Ditemukan 4899 data
19 — 6 — Berkekuatan Hukum Tetap
selanjutnyamengantarkannya ke tempat Terdakwa yang sedang menjalani pidanapenjara di Rutan Lhoksukon, Kabupaten Aceh karena Terdakwa terkaitperkara penyalahgunaan Narkotika ;Bahwa Terdakwa memesan selanjutnya memiliki, menguasai ataumenyimpan Narkotikaa, sesungguhnya tujuannya atau mens rea Terdakwauntuk menggunakan sendiri Narkotika tersebut secara melawan hukum.Perbuatan Terdakwa a quo tidak serta merta diterapkan ketentuan Pasal 112ayat (1) atau Pasal 114 ayat (1) UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009karena perbuatan (actus
Terdakwa tidak pernah terkait dengan jaringan atau sindikatperedaran gelap Narkotika ; Bahwa keliru dan sangat tidak beralasan apabila Terdakwa sebagaipenyalahguna diterapkan ketentuan Pasal 112 ayat (1) atau 114 ayat (1)UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 ; Berdasarkan alasan pertimbangan tersebut disimpulkan bahwa putusanJudex Facti yang menyatakan Terdakwa terbukti melanggar Pasal 112 ayat(1) UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 merupakan pertimbangan faktayang hanya didasarkan pada actus reus Terdakwa
semata tanpamempertimbangkan unsur kesalahan atau mens rea Terdakwa yangbermaksud hendak menggunakan Narkotika ; Bahwa prinsip hukum bahwa orang tidak dapat dihukum hanya karenaberdasarkan actus reus belaka, tanpa mempertimbangkan mens rea ataukesalahan.
26 — 20
didakwa oleh Penuntut Umum dengandakwaan tunggal Pasal 2 ayat (1) UU NO. 12/Drt/1951 tentang MengubahOrdonnantietidelijke Bijszondere Strafbepalingen (STBL.1948 Nomor 17) danUndang Undang RI Dahulu Nomor 8 Tahun 1948; Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah perbuatanpidana yang didakwakan dengan dakwaan tunggal kepada Terdakwa dapat dibuktikanoleh Penuntut Umum dan apakah Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan terhadapperbuatan pidana itu, sebagai berikut :1Unsurunsur Perbuatan pidana (actus
perbuatan pidana yang dilakukanTerdakwa; Menimbang, bahwa alasan pembenar yang terdapat dalam KUHP diatur dalambeberapa pasal sebagai berikut : Pasal 49 Ayat (1) KUHP, Pasal 50 KUHP dan Pasal 51Ayat (1) KUHP; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas telah terbuktisemua unsur dari perbuatan pidana yang dirumuskan dalam pasal yang didakwakanPenuntut Umum kepada Terdakwa, dan ternyata tidak ditemukan adanya alasanpembenar, dengan demikian telah terbukti dan terpenuhi unsur objektif/actus
pertanggungjawaban pidana tersebut, namun harusdipertimbangkan pula apakah pada sekitar diri Terdakwa ditemukan adanya alasanpemaaf yang dapat melepaskan Terdakwa dari pertanggungjawaban3 Alasan Pemaaf ; Menimbang, bahwa alasan pemaaf yang ditentukan dalam KUHP terdapatbeberapa pasal, sebagai berikut : Pasal 44 KUHP, Pasal 48 KUHP, Pasal 49 Ayat (2)KUHP dan Pasal 51 Ayat (2) KUHP; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas,telah terpenuhi semua syarat pemidanaan, baik syarat objektif/actus
PRADIPTA TEGUH SUTANTO, SH.,MH.
Terdakwa:
BUYUNG Alias ABANG Bin Alm ABDULLOH
261 — 43
,Menimbang, bahwa dalam ilmu hukum pidana, perbuatan lahiriah itudikenal sebagai actus reus, sedangkan kondisi jiwa atau sikap kalbu dari pelakuperbuatan itu disebut mens rea. Jadi, actus reus adalah merupakan elemen luar(external element), sedangkan mens rea adalah unsur kesalahan (fault element)atau unsur mental (mental element).
Artinya bahwa actus reus itu menyangkutperbuatan yang melawan hukum (unlawful act) sedangkan mens rea mencakupunsurunsur pembuat tindak pidana yaitu sikap batin yang disebut unsur subyektifsuatu tindak pidana atau keadaan psikis pembuat;Menimbang, bahwa telah diuraikan di atas kesalahan itu sendiri di dalamhukum pidana dibagi menjadi dua, yaitu kesengajaan (do/lus) dan kealpaan(culpa).
