diubahdengan memposisikan pengguna narkotika sebagai penyalahguna sekaliguskorban penyalahgunaan narkotika yang membutuhkan penanganan baiksecara medis maupun sosial.Jika merujuk Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No.04 Tahun 2010tentang Penempatan Penyalahgunaan, Korban Penyalahgunaan danPecandu Narkotika Ke Dalam Lembaga Rehabilitasi Medis dan RehabilitasiSosial, maka dapat ditarik benang merahnya adalah sebagai berikut:Terdakwa/Pemohon Banding sebagai Penggunaan narkotika jenis sabu yangbersifat adiksi

dikurangi atau dihentikan samasekaliakan menimbulkan gangguan fisik dan psikis yang khas;bahwa setiap pecandu narkotika bisa menghentikan kebiasaannya asalkan ada niat dankesadaran yang kuat, menghindarkan diri dari komunitas pemakai dan ada dukungan darikeluarga dan masyarakat;bahwa yang dimaksud penyalah guna narkotika adalah orang yang tanpa hak dan melawanhukum menggunakan narkotika;Menimbang, bahwa terdakwa telah pula mengajukan bukti surat berupa Surat Keterangan No.10/XI/KBR/2013 dari Klinik Adiksi

Dalam kondisiyang cukup wajar/sesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteransecara teruSmenerus yang mengakibatkan ketergantungan, depedensi,adiksi atau kecanduan.Hal 11 dari 16 hal Putusan Nomor : 721/Pid.

NYOMAN HANATI, SpKJ (K) Ketua Tim Adiksi SMFPsikiatri FK IJNUD/RSUP Sanglah Denpasar yang menerangkan bahwa yangbersangkutan adalah seorang pengguna Napza jenis Amphetamin (Shabu) ; Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak berwenang untuk menggunakanNarkotika Golongan I bukan tanaman jenis Shabu, dimana Narkotika Golongan Ihanya dapat dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, dan dilarangdigunakan untuk kepentingan yang lainnya ; Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

memiliki ijin edarsebelum diedarkan dipasaran;Bahwa ahli pernah melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yangdiajukan oleh Penyidik Polres Dompu, dan obat tersebut apabila dignakanmenurut dosis yang tidak tepat obat tidak akan memberikan efek kesehatanyang merugikan namun obat tersebut dapat mengakibatkan kematian, sertaobat yang tidak terdaftar tersebut (obat tanpa ijin edar) mengandung bahanyang berbahaya bagi kesehatan sehingga dapat menimbulkan gangguankesehatan seperti mual, halusinasi, adiksi

NYOMAN HANATI:Saksi mengaku sebelumnya tidak kenal denganTerdakwa, tidak ada hubungan keluarga sedarahmaupun semenda, tidak pula ada hubungan kerjademikian pula sebaliknya;Bahwa ahli adalah dokter psikiater pada RSUPSanglah Denpasar dan ditugaskan pada KlinikPTRM (Program Terapi Rumatan Metadon) Sandatdan klinik Napza RSUP Sanglah dan sekaligussebagai Ketua Tim Adiksi SMF Psikiatri RSUPSanglah Denpasar;Bahwa saksi mengenal terdakwa karena saksipernah memeriksa yang bersangkutan pada tanggal23 Nopember

tersebut terdapat kandunganzat berupa metamfetamina yang merupakan turunan dariamfetamin, narkotika jenis sabusabu tersebut dapatmempengaruhi fungsi tubuh baik secara fisik maupun psikologikatau mental serta dapat menyebabkan gangguan kesehatanNarkotika jenis sabusabu tidak digunakan dalam pelayanankesehatan atau dalam penanganan medis karena efek sampingdan dampak negatifnya jauh lebih berbahaya dari dampakpositifnya bagi tubuh manusia, selain itu juga karena dapatmenyebabkan ketergantungan atau adiksi

