tujuh belas)kotak, 33 (tiga puluh tiga) kotak mercon atau petasan jenis korekapi merk Titan Blitz, 10 (sepuluh) kotak mercon atau petasan merkCyrko Blitz, dan 3 (tiga) kotak mercon atau petasan jenis korek apimerk Fond, sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan BarangBukti Petasan pada tanggal 18 Juli 2014 didapat hasil sebagaiberikut :e Semua petasan/mercon tersebut diatas terbuat dari potasiumclorat, gula, sulfur, serobuk arang dan serbuk alumunium;e Petasan/mercon tersebut memiliki daya ledak low explosive

panjang 56,50 cm U95 + 0,057 mm, lebar7,50 cm U95 + 0,057 mm.hasil pemeriksaan barang bukti tersebut disimpulkan sebagaiBarang Bukti nomor 010/2018/BHF dan 011/2018/BHFdidapatkan adanya kandungan Kalium Klorat (KCIO3), Sulfur (S)dam Aluminium (Al);Barang Bukti nomor 012/2018/BHF : adalah potongan besi betonneser;Barang Bukti nomor 013/2018/BHF : didapatkan adanyaOksidatur.Dengan catatan :Senyawa campuran Kalium Klorat (KCIO3), Sulfur (S) dan SerbukAluminum (Al) adalah termasuk bahan peledak jenis Low Explosive

Bukti 115/1018/BHF : 1 (satu) bungkus plastik serbuk warnaputin merk Gulas seberat + 500 gram, U95 + 0,041 gram;Bahwa hasil pemeriksaan barang bukti tersebut disimpulkan sebagaiberikut :1.Barang bukti nomor 109/2018/BHF : adalah peledak (petasan) jenisLow Explosive dengan kandungan : KCIO3 + S+Al+C;. Barang bukti nomor 110 dan 111/2018/BHF : adalah bahan kimiaberbahaya (asam kuat HCI dan H202) yang dapat berfungsi sebagaiprecursor dalam proses pembuatan peledak High Explosive;.

Pada bagian tengah dan pada karpet yang dilakukan sapuan(swab) di mobil Daihatsu Espass warna hitam dengan NomorPolisi W1471BL adalah positif terdeteksi residu Potasium Klorat(KCIO3), Sulfur (S) dan Karbon (C) yang merupakan bahanpeledak Black Powder.Bahan peledak Black Powder adalah bahan peledak berkekuatan rendah(low explosive).Bahwa bahanbahan yang dibeli, disimpan dan digunakan membuatbahan peledak tersebut tanpa dilengkapi dengan izin dari pihak yangberwenang adalah merupakan perbuatan melawan

Setelah dilakukan ujocona AMMONIUM NITRATE tersebut dicampur denganfuel oil menjadi ANFO (AMMONIUM NITRATE FUELOIL) hasilnya dapat meledak dengan daya ledak tinggi(High Explosive).Bahwa AMMONIUM NITRATE dapat digolongkansebagai bahan peledak apabila dicampur dengan Fuel Oil(Menjadi ANFO).Bahwa kemimpulan dari pemeriksaan dan pengujianbahwa AMMONIUM NITRATE tersebut dapat digunakansebagai pupuk (apabila pemakaian terlalu banyak dapatmerusak tanaman karena kadar nitrate nya tinggi dan tidakmengandung

Setelah dilakukan ujocona AMMONIUM NITRATE tersebut dicampur denganfuel oil menjadi ANFO (AMMONIUM NITRATE FUELOIL) hasilnya dapat meledak dengan daya ledak tinggi(High Explosive).e Bahwa AMMONIUM NITRATE dapat digolongkansebagai bahan peledak apabila dicampur dengan Fuel Oil(Menjadi ANFO).e Bahwa kemimpulan dari pemeriksaan dan pengujianbahwa AMMONIUM NITRATE tersebut dapat digunakansebagai pupuk (apabila pemakaian terlalu banyak dapatmerusak tanaman karena kadar nitrate nya tinggi dan tidakmengandung