16 — 1
Unsur actus reus (physical element), yaitu perbuatan lahiriah atau esensidari kejahatan itu sendiri atau perbuatan yang dilakukan ;2.
mens rea (mental element), yaitu kondisi jiwa atau sikap kalbu daripelaku saat melakukan perbuatan ;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan sebagaimanayang telah diuraikan di atas, mens rea (mental element) dari terdakwa yaituniat terdakwa untuk mengambil dompet milik saksi koroban yang di dalamnyaberisi sejumlah uang, kemudian sikap batin tersebut diwujudkan oleh terdakwadengan membuka jok sepeda motor dan mengambil dompet yang ada didalamnya, sehingga tindakan nyata tersebut menjadi actus
22 — 11 — Berkekuatan Hukum Tetap
yang terungkapdipersidangan, mens rea Terdakwa membeli dan memiliki shabu tersebutsematamata untuk digunakan secara melawan hukum dan bukan untuktujuan lainnya;Fakta hukum lainnya bahwa benar Terdakwa adalah penyalahgunadiketahui melalui latar belakang Terdakwa yang sudah lama menggunakannarkotika dan sudah beberapa kali menggunakan ganja, Terdakwamenggunakan karena merasa dapat membantu mengurangi bebanpekerjaan dan merasa segar;Bahwa Penuntut Umum dalam memori kasasinya hanyamempertimbangkan actus
Bahwa penuntutan dan penjatuhanpidana Terdakwa hanya dengan dasar actus reus semata sama sekalitidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk membuktikan benar Terdakwa penyalahguna narkotika dapatdiketahui berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan Terdakwamembeli, memiliki, menguasai 2 linting ganja berat 0,5830 gram Ini berartiTerdakwa membeli dan memiliki, menyimpan shabu dalam jumlah sedikityaitu 0, 5830 gram/2 linting ganja sisa pakai.
17 — 12 — Berkekuatan Hukum Tetap
Judex Facti maupun Penuntut Umum jangan hanyamempertimbangkan actus reus/perbuatan fisik (materil) yangdilakukan oleh para Terdakwa, akan tetapi wajib pulamempertimbangkan mens rea/kesalahan para Terdakwa.
merta dapatditerapkan dan dipersalahkan melakukan tindak pidana melanggarPasal 114 Ayat (1) Juncto Pasal 132 Ayat (1) UndangUndang Nomor35 Tahun 2009 atau Pasal 112 Ayat (1) Juncto Pasal 132 Ayat (1)UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009, sebab bukankah paraTerdakwa sebelum memakai secara melawan hukum harus lebihdahulu membeli, menguasai, menyimpan Narkotika tersebut, sebabtidak mungkin dapat memakai Narkotika tanpa melalui tahapantersebut;Bahwa Judex Facti maupun Penuntut Umum hanyamempertimbangkan actus
Bahwa penuntutan dan penjatuhan pidanaterhadap para Terdakwa hanya dengan dasar actus reus sematasama sekali tidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan diIndonesia. Bahwa untuk menunjukkan benar para Terdakwa adalahpenyalah guna yaitu para Terdakwa tidak merangkap sebagaiHal. 11 dari 18 hal., Putusan Nomor 3583 K/Pid.Sus/201913.bandar, pengedar, atau penjual Narkotika.
