut pendapat majelis hakim bahwa fakta tersebut di atas patutdinyatakan telah bertentangan dengan nilainilai yang terkandung dalamketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dimana Pemohon danTermohon tidak dapat lagi mewujudkan kebahagiaan yang kekal
    tersebut dibubarkan atau diceraikandaripada tetap dipersatukan;Menimbang, bahwa untuk menghindarkan para pihak dari kemelutrumah tangga yang berkepanjangan, maka pintu perceraian dapat dibukasejalan dengan kaidah Fighiyah yang berbunyi:swlaodl s5> dlasl ule Je pataArtinya: Menolak kerusakan itu lebih utama dari mengambilkemaslahatanMenimbang, berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas harus dinyatakan bahwa tujuan perkawinan antara Pemohon danTermohon untuk membina rumah tangga bahagia serta kekal
Register : 19-06-2015 — Putus : 29-09-2015 — Upload : 18-10-2016
Putusan PN SURAKARTA Nomor 144 / Pdt. G / 2015 / PN.SKT
Tanggal 29 September 2015 — GITA NOVI KURNIASARI vs DANANG WIRANTO
186
  • Skt.bahagia dan sejahtera yang kekal berdasarkan Ketuhanan YangMaha Esa.. Bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yangrukun, semula damai dan tentram serta harmonis, namunsetahun setelah menikah / perkawinan atau lebih kurang awalJuli 2010 antara Penggugat dengan Tergugat sebagai suami isterisecara terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dantidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga..
    Skt.10.No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yakni membentuk keluarga(rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa.Bahwa berdasarkan facta dan uraianuraian diatas, telahterpenuhi alasanalasan perceraian menurut hukum sepertihalnyayang diatur dalam pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No. 9tahun 1975 Tentang Pelaksanaan UU. No. 1 tahun 1974 TentangPerkawinan Jo. Pasal 39 UU. Perkawinan Indonesia No. 1 Tahun1974 tentang Perkawinan dan Penjelasannya.
    positif seperti yang saya katakan tadidiatas perbedaan pendapat dalam rumah tangga pasti ada, sayaselaku suami yang baik selalu mengalah dan bijak dalammengatasi permasalahan dengan berfikir jernih, tetapi istri sayatempramental dalam menyikapi masalah.Saya serahkan semuanya kepada pihak pengadiian, saya hanyamemohon untuk keadilan melihat dan kebenaran kasus ini.Keberatan, saya sebagai suami selalu berusaha untuk membinadan menjaga keluarga saya untuk menuju keluarga yangharmonis, damai, tentram dan kekal
Register : 13-03-2017 — Putus : 18-05-2017 — Upload : 22-06-2017
Putusan PA TANGERANG Nomor 587/Pdt.G/2017/PA.Tng
Tanggal 18 Mei 2017 — PEMOHON VS TERMOHON
60
  • Bahwa pihak keluarga telah berusaha merukunkan Pemohon dengan Termohon,namun tidak berhasil.Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut di atas, MajelisHakim mempertimbangkan sebagai berikut;Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 ditegaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorangpria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;Menimbang
    bersamayang telah berlangsung sejak bulan Februari 2017 hingga sekarang tidak salingmenghiraukan lagi, telah menunjukkan bahwa antara Pemohon dan Termohon telahkehilangan kebahagiaan sebagai representasi keterikatan lahir batin, oleh karenanyamenurut pendapat majelis hakim bahwa fakta tersebut di atas patut dinyatakan telahbertentangan dengan nilainilai yang terkandung dalam ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 di mana Pemohon dan Termohon tidak dapat lagimewujudkan kebahagiaan yang kekal
    lahir batin dalam perkawinannya;Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah terbukti dalam persidangantersebut, majelis berpendapat bahwa ternyata antara Pemohon dan Termohon sudahqe 4 : 4 Vinetidak ada ikatan batin yang kuat (mitsaqgon gholizhon) yangmerupakan penggerak kehidupan dalam sebuah rumah tangga, sudah tidak salingmencintai dan tidak saling membutuhkan, oleh karenanya tujuan perkawinan untukmembentuk keluarga yang bahagia dan kekal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1UndangUndang Nomor
Putus : 30-09-2015 — Upload : 10-03-2016
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 649 K/Ag/2015
Tanggal 30 September 2015 — PEMOHON VS TERMOHON
3221 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Sehingga oleh karenanya permohonan kasasiini sah menurut hukum (wettig, legal), sehingga harus dinyatakan diterima;Bahwa kembali Pemohon Kasasi/Tergugat tegaskan bahwa PemohonKasasi/Tergugat akan senantiasa mempertahankan perkawinannya denganTermohon Kasasi/Penggugat, oleh karena Allah SWT. sangat membenciperceraian, disamping Itu tujuan perkawinan itu sendiri menurut Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalahmembentuk keluarga bahagia dan kekal (abadi; langgeng dan selamanya
    Mengenai tujuan perkawinan, Pasal 1 UndangUndangNomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menentukan bahwa:Perkawinan talah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagaisuami ister dengan tujuaan membentuk keluarga (rumah tangga) yangbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;Ketentuan pasal dimaksud, jelas menunjukkan bahwa perkawinan bertujuanmembentuk keluarga yang bahagia, kekal, abadi dan selamanya.Perkawinan dilakukan dan dilaksanakan adalah untuk dipertahankan, bukanuntuk
Register : 25-11-2020 — Putus : 28-06-2021 — Upload : 10-07-2021
Putusan PA MALANG Nomor 2376/Pdt.G/2020/PA.MLG
Tanggal 28 Juni 2021 — Penggugat melawan Tergugat
7117
  • Bahwa Tujuan dan harapan perkawinan untuk menjadi pasangan hidupselama hidup, membentuk keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahterayang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, ternyata tidak dapatdicapai, hal ini disebabkan dalam kehidupan berumah tangga antaraHal 2 dari 16 hal Putusan Nomor: 2376/Pdt.G/2020/PA.MlgPenggugat dan Tergugat terjadi banyak perbedaan yang menimbulkan cekcokdan pertengkaran;8.