134.235 Sparepart Kegialan Penambangan17 PT Intraco Penta 030,000.10.00022421 20/10/2010 66.412Sparepart Kegiatan Penambangan18 PT Intraco Penta 030.000,10,00022422 20/10/2010 380.582Sparepart Kegiatan Penambangan18 PT Makassar Traktor Aditama 030.000.10.00000433 24/09/2010 5.840.000 Sparepart tractor Kegiatan Penambangan20 =PT Makassar Traktor Aditama030.000.10.00000463 12/10/2010 3.040.000 Sparepart tractor Kegiatan Penambangan21 PT Multi Nitrotama Kimia 030.000.10,00000711 10/07/2010 96.722.753 Explosive

Laboratory Criminology Training Explosive Glasgow tahun 2000 diInggris. Post Blast Investigation Course tahun 2001 di Lousiana State AmerikaSerikat.

ditembakkan dengan senjata api kesasaran tertentu denganmaksud merusak atau membinasakan;Bahwa bahan peledak memiliki pengertian sebagai berikut:Bahan peledak adalah bahan kimia tunggal atau campuran yang sangatmudah bereaksi akibat adanya pengaruh panas, gesekan, benturan, getarandan bantingan, dengan cepat dapat berubah menjadi bahan kimia yang tidakstabil dan menimbulkan tekanan, bunyi dan panas yang tinggi.bahwa terdapat 2 (dua) Type bahan peledak berdasarkan Kecepatanrambatannya, yaitu :a) Low Explosive

(deflagrasi) : Bahan peledak dengan kecepatan rambatandibawah kecepatan suara (Sub sonic) sekitar 1600 m/detik.b) High Explosive : Bahan peledak dengan kecepatan rambatan diataskecepatan suara (sub sonic) contoh : Bahan peledak TNT, kecepatanrambatannya diatas1600 m/detik.Berdasarkan lapangan pemakaiannya Bahan Peledak dapat diklasifikasikanmenjadi:a) Bahan Peledak komersial : biasanya digunakan bahan dasar KimiaAmonium Nitrat (Base) contoh : ANFO, Power Gel, Emulsion Explosive,Dinamit.b) Bahan

,Amd.AK dan Buyung Gde F, ST dengan hasilkesimpulan pada pokoknya menunjukkan bahwa dariserpihan yang diambil dari pusat terjadinya ledakanmengandung bahan peledak Low Explosive (daya ledakrendah) ;e Bahwa terdakwa bersama dengan temantemannya tersebutmembuat, menguasai, membawa, mempunyai persediaanpadanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan,mengangkut, mempergunakan sesuatu bahan peledak tidakada ijin dari pihak berwajib.Dengan demikian unsur ini telah terbukti dan terpenuhi menurut hukum

pokoknyasebagai berikut :Bahwa BAP Polisi terhadap Ahli dalam berkas perkara adalah benar dan diberikan tanpa ada paksaan dari pihak manapun ;Bahwa Bahan peledak adalah bahan kimia tunggal atau campuran yangsangat mudah bereaksi akibat adanya pengaruh panas, gesekan, benturan,getaran dan bantingan, dengan cepat dapat berubah menjadi bahan kimiayang tidak stabil dan menimbulkan tekanan, bunyi dan panas yang tinggi.Terdapat 2 (dua) Type bahan peledak berdasarkan Kecepatanrambatannya, yaitu:a) Low Explosive

(deflagrasi) : Bahan peledak dengan kecepatanrambatan dibawah kecepatan suara (Sub sonic) sekitar 300 m/detik.b) High Explosive : Bahan peledak dengan kecepatan rambatan diataskecepatan suara (Sub sonic) contoh : Bahan peledak TNT, kecepatanrambatannya 6900 m/detik ;Bahwa Bom adalah suatu rangkaian bahan peledak yang dikemas dalamsebuah kontainer dan dilengkapi dengan sistem pemicu serta aksesorislainnya. ( detonator, baterai, switching, dll).

tempat Kejadian Perkara (TKP) berkaitandengan ledakan Bom yang terjadi di 3 lokasi Gereja di Surabaya sertaPolrestabers Surabaya; Bahwa barang bukti tersebut antara lain ada Cangkir, penutup cangkir,sumbu, casing Bom dan ada juga serpihanserpihan dari Bom yang sudahmeledak; Bahwa Bom Cangkir dan Casing tersebut termasuk Bom Rakitan; Bahwa sumbu bakar d cangkir tersebut Sudah termasuk bahan peledak,untuk pemicu bahan peledak utama; Bahwa dari serpihanserpihan Bom di 4 TKP tersebut Bomnya termasukHigh Explosive