27 — 15
didakwa oleh Penuntut Umum dengandakwaan tunggal Pasal 2 ayat (1) UU NO. 12/Drt/1951 tentang MengubahOrdonnantietidelijke Bijszondere Strafbepalingen (STBL.1948 Nomor 17) danUndang Undang RI Dahulu Nomor 8 Tahun 1948; Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah perbuatanpidana yang didakwakan dengan dakwaan tunggal kepada Terdakwa dapat dibuktikanoleh Penuntut Umum dan apakah Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan terhadapperbuatan pidana itu, sebagai berikut :1Unsurunsur Perbuatan pidana (actus
ayat (1) UndangUndang darurat No. 12 Tahun 1951, yang didakwakanoleh Penuntut Umum kepada Terdakwa, maka selanjutnya akan dipertimbangkanapakah ada alasan pembenar atas perbuatan pidana yang dilakukanTerdakwa; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas telah terbuktisemua unsur dari perbuatan pidana yang dirumuskan dalam pasal yang didakwakanPenuntut Umum kepada Terdakwa, dan ternyata tidak ditemukan adanya alasanpembenar, dengan demikian telah terbukti dan terpenuhi unsur objektif/actus
Terdakwa tersebut telah salah karena melanggar hukum formil danmateriil ;w Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbang tersebut diatas, telah terbukti danterpenuhi semua unsur subjektif/pertanggungjawaban pidana tersebut, namun harusdipertimbangkan pula apakah pada sekitar diri Terdakwa ditemukan adanya alasanpemaaf yang dapat melepaskan Terdakwa dari pertanggungjawaban Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas,telah terpenuhi semua syarat pemidanaan, baik syarat objektif/actus
30 — 8
tindak pidana yangdidakwakan haruslah dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan ;Menimbang, bahwa menurut dokirin, dalam suatu rumusan tindak pidanaterdapat dua unsur pokok dari tindak pidana yang harus dibuktikan, pertama unsuryang bersifat subjektif, yaitu semua hal yang berkenaan dengan batin atau melekatpada keadaan batin orang yang melakukan tindak pidana (mens rea = criminalresponsibility), dan kedua unsur yang bersifat objektif, yaitu semua hal mengenaiperbuatan yang bersifat melawan hukum (actus
dalammasyarakat.Menimbang, bahwa unsur ketiga ini merupakan inti dari perbuatan pidana(criminal act) dalam Pasal 362 KUHP, dalam suatu rumusan tindak pidana terdapatdua unsur pokok dari tindak pidana yang harus dibuktikan, pertama unsur yangbersifat subjektif, yaitu semua hal yang berkenaan dengan batin atau melekat padakeadaan batin orang yang melakukan tindak pidana (mens rea = criminalresponsibility), dan kedua unsur yang bersifat objektif, yaitu semua hal mengenaiperbuatan yang bersifat melawan hukum (actus
Unsur actus reusadalah esensi dari kejahatan itu sendiri atau perbuatan yang dilakukan, sedangkanunsur mens rea adalah sikap batin pelaku pada saat melakukan perbuatan (ZainalAbidin Farid, 1995:35).Menimbang, bahwa dalam ilmu hukum pidana, perbuatan lahiriah itu dikenalsebagai actus reus, sedangkan kondisi jiwa atau sikap kalbu dari pelaku perbuatanitu disebut mens rea.
Jadi actus reus adalah merupakan elemen luar (externalelement), sedangkan mens rea adalah unsur kesalahan (fault element) atauunsur mental (mental element).Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, HakimKetua berpendapat bahwa seseorang dapat dipidana tidak cukup hanya karenaorang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifatmelawan hukum.
Hal ini terjadi karena harus dilihat sikap batin (niat atau maksudtujuan) pelaku perobuatan pada saat melakukan perbuatan yang bertentangan denganhukum atau bersifat melawan hukum tersebut.Menimbang, bahwa Mens Rea adalah sikap batin pelaku perbuatan pidana.Berbeda dengan actus reus yang menyangkut perbuatan yang melawan hukum29(unlawful act), mens rea mencakup unsurunsur pembuat tindak pidana yaitu sikapbatin yang disebut unsur subyektif suatu tindak pidana atau keadaan psikis pembuat(Utrecht, 1960
100 — 24 — Berkekuatan Hukum Tetap
sabusabu untuk digunakan secara melawan hukum/melawan hak dan bukanuntuk tujuan lainnya;Terdakwa sebagai penyalah guna Narkotika apabila ditemukan sedangmembeli atau memiliki, menyimpan atau menguasai Narkotika akan tetapiniat/mens reanya untuk menggunakan Narkotika secara melawan hukummaka tidak dapat dipersalahkan melanggar Pasal 114 Ayat (1) atau Pasal112 Ayat (1) sebagaimana dalam perkara a quo;Bahwa judex facti dalam putusannya hanya mempertimbangkan perbuatanyang secara kasat mata saja yaitu actus
Bahwa penuntutan danpenjatuhan pidana Terdakwa hanya dengan dasar actus reus semata samasekali tidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk menunjukkan Terdakwa penyalah guna, hal ini dapatdibuktikan dari hasil pemeriksaan persidangan terungkap fakta antara lain:1. Bahwa ketika ditangkap polisi Terdakwa baru selesai menggunakanNarkotika secara melawan hukum. Sabusabu yang ditemukan polisisaat penangkapan/penggeledahan adalah sisa sabusabu;2.
