Ditemukan 13261 data
70 — 33
(Abdul Wahhab Khallaf, Kitab IImu Ushul alFigh, 1977,halaman 208), dan hal ini sejalan pula dengan satu kaidah figih dalam Kitab AlAsybah Wa alNadzair halaman 128 yang dalam hal ini juga diambilalin olehMajelis Hakim sebagai pertimbangan hukum yaitu Tindakan Pemerintah/Hakimterhadap rakyatnya/pencari keadilan harus dikaitkan dengan kemashlahatan.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukumdiatas, Majelis Hakim menilai bahwa syaratsyarat untuk melakukan pernikahantelah terpenuhi, dan
12 — 5
C99 O79 )9 AMUO dutoF ind clsuJl yl ylgloaabirg ylodleJlArtinya : rukun nikah itu ada lima yaitu sighat (jab Kabul), calon isteri, calonsuami, wali, dan dua orang saksiDan dalam Kitab Bughyah alMustarsyidin:2 A oye 70 sas 77 IN 7 711 ==eeoeYADC OaiE 4aC EfaE Udi aYb CalUaei EEEECaOeeliE eCaANEArtinya: Maka jika telah ada saksisaksi yang menyaksikan atas perempuan ituyang sesual dengan gugatannya, maka tetaplah pernikahan dankewarisannya itu.Dan dalam kitab Ushul alFigh yang dikarang oleh Abdul Wahhab
17 — 4
Hal ini telan sejalan dengan pendapat pakar hukumIslam Syekh Abdul Wahhab Khalaf dalam kitab Ushulul Figh halaman 910, yangkemudian diambil alin sebagai pertimbangan Majelis Hakim, sebagai berikut:i> gl ass pl plole aire JL rags UMS arg j Ald 9 YoLgi Lgisl (aleArtinya: Barang siapa yang mengetahui bahwa sesorang perempuan itusebagai ister!
31 — 8
(Abdul Wahhab Khollaf, Ilmu Ushul AlFigh, 1977, halaman208);3 afl, polit ale sll kro aro!
66 — 27
gloJika seorang wanita mengaku telah dinikahi sah oleh seorangpria, maka dapatiah diterima pengakuannya itu, balk yangberhubungan dengan penuntutan mahar, nafkah, warisan atau yangtidak berhubungan dengan itu.3: Pendapat Abdul Wahhab Khalaf dalam kitab UshulalFighi, yang berbunyi:Hal. 11 dari 14 hal Penetapan Nomor 374/Pat.P/2019/PA. BicnLgilgis!
14 — 7
Hal ini telah sejalan dengan pendapat pakar hukumIslam Syekh Abdul Wahhab Khalaf dalam kitab Ushulul Figh halaman 910, yangkemudian diambil alin sebagai pertimbangan Majelis Hakim, sebagai berikut:Jo Ql air ol plole aire JL rg UMS Ary; Aid 946 Yolg Leal leArtinya: Barang siapa yang mengetahui bahwa sesorang perempuan itusebagai isteri seorang lakilaki, maka dinyatakan tetap sebagai suamiister!
12 — 2
(Abdul Wahhab Khollaf, Ilmu Ushul alFigh, 1977,halaman 208).Bahwa dalam perkara perceraian tidak perlu dilihat siapa pemicu awalpenyebab perceraian atau salahsatu pihak telah meninggalkan pihak lain,tetapi yang perlu diperhatikan adalah apakah perkawinan itu masih dapatdipertahankan lagi atau tidak. (Putusan Mahkamah Agung RI, nomor 534K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996).
39 — 14
No. 71/Pdt.P/2021/PA.Ppsperkawinan adalah sah apabila dilaksanakan menurut hukum masingmasingagamanya dalam hal ini berlaku bagi Para Pemohon hukum Islam;Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan keterangandalam kitab Ushul Figh, Abdul Wahhab Khallaf, halaman 93 yang diambilsebagai pendapat Majelis Hakim yang berbunyi sebagai berikut:es ol plolo arg jib rg YS arg5 a9 1956 Yoleslgisl le UJ aJArtinya: Barang siapa mengetahui bahwa seorang wanita itu sebagai ister!
14 — 4
Hal ini telah sejalandengan pendapat pakar Hukum Islam, Syeh Abdul Wahhab Khallaf dalamKitab Ushulul Fgh halaman 93, yang kemudian diambil alin sebagaipenadapat Majelis Hakim, sebagai berikut :leit ti!
11 — 1
(Abdul Wahhab Khallaf, IImu Ushul alFigh, 1977, halaman 208).3. aalb wolJl ale glb yoo avg Ul duty pre riuil (Apabila ketidaksukaan isteri terhadap suaminya itu sudah sedemikianrupa, maka Hakim dapat menjatuhkan talak terhadap isterinya dengan talaksatu bain shughro) Ghayah alMaram halaman 162.4.