Barang Bukti Nomor 200/2018/BHF dan 201/2018/BHF tidak terdapatresidu handak ;Catatan : Senyawa Campuran Kalium Klorat (KCLO3), Sulfur (S),Serbuk Aluminium (AL) dan Karbon (C) adalah termasukbahan peledak jenis low explosive; Bahwa Bom tersebut bisa mematikan;Hal. 47 dari 83 hal.Perkara No. 2030/Pid.Sus/2018/PN. Jkt.

terdakwa berupa pupuk urea, detonator atausumbu peledak, dan saat itu ahli melihat pupuk urea tersebut beradadalam botol kaca (botol bekas minuman kratingdeng);Bahwa, menurut pengetahuan ahli apa yang ditemukan oleh ahliadalah termasuk bahan peledak yang siap diledakan, dikarenakandidalamnya sudah terdapat komponen yang telah di rakit berupasumber daya, pencetus, bahan peledak, dan saklar;Bahwa, barang yang di temukan oleh ahli termasuk dalam kategoribahan peledak dengan daya ledak rendah atau /ow explosive

sebagaiberikut: Bahwa Keahlian / sertifikat yang Ahli miliki adalah :e Direktur Ba Jihandak di Pusdik Watu Kosek tahun 2006;e Pelatihan Post Blast Investigation (PBI) pasca ledakan di KorpsBrimob Sat Gegana Kelaa Dua tahun 2014;e Pelatihan KBRN (Kimia Biologi Radio Aktit dan Nuklir) di cilbubuJaktim; Bahwa Jabatan Ahli di Kepolisian adalah Bintara; Bahwa Perbedaan antara bom dan bahan peledak ialah yang dapatdikategorikan bom ialah bahan yang memiliki 4 (empat) unsur atau biasadisebut PIES (Power Initiator Explosive

,Amd.AK dan Buyung Gde F, ST dengan hasilkesimpulan pada pokoknya menunjukkan bahwa dariserpihan yang diambil dari pusat terjadinya ledakanmengandung bahan peledak Low Explosive (daya ledakrendah) ;e Bahwa terdakwa bersama dengan temantemannya tersebutmembuat, menguasai, membawa, mempunyai persediaanpadanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan,mengangkut, mempergunakan sesuatu bahan peledak tidakada ijin dari pihak berwajib.Dengan demikian unsur ini telah terbukti dan terpenuhi menurut hukum

jawab Ahli adalahmelaksanakan tugas untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaanbarang bukti secara Laboratoris Kriminalistik serta melaksanakankegiatan lain yang ada di Laboratorium Forensik Cabang Denpasar; Bahwa pelatihan pelatihan lain yang Ahli miliki selain pendidikanformal yang ada kaitannya atau yang mendukung dalam pelaksanaantugas serta pekerjaan Ahli adalah pelatinan fungsi laboratoriumforensik bidang bahan peledak tahun 2009 JCLEC bertempat diSemarang; Bahwa Ahli menerangkan bahan peledak (explosive

cepat karenakondisi ikan hasil pengeboman tersebut dipastikan cepat busuk.Bahwa Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah tidak mempertimbangkan ahliyang diajukan oleh Penuntut Umum untuk pertimbangkan dalammemutus perkara tersebut di mana bahwa penggunaan bom ikan dalammelakukan penangkapan ikan sangat merugikan ekosistem dan dapatjuga berbahaya bagi penggunanya sesuai dengan pendapat Ahli KadekSumawan bahwa daya ledak dari bom ikan yang dipergunakan oleh ParaTerdakwa adalah termasuk dalam katagori high explosive

menyimpan dan menjual bubuk petasan tersebut; Bahwa terdakwa membenarkan barang bukti yangdiperlihatkan dipersidangan adalah barang bukti yang diamankan padasaat penangkapan terdakwa;Menimbang, bahwa dipersidangan telah dibacakan Berita AcaraPemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor : 6168/BHF/2019 tanggal 27 Juni2019, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan barang bukti ditarik Kesimpulan :didapatkan adanya kandungan Kalium Klorat (KCIO)3, Sulfur (S) dan Aluminium (Al),merupakan bahan peledak jenis low explosive