Terbanding/Penuntut Umum I : HEPPIES M.H. NOTANUBUN, S.H.
Terbanding/Penuntut Umum II : PRASETYO PURBO, S.H.
132 — 50
ANDI HAMZA, SH dalmbukunya ASAS ASAS HUKUM PIDANA Edisi revisi 2008 PenerbitRineka Cipta pada halaman 90 A. actus reus (delictum) perbuatancriminal sebagai syarat pemidanaan obyektif B. mens rea pertanggung jawaban criminal sebagai syarat pemidanaan.Jadi bertemulah pendapat golongan yang menyatakan actus reusdan mens rea dalam rumusan dalam delik dan golongan yangmemisahkan antara keduanya, yaitu kedua golongan memandangseseorang baru dapat dipidana jika dipenuhi syarat pemidanaanyang obyektif dan
subyektif (actus reus dan mens rea).Selanjutnya kami akan mengutip Pendapat DR.
110 — 30 — Berkekuatan Hukum Tetap
Terdakwa tidak mungkin dapatmenggunakan extacy tanpa terlebih dahulu membeli, kKemudian memiliki,menguasai atau menyimpannya; Bahwa Penuntut Umum dalam memorinya hanya mempertimbangkanperbuatan yang secara kasat mata saja yaitu actus reusnya yaituperbuatan materil Terdakwa yang membeli dan memiliki narkotika, tanpamempertimbangkan mes rea Terdakwa, sedangkan berdasarkan faktapersidangan mens rea Terdakwa membeli, memiliki narkotika tersebutuntuk tujuan digunakan sendiri.
Bahwapenuntutan dan penjatuhan pidana terhadap Terdakwa hanya dengandasar actus reus semata, sama sekali tidak dibenarkan dalam sistemhukum dan peradilan di Indonesia; Bahwa untuk menunjukkan Terdakwa merupakan penyalahgunanarkotika, dapat dibuktikan dari hasil pemeriksaan persidangan yangterungkap fakta antara lain;a.
51 — 17 — Berkekuatan Hukum Tetap
Bahwa Judex Facti dalam putusannya hanya mempertimbangkansecara kasat mata actus reus/perbuatan materil Terdakwa yaitumembeli dan memiliki shabu, tanopa mempertimbangkan mens reaTerdakwa. Padahal berdasarkan fakta sidang mens rea Terdakwamembeli, memiliki shabu tersebut untuk tujuan digunakan sendiri;.Bahwa hal tersebut tentu bertentangan dengan prinsip hukum pidanaatau teori pertanggungjawab pidana yang wajib diterapkan dalam setiappemeriksaan perkara di pengadilan.
Bahwa penuntutan danpenjatuhan pidana Terdakwa hanya dengan dasar actus reus sematasama sekali tidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan diIndonesia:. Bahwa untuk membuktikan benar Terdakwa penyalahguna narkotikadapat diketahui berdasarkan fakta yang terungkap di persidanganHal. 8 dari 11 hal. Put. No. 39 K/PID.SUS/2018Terdakwa shabu yang dimiliki Terdakwa berdasarkan fakta sidangjumlahnya sedikit yaitu sebanyak bruto 0,023 (nol koma nol dua tiga)gram.
132 — 28 — Berkekuatan Hukum Tetap
dapat menggunakansabu tanpa terlebin dahulu membeli Kemudian memiliki, menyimpan,menguasai;Bahwa untuk menunjukkan benar Terdakwa penyalahguna yaituTerdakwa tidak pernah terkait dalam kegiatan peradaran gelap narkotika,hal ini dapat dibuktikan hasil pemeriksaan persidangan tidak terungkapfakta Terdakwa pernah menjual, mengedarkan secara gelap narkotika.Terdakwa tidak pernah menjadi jaringan/sindikat peredaran gelapnarkotika:Bahwa dalam putusan Judex Facti hanya mempertimbangkan secarakasat mata actus
Bahwa penuntutan dan penjatuhan pidana Terdakwahanya dengan dasar actus reus semata sama sekali tidak dibenarkandalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk membuktikan benar Terdakwa penyalahguna narkotikadapat diketahui berdasarkan fakta yang terungkap di persidanganTerdakwa membeli, memimiliki narkotika jenis sabu sebanyak 0,001 gramadalah sisa sabu yang sudah dipakai.