9 — 1
(Abdul Wahhab Khollaf, Ilmu Ushul AlFigh, 1977,halaman 208);Menimbang, bahwa sesuai dengan kenyataan bahwa Penggugat sudahsangat membenci Tergugat, hal ini terbukti dengan diajukannya perkara ini kePengadilan Agama Rantauprapat dan Penggugat juga membuktikan dengantidak mau lagi membina rumah tangga dengan Tergugat meskipun Majelishakim telah berusaha semaksimal mungkin mendamaikan Penggugat denganTergugat.
9 — 4
Daruquthni)Dan dalam kitab Ushul alFigh yang dikarang oleh Abdul Wahhab Khallaf halaman53:aa UNY YaCaE OaelE YaCa Oal ECAOeeliE acicaaa iba 4a laia Uai AAEACAACArtinya: Barang siapa mengetahui bahwa seorang wanita itu sebagai Istri seoranglakilaki, maka dihukumkan masih tetap adanya hubungan suami istriselama tidak ada bukti tentang putusnya perkawinan.Hal. 8 dari 12 Penetapan No. 151/Pdt.P/2019/PA.SgmSerta dalam Kitab alMuhazzab yaitu:zeCa &Ca CaalUi aRCIC YbI PCa CAOCYUIrzNiaa Cada: 4 iOaU IEi
5 — 4
Daruquthni)Dan dalam Kitab Bughyah alMustarsyidin:Vly dro Nl is socrtl 599 ls ain Ig) erg I58Artinya: Maka jika telah ada saksisaksi yang menyaksikan atas perempuan ituyang sesuai dengan gugatannya, maka tetaplah pernikahan dankewarisannya itu.Dan dalam kitab Ushul alFigh yang dikarang oleh Abdul Wahhab Khallaf halaman53:Lgilgii!
8 — 4
(Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul alFigh, 1977,halaman 388);Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukumtersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan sesuai dengan Pasal 70Ayat (1) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agamasebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UndangUndang Nomor 3Tahun 2006 dan terakhir dengan UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009bahwa kedua belah pihak tidak mungkin lagi didamaikan karena kondisi rumahtangga Penggugat dan Tergugat telah pecah dan
9 — 6
(Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul alFigh, 1977,halaman 388);Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertinbangan hukumtersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan sesuai dengan Pasal 70Ayat (1) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agamasebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UndangUndang Nomor 3Tahun 2006 dan terakhir dengan UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009bahwa kedua belah pihak tidak mungkin lagi didamaikan karena kondisi rumahtangga Penggugat dan Tergugat telah pecah dan
9 — 3
(Abdul Wahhab Khallaf, IImu Ushul alFigh, 1977, halaman 208);Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukumtersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan sesuai dengan Pasal 70Ayat (1) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan AgamaHal 10 dari 13 hal, Putusan.
9 — 4
(Abdul Wahhab Khallaf, IImu Ushul alFigh, 1977, halaman 208);Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukumtersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan sesuai dengan Pasal 70 Ayat(1) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimanatelah diubah dan ditambah dengan UndangUndang Nomor 3 Tahun 2006 danterakhir dengan UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009 bahwa kedua belah pihaktidak mungkin lagi didamaikan karena kondisi rumah tangga Pemohon danTermohon telah pecah dan
9 — 1
(Abdul Wahhab Khallaf, Kitab Ilmu Ushul alFigh,1977, halaman 208)Bahwa sejalan pula dengan kaidah figih dalam Kitab AlAsybah Wa alNadzairhalaman 128 yang diambilalin sebagai pertimbangan hukum sebagai berikut:aalioodb logic arc JI le 9, ailArtinya : Tindakan Pemerintah/Hakim terhadap rakyatnya/pencarikeadilan harus dikaitkan dengan kemashlahatan";Menimbang, bahwa maksud Undangundang menetapkan batas usiaminimal 19 tahun bagi calon mempelai wanita erat kaitannya dengan adanyakesiapan fisik dan mental
8 — 4
(Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul alFigh, 1977,Hal 10 dari 13 hal, Putusan.
15 — 5
didahulukan daripada mempertahankankemaslahatan.Menimbang, bahwa secara sosiokultural Pemohon dan Pemohon II telahhidup bersama dalam kurun waktu yang cukup lama, bahkan sampai melahirkanketurunan, sementara itu masyarakat sekitar telah mengakui bahwa Pemohon dan Pemohon II adalah suami istri, karena perkawinan dilaksanakan secara Islamtanpa melanggar syarat dan rukun perkawinan, serta tidak ada orang lain yangmerasa keberatan (istidzhar); hal ini telah sejalan dengan pendapat pakar HukumIslam Syeh Abdul Wahhab