    pernahlagi melaksankan kewajibannya sebagai Suami istri dan Penggugat tetap dalampendiriannya yang tidak dapat mempertahankan keutuhan rumah tangganya lagi,sehingga hal tersebut dinilai bahwa kedua belah pihak tidak lagi saling mencintai,hormat menghormati, setia dan memberikan bantuan lahir batin yang satu kepadayang lainnya sebagai suami isteri, Sebagaimana maksud pasal 77 ayat (2)Kompilasi Hukum Islam;Menimbang bahwa oleh karena tujuan perkawinan adalah untuk membinarumah tangga yang bahagia dan kekal
    Lue ole p ro awlill s5 >Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan.Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut telah cukupmembuktikan bahwa kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidakharmonis lagi, kKeduanya telah berpisah tempat tinggal dan sudah tidak salingmencintai, sehingga hakikat dan tujuan pernikahan, yaitu adanya ikatan lahir batinsuami istri guna menciptakan rumah tangga bahagia dan kekal, rumah tanggasakinah, mawaddah, dan rahmah sebagaimana
Register : 16-02-2017 — Putus : 16-05-2017 — Upload : 02-07-2019
Putusan PA KALIANDA Nomor 0240/Pdt.G/2017/PA.Kla
Tanggal 16 Mei 2017 — Penggugat melawan Tergugat
121
  • ArRum ayat 21 dan Pasal1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu membentuk keluarga yangsakinah mawaddah wa rahmah dan rumah tangga yang bahagia dan kekal,tidak tercapai;Menimbang, bahwa terwujudnya tujuan perkawinan sebagaimana yangdimaksud oleh Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaituterbentuknya rumah tangga yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa, diperlukan adanya unsur saling mencintai dan saling menyayangi diantarakedua belah pihak sebagai suami isteri;Menimbang, bahwa
    rumah tangga yang bahagia, kekal dan sejahteraakan terwujud jika antara suami isteri saling menyayangi satu sama lain.Apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasih sayangnya,maka citacita ideal bagi suatu kehidupan rumah tangga tersebut tidak akanpernah menjadi kenyataan bahkan kehidupan perkawinan itu akan menjadibelenggu kehidupan bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa salah satu unsur terpenting dalam membina rumahtangga yang bahagia dan harmonis adalah adanya kemesraan hubungansebagaimana
Register : 21-07-2021 — Putus : 04-08-2021 — Upload : 04-08-2021
Putusan PA BIMA Nomor 343/Pdt.P/2021/PA.Bm
Tanggal 4 Agustus 2021 — Pemohon melawan Termohon
159
  • Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, yaitu membentuk keluarga atau rumahtangga yang bahagia (sakinah, mawaddah wa rohmah) dan kekal berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa perlu kesiapan fisik, mental dan spiritual terutama bagiseorang perempuan sebagai calon istri dan calon ibu;Menimbang, bahwa diantara tujuan pembatasan usia perkawinan adalahuntuk menjaga kesehatan suami isteri dan keturunan melalui dengan cara adanyakesiapan fisik, mental dan spiritual terutama bagi seorang perempuan sebagai calonistri dan
    Kesehatan jasmani dan rohani sebagai modal mencapai tujuanperkawinan, sedangkan kesehatan keturunan yang dimaksud adalah bagian dariimplikasi atau akibat dari adanya perkawinanMenimbang, bahwa kematangan fisik (baligh) terkait dengan kematanganorgan seksual, sedangkan kematangan mental terkait kedewasaan dalam berpikir,mengendalikan emosi, dan menjalin komunikasi;Menimbang, bahwa tujuan perkawinan tidak sematamata untuk memenuhikebutuhan seksual, tetapi untuk mewujudkan rumah tangga yang kekal dan
    bahagia,dan dalam hal ini kematangan mental sangat berpengaruh dalam mewujudkanrumah tangga yang kekal dan bahagia terkait dengan peran yang harus dilakukanoleh masingmasing calon mempelai baik sebagai suami, istri, bapak, maupun ibu;Menimbang, bahwa oleh karena anak Pemohon dengan anak Pemohon IIsudah lama saling mencintai bahkan telah hamil serta keduanya telah sepakat akanmelanjutkan kejenjang perkawinan untuk membina rumah tangga, keduanya tidakbisa dipisahkan, dan lagi pula kKedua orang tua