63 — 23 — Berkekuatan Hukum Tetap
Sebab hanyamempertimbangkan perbuatan yang tekstual, secara kasat mata sajayaitu. actus reus/perbuatan materiil Terdakwa yaitu membeli danmemiliki, menguasai shabu, tanpa mempertimbangkan mens reaTerdakwa. Padahal berdasarkan fakta sidang mens rea Terdakwamemperoleh, memiliki shabu tersebut untuk tujuan digunakan;Bahwa cara pandang Penuntut Umum tentu bertentangan dengan prinsiphukum pidana atau teori pertanggungjawab pidana yang wajib diterapkandalam setiap pemeriksaan perkara di Pengadilan.
Bahwa penuntutan Penuntut Umum ataspenjatuhan pidana Terdakwa hanya atas dasar actus reus semata, samasekali tidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk menunjukkan Terdakwa penyalahguna dapat dibuktikandari hasil pemeriksaan persidangan terungkap fakta antara lain:Bahwa Narkotika yang ditemukan Polisi adalah sisa narkotika karenasebelum Terdakwa ditangkap telah mempergunakan Narkotika;Bahwa untuk membuktikan benar Terdakwa menggunakan Narkotikadapat diketahui dan diyakini
89 — 48
Chairul Huda,SH.MH Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan MenujuKepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan , Prenada media).Menimbang bahwa untuk dapat dijatunkan pidana kepada seseorangharuslah dipenuhi adanya actus reus atau perbuatan pidana dan mens rea ataukesalahan baik berupa kesengajaan atau kealpaan.
Dalam hukum pidanadikenal adanya asas Actus Reus yang lengkapnya berbunyi Actus non facitreum, nisi mens rea yang maksudnya adalah bahwa suatu perbuatan tidak51dapat membuat orang bersalah kecuali bila dilakukan dengan niat jahat. Actusreus ini harus dilengkapi dengan mens rea, dan harus dibuktikan bahwaterdakwa melakukan actus reus disertai dengan mens rea, yaitu niat jahat ataukesengajaan untuk terjadinya perkara yang dituduhkan kepadanya.
Dua segiyang menjadi masalah penting dalam actus reus dan mens rea adalah :1. Adanya perbuatan lahiriah sebagai penjelmaan dari kehendak2. Kondisi jiwa, itikad jahat yang melandasi perbuatan tadi.( Prof. Drs.
CST Kansil,SH dan Christine S.T Kansil,SH.MH Pokok Pokok HukumPidana, Hukum Pidana untuk Tiap Orang, him. 50 ).Menimbang bahwa dengan demikian terlinat bahwa kesalahan dianggaptelah ada apabila pelaku mempunyai unsur mental atau sikap batin yangmenghendaki terjadinya perbuatan terlarang itu dan mengetahui bahwaperbuatan itu adalah terlarang ( willens en wetens ).Menimbang bahwa dalam perkara ini actus reus atau perbuatan pidanatelah ada dengan terpenuhinya unsur unsur delik sebagaimana pertimbanganmajelis
22 — 12 — Berkekuatan Hukum Tetap
Terdakwa tidak pernah menjadi jaringan atau sindikatperedaran gelap Narkotika;Bahwa dalam putusan Judex Facti hanya mempertimbangkan secarakasat mata actus reus atau perbuatan materil Terdakwa yaitu membelidan memiliki shabu, tanoa mempertimbangkan mens rea Terdakwa. Halini tentu bertentangan dengan prinsip hukum pidana atau teoripertanggungjawaban pidana yang wajib diterapbkan dalam setiapmemeriksa dan menuntut perkara di pengadilan.
Nomor 2389 K/Pid.Sus/2018penjatuhan pidana Terdakwa hanya dengan dasar actus reus sematasama sekali tidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan diIndonesia;Bahwa selain hal tersebut, sepanjang pemeriksaan sidang tidak terungkapkalau Terdakwa pernah membeli, memiliki, menguasai, menyimpanNarkotika dalam jumlah banyak melebihi batas maksimum kepemilikandan pemakaian bagi penyalahguna Narkotika.