Wayan Westa, SpKJ(K) dari Tim KlinikPTRM Sandat Klinik NAPZA RSUP Sanglah Denpasar No : UK.01.24/INT.1LE1.PTRM/201/ 2014 tanggal 5 Nopember 2014 .e Bahwa dari pemeriksaan medis dan psikiatri Tim Seksi Adiksi/Assesmenttanggal 1 Nopember 2014 dengan metode : wawancara dan observasi,pemeriksaan psikometri, laboratorium, urine terdakwa menderitaketergantungan NAPZA jenis kanabis (ganja) .e Bahwa terdakwa tersebut adalah sebagai penyalahguna Napza jeniskanabis (ganja) saran yang bersangkutan perlu menjalani

Eka putri, S.Psi.Pada angka 4 Kesimpulan :Dignosa F.15.21 ditemukan adanya ganguan mental dan prilaku akibatPenggunaan Shabu, dengan pola penggunaan zat Ketergantungan.Saat iniabstinen dalam lingkungan terkontrol.Prilaku pelanggaran Hukum dipicuoleh sifat adiksi Zat, sehingga terperiksa mudah kembali menggunakanapabila ada teman dan kondisi yang mendukung untukmenggunakan.Terperiksa dapat bertanggung jawab terhadap prilakunya.Pada angka5 Saran :Dari hasil pemeriksaan menyeluruh, yang bersangkutan

SOBRI untuk menjalani rehabilitasi Medis Rawat Inap dan Konseling Adiksi selama 4 (empat) bulan di Loka Rehabilitasi Kalianda Lampung.
3. Menetapkan lamanya rehabilitasi terhadap terdakwa M. ANDRI ANWAR, SIP Bin M.

Yayasan Anargya yang beralamat di jalan Danau BuyanV/10, Dusun Taman, Kelurahan sanur, Kecamatan Denpasar Selatandan Jalan Kerta Dalem VII No.6 Denpasar; Bahwa saksi memperoleh keahlian saksi setelah mengikutipelatinanpelatihnan yang diselenggarakan oleh Badan narkotikaNasional, Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia dan RumahHalaman 21 dari 35 halaman Putusan No.54/Pid.Sus/PN DpsSakit yang menyelenggarakan perawatan medis terhadap penggunanapza khususnya di Bali; Nahwa selain ada tenaga konselor adiksi

beratnya 2,71 (dua koma tujuh satu) gram netto, dan 1 (satu)plastik klip berisi bubuk putih kokian setelah ditimbang beratnya 0,25 (nol komadua lima) gram netto; Bahwa Terdakwa menggunakan narkotka golongan berupa ganja dankokain adalah untuk mendapatkan ketenangan, meningkatkan stamina fisikterdakwa dalam bekerja dan tidak mengalami kelelahan; Bahwa benar Terdakwa pernah datang ke Bali pada bulan Mei 2014 danawal tahun 2017 dan berkunjung ke lembaga rehabilitasi Yayasan Anargyadengan Konselor Adiksi

Nyoman Hanati, Sp.KJ(K) sebagai dokter KetuaTim Adiksi SMF Psikiatri FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar menyatakan bahwa darihasil 6 pemeriksaam terhadap I WAYAN SUMBANG didapatkan hasil bahwa I WAYANSUMBANG adalah seorang pengguna Napza jenis Amphetamin (Shabu) semua keterangandan alat bukti surat tersebut telah dibenarkan oleh terdakwa dalam persidangan.Dengandemikian unsur menyalahgunakan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri telah terbuktisecara.......secara sah dan meyakinkan; Menimbang, bahwa

gerakan badan selain itu efek atau dampak daripenyalahgunaan Narkotika jenis Ganja bisa menyebabkan gangguan spermapada lakilaki dan gangguan menstruasi pada perempuan hingga dapatmenyebabkan kemandulan serta dapat menyebabkan gangguan jiwa; Bahwa Narkotika jenis Ganja tidak digunakan dalam pelayanan kesehatanatau dalam penanganan medis karena efek samping dan dampak negatifnyajauh lebih berbahaya dari dampak positifnya bagi tubuh manusia, selain itujuga karena dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi

KorbanPenyalahgunaan dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga rehabilitasi Medis danRehabilitasi Sosial);Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangantelah ternyata saat dilakukan penangkapan terhadap terdakwa dilakukan di JalanPinggir jalan Poros Kalukku bukan pada saat terdakwa sedang menggunakan ataumengkonsumsi shabushabu, serta terdakwa selama pemeriksaan di persidangan tidakpernah menunjukkan Surat keterangan dari Dokter yang menerangkan bahwa terdakwamengalami kecanduan (adiksi

Sei Asahan, yangsecara khusus menangani pesandupesandu Narkotika untuk dapatkeluar dari ketergantungan Narkoitka ;Bahwa saksi melakukan detoksifikasi didalam Rutan kepada Terdakwayang dituangkan dalam formulir Assesmen tanggal 6 Januari 2016;Bahwa terdakwa mengalami ADIKSI NARKOTIKA, terdakwa mengalamiPutus Zat dengan ciriciri: Mencari zat, bingung, linglung, lemas Meriangdan demam.Bahwa berdasarkan pemeriksaan dari Saksi, Terdakwa memerlukanRehabilitas Medis dan sosial untuk mencegah ketergantungan

NYOMANHANATI, Sp.Kj. pada pokoknya menerangkan sebagaiberikut; Bahwa saksi pernah memeriksa terdakwa di LP Kerobokan yang manasebelumnya dari pihak keluarga terdakwa datang ke klinik saksi di Sanglahuntuk mohon dilakukan pemeriksaan kepada terdakwa guna memperolehsurat keterangan jiwa ;= Bahwa saksi melakukan pemeriksaan medis dan psikiatri tim seksi adiksi/assessment terhadap terdakwa dengan melakukan metode wawancara danobservasi, pemeriksaan psikometri, laboratorium terhadap urine terdakwayang

Bahwa saksi merupakan petugas Konselor Adiksi pada Yayasan HarapanPermata Hati Kita (YAKITA) Jawa Timur, yang ditugaskan untuk melakukanwawancara/ asesment terhadap Terdakwa ;11. Bahwa Yayasan Harapan Permata hati Kita (YAKITA) adalah sebuahLembaga Rehabilitasi Sosial Ketergantungan Narkotika yang dikelola secara 10independent dan terdaftar dan ditunjuk oleh Kementerian Sosial RepublikIndonesia ;12.

pemeriksaan terhadap terdakwa hasil pemeriksaannyaadalah yang bersangkutan ketergantungan Napza jenis halusinogen (ekstasi) danmengalami gangguan mental sedang, yang artinya unfuk terus menerus mencari obatekstasi meski mengetahui resikonya, akan terjadi gejala putus obat kalau tidakmendapatkannya, ada peningkatan dosis obat (toleransi) untuk mendapatkan efek yangsama dari sebelumnya;bahwa benar pada saat saksi lakukan pemeriksaan sekaligus saksi berikan penangananmedis berupa konseling dasar tentang Adiksi

diperkuat oleh hasil Assesmen terhadap terdakwa yangdilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Kota Paloposebagaimana diuraikan dalam Berita Acara Pembahasan Kasus (CaseConference) No : B/67/XI/Ka/Rh.01/2021/BNNKPLP tertanggal 26 November2021 dengan kesimpulan yang menyatakan pada pokoknya bahwa terdakwatidak terindikasi jaringan peredaran narkoba jenis sabu dan pada terdakwaditemukan adanya gangguan mental akibat penyalahgunaan zat dosis yangmeningkat rutin tiap hari dengan tingkat adiksi

Moestopo No. 68 Surabaya danmenjalani rehabilitasi sosial di tempat Rehabilitasi Adiksi NAPZA (Narkotika,Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) pada IPWL (lInstitusi Penerima WajibLapor) Yayasan Plato Surabaya, Jalan Cipta Menangal V Nomor 16,Surabaya;3. Menetapkan bahwa masa menjalani pengobatan dan/atau perawatantersebut di atas diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman;4.