bukti berupa : 1 (satu) buah besi bulat yang diduga adalahpengaman alat peledak berbentuk geranat, 1 (satu) buah besimelengkung yang diduga adalah pengaman alat peledak berbentukgeranat, serpihan logam keras (dalam bentuk kecil dan jumlah banyak)yang diduga berasal ledakan alat peledak berupa geranat adalah bagianpengaman edan serpihan dari isi ledakan dari geranat tangan model K75buatan Korea.Bahwa granat model K75 adalah jenis bahan peledak berbentuk geranattangan dengan daya ledak tinggi (high explosive

., danIptu Nurhidayat, selaku Tim Pemeriksa dari Puslabfor Laboratorium ForensikCabang Surabaya, yang pada pokoknya menerangkan bahwa barang bukti atasnama Tersangka Sopian bin Rabbil DKK mengandung bahan peledak lowexplosive dan high explosive;soncennenne Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini,maka segala sesuatu yang terjadi dipersidangan sebagaimana termuat dalamhalaman 35 dari 41 halaman Putusan Nomor 117/Pid.Sus/2015/PN.BonBerita Acara Sidang dianggap telah termasuk dan

Forensik Labfor Cabang Denpasar; Bahwa Ahli menjabat sebagai Kasubbid Baimetfor Labforcab Denpasarsejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2016, dimana tugasnya adalahmelakukan pemeriksaan TKP dan Pemeriksaan barang bukti;Halaman 12 dari 33 Putusan Nomor 19/Pid.Sus/2020/PN MmeBahwa Ahli menerangkan bersama team melakukan pemeriksaan sertapenelitian terhadap barang barang atau bendabenda yang dimintakanuntuk dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik;Bahwa benar Ahli menerangkan Bahan peledak (explosive

bukti berupa: 1 (satu) buah besi bulat yang diduga adalahpengaman alat peledak berbentuk geranat, 1 (satu) buah besimelengkung yang diduga adalah pengaman alat peledak berbentukgeranat, serpihan logam keras (dalam bentuk kecil dan jumlah banyak)yang diduga berasal ledakan alat peledak berupa geranat adalah bagianpengaman edan serpihan dari isi ledakan dari geranat tangan model K75buatan Korea.Bahwa granat model K75 adalah jenis bahan peledak berbentuk geranattangan dengan daya ledak tinggi (high explosive

Bukti : BB01390/2013/BHF,BB01392/2013/BHF dan BB01394/2013/BHF adalah campuran senyawakimia yang mengandung Kalium Klorat (KclO3), Belerang/Sulfur (S), danKarbon (C) termasuk dalam kategori bahan peledak jenis low explosive (dayaledak rendah)3. Barang bukti selonsong dengan No. Bukti : BB01391/2013/BHF,BB01396/2013/BHF dan BB01397/2013/BHF adalah terbuat dari pipaparalon PVC berdiameter 5 cm sebagai kontainer/wadah bahan peledak4. Barang bukti pakupaku dengan No.

ditemukan sangat berbahayakarena menurut pengalaman bahan peledak yang ditemukan sama persisdengan bom yang meledak di Cirebon dimana korbannya hingga saat inimasih ada yang sakit bahkan ada yang kehilangan salah satu matanyaakibat dari ledakan bom tersebut ;Bahwa barang buktinya masih ada di Semarang karena kalau dibawaberbahaya karena bisa meledak ;Bahwa efek dari bom tersebut bisa memberikan luka sehinggameninggal dunia ;Bahwa bom tersebut bukan bom standar TNI melainkan bom racikanyang termasuk Low Explosive

Papua yang bertugas untuk mengkoordiniranggota Subden Jibom dalam menangani ancaman maupun temuanpasca ledakan bom; Bahwa Ahli dihadapkan di persidangan untuk memberikan keteranganmengenai terkait dengan dugaan tindak pidana perikanan yang dilakukanoleh Terdakwa dengan menggunakan bom; Bahwa definisi Bom menurut Perkap Nomor 11 Tahun 2010 tentangPenanganan Penjinakan Bom adalah suatu benda yang terangkai dari 4(empat) komponen utama yaitu. sumber daya (power), pencetus(initiator), bahan peledak (explosive