28 — 19 — Berkekuatan Hukum Tetap
Sebab hanyamempertimbangkan perbuatan yang tekstual, secara kasat mata sajayaitu actus reus/perbuatan materiil Terdakwa yaitu membeli dan memiliki,menguasai shabu, tanpa mempertimbangkan mens rea Terdakwa.Padahal berdasarkan fakta sidang mens rea Terdakwa memperoleh,memiliki shabu tersebut untuk tujuan digunakan;Bahwa cara pandang Penuntut Umum tentu bertentangan dengan prinsiphukum pidana atau teori pertanggungjawab pidana yang wajib diterapkandalam setiap pemeriksaan perkara dipengadilan.
Bahwa penuntutan Penuntut Umum ataspenjatuhan pidana Terdakwa hanya atas dasar actus reus semata, samasekali tidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk menunjukkan Terdakwa penyalahguna dapat dibuktikandari hasil pemeriksaan persidangan terungkap fakta antara lain: Bahwa Narkotika ditemukan Polisi adalah sisa Narkotika karenasebelum Terdakwa ditangkap telah menggunakan Narkotika; Bahwa untuk membuktikan benar Terdakwa menggunakanNarkotika dapat diketahui dan diyakini
28 — 20 — Berkekuatan Hukum Tetap
mens reaTerdakwa membeli dan memiliki shabu untuk digunakan secara melawanhukum/melawan hak dan bukan untuk tujuan lainnya;Bahwa apabila Terdakwa ditemukan sedang membeli, memperolehatau memiliki, menyimpan atau menguasai Narkotika akan tetapi mensreanya untuk menggunakan Narkotika maka tidak dapat dipersalahkanmelanggar Pasal 114 Ayat (1) atau Pasal 112 Ayat (1);Bahwa alasan memori kasasi Penuntut Umum tidak tepat dan objektifsebab hanya mempertimbangkan perbuatan yang secara kasat mata sajayaitu actus
Bahwa penuntutan danpenjatuhan pidana Terdakwa hanya dengan dasar actus reus semata samasekali tidak dibenarkan dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk menunjukkan Terdakwa penyalahguna, hal ini dapatdibuktikan dari hasil pemeriksaan persidangan terungkap fakta antara lain:Bahwa awalnya Terdakwa membeli shabu sebanyak 1 jie / 1 gramsecara patungan dengan Saudara Sony dan Saudara Madan, pembeliansecara patungan tersebut menunjukkan ketiganya bermaksud menggunakanNarkotika. bahwa
50 — 2
Unsur actus reus (physical element), yaitu perbuatan lahiriah atau esensi darikejahatan itu sendiri atau perbuatan yang dilakukan ;2.
sikap kalbu daripelaku saat melakukan perbuatan ;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan sebagaimanayang telah diuraikan di atas, mens rea (mental element) dari terdakwa, yaitu niatterdakwa agar bagaimana caranya terdakwa memperoleh sejumlah uang dariterdakwa, kemudian sikap batin tersebut diwujudkan oleh terdakwa dengan caramemenuhi perintah terdakwa dengan menyerahkan seperangkat computer hasilcurian saksi Yoga Pranata kepada saksi Budiyon Cahyo, sehingga tindakannyata tersebut menjadi actus
129 — 30 — Berkekuatan Hukum Tetap
Sedangkan tujuan Terdakwamembeli, memiliki, menguasai, menyimpan Narkotika jenis sabusabusebagaimana terungkap di persidangan adalah untuk maksud dan tujuandigunakan secara melawan hukum;Bahwa Penuntut Umum jangan hanya mempertimbangkan actus reus/perbuatan fisik, materil Terdakwa, tetapi wajib pula mempertimbangkanmens rea/kesalahan Terdakwa.
Bahwa penuntutan dan penjatuhan pidana Terdakwa hanyadengan dasar actus reus semata sama sekali tidak dibenarkan dalam sistemhukum dan peradilan di Indonesia;Bahwa untuk menunjukkan benar Terdakwa penyalah guna yaituTerdakwa tidak pernah terkait dengan kegiatan peredaran gelap Narkotika,atau menjadi anggota jaringan atau sindikat peredaran gelap Narkotika.Terdakwa tidak ada niat untuk menjual sebagian sabusabu dengan berat0,073 (nol Koma nol tujuh puluh tiga) gram miliknya;Selain hal tersebut, sepanjang